Penyakit Crohn adalah jenis penyakit radang usus (IBD) yang dapat mempengaruhi
setiap bagian dari saluran pencernaan dari mulut ke anus.Tapi kondisi ini lebih sering terjadi
pada bagian akhir usus kecil (ileum) atau usus besar. Nama lain penyakit yaitu Crohn's disease,
CD, regional enteritis, dan chronic granulomatous ileocolitis. Kondisi ini bisa terasa
menyakitkan, membuat tubuh merasa lemah, dan terkadang bisa menyebabkan komplikasi yang
mengancam nyawa penderita. Penderita penyakit Crohn memiliki masa remisi yang mana tidak
timbul gejala apa pun atau hanya mengalami gejala-gejala ringan. Masa remisi ini akan diikuti
masa kambuhan dan terkadang menyulitkan penderitanya
II. Etiologi
Kondisi ini bisa terasa menyakitkan, membuat tubuh merasa lemah, dan terkadang bisa
menyebabkan komplikasi yang mengancam nyawa penderitanya. Komplikasi yang terjadi
umumnya adalah penyempitan ruang usus dan terbentuknya saluran (fistula) yang
menghubungkan ujung usus dengan dengan permukaan kulit di dekat anus atau vagina.Penderita
penyakit Crohn memiliki masa remisi yaitu masa tidak timbul gejala apa pun atau hanya
mengalami gejala-gejala ringan. Masa remisi ini akan diikuti masa kekambuhan dan terkadang
menyulitkan penderitanya.
Gejala yang muncul pada penderita penyakit Crohn berbeda-beda, mulai dari ringan
hingga yang sangat parah, dan dapat mengenai bagian mana saja pada sistem pencernaan tubuh
penderitanya.Berikut ini adalah gejala-gejala umum yang bisa muncul akibat penyakit Crohn:
Demam diatas 38 o
Mual
Muntah
Nyeri dan pembengkakan sendi.
Peradangan dan iritasi pada mata (uveitis).
Muncul nyeri pada kulit yang menimbulkan kemerahan, seringkali pada kaki.
Peradangan yang terjadi pada sistem pencernaan anak-anak bisa menghambat penyerapan
nutrisi dari makanan yang mereka konsumsi. Kasus penyakit Crohn yang terjadi pada anak-anak
akan mengakibatkan pertumbuhan mereka lebih lambat daripada anak-anak yang sehat.Berikut
ini adalah beberapa kondisi dan gejala yang harus segera mendapatkan penanganan dari dokter,
yaitu:
Penyebab yang sebenarnya dari penyakit Crohn hingga kini masih belum diketahui.
Meskipun begitu, terdapat sejumlah faktor risiko yang bisa dikaitkan dengan penyakit ini, yaitu:
Keturunan. Terdapat bukti bahwa penyakit Crohn merupakan penyakit keturunan dalam
keluarga. Terlebih lagi, penyakit Crohn cenderung terjadi hanya di beberapa etnis bangsa.
Hal tersebut turut membuktikan bahwa penyakit ini merupakan kondisi yang diwariskan
turun-temurun.
Gangguan sistem kekebalan tubuh. Gangguan dalam sistem kekebalan tubuh
menyebabkan sel-sel imun yang seharusnya melindungi usus dari bakteri berbahaya yang
masuk ke sistem pencernaan, juga menyerang bakteri baik (probiotik) yang membantu
dalam proses pencernaan. Keadaan ini menimbulkan peradangan pada saluran cerna yang
berkaitan dengan penyakit Crohn.
Merokok. Orang yang merokok memiliki risiko dua kali lipat untuk terkena penyakit
Crohn dibandingkan orang yang tidak merokok. Gejala penyakit Crohn pada orang yang
merokok biasanya lebih parah dan cenderung membutuhkan operasi untuk
penanganannya.
Riwayat Infeksi. Infeksi yang terjadi pada masa kanak-kanak bisa mengakibatkan
munculnya reaksi abnormal dari sistem kekebalan tubuh. Kondisi ini pada akhirnya dapat
memicu munculnya gejala-gejala dari penyakit Crohn.
III. Patofisiologi
Patofisiologi Crohn’s disease atau penyakit Crohn masih belum diketahui pasti. Namun,
beberapa teori menyebutkan bahwa penyakit ini berkaitan dengan infeksi spesifik persisten,
disbiosis, defek fungsi barier mukosa, defek klirens mikrobial, dan penyimpangan regulasi imun.
Dua mikroba utama yang diduga berkaitan dengan perkembangan Crohn’s disease adalah
Mycobacterium avium dan enteroadherent E.coli. Infeksi pathogen yang persisten dapat
menyebabkan kerusakan jaringan, infiltrasi makrofag dan sel imun lain pada mukosa intestinal,
inflamasi transmural, dan penyempitan lumen.
Disbiosis
Perubahan keseimbangan antara flora normal dan pathogen gastrointestinal dapat memicu
lingkungan intralumen proinflamasi sehingga mendorong peradangan kronis pada host yang
rentan. Perubahan keseimbangan ini dapat dipengaruhi oleh komponen diet, misalnya inulin dan
fruktosa yang mampu memperbanyak pertumbuhan Bifidobacterium dan Lactobacillus, atau zat
besi yang diduga mampu menstimulasi pertumbuhan bakteri intraseluler dan meningkatkan
virulensi.
Gen CARD 15 diekspresikan pada sel Paneth intestinal dan menstimulasi defensin dan
kriptidin yang diduga memediasi eradikasi bakteri intrasel di saluran pencernaan. Defek pada
gen ini akan menyebabkan gangguan klirens mikroba, dan ditemukan berhubungan dengan
kejadian Crohn’s disease.
IV. Manifestasi Klinik
Pemeriksaan awal. Dokter akan menanyakan tentang pola gejala yang dialami oleh
pasien. Selain itu, dokter akan memeriksa apakah terdapat penyebab tertentu terhadap
gejala tersebut. Misalnya makanan, riwayat penggunaan obat-obatan, riwayat kesehatan
keluarga, serta perjalanan yang baru dilakukan yang dapat menyebabkan gejala diare.
Pemeriksaan denyut nadi, suhu tubuh, tekanan darah, dan pemeriksaan perut juga akan
dilakukan oleh dokter untuk memeriksa kesehatan pasien secara umum.
Pemeriksaan tinja. Sampel tinja akan diperiksa apakah terdapat kandungan darah dan
lendir. Dari prosedur ini, dokter bisa mengetahui apakah gejala yang pasien alami
disebabkan oleh parasit cacing gelang atau kondisi lainnya.
Kolonoskopi. Ini adalah prosedur yang dilakukan untuk memeriksa bagian dalam dari
usus besar. Prosedur ini dilakukan dengan cara memasukkan selang fleksibel yang
dilengkapi kamera dan lampu ke dalam usus besar melalui anus dan rektum (bagian akhir
dari saluran cerna). Dokter bisa melihat tingkat keparahan dan luasnya peradangan yang
terjadi di dalam usus besar. Pada prosedur ini dapat juga dilakukan biopsi (pengambilan
sampel jaringan) di dalam saluran pencernaan, untuk kemudian diperiksa di bawah
mikroskop. Pemeriksaan tersebut berguna untuk melihat perubahan sel-sel dinding
saluran cerna secara mikroskopis, yang merupakan ciri khas penyakit Crohn.
Kapsul endoskopi nirkabel. Dalam prosedur pemeriksaan ini, pasien diharuskan menelan
kapsul yang akan masuk ke dalam usus kecil. Kapsul akan mengirimkan gambar ke alat
perekam. Setelah beberapa hari, kapsul akan keluar dari tubuh melalui kotoran. Ini adalah
kapsul sekali pakai.Tidak semua rumah sakit memiliki prosedur yang masih sangat baru
ini.
V. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Crohn’s disease didasarkan pada lokasi, pola, aktivitas, serta tingkat keparahan
penyakit. Penatalaksanaan Crohn’s disease bertujuan untuk:
Mencapai kontrol terbaik (baik klinis, hasil laboratorium, dan histologis) dengan efek
samping pengobatan yang minimal
Mengoptimalkan agar kualitas hidup pasien senormal mungkin
Pada anak, memastikan tumbuh kembang yang baik
Penatalaksanaan Farmakolgi
- 5-Aminosalisilat oral ,obat ini diberikan pada penyakt crohn pada usus besar
namun tidak dapat mengobati crohn pada usus kecil
Imunosupresan bekerja dengan cara menekan kerja sistem imun sehingga reaksi
peradangan pada saluran pencernaan dapat diredakan.Beberapa kombinasi obat
imunosupresan untuk penderita crohn.
- Azathioprine dapat dicoba pada mereka yang tidak menunjukkan perbaikan atau
kambuhlagi dengan obat-obat lain
Disusun oleh
Kelompok 3
Dosen Pembimbing
Yayasan perintis
Padang
2019