DENGAN THALASEMIA DEFINISI • Kelainan herediter yang berhubungan dengan defek sintesis rantai hemoglobin.
• Anemia hemolitik → Sel darah merah yang mudah
rusak 3-4 x lebihcepat → umurnya jadi lebih pendek → Usia 23 hari
• Sel darah merah yang rusak diuraikan menjadi Fe di
limpa → menumpuk → resiko kematian • Thalasemia defesiensi pada rantai a merupakan kasus terbanyak, dan terdiri dari 3 bentuk yaitu Thalasemia minor, intermediate, dan mayor Thalasemia Mayor (cooley anemia) • Ditandai dengan anemia berat • Hemolisis • Produksi eritrosit tidak efektif • tidak dapat hidup tanpa transfusi Thalasemia Minor • Umumnya tidak dijumpai gejala klinis yang khas Carier → pembawa gen • Pada kehamilan → anemia → perlu tranfusi • ditandai oleh anemia mikrositik, bentuk heterozigot., ditandai oleh anemia mikrositin, bentuk heterozigot tetapi tanpa anemia atau anemia ringan. Tanda dan Gejala • Tanpa gejala → carier alpha thalasemia • Penurunan kadar hemoglobin normal • Eritrosit berukuran lebih kecil (mikrositik) • Mild to moderate : • Terlambatnya pertumbuhan dan pubertas • Masalah tulang • Severe anemia : • Pucat • Urin berwarna gelap • Jaundice (kulit dan mata) • Pembesaran limpa, hati dan jantung • Masalah pada tulang (terutama tulang wajah) komplikasi • Penyakit jantung dan hati • Infeksi • Osteoporosis • Penurunan kesadaran Pencegahan Primer • Penyuluhan sebelum perkawinan (marriage counselling) untuk mencegah perkawinan diantara pasien Thalasemia agar tidak mendapatkan keturunan yang homozigot. Perkawinan antara 2 hetarozigot (carrier) menghasilkan keturunan : 25 % Thalasemia (homozigot), 50 % carrier (heterozigot) dan 25 normal.. Pencegahan Sekunder • Pencegahan sekunder : Pencegahan kelahiran bagi homozigot dari pasangan suami istri dengan Thalasemia heterozigot salah satu jalan keluar adalah inseminasi buatan dengan sperma berasal dari donor yang bebas dan Thalasemia troit. Kelahiran kasus homozigot terhindari, tetapi 50 % dari anak yang lahir adalah carrier, sedangkan 50% lainnya normal Pemeriksaan Fisik • KU = lemah dan kurang bergairah. • Kepala dan bentuk muka. kepala membesar dan muka mongoloid (hidung pesek tanpa pangkal hidung), jarak mata lebar, tulang dahi terlihat lebar. • Mata dan konjungtiva pucat dan kekuningan • Mulut dan bibir terlihat kehitaman Pemeriksaan Fisik • Dada, Pada inspeksi terlihat dada kiri menonjol karena adanya pembesaran jantung dan disebabkan oleh anemia kronik. • Perut, Terlihat pucat, dipalpasi ada pembesaran limpa dan hati (hepatospek nomegali). • Pertumbuhan fisiknya lebih kecil daripada normal sesuai usia. Pemeriksaan Diagnostik • Pemeriksaan laboratorium, Pemeriksaan radiologis, Studi hematologi : terdapat perubahan-perubahan pada sel darah merah, yaitu mikrositosis, hipokromia, anisositosis, foikilositosis, sel target, eritrosit yang imatur, penurunan hemoglobin dan hematokrit. Penatalaksanaan • Transfusi darah berupa sel darah merah (RBC) sampai kadar Hb 11 g/dl. Jumlah SDM yang diberikan sebaiknya 10 – 20 ml/kg BB. • Asam folat teratur (misalnya 5 mg perhari), jika diit buruk. • Pemberian cheleting agents (desferal) secara teratur membentuk mengurangi hemosiderosis. Obat diberikan secara intravena atau subkutan, dengan bantuan pompa kecil, 2 g dengan setiap unit darah transfusi. • Vitamin C, 200 mg setiap, meningkatan ekskresi besi dihasilkan oleh Desferioksamin. • Splenektomi mungkin dibutuhkan untuk menurunkan kebutuhan darah. Ini ditunda sampai pasien berumur di atas 6 tahun karena resiko infeksi. • Terapi endokrin diberikan baik sebagai pengganti ataupun untuk merangsang hipofise jika pubertas terlambat. • Pada sedikit kasus transplantsi sumsum tulang telah dilaksanakan pada umur 1 atau 2 tahun dari saudara kandung Kemungkinan Dx Masalah 1. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk pengiriman O2 ke sel. 2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai O2 dan kebutuhan 3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan untuk mencerna atau ketidakmampuan mencerna makanan/absorbsi nutrien yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah normal. Diagnosa Keperawatan 4. Resiko terjadi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan sirkulasi dan neurologis. 5. Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan sekunder tidak adekuat, penurunan Hb, leukopenia atau penurunan granulosit. 6. Kurang pengetahuan tentang prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan interpretasi informasi dan tidak mengenal sumber informasi Intervensi Keperawatan DX 1 • Observasi tanda-tanda vital. • Tinggikan kepala tempat tidur sesuai toleransi (kontra indikasi pada pasien dengan hipotensi). • Selidiki keluhan nyeri dada. • Kaji respon verbal melambat, mudah terangsang, agitasi(gelisah), gangguan memori, bingung. Dx 1 • Catat keluhan rasa dingin, pertahankan suhu lingkungan, dan tubuh hangat sesuai indikasi • Kolaborasi pemeriksaan laboratorium, • Kolaborasi dalam pemberian transfusi. • Awasi ketat untuk terjadinya komplikasi transfusi. DX 2 • Kaji kemampuan pasien untuk melakukan aktivitas, catat kelelahan dan kesulitan dalam beraktivitas. • Awasi tanda-tanda vital selama dan sesudah aktivitas. • Catat respon terhadap tingkat aktivitas. • Berikan lingkungan yang tenang. • Pertahankan tirah baring jika diindikasikan. • Ubah posisi pasien dengan perlahan dan pantau terhadap pusing DX 3 • Kaji riwayat nutrisi termasuk makanan yang disukai. • Observasi dan catat masukan makanan pasien. • Timbang BB tiap hari.Beri makanan sedikit tapi sering. • Observasi dan catat kejadian mual, muntah, platus, dan gejala lain yang berhubungan. • Pertahankan higiene mulut yang baik. • Kolaborasi dengan ahli gizi. DX 5 • Pertahankan teknik septik antiseptik pada prosedur perawatan. • Tingkatkan masukan cairan yang adekuat. • Pantau dan batasi pengunjung. • Pantau tanda-tanda vital. • Kolaborasi dalam pemberian terapi.