Anda di halaman 1dari 9

PENYAKIT CROHN

I. Pengertian Penyakit Crohn

Penyakit Crohn adalah jenis penyakit radang usus (IBD) yang dapat mempengaruhi
setiap bagian dari saluran pencernaan dari mulut ke anus.Tapi kondisi ini lebih sering terjadi
pada bagian akhir usus kecil (ileum) atau usus besar. Nama lain penyakit yaitu Crohn's disease,
CD, regional enteritis, dan chronic granulomatous ileocolitis. Kondisi ini bisa terasa
menyakitkan, membuat tubuh merasa lemah, dan terkadang bisa menyebabkan komplikasi yang
mengancam nyawa penderita. Penderita penyakit Crohn memiliki masa remisi yang mana tidak
timbul gejala apa pun atau hanya mengalami gejala-gejala ringan. Masa remisi ini akan diikuti
masa kambuhan dan terkadang menyulitkan penderitanya

II. Etiologi

Kondisi ini bisa terasa menyakitkan, membuat tubuh merasa lemah, dan terkadang bisa
menyebabkan komplikasi yang mengancam nyawa penderitanya. Komplikasi yang terjadi
umumnya adalah penyempitan ruang usus dan terbentuknya saluran (fistula) yang
menghubungkan ujung usus dengan dengan permukaan kulit di dekat anus atau vagina.Penderita
penyakit Crohn memiliki masa remisi yaitu masa tidak timbul gejala apa pun atau hanya
mengalami gejala-gejala ringan. Masa remisi ini akan diikuti masa kekambuhan dan terkadang
menyulitkan penderitanya.

Gejala-gejala pada Crohn’s Disease

Gejala yang muncul pada penderita penyakit Crohn berbeda-beda, mulai dari ringan
hingga yang sangat parah, dan dapat mengenai bagian mana saja pada sistem pencernaan tubuh
penderitanya.Berikut ini adalah gejala-gejala umum yang bisa muncul akibat penyakit Crohn:

 Merasa sangat kelelahan.


 Sakit perut dan kram yang terasa lebih parah setelah makan.
 Diare yang muncul berkali-kali.
 Tinja bercampur lendir dan darah.
 Penurunan selera makan.
 Penurunan berat badan yang ekstrem tanpa dikehendaki.
Beberapa gejala yang mungkin muncul pada penderita penyakit Crohn namun tidak
selalu muncul adalah:

 Demam diatas 38 o
 Mual
 Muntah
 Nyeri dan pembengkakan sendi.
 Peradangan dan iritasi pada mata (uveitis).
 Muncul nyeri pada kulit yang menimbulkan kemerahan, seringkali pada kaki.

Peradangan yang terjadi pada sistem pencernaan anak-anak bisa menghambat penyerapan
nutrisi dari makanan yang mereka konsumsi. Kasus penyakit Crohn yang terjadi pada anak-anak
akan mengakibatkan pertumbuhan mereka lebih lambat daripada anak-anak yang sehat.Berikut
ini adalah beberapa kondisi dan gejala yang harus segera mendapatkan penanganan dari dokter,
yaitu:

 Munculnya darah yang bercampur dengan tinja.


 Diare yang tidak kunjung sembuh.
 Penurunan berat badan tanpa alasan yang jelas.
 Sakit perut dan kram perut yang tidak sembuh.

Penyebab Penyakit Crohn

Penyebab yang sebenarnya dari penyakit Crohn hingga kini masih belum diketahui.
Meskipun begitu, terdapat sejumlah faktor risiko yang bisa dikaitkan dengan penyakit ini, yaitu:

 Keturunan. Terdapat bukti bahwa penyakit Crohn merupakan penyakit keturunan dalam
keluarga. Terlebih lagi, penyakit Crohn cenderung terjadi hanya di beberapa etnis bangsa.
Hal tersebut turut membuktikan bahwa penyakit ini merupakan kondisi yang diwariskan
turun-temurun.
 Gangguan sistem kekebalan tubuh. Gangguan dalam sistem kekebalan tubuh
menyebabkan sel-sel imun yang seharusnya melindungi usus dari bakteri berbahaya yang
masuk ke sistem pencernaan, juga menyerang bakteri baik (probiotik) yang membantu
dalam proses pencernaan. Keadaan ini menimbulkan peradangan pada saluran cerna yang
berkaitan dengan penyakit Crohn.
 Merokok. Orang yang merokok memiliki risiko dua kali lipat untuk terkena penyakit
Crohn dibandingkan orang yang tidak merokok. Gejala penyakit Crohn pada orang yang
merokok biasanya lebih parah dan cenderung membutuhkan operasi untuk
penanganannya.
 Riwayat Infeksi. Infeksi yang terjadi pada masa kanak-kanak bisa mengakibatkan
munculnya reaksi abnormal dari sistem kekebalan tubuh. Kondisi ini pada akhirnya dapat
memicu munculnya gejala-gejala dari penyakit Crohn.
III. Patofisiologi

Patofisiologi Crohn’s disease atau penyakit Crohn masih belum diketahui pasti. Namun,
beberapa teori menyebutkan bahwa penyakit ini berkaitan dengan infeksi spesifik persisten,
disbiosis, defek fungsi barier mukosa, defek klirens mikrobial, dan penyimpangan regulasi imun.

Infeksi Pathogen Persisten

Dua mikroba utama yang diduga berkaitan dengan perkembangan Crohn’s disease adalah
Mycobacterium avium dan enteroadherent E.coli. Infeksi pathogen yang persisten dapat
menyebabkan kerusakan jaringan, infiltrasi makrofag dan sel imun lain pada mukosa intestinal,
inflamasi transmural, dan penyempitan lumen.

Disbiosis

Perubahan keseimbangan antara flora normal dan pathogen gastrointestinal dapat memicu
lingkungan intralumen proinflamasi sehingga mendorong peradangan kronis pada host yang
rentan. Perubahan keseimbangan ini dapat dipengaruhi oleh komponen diet, misalnya inulin dan
fruktosa yang mampu memperbanyak pertumbuhan Bifidobacterium dan Lactobacillus, atau zat
besi yang diduga mampu menstimulasi pertumbuhan bakteri intraseluler dan meningkatkan
virulensi.

Defek Fungsi Barier Mukosa

Kerusakan pada integritas barier mukosa dapat meningkatkan penyerapan antigen


luminal sehingga membuat kewalahan sistem imun mukosa. Beberapa gen yang diduga
berhubungan dengan Crohn’s disease memiliki pengaruh terhadap fungsi epitel,

Defek Klirens Mikroba

Gen CARD 15 diekspresikan pada sel Paneth intestinal dan menstimulasi defensin dan
kriptidin yang diduga memediasi eradikasi bakteri intrasel di saluran pencernaan. Defek pada
gen ini akan menyebabkan gangguan klirens mikroba, dan ditemukan berhubungan dengan
kejadian Crohn’s disease.
IV. Manifestasi Klinik

KU dan PC berhubungan dengan manifestasi intra dan ekstraintestinal. Gejala umum


dari KU adalah adanya diare dan perdarahan rektal. Gejala yang paling sering terjadi pada
penyakit Crohn adalah nyeri perut. Diagnosis IBD didasarkan pada gejala klinis, endoskopi,
radiologis dan histologist. Berikut ini adalah beberapa jenis pemeriksaan yang mungkin akan
dilakukan oleh dokter, baik untuk mendiagnosis penyakit Crohn secara langsung, ataupun untuk
mengeliminasi sejumlah kondisi yang juga menimbulkan gejala serupa dengan penyakit Crohn.

 Pemeriksaan awal. Dokter akan menanyakan tentang pola gejala yang dialami oleh
pasien. Selain itu, dokter akan memeriksa apakah terdapat penyebab tertentu terhadap
gejala tersebut. Misalnya makanan, riwayat penggunaan obat-obatan, riwayat kesehatan
keluarga, serta perjalanan yang baru dilakukan yang dapat menyebabkan gejala diare.
Pemeriksaan denyut nadi, suhu tubuh, tekanan darah, dan pemeriksaan perut juga akan
dilakukan oleh dokter untuk memeriksa kesehatan pasien secara umum.

 Pemeriksaan darah. Pemeriksaan ini perlu dilakukan untuk mengetahui tingkat


peradangan yang terjadi di dalam tubuh pasien. Selain itu, dengan pemeriksaan darah,
dokter akan mengetahui jika terjadi infeksi. Jika dari hasil pemeriksaan darah didapatkan
tanda anemia, maka bisa jadi pasien mengalami malnutrisi atau perdarahan di dalam
saluran pencernaan.

 Pemeriksaan tinja. Sampel tinja akan diperiksa apakah terdapat kandungan darah dan
lendir. Dari prosedur ini, dokter bisa mengetahui apakah gejala yang pasien alami
disebabkan oleh parasit cacing gelang atau kondisi lainnya.

 Kolonoskopi. Ini adalah prosedur yang dilakukan untuk memeriksa bagian dalam dari
usus besar. Prosedur ini dilakukan dengan cara memasukkan selang fleksibel yang
dilengkapi kamera dan lampu ke dalam usus besar melalui anus dan rektum (bagian akhir
dari saluran cerna). Dokter bisa melihat tingkat keparahan dan luasnya peradangan yang
terjadi di dalam usus besar. Pada prosedur ini dapat juga dilakukan biopsi (pengambilan
sampel jaringan) di dalam saluran pencernaan, untuk kemudian diperiksa di bawah
mikroskop. Pemeriksaan tersebut berguna untuk melihat perubahan sel-sel dinding
saluran cerna secara mikroskopis, yang merupakan ciri khas penyakit Crohn.

 Kapsul endoskopi nirkabel. Dalam prosedur pemeriksaan ini, pasien diharuskan menelan
kapsul yang akan masuk ke dalam usus kecil. Kapsul akan mengirimkan gambar ke alat
perekam. Setelah beberapa hari, kapsul akan keluar dari tubuh melalui kotoran. Ini adalah
kapsul sekali pakai.Tidak semua rumah sakit memiliki prosedur yang masih sangat baru
ini.

 CTE (computerised tomography enterography/enteroclysis) dan MRE (computerised


tomography enterography/enteroclysis). Kedua metode pemindaian ini dapat digunakan
untuk mendiagnosis penyakit Crohn pada usus halus. Pada pemeriksaan, pasien akan
diminta untuk meminum cairan kontras (enterografi). Cairan kontras juga dapat
dimasukkan ke dalam selang yang kemudian dimasukkan melalui hidung dan mencapai
usus halus (enterosiklis). Setelah pasien diberikan cairan kontras, usus halus kemudian
dipindai menggunakan metode resonansi magnetik (MRE) atau menggunakan sinar X
(CTE).

V. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan Crohn’s disease didasarkan pada lokasi, pola, aktivitas, serta tingkat keparahan
penyakit. Penatalaksanaan Crohn’s disease bertujuan untuk:

 Mencapai kontrol terbaik (baik klinis, hasil laboratorium, dan histologis) dengan efek
samping pengobatan yang minimal
 Mengoptimalkan agar kualitas hidup pasien senormal mungkin
 Pada anak, memastikan tumbuh kembang yang baik

Penatalaksanaan Farmakolgi

 Obat Antiinflamasi digunakan seabgai pengobatan pertama yang diberikan kepada


penderita penyakit crohn.Beberapa jenis obat antiinflamasi sebagai berikut.

- 5-Aminosalisilat oral ,obat ini diberikan pada penyakt crohn pada usus besar
namun tidak dapat mengobati crohn pada usus kecil

- Kortikosteroid ,diberikan pada jika penderita tidak merespon berbagai pengobatan


yang diberikan untuk mengatasi penyakit crohn .

 Imunosupresan bekerja dengan cara menekan kerja sistem imun sehingga reaksi
peradangan pada saluran pencernaan dapat diredakan.Beberapa kombinasi obat
imunosupresan untuk penderita crohn.

- Azathioprine dapat dicoba pada mereka yang tidak menunjukkan perbaikan atau
kambuhlagi dengan obat-obat lain

- Metronidazole dapat memberikan hasil yang baik bila adasepsis. Laporan-laporan


yang terakhir menyebutkan hasil yang memuaskan pada kasus dengan fistula.
Fistula tersebut menutup setelah pengobatan dengan metronidazole.
Dahulu,adanya fistel merupakan indikasi untuk operasi akan tetapisekarang
metronidazole merupakan alternatif yang lebih baik.
- Cyclosporine dan Tacrolimus

- Natalizumab dan Vedolizumab

Penatalaksanaan non farmakologi


 Minum obat sesuai aturan
 Ikuti program diet yan dianjurkan dokter
 Tidak makan-makanan yang pedas,asam
Kesimpulan

Kesimpulan Penyakit Crohn (Enteritis Regionalis, Ileitis Granulomatosa, Ileokolitis)


adalah peradangan menahun pada dinding usus. Etiologi Penyakit Crohn tidak diketahui.
Penelitian memusatkan perhatian pada tiga kemungkinan penyebabnya, yaitu : Kelainan fungsi
sistem pertahanan tubuh. Infeksi. Makanan. Penyakit Crohn dapat terjadi dimanasaja disepanjang
saluran gastrointestinal, area paling umum yang serin terkena adalah ilium distal dan kolon.
Gejala-gejala Penyakit Crohn pada setiap penderitanya berbeda, tetapi ada 4 pola yang umum
terjadi, yaitu : Peradangan : nyeri dan nyeri tekan di perut bawah sebelah kanan. Penyumbatan
usus akut yang berulang, yang menyebabkan kejang dan nyeri hebat di dinding usus,
pembengkakan perut, sembelit dan muntah-muntah. Peradangan dan penyumbatan usus parsial
menahun, yang menyebabkan kurang gizi dan kelemahan menahun. Pembentukan saluran
abnormal (fistula) dan kantung infeksi berisi nanah (abses), yang sering menyebabkan demam,
adanya massa dalam perut yang terasa nyeri dan penurunan berat badan.
DAFTAR PUSTAKA

Johnson,Marion dan Maridean mass.2004.Nursing Outcome Clasification.USA.Mosby


year book

Meteor.2008.Asuransi PT prudential .www.meteorincome.com/asuransiprudential.php -


88k. 19 februari 2008

Mc loskey.Joanne c dan Gloria M. bulechec.2004 nursing interpention clasi pication.


USA.mosby year book

Santoso,budi.2006. panduan diagnose keperawatan nanda.prima medical. Jakarta

Smeljeer,susani C.2001 keperawatan medical bedah : Jakarta. EGC


Makalah
Penyakit Crohn

Disusun oleh

Kelompok 3

Resa Rahmadani ( 1404011)

Reski Karina Fitriana (1404024)

Rahmi Oktari (1504142)

Noprial Sabri (1604015)

M. Sandy Putra Effendy (1704025)

Riyadil Jannah (1704061)

Jeck Trio Apriara ( 1704063)

Dosen Pembimbing

Ria Afrianti M.Farm, Apt

Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia

Yayasan perintis

Padang

2019

Anda mungkin juga menyukai