Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KONTRASEPSI HORMONAL

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Keperawatan Maternitas yang di ampu
oleh :

Sri Hayati,S.Kp,.M.Kep

Disusun oleh : Kelompok 5

Nur Azizah 88200015

Asih Sukaesih 88200200

Nita Yulia 88200206

Lizzy Billqie 88200214

Syalma Fujianti 88201012

JURUSAN KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ADHIRAJASA RESWARA SANJAYA

BANDUNG 2022

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “KONTRASEPSI
HORMONAL” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah Keperawatan Maternitas I. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang alat kontrasepsi hormonal bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Sri Hayati,S.Kp,.M.Kep. selaku dosen mata
kuliah Keperawatan Medikal Bedah II yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah
ini.

Bandung, 25 Maret 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii
BAB I...............................................................................................................................................5
PENDAHULUAN..........................................................................................................................5
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................5
1.3 Tujuan Masalah.................................................................................................................5
BAB II.............................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.............................................................................................................................6
2.1 Pengertian dan Manfaat Kontrasepsi Hormonal...............................................................6
2.1.1 Pengertian Kontrasepsi..............................................................................................6
2.1.2 Kontrasepsi Hormonal...............................................................................................7
2.2 Mekanisme Kerja..............................................................................................................7
2.3 Macam-macam Alat Kontrasepsi Hormonal.....................................................................8
2.3.1 Pil Kontrasepsi...........................................................................................................8
2.3.2 Suntik Hormonal......................................................................................................12
2.3.3 Implant.....................................................................................................................13
BAB III.........................................................................................................................................14
PENUTUP....................................................................................................................................14
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................14
3.2 Saran................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................15

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Progam KB dan kesehatan reproduksi dilaksanakan untuk memenuhi hak-hak
reproduksi sehingga keluarga dapat mengatur waktu jumlah anak, jarak kelahiran anak
secara ideal sesuai dengan keinginan atau tanpa paksaan dari pihak manapun. Dengan
pemenuhan hak-hak reproduksi diharapkan keluarga dapat memiliki anak yang ideal,
kondisi kesehatan seksual dan reproduksi prima dan dapat menikmati nilai tambah dalam
kehidupan social dan aktifitas perekonomian nya. Dampak pemenuhan hak-hak reproduksi
tersebut secara langsung adalah terwujudnya keluarga kecil sehat dan sejahtera sehingga
pada akhirnya dapat terwujud keluarga yang bahagia.
Kontrasepsi hormonal merupakan kontrasepsi yang paling banyak digunakan wanita
di negara-negara maju. Para wanita menggunakannya untuk mencegah kehamilan. Setiap
tahun pasangan menikah pada usia subur semakin meningkat, diketahui dari data website
resmi pemerintah Kabupaten Wonogiri pada tahun 2010 jumlah pasangan menikah usia
subur sebanyak 218.125 pasangan. Kecenderungan peningkatan pasangan menikah usia
subur akan berdampak pada peningkatan angka kelahiran dan kepadatan penduduk yang
nantinya bila tidak diatur akan mempengaruhi tingkat kesejahteraan dan kualitas hidup suatu
keluarga, sehingga akan bertolak belakang dengan program pemerintah yaitu mewujudkan
keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera. Tata laksana untuk mengatasi permasalahan
tersebut sangat diperlukan, termasuk dalam penggunaan kontrasepsi hormonal baik berupa
estrogen saja maupun kombinasi estrogen dan progesterone (Hartanto, 2004).
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi alat kontrasepsi hormonal ?
2. Bagaimana mekanisme kerja alat kontrasepsi hormonal ?
3. Apa apa saja macam macam alat kontrasepsi hormonal ?
1.3 Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui definisi dari kontrasepsi hormonal
2. Untuk mengetahui seperti apakah mekanisme kerja dari alat kontrasepsi hormonal
3. Untuk mengetahui macam macam alat kontrasepsi hormonal

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Manfaat Kontrasepsi Hormonal


2.1.1 Pengertian Kontrasepsi
A. Pengertian Kontrasepsi
Kontrasepsi berasal dari kata kontra yang berarti mencegah atau melawan,
sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang matang dan sel
sperma yang mengakibatkan kehamilan, maksud dari kontrasepsi adalah
menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan
antara sel telur matang dengan sel sperma tersebut (BKKBN, 2009).
Kontrasepsi adalah upaya mencegah terjadinya kehamilan (Maimunah, 2005).

B. Syaratsyarat Kontrasepsi
Menurut Wiknjosastro (2007), kontrasepsi yang ideal harus memenuhi
syaratsyarat sebagai berikut : dapat dipercaya, tidak menimbulkan efek yang
mengganggu kesehatan, daya kerjanya dapat diatur menurut kebutuhan, tidak
menimbulkan gangguan sewaktu melakukan hubungan seksual, tidak
memerlukan motivasi terusmenerus, mudah pelaksanaannya, murah harganya,
sehingga dapat terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat, dapat diterima
penggunaannya oleh pasangan yang bersangkutan.

C. Konsep Pemilihan Kontrasepsi


Konsep pemilihan kontrasepsi menurut Manuaba (2002) dan Hartanto
(2004) :
1. Fase menunda kehamilan
Untuk menunda kehamilan, sebaiknya memilih pil KB dan suntikan KB,
untuk menghindari kemungkinan gangguan alat genetalia interna. Digunakan
bagi PUS yang usia isteri kurang dari 20 tahun.
2. Fase menjarangkan kehamilan antara 24 tahun
Periode usia isteri antar 20 sampai 3035 tahun merupakan periode usia paling
baik untuk melahirkan, dengan jumlah anak 2 orang dan jarak antara
kelahiran adalah 24 tahun. Metode kontrasepsi yang dapat digunakan adalah :
minipil, pil KB, suntikan, IUD, kontarsepsi mantap (kontap).
3. Fase mengakhiri kehamilan
Periode umur isteri di atas 30 tahun, terutama di atas 35 tahun, sebaiknya
mengakhiri kesuburan setelah mempunyai 2 orang anak. Metode kontrasepsi
yang dapat digunakan adalah : Pil KB, suntikan KB, Kontap, IUD, norplant.

6
2.1.2 Kontrasepsi Hormonal
A. Definisi
Kotrasepsi hormonal adalah salah satu metode kontrasepsi yang paling
efektif dan reversibel untuk mencegah terjadinya konsepsi. Jenis hormon yang
terkandung adalah estrogen dan progesterone (Baziad,2002).
B. Manfaat Kontrasepsi hormonal
Alat kontrasepsi hormonal tentunya memiliki begitu banyak keuntungan
dalam penggunaanya baik itu dalam hal kesehatan maupun dalam hal lainnya.
Dalam hal kesehatan, selain dapat menunda kehamilan, kontrasepsi hormonal
juga dapat meringankan sakit pada saat menstruasi ataupun perdarahan yang
berlebihan pada saat menstruasi. 
Selain itu alat kontrasepsi hormonal juga dapat menurunkan resiko untuk
terkena kanker ovarium, mengurangi resiko kista ovarium, mengurangi resiko
anemia, dan juga dapat mengurangi resiko untuk terkena kanker endometrium
dan penyakit radang panggul simptomatik.
C. Efek samping Kontrasepsi Hormonal
Walaupun begitu banyak keuntungan penggunaan dari alat kontrasepsi
hormonal, metode ini juga memiliki beberapa kekurangan yang harus diketahui.
Penggunaan alat kontrasepsi hormonal dapat meningkatkan resiko untuk
terjadinya penggumpalan darah di vena terutama pada tungkai bawah atau paru-
paru, serta meningkatkan resiko untuk terkena stroke dan serangan jantung. 
Efek samping dalam pengguanaan alat kontrasepsi hormonal seperti
perubahan pola haid yang menjadi lebih sedikit, tidak teratur, dan jarang atau
tidak ada sama sekali juga dilaporkan sering mengganggu para penggunanya. 
Sakit kepala, pusing, mual, dan jerawat juga menjadi beberapa efek
samping dari penggunaan alat kontrasepsi hormonal ini. 

2.2 Mekanisme Kerja


Hormon estrogen dan progesteron memberikan umpan balik, terhadap kelenjar
hipofisis melalui hipotalamus sehingga terjadi hambatan terhadap perkembangan folikel dan
proses ovulasi. Melalui hipotalamus dan hipofisis, estrogen dapat menghambat pengeluaran
Folicle Stimulating Hormone (FSH) sehingga perkembanagan dan kematangan Folicle De
Graaf tidak terjadi. Disamping itu progesteron dapat menghambat pengeluaran Hormone
Luteinizing (LH). Estrogen mempercepat peristaltik tuba sehingga hasil konsepsi mencapai
uterus endometrium yang belum siap untuk menerima implantasi (Manuaba, 2010). Selama
siklus tanpa kehamilan, kadar estrogen dan progesterone bervariasi dari hari ke hari. Bila
salah satu hormon mencapai puncaknya, suatu mekanisme umpan balik (feedback)
menyebabkan mula-mula hipotalamus kemudian kelenjar hypophyse mengirimkan isyarat-
isyarat kepada ovarium untuk mengurangi sekresi dari hormon tersebut dan menambah
sekresi dari hormon lainnya. Bila terjadi kehamilan, maka estrogen dan progesteron akan
tetap dibuat bahkan dalam jumlah lebih banyak tetapi tanpa adanya puncak-puncak siklus,
sehingga akan mencegah ovulasi selanjutnya. Estrogen bekerja secara primer untuk
membantu pengaturan hormon realising factors of hipotalamus, membantu pertumbuhan
dan pematangan dari ovum di dalam ovarium dan merangsang perkembangan endometrium.
Progesteron bekerja secara primer menekan atau depresi dan melawan isyarat-isyarat dari
hipotalamus dan mencegah pelepasan ovum yang terlalu dini atau prematur dari ovarium,

7
serta juga merangsang perkembangan dari endometrium (Hartanto, 2002). Adapun efek
samping akibat kelebihan hormon estrogen, efek samping yang sering terjadi yaitu rasa
mual, retensi cairan, sakit kepala, nyeri pada payudara, dan fluor albus atau keputihan. Rasa
mual kadang-kadang disertai muntah, diare, dan rasa perut kembung. Retensi cairan
disebabkan oleh kurangnya pengeluaran air dan natrium, dan dapat meningkatkan berat
badan. Sakit kepala disebabkan oleh retensi cairan. Kepada penderita pemberian garam
perlu dikurangi dan dapat diberikan diuretik. kadang efek samping demikian mengganggu
akseptor, sehingga hendak menghentikan kontrasepsi hormonal tersebut. Dalam kondisi
tersebut, akseptor dianjurkan untuk melanjutkan kontrasepsi hormonal dengan kandungan
hormon estrogen yang lebih rendah. Selain efek samping kelebihan hormon estrogen,
hormon progesteron juga memiliki efek samping jika dalam dosis yang berlebihan dapat
menyebabkan perdarahan tidak teratur, bertambahnya nafsu makan disertai bertambahnya
berat badan, acne (jerawat), alopsia, kadang-kadang payudara mengecil, fluor albus
(keputihan), hipomenorea. Fluor albus yang kadang-kadang ditemukan pada kontrasepsi
hormonal dengan progesteron dalam dosis tinggi, disebabkan oleh meningkatnya infeksi
dengan candida albicans (Wiknjosastro, 2007). Komponen estrogen menyebabkan mudah
tersinggung, tegang, retensi air, dan garam, berat badan bertambah, menimbulkan nyeri
kepala, perdarahan banyak saat menstruasi, meningkatkan pengeluaran leukorhea, dan
menimbulkan perlunakan serviks. Komponen progesteron menyebabkan payudara tegang,
acne (jerawat), kulit dan rambut kering, menstruasi berkurang, kaki dan tangan sering kram
(Manuaba, 2010).
a) Mekanisme Kerja Hormon Estrogen
1. Menekan ovulasi: menekan ovulasi pada efek di hipotalamus mengakibatkan
suppresi pada FSH dan LH kelenjar hypophyse.
2. Mencegah Implantasi: keseimbangan estrogen-progesteron tidak tepat menyebabkan
pola endometrium abnormal sehingga menjadi tidak baik untuk implantasi.
3. Mempercepat transport gamet/ ovum: transport gamet/ ovum dipercepat oleh
estrogen disebabkan efek hormonal pada sekresi dan peristaltic tuba serta
kontraktilitas uterus.
b) Mekanisme Kerja Hormon Progesteron
1. Menghambat Ovulasi: ovulasi dihambat karena terganggu fungsi proses
hipotalamus, hypophyse, ovarium dan modifikasi dari FSH dan LH pada
pertengahan siklus.
2. Menghambat Implantasi: implementasi dapat dicegah bila diberikan progesterone
pra ovulasi
3. Mengentalkan lender serviks
2.3 Macam-macam Alat Kontrasepsi Hormonal
2.3.1 Pil Kontrasepsi
A. Definisi
Pil oral akan produksi normal estrogen danprogesteron oleh ovarium. Pil
oral akan menekan hormonovarium selama siklus haid yang normal, sehingga
juga menekan faktor pelepas di otak dan akhirnya mencegahovulasi. Pemberian
Pil Oral bukan hanya untuk mencegahovulasi, tetapi juga menimbulkan gejala-

8
gejala semu kehamilan (kehamilan palsu) seperti mual, muntah,
payudaramembesar, dan terasa nyeri (Hartanto, 2002).

9
B. Efektivitas
Efektivitas pada penggunaan yang sempurna adalah 99,5-99,9% dan 97%
(Handayani, 2010). Dalam setahun, sekitar 8 dari 100 pasangan yang bergantung
pada pil KB untuk mencegah kehamilan dapat mengalami kehamilan yang tidak
disengaja. Tentu saja hal ini relatif dan tergantung pada seberapa teratur
konsumsi alat kontrasepsi ini.
Jika konsumsi pil KB dilewatkan, bahkan hanya satu hari saja, dapat
meningkatkan risiko kehamilan. Alat konrasepsi ini sangat efektif, terutama jika
dikonsumsi secara konsisten dan mengikuti arahan dokter, setiap hari di waktu
yang sama.
C. Jenis KB Pil menu rut Sulistyaw ati (2013) yaitu:
1) Monofasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tabletmengamdung
hormone aktif estrogen atau progestin, dalamdosisi yang sama, dengan 7
tablet tanpa hormon aktif, jumlah dan po rsi hormonalny konstan setiap ha
ri.
2) Bifasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tabletmengandung hormon
aktif estrogen, progestin, dengan duadosis berbeda 7 tablet tanpa hormone
aktif, dosis hormonebervariasi.
3) Trifasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tabletmengandung hormon
aktif estrogen atau progestin, dengantiga dosis yang berbeda 7 tablet tanpa
hormon aktif, dosishormon bervariasi setiap hari.
D. Cara kerja KB Pil menu rut Saifuddin (2010) yaitu:
1. Menekan ovulasi
2. mencegah implantasisaya
3. Mengentalkan lendir serviks
4. Pergerakan tuba terganggu sehingga transportas ovumakanerganggu .
5. Keuntungan KB Pil menurut Handayani (2010) yaitu:
a) Tidak mengganggu hubungan seksual
b) Siklus haid menjadi teratur (mencegah anemia)
c) Dapat digunakam sebagai metode jangka panjang
d) Dapat digunakan pada masa remaja hingga menopause
e) Mudah dihentikan setiap saat
f) Kesuburan cepat kembali setelah penggunaan pildihentikan
g) membantu mencegah: kehamilan ektopik, kankerovarium, kanker
endometrium, kista ovarium,jerawat,disminorhea
E. Manfaat Pil KB
Beberapa manfaat kesehatan tambahan selain mencegah kehamilan, di
antaranya:
1. Siklus menstruasi lebih teratur
Pil KB hormon menyebabkan siklus menstruasi terjadi secara teratur. Hal
ini sangat membantu, khususnya bagi wanita yang memiliki siklus
menstruasi terlalu cepat atau terlalu jarang. Bahkan, biasanya setelah
penggunan pil ini, menstruasi juga cenderung lebih ringan dan singkat.

10
2. Kram dan nyeri menstruasi lebih ringan (dysmenorrhea)
Bukan hal yang aneh jika Anda mengalami dysmenorrhea saat sedang
menstruasi. Nah, Anda bisa mengatasi kondisi ini menggunakan pil KB.
Sehingga, saat mengonsumsinya, kram dan nyeri menstruasi bisa terasa lebih
ringan.
3. Peluang rendah anemia defisiensi zat besi
Pil KB ini dapat mengurangi jumlah aliran darah saat menstruasi. Jumlah
darah yang hilang memainkan peran penting untuk mencegah anemia
defisiensi besi.
4. Menekan risiko endometriosis simptomatik
Alat kontrasepsi ini mungkin tidak akan menyembuhkan Anda dari
endometriosis. Akan tetapi, mungkin akan menghentikan perkembangan dari
penyakit tersebut. Ini adalah pilihan pertama untuk mengendalikan
pertumbuhan endometriosis dan nyeri, karena terapi hormon melalui pil ini
adalah yang paling minim efek sampingnya.
5. Menanggulangi risiko payudara fibrosistik
Sekitar 70-90 persen pasien melaporkan peningkatan kondisi dari
payudara fibrosistik melalui terapi kontrasepsi oral.
6. Meredakan hirsutisme
Estrogen dan progestin dalam pil akan menekan perkembangan hormon
seks pria (androgen dan testosteron) yang menyebabkan pertumbuhan rambut
wajah dan tubuh, terutama di dagu, dada, dan perut.
7. Mencegah kehamilan ektopik
Kontrasepsi hormon oral adalah jenis kontrasepsi terbaik bagi wanita yang
berada dalam risiko tinggi akan kehamilan ektopik, kondisi mengancam
nyawa.
8. Tidak memengaruhi kesuburan
Meskipun mungkin akan memakan waktu 2-3 bulan untuk bisa hamil
setelah menghentikan konsumsi pil KB, bukan berarti penggunaanya
memengaruhi kesuburan. Artinya, Anda tetap bisa hamil jika Anda
menghentikan penggunaannya.
Selain itu, ada beberapa manfaat lain yang bisa Anda dapatkan seperti
berikut ini:
a) Meredakan jerawat.
b) Mencegah osteoporosis.
c) Mengurangi risiko kanker indung telur, rahim dan usus besar.
d) Risiko kista indung telur dan kista non-kanker lainnya rendah.
e) Mengelola gejala polycystic ovary syndrome (PCOS).
f) Melindungi dari pelvic inflammatory disease (PID).
g) Tidak akan mengganggu aktivitas hubungan seksual.

11
F. Efek samping pil KB
Pil KB merupakan metode yang efektif dan aman dalam mencegah
kehamilan. Kebanyakan wanita muda yang mengonsumsinya jarang sekali
menunjukkan efek samping. Adapun beberapa efek yang dapat dialami, antara
lain:
1. Jadwal menstruasi yang tidak teratur.
2. Mual, pusing, sakit kepala, dan payudara nyeri.
3. Perubahan mood.
4. Gumpalan darah (jarang terjadi pada wanita di bawah 35 tahun yang tidak
merokok).
Beberapa efek samping ini meningkat selama tiga bulan pertama. Ketika
seorang wanita mengalami efek samping, dokter biasanya akan menyarankan pil
dengan merek lain.
Pil ini juga memiliki efek samping yang kebanyakan wanita menyukainya,
yaitu biasanya membuat menstruasi lebih sedikit, mengurangi kram perut saat
haid, dan biasanya disarankan untuk wanita yang mengalami masalah
menstruasi.
Biasanya saat mengonsumsi pil ini memang menimbulkan jerawat, dan
beberapa dokter akan menginformasikan hal ini. Namun, pil KB juga terbukti
melindungi kita dari beberapa hal seperti penyakit payudara, anemia, kista
ovarium, kanker ovarium, dan endometrial.
G. Kekurangan pil KB
Sebagian besar wanita mengalami efek ringan dan sementara, seperti sakit
kepala, mual, nyeri payudara, perdarahan di antara menstruasi, dan perubahan
suasana hati, selama tiga bulan pertama. Jika efek samping tidak menghilang
setelah beberapa bulan, alangkah lebih baik jika Anda mengubah ke jenis atau
merek pil yang berbeda.
Beberapa efek samping termasuk jarang hingga langka, namun mungkin
berbahaya. Di antaranya:
1. Serangan jantung
Peluang ini tergolong sangat kecil, kecuali jika Anda merokok.
2. Stroke
Wanita yang mengonsumsi pil KB dan memiliki riwayat migrain
menunjukkan peningkatan risiko stroke, dibanding pengguna yang tidak
memiliki migrain.
3. Meningkatkan tekanan darah
Wanita yang mengonsumsi pil hormon ini biasanya mengalami peningkatan
tekanan darah sementara, meskipun pembacaan biasanya tetap dalam kisaran
normal. Tekanan darah harus dimonitor selama beberapa bulan setelah
wanita mulai menggunakan kontrasepsi oral.
4. Pembekuan darah (venous thromboembolism)

12
Studi secara konsisten menunjukkan bahwa risiko tromboemboli vena (VTE)
adalah dua sampai enam kali lebih tinggi pada pengguna kontrasepsi oral
daripada non-pengguna. Namun, risiko ini hanya mempengaruhi 3 sampai 6
dari 10.000 wanita yang mengonsumsi pil KB, menurut American College of
Obstetricians and Gynecologists (ACOG).
5. Kenaikan berat badan
Hal ini sering disebabkan oleh penumpukan cairan atau penyimpanan lemak
akibat estrogen di paha, pinggul, dan payudara. Kenaikan berat badan juga
terkait dengan minimnya aktivitas fisik ata peningkatan asupan makanan.
6. Depresi, mudah marah, perubahan mood
Terakhir, meski efektif untuk mencegah kehamilan, tapi pil ini tidak
melindungi Anda terhadap penularan penyakit kelamin. Kombinasikan
penggunaan pil KB dengan kondom lateks atau kondom wanita saat
berhubungan seks untuk mencegah peluang penyebaran penyakit.
2.3.2 Suntik Hormonal
A. Definisi
KB suntik adalah alat kontrasepsi hormonal yang mengandung hormon
progestin saja atau kombinasi hormon progestin dan estrogen yang disuntikkan
di otot lengan atas, paha, atau bokong. KB suntik digunakan untuk mencegah
kehamilan dengan cara menghentikan pelepasan telur dengan mengentalkan
lendir di leher rahim wanita. Cara kerjanya sebenernya sama dengan pil KB
kombinasi biasa dengan tingkat keberhasilan 94% hingga 99% untuk mencegah
kehamilan. Suntikan KB ini diberikan dalam siklus 28 atau 30 hari sekali.
Apabila Anda melewati suntikannya sampai 33 hari dari suntikan terakhir, maka
kandungan kontrasepsi ini tidak lagi bekerja sempurna sebagai proteksi
kehamilan. Suntikan hanya dapat diberikan oleh dokter. Selain itu, Anda
mungkin harus berkonsultasi dulu tentang jenis KB apa yang sesuai dengan
kondisi Anda terutama bila Anda memiliki riwayat tekanan darah tinggi,
migrain, penyakit liver, dan jantung.
B. Manfaat
Manfaat suntik KB adalah: Mencegah kehamilan dengan cara
mengentalkan lendir di leher rahim atau serviks wanita, mencegah perubahan sel
telur wanita. Suntikan hormon menekan kelenjar pituitari (kelenjar yang
menghasilkan hormon) untuk menghentikan indung telur melepaskan telur.
Memberikan proteksi kehamilan selama 1 bulan. Alternatif pilihan jenis KB bagi
wanita yang dipengaruhi oleh hormon estrogen. Kb suntik ini juga dapat
digunakan saat menyusui. Mengurangi gejala parah sindrom pramenstruasi atau
pre menstruation syndrome (PMS). Ini mungkin juga memberikan manfaat
kesehatan non-kontrasepsi lainnya yang tidak dicantumkan dalam informasi ini.
Peringatan KB Suntik 1 Bulan Jangan gunakan jenis KB bulanan ini
apabila Anda memiliki riwayat kondisi:
 Wanita yang sedang hamil
 Wanita dengan riwayat penyakit pembekuan darah atau penggumpalan
darah

13
 Wanita dengan riwayat migrain berat
 Wanita dengan riwayat penyakit liver
 Wanita dengan riwayat penyakit jantung
 Wanita dengan riwayat tekanan darah sangat tinggi
 Wanita dengan riwayat kanker payudara atau rahim
 Wanita dengan riwayat diabetes
 Wanita dengan riwayat pendarahan vagina yang tidak bisa dijelaskan
Wanita yang dengan alergi
 Wanita dengan gejala depresi
Wanita yang ingin KB mungkin harus melakukan konsultasi tambahan dengan
dokter untuk menentukan alat kontrasepsi yang sesuai dengan kondisi Anda.
2.3.3 Implant
A. Definisi
Implant adalah metode kontrasepsi hormonal yang efektif, tidak
permanen dan dapat mencegah terjadinya kehamilan antara tiga sampai lima
tahun, metode ini dikembangkan oleh the Population Council, yaitu suatu
organisasi internasional yang didirikan tahun 1952 untuk mengembangkan
metode kontrasepsi.
Implan atau sino implant merupakan kontrasepsi berbentuk batang
mungil kecil yang dimasukkan di bawah kulit lengan atas. Saking kecilnya,
banyak orang yang tidak dapat melihatnya setelah disisipkan. Implan
mengandung hormon progestin, yang membuat ovarium melepaskan telur dan
mengentalkan lendir serviks, serta mencegah sperma untuk mencapai sel telur
sejak awal. Implan efektif mencegah kehamilan hingga 4 tahun.
B. Cara Kerja dan Efektivitas
Cara kerja dan efektifitas implant adalah mengentalkan lendir serviks yang
dapat mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga terjadi
implantasimengurangi transportasi sperma, menekan ovulasi, serta efektif dalam
mencegah kehamilan yaitu dengan kegagalan 0,3 per 100 tahun (Marliza, (2013)
dalam Agustina (2020)).

Mekanisme kerja implant untuk mencegah terjadinya kehamilan melalui


beberapa cara yaitu :

a) Mencegah ovulasi
Dimana pada kedua jenis implant norplan, hormon lenovogestrel berdistribusi
melalui membran silastik dengan kecepatan yang lambat dan konstan. Dalam

14
24 jam setelah insersi, kadar hormon dalam plasma darah sudah cukup tinggi
untuk mencegah ovulasi, kadar levonorgestrel yang dipertahankan dalam
tubuh klien dengan sistem norplant secara parsial menekan lonjakan LH dan
menghambat ovulasi. Sekresi FSH dan LH tetap berada pada kadar normal
(BKKBN, 2014).
b) Perubahan lender serviks
Disini lender serviks menjadi kental dan sedikit sehingga menghambat
pergerakan spermatozoa, implant kemungkinan besar juga menekan poliferasi
siklik endometrium yang dipicu oleh esterogen sehingga endometrium tetap
dalam keadaan atrofi (BKKBN, 2014).
c) Menghambat perkembangan sikli dari endometrium.
Efektifitas implant ini pada jenis norplant akan berkurang sedikit setelah 5
tahun dan pada tahun ke enam kira-kira 2,5 – 3 % akseptor menjadi hamil.
Kemudian untuk jenis jadena sama efektifnya dengan norplant pada 3 tahun
pertama pemakaiannya, selanjutnya efektifitasnya berkurang namun belum
diketahui penyebabnya, kemungkinan karena kurangnya pelepasan hormone
(BKKBN, 2014).
C. Cara Penggunaan Kontrasepsi Implant
Implan dipasang di bawah kulit lengan dan bekerja untuk melindungi
terhadap kehamilan hingga empat tahun. Sebelum memakai implan, Dokter
Kandungan atau Bidan biasanya akan menanyakan mengenai riwayat kesehatan
terlebih dahulu. Saat melakukan pemasangan implant dokter/ bidan akan
membius area di bawah lengan. Jika pemasangan implant dilakukan saat
maksimal hari ke lima menstruari, implan langsung bekerja pada saat itu.
Namun, jika pemasangan implan tidak pada saat menstruasi, maka perlu
menggunakan kondom ataupun kontrasepsi darurat terlebih dahulu selama
seminggu. Pada saat ingin melepaskan implan dari lengan, tenaga medis akan
membius kembali lengan dan menyayat kecil untuk melepaskan implan.
D. Profil kontrasepsi Implant menurut Saifuddin (2010) dalam Maula (2017) yaitu:
a) Efektif 5 tahun untuk norplant, 3 tahun untuk Jedena, Indoplant, atau Implan.
b) Nyaman
c) Dapat dipakai oleh semua ibu dalam usia reproduksi
d) Pemasangan dan pencabutan perlu pelatihan

15
e) Kesuburan segera kembali setelah implan dicabut
f) Efek samping utama berupa perdarahan tidak teratur, perdarahanbercak, dan
amenorea
g) Aman dipakai pada masa laktasi.

E. Jenis kontrasepsi Implant menurut Saifuddin (2010) dalam Maula (2017) yaitu:
a) Norplant: terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga denganpanjang 3,4
cm, dengan diameter 2,4 mm, yang diisi dengan 3,6mg levonorgestrel dan
lama kerjanya 5 tahun.
b) Implanon: terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40
mm, dan diameter 2 mm, yang diisi dengan 68 mg 3- Keto-desogestrel dan
lama kerjanya 3 tahun.
c) Jadena dan indoplant: terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75mg.
Levonorgestrel dengan lama kerja 3 tahun.
F. Keuntungan kontrasepsi Implant menurut Saifuddin (2010) dalam Maula (2017)
yaitu:
a) Daya guna tinggi
b) Perlindungan jangka panjang
c) Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan
d) Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
e) Tidak mengganggu dari kegiatan senggama
f) Tidak mengganggu ASI
g) Klien hanya kembali jika ada keluhan
h) Dapat dicabut sesuai dengan kebutuhan
i) Mengurangi nyeri haid
j) Mengurangi jumlah darah haid
k) Mengurangi dan memperbaiki anemia
l) Melindungi terjadinya kanker endometrium
m) Melindungi angka kejadian kelainan jinak payudara
n) Melindungi diri dari beberapa penyebab penyakit radang panggul
o) Menurunkan kejadian endometriosis.
G. Efek Samping Kontrasepsi Implan dalam Agustina (2020)

16
a) Amenorhea, penanganannya pastikan hamil atau tidak, bila tidak
memerlukan penanganan khusus maka cukup dengan konseling saja.
Kemudian bila klien tetap tidak menerima maka angkat implant dan anjurkan
untuk menggunakan alat kontrasepsi lain. Bila terjadi kehamilan dan klien
ingin mempertahankan kehamilannya lakukan pencabutan implant dan
jelaskan bahwa progestin tidak berbahaya bagi janin namun bila diduga
terjadinya kehamilan ektopik maka lakukan rujukan karena tidak akan ada
pengaruh diberikan obat hormon untuk memancing pendarahan. Penelitian
yang dilakukan oleh Rahayu tahun 2015 menunjukkan bahwa
ketidakteraturan siklus menstruasi merupakan salah satu efek samping dari
pengguaan kontrasepsi implant.
b) Perdarahan bercak (spotting) ringan, berikan penanganan dengan
memberikan penjelasan bahwa spotting ini sering terjadi terutama pada tahun
pertama kemudian bila tidak terdapat masalah dan tidak hamil maka
diperlukan penanganan. Bila klien tetap mengeluh dengan perdarahan bercak
dan ingin melanjutkan pemakaian implant maka berikan klien pil kombinasi
selama satu siklus atau berikan ibu profen 3 x 800 mg selama 5 hari, beri
penjelasan bahwa setelah pil kombinasi habis akan terjadi perdarahan
kemudian bila terjadi perdarahan yang lebih banyak dari biasanya berikan
klien 2 pil kombinassi untuk 3-7 hari kemudian dilanjutkan dengan 1 siklus
pil kombinasi atau dapat juga diberikan 50 µg etinilestradiol atau 1,25 mg
esterogen equin konjugasi untuk 14-21 hari.
c) Ekspulsi, maka lakukan penanganan dengan cabut kapsul ekspulsi kemudian
periksa apakah kapsul yang lain masih di tempat lalu pastikan ada atau
tidaknya infeksi pada daerah insersi kemudian bila tidak ada infeksi dan
kapsul baru 1 buah 12 pada tempat insersi yang berbeda, namun bila ada
infeksi pada daerah insersi maka lakukan pencabutan pada seluruh kapsul
dan pasang kapsul yang baru pada lengan lain atau manganjurkan klien untuk
menggunakan kontrasepsi lain.
d) Infeksi pada daerah insersi, bila terjadi infeksi tanpa nanah maka bersihkan
dengan sabun, air atau antiseptik lalu berikan antibiotik yang sesuai untuk 7
hari lalu implant jangan dilepas serta anjurkan klien untuk datang 1 minggu

17
kemudian. Bila keadaan tidak membaik maka cabut implant dan pasang di
lengan yang lainnya atau mencari metode kontrasepsi lainnya.
e) Berat badan naik atau turun, maka berikan informasi pada klien bahwa
perubahan berat badan 1-2 kg adalah normal. Kaji ulang jika terjadi
perubahan berat badan 2 kg atau lebih namun apabila perubahan tidak dapat
diterima maka bantu klien untuk mencari kontrasepsi lain (BKKBN, 2014).

BAB III

PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Pengertian dari KB yaitu tindakan yang membantu individu atau pasngan untuk
menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mengatur interval kelahiran, mengontrol kartu
keturunan dalam hubungan dengan umur pasanngan suami istri dan menentukan jumlah
anak dalam keluarga(Hartanto, 2003). Dalam pelaksanaan program KB biasanya digunakan
alat kontrasepsi yang digunakan untuk mengatur /mengendalikan pertumbuhan penduduk
khususnya di Indonesia. Pengertian dari kontrasepsi adalah cara untuk mencegah terjadinya
konsepsi yaitu bertemunya sel sperme dan ovum. Dalam pelayanan KB ada berbagaimacam
cara untuk mencegah konsepsi salah satunya dengan menggunakan AKDR. Dalam
penggunaan AKDR juga terdapat manfaat, keuntungan serta kerugian dari penggunaan
AKDR tersebut. Masalah yang timbul dari penggunaan AKDR tersebut juga diharapkan bisa
teratasi dengan beberapa cara antara lain dengan memperhatikan cara pemakaian yang
benar, efek samping serta konseling bagi pengguna oleh tenaga kesehatan.

1.2 Saran
1. Bagi pengguna alat kontrasepsi AKDR Pengguna hendaknya mengetahui terlebih dahulu
alat kontrasepsi yang akan di pakai dengan cara bertanya hal yang ingin diketahui ke
tenaga kesehatan.
2. Bagi tenaga kesehatan
a. Sebagai tenaga kesehatan hendakna meningkatkan keterampilannya memasang
AKDR yang baik dan sesuai prosedur.
b. Sebelum memasang AKDR pada klien jangan lupa untuk melakukan infomconsent
pada klien.

18
DAFTAR PUSTAKA

Agustina, Ni Luh Putu Reni Ayu and Somoyani, SST., M.Biomed, Ni Ketut and Surati,


M.Kes, Dra. I Gusti Ayu (2020) Gambaran Karakteristik Akseptor
Kontrasepsi Implant Di Puskesmas Wilayah Kota Denpasar Tahun
2020. Diploma thesis, Jurusan Kebidanan.
Halo dtk. Implan. https://dktindonesia.org/kontrasepsi/implan/. Diakses pada tanggal: 25
Maret 2022.
Ratnaningtyas (2009) HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG METODE
KONTRASEPSI DENGAN PEMAKAIAN KONTRASEPSI HORMONAL DAN
NON HORMONAL DI RW III DESA KARANGASRI, NGAWI. Surakarta
Rada Nikmatul (2017) MAKALAH A.L KONTRASEPSI NON HORMONAL DAN
HORMONAL.
https://www.academia.edu/35141585/MAKALAH_A_L_KONTRASEPSI_NON
_HORMONAL_DAN_HORMONAL. Diakses pada tanggal: 24 Maret 2022.
Polkesyo. http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2299/3/BAB%20II.pdf. Diakses pada tanggal:
24 Maret 2022

Hapsari A. (2021) Berbeda dengan KB Suntik 3 Bulan, Ini Informasi Lengkap Seputar KB Suntik 1
Bulan. https://hellosehat.com/seks/kontrasepsi/kb-suntik-1-bulan/. Diakses pada 26
Maret 2022

Fadli R. (2021) Alat Kontrasepsi. https://www.halodoc.com/kesehatan/alat-kontrasepsi. Diakses


pada 25 Maret 2022

19

Anda mungkin juga menyukai