Anda di halaman 1dari 2

Bacaan Firman Tuhan : Lukas 24:10-11

Di zaman Tuhan Yesus, lelaki sangat superior, sedangkan perempuan inferior.


Perempuan relatif menjadi "sub ordinatnya" kaum lelaki. Statusnya rendah. Bahkan
rendah sekali. Kesaksian merekapun tidak dapat dibenarkan. Mereka tidak dibolehkan
bersaksi di pengadilan sekalipun. Itulah sebabnya, ketika para perempuan itu membawa
kabar tentang kebangkitan Yesus bahwa kubur telah terbuka dan kosong serta mayat
Yesus tidak ada lagi, semua orang tidak percaya. Termasuk para murid Yesus sendiri.
Para perempuan itu ialah Maria dari Magdalena, Yohana dan Maria ibu Yakobus
serta sejumlah perempuan lain yang bersama mereka. Kepolosan hati mereka, justru
"dipandang hina" oleh para rasul. Seakan mereka berbicara omong kosong tentang kubur
kosong dan berbagai tanda yang menyertai dan membuktikan kebangkitan Kristus. Mereka
semuanya tidak percaya dengan kesaksian perempuan-perempuan, karena posisi mereka
dan juga peristiwanya yang melampaui akal kepikiran mereka.
Selain dianggap rendah, para perempuan ini juga dianggap sebagai perempuan
biasa yang tidak punya kedudukan apa-apa di kalangan masyarakat maupun dalam
pelayanan. Maka hal itu, tidak dianggap oleh mereka.
Mereka sendiri sudah lupa dan tidak tahu, bahwa Yesus sendiri datang ke dunia
untuk membawa perubahan. Yesus menyetarakan dan menyamakan status perempuan
dengan lelaki. Itulah sebabnya, perempuan-lah yang Dia pakai sebagai alat kesaksian
pertama dan pemberita Injil pertama di antara semua manusia yang ada di kolong langit
ini. Tuhan membalikkan keadaan bahwa apa yang dipandang rendah oleh manusia, akan
diangkat-Nya menjadi kemuliaan bagi nama Tuhan. Apa yang biasa, dibuat-Nya luar biasa.
Mereka adalah perempuan biasa, tapi dipakai oleh Tuhan Yesus secara luar biasa dalam
memberitakan Injil Kristus.
Maka para perempuan biasa ini menjadi perempuan luar biasa. Mereka yang lemah
ini ternyata merekalah orang-orang yang paling berani dan paling kuat. Perempuan-
perempuan inilah yang justru berani pergi ke kubur Yesus pagi-pagi benar. Para rasul yang
adalah lelaki, justru tidak ada.
Mereka hanya mendengarkan cerita dari perempuan-perempuan ini. Itupun mereka
tidak percaya dan menganggapnya sebagai omong kosong. Padahal, perempuan-
perempuan yang benar. Dan merekalah yang omong kosong. Karena para perempuan itu
berpegang pada perkataan Yesus dalam pengajaran semasa hidup-Nya.
Sahabat Kristus, terkadang kita juga terjebak pada pemahaman yang keliru tentang
seseorang. Kita menilai seseorang atau orang lain menurut perspektif dan kepentingan
kita. Kita menganggap rendah orang lain, dan menganggap kita lebih hebat dalam berbagai
hal, sehingga mengabaikan bahkan tidak menganggap sesama dan memandang rendahnya.
Kita melihat orang dari "kulitnya" saja.
Kisah tentang para perempuan ini mengingatkan kita agar jangan salah kaprah
dengan keberadaan seseorang yang menurut pandangan jasmani kita lemah tak berdaya.
Sebab orang-orang seperti itulah yang biasanya dipakai Kristus untuk mempermalukan
orang yang merasa diri hebat dan memakai mereka untuk kemuliaan-Nya.
Janganlah kita menganggap diri lebih baik seperti para rasul. Kita jadi lupa diri karena
menganggap diri paling benar dan memandang rendah orang lain dalam kelemahannya itu.
Sebaliknya, marilah kita bersama semua orang percaya lain memberitakan Injil dalam
segala situasi dan kondisi untuk kemuliaan nama Tuhan.
Sebagai keluarga Kristen, kita harus saling melengkapi dalam melayani bahkan
dalam hidup bersama di dalam Kristus. Jangan menganggap dirimu bijak dan paling baik.
Satukan-lah langkah dan tekad kita untuk melayani Tuhan lebih sungguh lagi, sehingga
dari hidup kita terpancar cahaya api Injil Kristus kepada semua orang.
Dengan demikian, semakin banyak orang mengenal Kristus dari prilaku hidup kita, dan
mereka menjadi percaya kepada-Nya. Maka Tuhan Yesus pasti menyertai dan memberkati
hidup kita bersama keluarga. Amin

Anda mungkin juga menyukai