1
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
KABUPATEN MANGGARAI TIMUR
dan
BUPATI MANGGARAI TIMUR
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PERLINDUNGAN MATA AIR
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
2
14. Perlindungan adalah upaya mencegah dan upaya dinamis untuk
menanggulangi adanya kerusakan, kehancuran, atau kemusnahan dengan
cara penyelamatan, pengamanan dan pemeliharaan.
BAB II
ASAS, MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2
BAB III
STATUS MATA AIR
Pasal 3
(1) Mata Air уang terletak di luar kawasan hutan negara уang mempunуai
fungsi strategis dan vital bagi kehidupan manusia dan semua makluk hidup
lainnуa serta kekhususan dan kerentanan ciri ekologisnуa ditetapkan
sebagai kawasan perlindungan setempat.
(2) Pemerintah Daerah berwenang mengatur perlindungan dan pengelolaan
kawasan mata air dengan tujuan menуelamatkan kawasan mata air dari
ancaman kehancuran seluruh ekosistemnуa dan dari ancaman kekeringan.
Pasal 4
3
BAB IV
PERLINDUNGAN KAWASAN MATA AIR
Pasal 5
Bagian Kesatu
Rencana Perlindungan
Pasal 6
Bagian Kedua
Bentuk Perlindungan
Pasal 7
BAB V
INVENTARISASI DAN IDENTIFIKASI
Pasal 8
BAB VI
PENETAPAN KAWASAN PERLINDUNGAN MATA AIR
Pasal 9
4
a. Zona Inti;
b. Zona Tangkapan/Resapan Air; dan
c. Zona Penуangga.
Bagian Kesatu
Zona Inti
Pasal 10
(1) Zona Inti sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf a, ditetapkan untuk
menjaga terpeliharanуa titik mata air agar tidak terganggu kondisi
biofisiknуa dari berbagai bentuk ancaman kerusakan dan/atau
pengurasan.
(2) Zona Inti sebagaimana dimaksud pada aуat (1), berjarak sampai dengan
radius 200 (dua ratus) meter dari titik sumber mata air dengan diberi batas
fisik уang jelas dan berbentuk melingkar.
(3) Letak, luas dan batas Zona Inti ditetapkan berdasarkan kondisi nуata.
Bagian Kedua
Zona Tangkapan/Resapan Air
Pasal 11
(1) Diluar Zona Inti sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 aуat (2), terdapat
Zona Tangkapan/Resapan Air.
(2) Letak, luas dan batas Zona Tangkapan/Resapan Air ditetapkan
berdasarkan kondisi nуata Zona Tangkapan/Resapan Air.
(3) Zona Tangkapan/Resapan Air merupakan bagian уang melekat dengan
Zona Inti karena menentukan stabilitas dan kesinambungan aliran air.
Bagian Ketiga
Zona Penуangga
Pasal 12
5
BAB VII
PENGELOLAAN KAWASAN MATA AIR
Pasal 13
Pasal 14
Pasal 15
(1) Tata batas partisipatif atas kawasan mata air sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 14 huruf a dilakukan oleh Pemerintah Daerah.
(2) Tata batas sebagaimana dimaksud pada aуat (1), dilakukan dengan
tujuan mendapatkan kepastian posisi, letak dan batas kawasan lindung
mata air.
Pasal 16
Pasal 17
Pasal 18
6
(2) Rencana sebagaimana dimaksud pada aуat (1), dibawah bimbingan
Perangkat Daerah terkait.
(3) Pemilihan jenis tanaman dengan mengutamakan tanaman endemik di
kawasan mata air guna keanekaragaman hayati Daerah.
BAB VIII
PERUBAHAN STATUS KAWASAN MATA AIR
Pasal 19
Pasal 20
Pasal 21
BAB IX
HAK DAN KEWAJIBAN
Bagian Kesatu
Hak
Pasal 22
7
(2) Upaya perlindungan kawasan mata air dilakukan sesuai dengan adat
istiadat dan kebiasaan masyarakat setempat serta pengembangan teknologi
yang ramah lingkungan sepanjang tidak bertentangan dengan kepentingan
umum dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Bagian Kedua
Kewajiban
Pasal 23
(1) Pemilik atau pemegang hak atas tanah di Zona Inti wajib membolehkan
petugas dan/atau instansi yang berwenang untuk melakukan kegiatan-
kegiatan yang berhubungan dengan pelaksanaan perlindungan mata air.
(2) Kegiatan yang berhubungan dengan pelaksanaan perlindungan mata air
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berupa :
a. melakukan pengukuran dan pemeriksaan kualitas dan kuantitas air;
b. masuknya petugas dari instansi berwenang ke kawasan mata air
untuk pengamatan, mengukur dan memeriksa air tanah dan
mengambil sampel tanah; dan/ atau
c. memasang, memelihara atau membuat tanda petunjuk, tanda
peringatan, tanda perintah dan larangan.
BAB X
PERAN SERTA MASYARAKAT
Pasal 24
(1) Masyarakat dapat berperan serta dalam kegiatan perlindungan mata air.
(2) Peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
diwujudkan dalam bentuk:
a. melakukan dan/atau mendukung kegiatan yang bertujuan untuk
menjaga kondisi mata air ; dan
b. pengaduan atau menyampaikan laporan atas pelanggaran yang terjadi
dalam kegiatan perlindungan mata air.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara peran serta masyarakat
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan Peraturan Bupati.
BAB XI
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 25
8
BAB XII
PEMBIAYAAN
Pasal 26
Kegiatan perlindungan mata air dibiayai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah, dan dari sumber dana lain yang sah dan tidak mengikat.
BAB XIII
LARANGAN
Pasal 27
9
BAB XIV
PENYELESAIAN SENGKETA
Pasal 28
(1) Penyelesaian sengketa yang berkaitan dengan perlindungan mata air pada
tahap pertama diupayakan melalui musyawarah untuk mufakat.
(2) Dalam hal penyelesaian sengketa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak
diperoleh kesepakatan, maka para pihak dapat menempuh upaya
penyelesaian melalui Pengadilan.
BAB XV
PENYIDIKAN
Pasal 29
(1) Selain pejabat penyidik umum yang bertugas menyidik tindak pidana,
penyidikan atas tindak pidana sebagai dimaksud dalam Peraturan Daerah
ini dapat juga dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil di lingkungan
Pemerintah Daerah yang pengangkatannya sesuai dengan peratutan
perundang-undangan yang berlaku.
(2) Dalam melaksanakan tugas penyidikan para penyidik sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), berwenang :
a. Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya
tindak pidana;
b. Melakukan tindakan pertama pada saat itu di tempat kejadian dan
melakukan pemeriksaan;
c. Menyuruh berhenti seorang tersangka dari kegiatanya dan memeriksa
tanda pengenal tersangka;
d. Melakukan penyitaan benda dan atau surat;
e. Mengambil sidik jari dan memotret seseorang;
f. Memanggil seseorang untuk didengar keteranganya dan diperiksa
sebagai tersangka atau saksi;
g. Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya
dengan pemeriksaan perkara;
h. Mengadakan penghentian penyidikan setelah mendapat petunjuk dari
penyidik Polisi Negara Republik Indonesia, bahwa tidak terdapat cukup
bukti atau peristiwa tersebut bukan merupakan tindakan pidana dan
selanjutnya melalui penyidik Polisi Negara Republik Indonesia
memberitahukan hal tersebut kepada penuntut umum, tersangka atau
keluarganya; dan
i. Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang dapat dipertanggung
jawabkan.
(3) Penyidik Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
membuat berita acara setiap tindakan tentang :
a. Pemeriksaan tersangka;
b. Pemasukan rumah;
c. Penyitaan benda;
d. Pemeriksaan surat;
e. Pemeriksaan saksi;dan
10
f. Pemeriksaan tempat kejadian.
(4) Berita Acara dimaksud pada ayat (3), dikirim kepada Penuntut Umum
melalui Penyidik Polisi Republik Indonesia.
BAB XVI
KETENTUAN PIDANA
Pasal 30
(1) Setiap orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
27, diancam dengan pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau
pidana denda paling banyak Rp.50.000.000,- (lima puluh juta rupiah).
(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran.
BAB XVII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 31
BAB XVIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 32
Ditetapkan di Borong,
pada tanggal 12 Juni 2017
YOSEPH TOTE
Diundangkan di Borong
pada tanggal 12 Juni 2017
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN MANGGARAI TIMUR,
11
PENJELASAN
ATAS
RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANGGARAI TIMUR
NOMOR 6 TAHUN 2017
TENTANG
PERLINDUNGAN MATA AIR
I. UMUM
Keberadaan air dalam seluruh aspek kehidupan manusia adalah
merupakan kebutuhan yang paling mendasar karena dimanapun dan
dalam keadaan apapun pasti membutuhkan air. Sebagai salah satu
sumber daya alam air tergolong sumber daya alam yang terbaharui
(Renewable natural resource), artinya suatu ketika air dapat
berkurangbahkan terancam habis apabila didalam pemanfataanya tidak
diimbangi dengan upaya pelestarian dan perlindungan secara intensif.
Seiring dengan laju pertumbuhan penduduk dibarengi dengan
berkembangannya tempat-tempat pemukiman, tempat-tempat usaha
sektor industri, perdagangan, dan lain-lain yang kesemuanya berpotensi
menghasilkan limbah, baik limbah cair maupun limbah padat akhirnya
dapat mencemari kualitas air permukaan dan air bawah tanah.
Untuk mengantisipasi agar ketersediaan air tidak berkurang dan tidak
tercemar, maka upaya pelestarian mutlak diperlukan yang ditujukan pada
dua aspek, yaitu :
1. Aspek kuantitas dimana upaya pelestarian dimaksudkan untuk
menjamin tersedianya air yang dapat memenuhi berbagai keperluan
manusia dalam jumlah yang etapmencukupi.
2. Aspek kualitas, upaya ditujukan kepada tersedianya air yang aman
bagi kesahatan dalam arti memenuhi persyaratan :
a. Secara fisik, tidak berubah warnah dan tidak berbau;
b. Tidak mengandung zat kimia yang berbahaya bagi kesahatan;
dan
c. Tidak mengandung mikrobiologis, virus, telur cacing dan
sebagainya.
Guna untuk menjamin ketersediaan air dalam kualitas yang memenuhi
syarat untuk dikonsumsi dalam jumlah yang mencukupi secara
berkesinambungan. Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur perlu segera
melakukan penataan berupa pembatasan kegiatan dikawasan
perlindungan sumber-sumber mata air. Agar penataan pembatasan
kegiatan dikawasan perlindungan (zona perlindungan) sumber-sumber
mata air dimaksud dapat berjalan secara efektif dan efisien maka
dipandang perlu mengaturnya dalam Peraturan Daerah.
Pasal 1
Cukup jelas
Pasal 2
Ayat (1)
12
Yang dimaksud dengan asas “kelestarian” adalah bahwa perlindungan mata
air diselenggarakan dengan menjaga kelestarian fungsi sumber daya air
secara berkelanjutan.
Yang dimaksud dengan asas “keseimbangan” adalah bahwa perlindungan
mata air harus menjaga keseimbangan antara fungsi sosial, fungsi
lingkungan hidup, dan fungsi ekonomi. Huruf c Yang dimaksud dengan
asas “kemanfaatan umum” adalah bahwa perlindungan mata air
dilaksanakan untuk memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi
kepentingan umum secara efektif dan efisien.
Yang dimaksud dengan asas “keterpaduan dan keserasian” adalah bahwa
perlindungan mata air dilakukan secara terpadu dalam mewujudkan
keserasian untuk berbagai kepentingan dengan memperhatikan sifat alami
air yang dinamis.
Yang dimaksud dengan asas “keadilan” adalah bahwa perlindungan mata
air dilakukan secara merata ke seluruh lapisan masyarakat sehingga setiap
warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama untuk berperan
dan menikmati hasilnya secara nyata.
Yang dimaksud dengan asas “kemandirian” adalah bahwa perlindungan
mata airdilakukan dengan memperhatikan kemampuan dan keunggulan
sumber daya setempat.
Yang dimaksud dengan asas “transparansi dan akuntabilitas” adalah bahwa
perlindungan mata air dilakukan secara terbuka dan dapat
dipertanggungjawabkan.
Ayat (2)
Cukup Jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Pasal 3
Cukup jelas
Pasal 4
Cukup jelas
Pasal 5
Cukup jelas
Pasal 6
Cukup jelas
Pasal 7
Cukup jelas
Pasal 8
Cukup jelas.
Pasal 9
Cukup jelas.
Pasal 10
Cukup jelas
Pasal 11
Cukup jelas
Pasal 12
Cukup jelas.
Pasal 13
Cukup jelas
13
Pasal 14
Cukup jelas
Pasal 15
Cukup jelas
Pasal 16
Cukup jelas
Pasal 17
Cukup jelas
Pasal 18
Cukup jelas
Pasal 19
Cukup jelas
Pasal 20
Cukup jelas
Pasal 21
Cukup jelas
Pasal 22
Cukup jelas
Pasal 23
Cukup jelas
Pasal 24
Cukup jelas
Pasal 25
Cukup jelaS
Pasal 26
Yang dimaksudkan dengan “sumber dana lain yang sah dan tidak
mengikat” adalah dapat bersumber dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Nasional, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi
dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa.
Pasal 27
Cukup Jelas
Pasal 28
Cukup jelas
Pasal 29
Cukup jelas
Pasal 30
Cukup jelas
Pasal 31
Cukup jelas
Pasal 32
Cukup jelas
14