Anda di halaman 1dari 5

Indikasi operasi ICH:

- Volume perdarahan lebih dari 30cc atau diameter > 3cm pada fossa posterior
- Letak lobar dan kortikal dengan tanda-tanda peningkatan TIK akut dan ancaman herniasi
otak
- Perdarahan serebelum
- Hidrosefalus akibat perdarahan intraventrikel atau serebelum
- GCS > 7

(Sumber: SPM Neurologi)

Indikasi operasi IVH:

- Hidrosefalus obstrukstif
- Kompresi brainstem

Penilaian bacaan CT scan:

Nyanyian:

CT scan kepala tanpa / dan dengan kontras potongan axial, koronal, sagital atas nama Tn.X umur
Y tahun:

- Tampak/tidak tampak subgaleal hematom


- Tampak/tidak tampak fraktur pada tulang kranii. Tampak/tidak tampak hiperostosis (pd
bone window)
- Kranio-serebral space normal/ melebar/menyempit. Gyrus dan sulkus
normal/melebar/menyempit
- Parenkim tampak/tidak tampak lesi isodens/hipodens/hiperdens (dengan ukuran/
volume .....) (yang menyengat/tidak menyengat pada pemberian kontras)
- Sistem ventrikel normal/melebar (pelebaran pada ventrikel.....), (tampak gambaran
hiperdens pada ventrikel.....)
- Tampak/tidak tampak hidrosefalus (hidrosefalus komunikans/nonkomunikans
ventrikel...)
- Tampak/tidak tampak midline shift (midline shift sebesar ....mm)

Kesimpulan: menyokong gambaran ........ di ............


Cara baca MRI:

Nyanyian:

MRI Kepala irisan axial T1FSE, T2FRFSE, FLAIR, Diffusion, irisan coronal dan sagital
T2FRFSE, tanpa kontras, atas nama Tn.X umur Y tahun, menunjukkan :

- Diffusion imaging tidak menunjukkan adanya abnormal restricted diffusion area - tidak
ada acute infarction.
- Tidak ada abnormal intensity pada brain parenchym.
- Brainstem dan cerebellum normal.
- Sulci-gyri baik. Sistim ventrikel normal.
- Tidak ada shift dari mid-line structures.
- Cerebello-pontine angles kanan kiri normal.
- Orbita & mastoid kanan kiri normal.
- Penebalan mukosa ringan sinus maxillaris & sphenoidalis kiri (non significant).

Complimentary 3D TOF MRA menunjukkan:

- Tak tampak stenosis pada major intracranial arteries.


- Tak tampak aneurysma/ vascular malformations.

Kesimpulan :

1. Tak tampak tanda-tanda ischemic/hemorrhage/tumor pada brain parenchym.


2. Tidak ada acute infarction.
3. Tak tampak stenosis pada major intracranial arteries. Tak tampak aneurysma/ vascular
malformations.

T1 : likuor hitam, korteks lebih gelap daripada subkorteks

T2 : Likuor warna putih, korteks lebih terang daripada subkorteks

T2 flare : seperti T2 tapi cairan dihilangkan. Kalo oedem tetap terlihat hiperintens.
Indikasi clipping aneurisma:

- Neck/sack ratio >1:3


- Usia < 60 tahun
- Akses mudah
- Memiliki cabang eferen
- Bukan high grade SAH
- Tidak ada vasospasme
- Bukan sirkulasi posterior
- Keadaan umum pasien baik

Indikasi coiling aneurisma:

- Wide neck < 4mm


- Ukuran < 10mm
- Ratio neck/dome <1:3
- Ratio dome/neck ≥ 1,5
- Usia > 50
- Adequate endovaskular access
- Bukan intraluminar trombus, oklusi cabang arterial, ateromatosis, displasia
fibromuskular, aneurisma MCA

Prognosis aneurisma:

Tergantung :

- Usia
- Status kesehatan secara umum
- Kondisi neurologis pre-existing
- Lokasi aneurisma
- Ruptur/tidak
- Ada tidaknya perdarahan yang memanjang ataupun rebleeding
- Waktu antara ruptur dengan dilakukan terapi
Pemeriksaan LBP:

- Minor’s sign : saat berdiri dari posisi duduk, satu tangan pegang pinggang, tungkai yg
sakit fleksi pd sendi lutut
- Neri’s sign: berdiri lurus, jk disuruh bungkuk maka tungkai yang sakit akan ditekuk
- Laseque sign (SLRT): posisi tidur, tungkai diangkat, tanpa fleksi sendi lutut, pada sudut
< 60 derajat timbul nyeri menjalar/tahanan
- Crossed laseque: seperti laseque, dilakukan pada tungkai yg tidak sakit, terasa nyeri pada
tungkai yg sakit
- Reversed laseque test: posisi telungkup,, fleksi lutut maksimal, terasa nyeri pada
punggung menjalar ke sisi sakit
- Kernig’s sign: sendi lutut fleksi, sendi paha fleksi, 90 derajat, lalu sendi lutut diluruskan,
pada sudut < 135 derajat terasa nyeri
- Patricks’s sign (FABERE: fleksi, abduksi, ekstrernal rotasi, ekstensi) : posisi berbaring,
maleolus eksterna 1 tungkai diletakkan pada patella tungkai kontralateral, dilakukan
penekanan lutut kebawah, terasa nyeri pd sakroiliaka
- Contra patrick’s sign: fleksi lutut, endorotasi dan adduksi, tekan lutut, terasa nyeri pd
sakroiliaka
- Sciatic tension test: dilakukan seperti laseque, setelah timbul nyeri dilakukan fleksi pada
sendi lutut 20 derajat, lalu fleksi pada sendi paha lagi hingga timbul nyeri lagi. Penekanan
pd fossa poplitea menyebabkan nyeri sepanjang perjalanan isciadikus
- Chin test manuver: fleksi pasif pada leher hingga dagu mengenai dada, terjadi tarikan
pada akar saraf terutama torakal bawah dan lumbal atas, terasa nyeri
- Viets naffziger test: posisi tegak, dilakukan penekanan vena jugularis dng tangan (viet),
tekanan dipertahankan sampai penderita mengeluh kepala terasa berat atau minimal 2
menit; atau penekanan dengan menggunakan manset tensi dng tekanan 40mmHg selama
10menit (naffziger) akan menyebabkan nyeri radikuler pd akar saraf yg sakit
- Valsava test: penderita duduk, mengejan. Terasa nyeri sepanjang isciadikus
- Door bell sign : perkusi hammer pd lumbal bawah, nyeri pada paha dan tungkai
- Sicard’s sign : seperti laseque disertai dorsofleksi ibu jari kaki, nyeri sepanjang isciadikus
- Bragard’s sign: seperti laseque, dorsofleksi kaki, nyeri sepanjang isciadikus
- Bonnet’s phenomenon:seperti laseque, adduksi dan rotasi internal, nyeri sepanjang
ischiadikus
- Spurling’s sign : modifikasi laseque, fleksi pada paha sampai sudut mendekati nyeri, lalu
dilanjutkan fleksi pd leher, akan timbul nyeri
- O’connel test: dilakukan laseque pd tungkai normal, hasil dicatat. Laseque pd tungkai yg
sakit, sudut yg timbul nyeri dicatat. Lalu kedua paha fleksikan bersama-sama, akan
didapat sudut yg lebih besar. Lalu tungkai yg normal diturunkan mk tjd eksaserbasi nyeri
yg kadang disertai parestesi
- Ober’s sign : tidur miring, pd orang normal sendi lutut yg berada diatas akan mudah
ditekan dan menyentuh dasar. Bila kesulitan mk merupakan tanda kontraktur iliotibial
- Ganslen’s test : posisi telentang pada tepi tempat tidur, kedua tungkai ditekuk kearah
dinding perut dengan merangkul pada kedua lututnya, kemudian 1 tungkai diluruskan dan
dijatuhkan ke luar tempat tidur, mk terasa nyeri bila terdapat proses pd sakroiliaka
- Pelvic compression test (pelvic rocking test) : kedua tangan diletakkan dan ditekan pada
krista iliaka ke bawah medial. Bila nyeri, berasal dr sakroiliaka.

DD oftalmoplegi unilateral :

- Aneurysma atau anomali pembuluh darah: paresis n.okulomotor dan abdusen


- Perdarahan kecil pada brainstem
- Migren oftalmoplegik
- Trombosis sinus kavernosus
- Trombosis sinus petrosal inferior
- Fistula sinus kavernosus
- Tumor otak brainstem
- Idiopatik cranial nerve palsy
- Myasthenia gravis
- Orbital: tumor, penyakit inflamatorik
- Trauma : blow out fracture dng myopati entrapmen
- Peningkatan TIK: herniasi uncal, pseudotumor cerebri
- Demyelinasi

DD oftalmoplegi bilateral :

- Intoksikasi botulisme
- Ensefalitis brainstem
- Difteri
- Trombosis sinus kavernosus
- Fistula karotikokavernosus
- Myasthenia gravis, tirotoksikosis

Anda mungkin juga menyukai