Anda di halaman 1dari 11

TUGAS PENGENDALIAN SUMBER

DAYA AIR
NAMA : ANDRE GUNAWAN HUTAURUK
NIM : 200404148
1.KONSERVASI SUMBER DAYA AIR
Konservasi air adalah pelestarian atau perlindungan terhadap air.
Makna konservasi air secara luasnya adalah pengelolaan suatu tempat
dengan maksud untuk memelihara keberadaan serta keberlanjutan
keadaan, sifat, dan fungsi air agar senantiasa terjaga dan tersedia dalam
kuantitas dan kualitas guna memenuhi kebutuhan makhluk hidup.

Dalam konstitusi Indonesia telah mengatur pengelolaan sumber daya


alam termasuk air. Seperti yang telah disebutkan dalam UUD 1945
pasal 33 ayat 3 bahwa sumber daya air merupakan bagian dari
kekayaan alam yang dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk
kemakmuran rakyat Indonesia.
CONTOH
1. Perlindungan dan Pelestarian Sumber Air Kegiatan ini dimaksudkan sebagai upaya
menjaga keberadaan dan mencegah terjadinya kerusakan kondisi dan lingkungan air.

2. Pengawetan dan Penghematan Air Metode konservasi air ini bertujuan untuk
menjaga kuantitas air, sehingga konservasi air ini ditujukan untuk para pengguna air.

3. Penentuan Zona Konservasi Air Penentuan zona konservasi air ini dilakukan untuk
dapat mengetahui potensi dan pemanfaatan sumber daya air pada suatu daerah yang
meliputi pemetaan, penyelidikan, penelitian, eksplorasi dan evaluasi data.
2.PENDAYAGUNAAN SUMBER DAYA
AIR
Pendayagunaan sumber daya air sebagai salah satu upaya
pengelolaan sumber daya air, dilakukan melalui kegiatan
penatagunaan, penyediaan, penggunaan, pengembangan, dan
pengusahaan sumber daya air secara optimal agar berhasil guna
dan berdaya guna. Pendayagunaan sumber daya air harus
mengacu pada pola pengelolaan sumber daya air yang
ditetapkan pada setiap wilayah sungai.
CONTOH
1. Menyediakan dan menjaga daerah-daerah resapan air
2. Membuat sumur bor (artesis) untuk persediaan air dalam tanah
3. Melakukan netralisasi kandungan limbah industri
4. Pembangunan dan rehabilitasi tampungan air seperti bendungan dan
situ
5. Melakukan konservasi air tanah
6. Menyusun masterplan untuk penanganan banjir di sungai-sungai
prioritas
3.PENGENDALIAN DAYA RUSAK AIR

Pengendalian Daya Rusak Air adalah upaya untuk mencegah,


menanggulangi dan memulihkan kerusakan kualitas lingkungan
yang disebabkan oleh daya rusak air.
CONTOH
Contoh dari daya rusak air seperti banjir, erosi, kekeringan, kepunahan satwa
dan tumbuhan, wabah penyakit, longsor, tsunami, terjadinya amblesan tanah.
Upaya pencegahan dilakukan baik melalui kegiatan fisik dan/atau non fisik
maupun melalui penyeimbangan hulu dan hilir wilayah sungai. Kegiatan non
fisik antara lain seperti membuat peta daerah bencana, menyusun rencana
umum tata ruang berdasarkan kajian risiko bencana, juga menyusun perda
mengenai syarat keamanan, bangunan pengendalian limbah dan lain
sebagainya.
Kegiatan fisik yakni seperti pembangunan sarana dan prasarana serta upaya
lain dalam rangka pencegahan kerusakan/bencana yang diakibatkan oleh
daya rusak air.
4.Peran Serta Pemerintah, Dunia Usaha dan Masyarakat

Untuk melaksanakan kebijakan di bidang pengelolaan pesisir dan laut,


Pemerintah Daerah telah diberikan kewenangan di wilayah laut. Pasal
18 Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah, memberikan kewenangan Pemerintah Daerah untuk mengelola
sumber daya di wilayah laut meliputi; (1) eksplorasi, eksploitasi,
konservasi, dan pengelolaan kekayaan laut; (2) pengaturan kepentingan
administrative; (3) pengaturan tata ruang; (4) penegakan hukum
terhadap peraturan yang dikeluarkan oleh daerah atau yang dilimpahkan
kewenangannya oleh Pemerintah; (5) ikut serta dalam pemeliharaan
keamanan dan; (6) ikut serta dalam pertahanan kedaulatan negara.
Menurut Pergub nomor 8 Tahun 2014 terdapat Kebijakan Peningkatan
Peran Serta Masyarakat dan Dunia Usaha Dalam Pengelolaan SDA
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) huruf e terdiri dari:
a. perencanaan pengelolaan SDA;
b. pelaksanaan pengelolaan SDA;
c. pengawasan pengelolaan SDA, dan
d. Pendanaan/Pembiayaan Pengelolaan Sumber Daya Air.
5.PENGEMBANGAN SISTEM
INFORMASI SUMBER DAYA AIR
Menurut Pergub nomor 8 Tahun 2014 Pengembangan Jejaring
Sistem Informasi SDA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35
huruf b menggunakan strategi:
a.menetapkan lembaga yang mengkoordinasikan pengelolaan
SISDA;
b.membangun jejaring Sistem Informasi SDA antara instansi dan
lembaga pemerintah dan daerah serta antarsektor dan antarwilayah;
c.meningkatkan kerja sama dengan masyarakat dan dunia usaha
dalam pengelolaan Sistem Informasi SDA.
Dan menurut Pergub nomor 8 Tahun 2014 Pengembangan teknologi
informasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 huruf c menggunakan
strategi:
a. mengembangkan Sistem Informasi SDA berbasis teknologi
informasi hasil rancang bangun nasional oleh para pemilik
kepentingan;
b. meningkatkan ketersediaan perangkat keras, perangkat lunak dalam
Sistem Informasi SDA, serta memfasilitasi pengoperasiannya;
c. memfasilitasi para pemilik kepentingan dalam mengakses data dan
informasi SDA;
d. data informasi dapat diakses publik untuk penerbitan produk-produk.

Anda mungkin juga menyukai