Anda di halaman 1dari 1

3.B.

GEREJA DAN DUNIA : LANJUTAN AJARAN SOSIAL GEREJA


Angela Maheswari Lintang Calista XI POLA 2/1

TUGAS SISWA:
1. Buatlah rumusan masalah tentang konflik sosial yang pernah terjadi di Indonesia yang
mengancam persatuan dan persatuan bangsa!
2. Buatlah solusi berdasrkan ajaran Kitab Suci dan Ajaran Gereja tentang konflik sosial
yang pernah terjadi di Indonesia!
3. Berilah argumentasimu berdasarkan masalah dan solusi di atas!

JAWABAN:
1. Ajaran Sosial Gereja belum dilaksanakan secara maksimal di Indonesia oleh
orang-orang Katolik sendiri dan ajaran Sosial Gereja tampaknya hanya sebatas ajaran, teori,
yang dijadikan wacana, tetapi belum menjadi sebuah gerakan atas dasar kasih.

2. Didasarkan melalui ajaran gereja yang ada kita perlu menjunjung adanya Solidaritas (setia
kawan, solid = kokoh). Ini keutamaan kristiani. Asalnya dari kasih Allah Tritunggal (Bapa
Putera Roh Kudus saling mengasihi). Dia mempertaruhkan Diri, menyatu menjadi manusia
agar manusia menjadi ”Allah”, dengan menanam kasih-Nya dan semangat Keluarga Allah
dalam hati tiap orang, sehingga tiap orang punya semangat menyangkal diri dan semangat
altruistis (hidup untuk orang lain). Tujuan akhirnya Keluarga Allah di tengah masyarakat dan
di sorga. Sikap yang menonjol adalah penjaga sesama (anti semangat Kain), penolong orang
sengsara, menjadi tempat singgah bagi orang asing (juga immigran), pendidikan anak-
anaknya, mencukupi kebutuhannya, dan sebagai berikut. Sikap mengampuni dan mau
berdamai dengan musuh. Secara internasional, gereja minta pengurangan hutang negara
miskin. Di masyarakat, umat Allah memelopori perubahan struktur masyarakat. Selain
didasarkan melalui ajaran gereja, juga didasarkan melalui kitab suci, yaitu kita dipanggil
untuk membentuk Keluarga Allah di tengah masyarakat yang melibatkan semua warga.
”Tidak baik manusia hidup sendirian” (Kej 2:18). Manusia menjadi baik dan makin sempurna
kalau berdua dan bergabung. Membentuk keluarga lalu membentuk negara lalu membentuk
Keluarga Allah. Baik-buruknya lembaga keluarga-masyarakat-negara dinilai dari
sumbangannya kepada kehidupan dan martabat pribadi manusia. Gereja menolak 2 ekstrem:
ekstrem individualistis (pasar bebas, laissez-faire) dan ekstrem sosial (kolektivisme &
komunisme). Hak tiap orang untuk ambil bagian dalam hidup masyarakat, harus dijunjung
tinggi. Gereja mendorong prisip subsidiaritas (= hal yang bisa ditangani oleh warga negara
tidak boleh ditangani oleh negara. Negara hanya wajib membantu saja).

3. Semoga pada masa mendatang, oleh berkat Tuhan kita semua mampu membangun
masyarakat yang sehat yang dicirikan oleh adanya pengakuan terhadap martabat pribadi
manusia, kesejahteraan bersama, serta solidaritas sebagai sesama manusia ciptaan Tuhan.

Anda mungkin juga menyukai