Rangkuman Akuntansi Biaya Modul 7
Rangkuman Akuntansi Biaya Modul 7
Modul 7
ada dasarnya sebuah perusahaan dapat menghasilkan satu jenis produk dan/atau dapat juga
lebih dari satu jenis produk. Produk-produk tersebut bisa berupa beberapa produk utama atau satu
jenis produk utama dan/atau beberapa jenis produk sampingan. Perusahaan penggilingan gabah
misalnya, mengolah bahan baku berupa gabah dan menghasilkan lebih dari satu macam produk
berupa beras, menir, katul, dan dedak. Perusahaan gas asam arang mengolah diesel fuel menjadi gas
asam arang (CO₂) berupa gas dan gas asam arang padat (dry ice). Perusahaan minyak mengolah
minyak mentah menjadi bensin, minyak tanah, oli, dan produk-produk dari minyak yang lain.
Perbedaan antara produk utama dengan produk sampingan didasarkan pada kriteria
nilai jual produk tersebut. Kriteria nilai tersebut memungkinkan produk yang ada pada suatu
saat diperlakukan sebagai produk sampingan, dan pada saat lain dapat menjadi produk
utama, atau sebaliknya.
Produk sekutu (co-product) adalah dua produk atau lebih yang diproduksi pada
waktu yang bersamaan, tetapi tidak dari kegiatan pengolahan yang sama atau tidak berasal
dari bahan baku yang sama. Dalam perusahaan penggergajian kayu misalnya, pada saat yang
sama, dari proses penggergajian dapat dihasilkan papan mutu nomor 1, nomor 2, dan
sebagainya, tetapi dari batang kayu yang berbeda, misalnya kayu jati, kamper, sengon,
jabon, dan sebagainya.
B. KARAKTERISTIK PRODUK BERSAMA, PRODUK SEKUTU, DAN PRODUK SAMPINGAN
Produk bersama (joint product) dan produk sekutu (co-product) memiliki
karakteristik sebagai berikut: (1) Produk bersama dan produk sekutu merupakan tujuan
utama kegiatan produksi; (2) Harga jual produk bersama atau produk sekutu relatif tinggi
dibandingkan dengan produk sampingan (by product) yang dihasilkan pada saat yang sama;
(3) Dalam mengolah produk
bersama tertentu, produsen tidak dapat menghindarkan diri untuk menghasilkan
semua jenis produk bersama. Dalam perusahaan daging kalengan misalnya, setiap kali
penyembelihan sapi, akan diperoleh daging. kulit, dan lemak. Jadi kalau produsennya hanya
ingin daging saja, tidak bisa tidak ia harus memanfaatkan kulitnya.
Produk sampingan (by product) dapat digolongkan sesuai dengan dapat tidaknya
produk tersebut dijual pada saat terpisah dari produk utama (main product). Oleh karena
itu, produk sampingan digolongkan menjadi: (1) Produk sampingan yang dapat dijual setelah
terpisah dari produk utama, tanpa memerlukan pengolahan lebih lanjut; (2) Produk
sampingan yang memerlukan proses pengolahan lebih lanjut setelah terpisah dari produk
utama. Ilustrasi produk sampingan yang tidak memerlukan pengolahan lebih lanjut setelah
terpisah dari produk utamanya adalah penggilingan gabah. Produk sampingan berupa menir,
katul, dedak, dapat langsung dijual setelah terpisah dari beras.
C. AKUNTANSI PRODUK BERSAMA (JOINT PRODUCT)
Perusahan yang menghasilkan produk bersama pada umumnya menghadapi
masalah pemasaran berbagai macam produknya karena setiap produk tentu mempunyai
masalah dan harga jual yang berbeda-beda. Manajemen biasanya ingin mengetahui besaran
kontribusi setiap produk bersama tersebut terhadap seluruh penghasilan perusahaan
sehingga perusahaan dapat mengetahui jenis produk yang menguntungkan, dan yang
merugikan. Dengan demikian, manajemen dapat menentukan langkah yang tepat, misalnya
jenis produk mana yang perlu didorong pemasarannya dan jenis produk mana yang perlu
untuk dipertimbangkan lebih lanjut.
Kos bersama dapat dialokasikan kepada tiap-tiap produk bersama dengan relatif; (3)
metode satuan fisik; (3) metode rata-rata kos persatuan; (4) metode menggunakan salah
satu dari empat metode di bawah ini: (1) metode nilai jual rata-rata tertimbang.
Metode Nilai Jual Relatif
Metode ini banyak digunakan untuk mengalokasikan kos bersama kepada produk
bersama. Dasar pemikiran metode ini adalah bahwa harga jual suatu produk merupakan
perwujudan kos-kos yang dikeluarkan dalam mengolah produk tersebut. Jika salah satu
produk terjual lebih tinggi daripada produk yang lain, hal ini karena kos yang dikeluarkan
untuk produk tersebut lebih banyak bila dibandingkan dengan produk yang lain. Oleh karena
itu, menurut metode ini, cara yang logis untuk mengalokasikan kos bersama adalah
berdasarkan pada nilai jual relatif setiap produk bersama yang dihasilkan (harga jual
diketahui). Nilai jual relatif dihitung dengan cara membagi nilai jual produk sampingan
tertentu dengan total nilai jual seluruh produk yang dihasilkan dari suatu proses bersama.
Berikut ini disajikan sebuah ilustrasi penggunaan metode harga jual relatif.
Metode Harga Jual Hipotetis Variasi
penggunaan metode nilai jual relatif kita dapati bila satu atau beberapa produk
bersama memerlukan kos pengolahan tambahan setelah saat terpisah (split-off). Nilai jual
produk bersama dapat diketahui setelah produk bersama tersebut mengalami pengolahan
lebih lanjut. Dengan demikian pada saat terpisah produk bersama tersebut belum memiliki
nilai jual. Untuk mengalokasikan kos bersama perlu dihitung nilai jual hipotetis yang dihitung
dengan cara mengurangi nilai jual produk bersama setelah diproses lebih lanjut dengan kos
yang dikeluarkan untuk pengolahan setelah pisah batas sampai siap untuk dijual.
Metode Satuan Fisik
Metode satuan fisik mencoba menentukan harga pokok produk bersama sesuai
dengan manfaat yang ditentukan oleh setiap produk akhir. Dalam metode kos ini, kos
bersama dialokasikan kepada produk atas dasar koefisien fisik, yaitu kuantitas bahan baku
yang terdapat dalam setiap produk. Koefisien fisik ini dinyatakan dalam satuan berat,
volume, atau ukuran yang lain.
Metode ini hanya dapat digunakan bila produk bersama yang dihasilkan diukur dalam satuan
yang sama.
Pada umumnya metode ini digunakan oleh perusahaan yang menghasilkan
beberapa macam produk yang sama dari sun proses bersama, tetapi mutunya berlainan.
Dalam metode ini harga pokok setiap produk dihitung sesuai dengan proporsi kuantitas yang
diproduksi.
Jalan pikiran yang mendasari pemakaian metode ini adalah karena semua produk
dihasilkan dari proses yang sama maka tidak mungkin kos untuk memproduksi satu satuan
produk berbeda satu sama lain. Oleh karena itu, meskipun mutunya sama, setiap satuan
produk harus menerima beban kos produksi yang sama.
Metode Rata-rata Tertimbang
Jika dalam metode rata-rata kos per satuan dasar yang dipakai dalam
mengalokasikan kos bersama adalah kuantitas produksi maka dalam metode rata-rata
tertimbang kuantitas produksi ini dikalikan dahulu dengan angka
penimbang dan hasil kalinya baru dipakai sebagai dasar alokasi. Penentuan angka
penimbang untuk tiap-tiap produk didasarkan pada: jumlah bahan yang dipakai, sulitnya
pembuatan produk, waktu yang dikonsumsi, dan pembedaan jenis tenaga kerja yang dipakai
untuk setiap jenis produk yang dihasilkan.
D. KOS BERSAMA DAN KEPUTUSAN MANAJEMEN
Setelah diuraikan di awal berbagai metode alokasi kos bersama ke berbagai macam
produk bersama, jelas tampak bahwa dasar yang dipakai untuk alokasi tidak
menggambarkan aliran kos bersama tersebut ke dalam tiap tiap jenis produk. Oleh karena
itu, sekali lagi perlu diperhatikan bahwa tujuan alokasi kos bersama adalah untuk
memperhitungkan laba agar diketahui berapa kontribusi setiap produk bersama terhadap
seluruh laba yang diperoleh perusahaan.
RANGKUMAN
Dalam perusahaan yang memproduksi lebih dari satu product, joint product, co-product,
dan by-product) akan timbul kos bersama (joint cost) dan kos bergabung (common cost). Untuk
kepentingan penentuan penghasilan dan perhitungan kos sediaan, kos bersama perlu dialokasikan
kepada produk bersama. Empat metode alokasi kos bersama ke produk bersama adalah metode
nilai jual relatif, metode satuan fisik, metode rata-rata kos per satuan, dan metode rata-rata
tertimbang.
Oleh karena, produk sampingan merupakan produk yang mempunyai nilai jual relatif jauh
lebih rendah dibandingkan dengan produk utamanya maka dalam kaitannya dengan perhitungan kos
produksi produk sampingan, ada dua kelompok metode perlakuan terhadap produk sampingan.
Pertama, metode-metode tidak berusaha mengalokasikan kos bersama kepada produk sampingan
(noncost untuk methods), Kedua, metode-metode yang mengalokasikan sebagian kos bersama ke
produk sampingan (cost methods).
KEGIATAN BELAJAR 2
Pertama, metode-metode yang tidak mencoba menghitung kos produk sampingan atau
persediaannya, tetapi memperlakukan pendapatan penjualan produk sampingan sebagai
pendapatan atau pengurang kos produksi. Metode ini biasa disebut metode-metode tanpa
harga pokok (non-cost methods).
RANGKUMAN
Produk sampingan yang nilainya relatif kecil lebih tepat menggunakan metode-metode
tanpa kos. Dalam metode ini tidak ada kos produksi yang dialokasikan ke produk sampingan dan
hasil penjualan produk sampingan (penghasilan bruto atau neto) dapat diperlakukan sebagai (1)
penghasilan di luar usaha; (2) tambahan pendapatan penjualan produk utama; (3) pengurang kos
produk terjual; atau (4) pengurang total kos produksi.
Dalam metode kos produk sampingan dibebani kos produksi. Ada dua metode pembebanan
(alokasi) kos bersama ke produk sampingan, yaitu (1) metode nilai pasar atau reversal cost method.
Metode ini biasanya dipergunakan untuk produk sampingan yang tidak dapat dijual langsung,
melainkan harus diproses terlebih dahulu. (2) Metode nilai ganti (replacement cost method),
biasanya digunakan jika produk sampingan digunakan untuk kepentingan sendiri.