Anda di halaman 1dari 10

PROGRAM KERJA PELAYANAN

SMP NEGERI 1 LELES


Disusun pada bulan Juli 2014 oleh H. Wahyu, S.Ag.
A. Latar Belakang

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan


Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional pendidikan,
mengamanatkan bahwa setiap satuan pendidikan harus menyusun kurikulum yang
disebut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau KTSP.

Pada penerapan KTSP, Guru Bimbingan Konseling di sekolah memberikan


pelayanan Bimbingan dan Konseling dalam memfasilitasi “Pengembangan Diri”
siswa sesuai minat , bakat serta mempertimbangkan tahapan tugas
perkembangannya. Mengingat adanya keberagaman individu siswa maupun
keberagaman kemampuan Guru Bimbingan Konseling di sekolah maka perlu
ditegaskan bahwa pelaksanaan bimbingan konseling di sekolah harus menyusun
program guna mengakomodasi Undang-undang nomor 20 tahun 2003 dan Peraturan
Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tersebut beserta peraturan-peraturan yang
menyertainya.

Permendiknas Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi yang didalamnya memuat
struktur kurikulum, telah mempertajam perlunya disusun dan dilaksanakannya
program pengembangan diri yang bertujuan memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan
kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah.
Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru,
atau tenaga pendidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan
ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan
Bimbingan dan Konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi, kehidupan
sosial, belajar, dan pengembangan karir peserta didik.

Bimbingan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik baik secara
perorangan maupun kelompok, agar mandiri dan berkembang secara optimal, dalam
bimbingan pribadi, sosial, belajar dan karir, melalui berbagai jenis pelayanan dan
kegiatan pendukung berdasarkan norma-norma yang berlaku.

Bimbingan dan konseling merupakan upaya proaktif dan sistemik dalam


memfasilitasi individu mencapai perkembangan yang optimal, pengembangan
perilaku efektif, pengembangan lingkungan perkembangan, dan peningkatan
keberfungsian individu dalam lingkungannya. Semua perilaku tersebut merupakan
proses perkembangan yakni proses interaksi antara individu dengan lingkungan.
Pengampu bimbingan dan konseling adalah guru bimbingan dan konseling atau
konselor yang merupakan salah satu kualifikasi pendidik.

Dalam permendiknas Nomor 23 tahun 2006 dirumuskan SKL yang harus dicapai
peserta didik melalui proses pembelajaran bidang studi, maka kompetensi peserta
didik yang harus dikembangkan melalui pelayanan bimbingan dan konseling adalah
kompetensi kemandirian untuk mewujudkan diri (self actualization) dan
pengembangan kapasitasnya (capacity development) yang dapat mendukung
pencapaian kompetensi lulusan. Sebaliknya, kesuksesan peserta didik dalam
mencapai SKL akan secara signifikan menunjang terwujudnya pengembangan
kemandirian.

Program Kerja Pelayanan BK_H.Wahyu, S.Ag. –SMPN 1 Leles 2014-2015


B. Dasar Penyusunan Program Layanan
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru


dan Dosen, pasal 35 ayat(2)

3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19/2005 tentang Standar


Nasional Pendidikan.

4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 18 tahun 2007 tentang


Sertifikasi Bagi Guru Dalam Jabatan

5. SKB Mendiknas dan Kepala BAKN No. 0433/P/1993 dan No. 25 tahun
1993 bahwa Guru Pembimbing Wajib membimbing 150 orang siswa
minimal sampai 225 orang maksimal

6. Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan,


Departemen Pendidikan Nasioan tentang Pedoman Penghitungan Beban
Kerja Guru.

7. Sistem Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, tentang Pengembangan Diri


diselenggarakan melalui kegiatan Bimbingan dan Konseling serta kegiatan
ekstrakurikuler

C. Visi dan Misi

1.SMP Negeri 1 Leles

Visi :
BERKARAKTER ( Bernuansa religius, kokoh, akhlaqulkarimah,
rasional dalam amaliah dan karya, tanamkan edukasi responsip )
Misi :
A. Mengembangkan semangat kebersamaan warga sekolah berbagai kegiatan
dan tindakan dengan dilandasi prinsip kekeluargaan.
B. Meningkatkan ketertiban administrasi pembelajaran dan sekolah
untuk mengoptimalkan pelayanan pendidikan kepada masyarakat
dan mewujudkan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang
berstandar nasional dengan mempertimbangkan kebutuhan lokal,
nasional dan perkembangan global internasional.
C. Meningkatkan profesionalisme guru dan pegawai untuk mempercepat
peningkatan kualitas pembelajaran dan pendidikan yang mampu mencetak
para peserta didik berkualitas, berdaya saing, bermartabat, serta melanjutkan
ke sekolah yang lebih tinggi.
D. Mengoptimalkan segala potensi yang ada baik sarana, prasarana, lingkungan
maupun sumber daya manusia yang berpotensi digali dan dikembangkan.
E. Melaksanakan inovasi pembelajaran dalam PBM yang mendorong

Program Kerja Pelayanan BK_H.Wahyu, S.Ag. –SMPN 1 Leles 2014-2015


F. kepada tumbuhnya minat belajar mandiri dikalangan peserta didik.
G. Menumbuhkan penghayatan terhadap nilai-nilai dan norma-norma
H. yang dapat mendorong peserta didik berakhlak mulia dalam interaksi
dengan Tuhan, orang tua, guru, masyarakat dan teman sebayanya.
I. Membangkitkan karsa peserta didik untuk berlatih beramal dan berkarya
sesuai dengan kemampuan dan tingkat keilmuan yang telah dimiliki.
J. Mewujudkan lingkungan belajar yang kondusip yang dapat
memotivasi ssemangat belajar peserta didik sehingga
menumbuhkan kecerdasan IQ, EQ, dan SQ-nya.

2. Bimbingan dan Konseling


a. Visi Layanan Bimbingan dan Konseling
Terwujudnya Catur Sukses, yaitu ; sukses pribadi, sukses sosial, sukses
akademis, dan sukses karir
b. Misi Layanan Bimbingan dan Konseling
1. Mewujudkan keberhasilan pribadi, meliputi; memiliki keimanan dan
ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, memahami diri (self
understanding), memiliki sikap positif, memiliki sikap mandiri secara
emosional, sosial dan ekonomis
2. Mewujudkan keberhasilan sosial, meliputi; memiliki rasa empati,
kooperatif, toleransi, demokratis, berkomunikasi, memiliki hubungan
sosial yang positif
3. Mewujudkan keberhasilan akademik, meliputi; memiliki kemampuan
dan keterampilan belajar, memiliki kemauan dan dorongan belajar yang
tinggi, mampu berpikir logis, mampu memecahkan masalah (problem
solving), mampu mengambil keputusan (decision making), kreatif, dan
memiliki prestasi belajar yang baik/tinggi
4. Mewujudkan keberhasilan karir, meliputi; mimiliki bersikap positif
terhadap suatu keterampilan dalam mempersiapkan karir, memiliki
perencanaan lanjutkan studi, memiliki perencanaan dan pengembangan
karir
D. Tujuan Penyusunan Program Layanan

≈ Tujuan umum penyusunan program layanan

Secara umum tujuan penyusunan program layanan bimbingan dan konseling


di sekolah tercermin pada diskripsi Kebutuhan Siswa SMP (8 Tugas Pokok
Perkembangan Siswa) adalah :

1. Mencapai perkembangan diri sebagai remaja yang beriman dan


bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Mencapai pola hubungan yang baik dengan teman sebaya dalam
perannya sebagai pria dan wanita

3. Memantapkan nilai dan cara bertingkah laku yang dapat diterima


dalam kehidupan yang lebih luas

4. Mengenal kemampuan, bakat dan minat serta arah kecenderungan karir


dan aparesiasi seni

5. Mengembangkan pengerahuan dan keterampilan untuk mengikuti dan


melanjutkan pelajaran dan/atau mempersiapkan atau berperan dalam
kehidupan di masyarakat
Program Kerja Pelayanan BK_H.Wahyu, S.Ag. –SMPN 1 Leles 2014-2015
6. Mengenal gambaran dan mengembangkan sikap tentang kehidupan
mandiri secara emosional, sosial dan ekonomi

7. Mengenal system etika dan nilai-nilai bagi pedoman hidup sebagai


mandiri, anggota masyarakat, dan warga Negara

8. Mempersiapkan diri, menerima dan bersikap positif serta dinamis


terhadap peruhan fisik dan psikis yang terjadi pada diri sendiri

≈ Tujuan Khusus penyusunan program layanan

1. Sebagai pedoman atau panduan bagi guru pembimbing dalam


melaksanakan layanan BK di Sekolah
2. Untuk memberi arah dalam pelaksanaan layanan BK

3. Untuk membantu pencapaian program sekolah secara umum dalam


upaya peningkatan mutu di sekolah

4. Sebagai acuan evaluasi atas pelaksanaan layananan BK dalam rangka


peningkatan mutu layanan BK di sekolah

E. Bidang Bimbingan dan Konseling

a. Bidang Bimbingan Pribadi adalah bidang bimbingan yang meliputi


pemantapan keimanan, porensi diri, bakat, minat pemahaman kelemahan diri,
kemampuan pengambilan keputusan sehingga dapat merencanakan kehidupan
yang sehat

b. Bidang Bimbingan Sosial adalah bidang yang meliputi kemampuan yang


berkomunikasi, berargumentasi, bertingkah laku sesuai dengan kebiasaan
yang berlaku di rumah dan masyarakat

c. Bidang Bimbingan Belajar adalah bidang bimbingan yang meliputi


pemantapan sikap dan kebiasaan belajar yang efektif, penguasaan materi,
program belajar di sekolah sesuai dengan kondisi psikis, social budaya yang
ada dimasyarakat

d. Bidang Bimbingan Karier adalah bidang bimbingan yang meliputi


pemantapan pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungan karier yang
hendak dikembangkan dan dipilih

F. Pengembangan Diri Dalam Pelayanan Bimbingan Dan Konseling

a. Pelayanan Dasar
 Bimbingan Klasikal
 Pelayanan Orientasi
 Pelayanan Informasi
 Bimbingan Kelompok
 Pelayanan Pengumpulan Data/ Aplikasi Instrumentasi
b. Pelayanan Responsif
 Konseling Individu dan Kelompok
 Referal /Alih tangan
 Kolaborasi dengan guru mata pelajaran atau wali kelas.
 Kolaborasi dengan Orang Tua Siswa
 Kolaborasi dengan Pihak-pihak terkait diluar sekolah
 Konsultasi

Program Kerja Pelayanan BK_H.Wahyu, S.Ag. –SMPN 1 Leles 2014-2015


 Konferensi Kasus
 Kunjungan Rumah
c. Pelayanan Perencanaan Individual/Pribadi
 Konseling Individual
 Penempatan Penyaluran
d. Dukungan Sistem
 Manajemen
 Akses Informasi dan Teknologi
 Pengembangan Profesi
 Pengembangan Media Informasi
 Kolaborasi Dengan Guru Mata Pelajaran dan/atau Wali Kelas

G. Fungsi Layanan Bimbingan dan Konseling

1) Pemahaman, yang menghasilkan pemahaman pihak-pihak tertentu untuk


pengembangan dan pemecahan permasalahan peserta didik meliputi
pemahaman diri dan lingkungannya,

2) Pencegahan (preventif), yang menghasilan tercegahnya atau terhindarnya


peserta didik dari berbagai permasalahan yang mungkin timbul, yang dapat
mengganggu, menghambat ataupun menimbulkan kesulitan dan kerugian-
kerugian tertentu dalam proses perkembangannya,

3) Pengentasan, yang menghasilkan terentaskannya atau teratasinya berbagai


permasalahan yang dialami peserta didik,

4) Pemeliharaan dan pengembangan, yang menghasilkan terpelihara dan


terkembangnya berbagai potensi dan kondisi positif peserta didik dalam
rangka perkembangannya secara mantap dan berkelanjutan.

H Pendekatan Layanan Bimbingan dan Konseling

1) Pendekatan krisis, yaitu pemberian layanan bimbingan dan konseling yang


didasarkan adanya krisis yang dialami oleh konseli. Tujuannya untuk
membantu peserta didik dalam mengatasi krisis atau masalah yang dihadapi/
dialaminya oleh konseli

2) Pendekatan remedial, yaitu membantu mengatasi kelemahan-kelemahan


yang dimiliki oleh peserta didik dan berupaya pemberian remedi terhadap
kelemahan-kelemahan tersebut. Tujuannya untuk memperbaiki kesulitan-
kesulitan yang dialami peserta didik dalam bidang tertentu agar terhindar dari
krisis.

3) Pendekatan preventif, yaitu pemberian layanan bimbingan dan konseling yang


menekankan pada pencegahan terjadinya masalah-masalah yang mungkin
dialami oleh konseli. Tujuannya mengantisipasi/mencegah masalah-masalah
umum yang mungkin dialami peserta didik dan mencoba mencegah masalah
tersebut jangan sampai terjadi

3) Pendekatan perkembangan, yaitu pemberian layanan bimbingan dan konseling


yang menekankan pada identifikasi pengetahuan, keterampilan, sikap, dan
pengalaman yang diperlukan konseli agar berhasil dalam kehidupan
akademik, pribadi-sosial, dan karirnya. Tujuannya adalah membantu peserta
didik dalam mengembangkan kemampuan/potensi yang dimiliki dengan
memberikan kesempatan yang seluas-luasnya untuk memperoleh
pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang diperlukan dalam hidupnya

I Strategi Layanan Konseling dan Kegiatan Pendukung


Program Kerja Pelayanan BK_H.Wahyu, S.Ag. –SMPN 1 Leles 2014-2015
 Layanan Konseling meliputi :

a. Layanan Orientasi : layanan yang memungkinkan siswa memahami


lingkungan baru, terutama lingkungan sekolah, objek-objek yang
dipelajari untuk mempermudah dan memperlancarkan peran siswa
b. Layanan Informasi : Merupakan yang memungkinkan siswa
menerima, memahami, berbagai informasi.
c. Layanan Penempatan dan Penyaluran : Merupakan layanan
memungkinkan siswa memperoleh penempatan yang tepat.
d. Layanan Penguasaan Konten: Merupakan layanan yang
memungkinkan siswa mengembangkan sikap dan kebiasaan yang
baik dalam menguasai materi yang cocok dengan kecepatan, dan
kemampuan dirinya.
e. Layanan Konseling perorangan : Merupakan layanan yang
memungkinkan siswa mendapatkan layanan langsung tatap muka
untuk mengentaskan permasalahan.
f. Layanan Bimbingan Kelompok : Merupakan layanan yang
memungkinkan sejumlah siswa secara bersama-sama melalui
dinamika kelompok memperoleh bahan dan membahas topik
tertentu.
g. Layanan Konseling Kelompok : Merupakan layanan memungkinkan
siswa masing-masing anggota kelompok memperoleh kesempatan
untuk membahas dan pengentasan permasalahan pribadi melalui
dinamika kelompok.
h. Layanan Konsultasi: Merupakan layanan yang memungkinkan
seseorang memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang
perlu dilaksanakan dalam menangani kondisi dan atau permasalahan
orang lain yang menjadi kepeduliannya.
i. Layanan Mediasi: Merupakan layanan yang memungkinkan fihak-
fihak yang sedang dalam keadaan saling tidak menemukan
kecocokan menyelesaikan permasalahan dan memperbaiki hubungan
mereka.

≈ Kegiatan Pendukung meliputi:

a. Aplikasi Instrumentasi: Merupakan kegiatan untuk mengumpulkan


data dan keterangan siswa
b. Himpunan data: Merupakan kegiatan untuk menghimpun seluruh
data dan keterangan yang relevan dengan pengembangan siswa.
c. Konferensi kasus: Merupakan kegiatan untuk membahas permasalah
siswa dalam suatu pertemuan yang dihadiri oleh pihak-pihak yang
dapat memberi keterangan. Pada kegiatan pendukung ini kasus
bersifat terbatas dan tertutup.
d. Alih Tangan Kasus: Merupakan kegiatan pendukung untuk
mendapatkan penanganan yang lebih tepat dan tuntas masalah yang
dialami siswa dengan memindahkan penangan kasus.
e. Kunjungan rumah: Merupakan kegiatan memperoleh data
keterangan, kemudahan dan kemitraan bagi terentaskannya
permasalahan siswa.
f. Tampilan Kepustakaan: Merupakan kegiatan dengan menyediakan
berbagai media informasi.
J Sasaran Penyusunan Porgram
Sasaran utama yang hendak dicapai terhadap penyusunan program BK di sekolah
adalah :
1. Peserta didik kelas VII A - VII J sejumlah 360
2. Peserta didik kelas VIII A - VIII J sejumlah 358
3. Peserta didik kelas IX A - IX J sejumlah 400

Program Kerja Pelayanan BK_H.Wahyu, S.Ag. –SMPN 1 Leles 2014-2015


K Hasil Perolehan Pelaksanaan Program Layanan Tahun Sebelumnya
1. Bimbingan pribadi, melalui :
 Layanan orientasi : 80%
 Layanan informasi : 80%
 Layanan penempatan penyaluran : 90%
 Layanan pembelajaran : 80%
 Layanan konseling individual : 70%
 Layanan konseling kelompok : 40%
 Layanan bimbingan kelompok : 45%
2. Layanan bimbingan Sosial, melalui :
 Layanan orientasi : 60%
 Layanan informasi : 70%
 Layanan penempatan penyaluran : 60%
 Layanan pembelajaran : 60%
 Layanan konseling individual : 40%
 Layanan konseling kelompok : 30%
 Layanan bimbingan kelompok : 40%
3. Layanan bimbingan belajar, melalui
 Layanan orientasi : 80%
 Layanan informasi : 90%
 Layanan penempatan penyaluran : 80%
 Layanan pembelajaran : 80%
 Layanan konseling individual : 60%
 Layanan konseling kelompok : 40%
 Layanan bimbingan kelompok : 40%
4. Layanan bimbingan karir, melalui
 Layanan orientasi : 90%
 Layanan informasi : 90%
 Layanan penempatan penyaluran : 70%
 Layanan pembelajaran : 70%
 Layanan konseling individual : 50%
 Layanan konseling kelompok : 70%
 Layanan bimbingan kelompok : 70%
5. Kegiatan pendukung, meliputi :
 Aplikasi instrumen : 40%
 Himpunan data : 60%
 Kunjungan rumah : 40%
 Referal : 10%
 Alih tangan kasus : 10%
6. Kegiatan mediasi
 Orang tua : 60%
 Pihak lain terkait : 20%

L Hambatan Pelaksanaan Layanan BK


1. Peserta Didik
Hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di
sekolah yakni :
a. Kesan siswa terhadap layanan BK seperti guru mata pelajaran memberikan
pembelajaran, sehingga belum secara maksimal dimanfaatkan sebagaimana
fungsi layanan BK itu sendiri.
b. Masih ada perasaan malu dan takut bila akan menyampaikan permasalahan
yang dihadapi sehingga permasalahan tersebut menumpuk pada diri siswa.

Program Kerja Pelayanan BK_H.Wahyu, S.Ag. –SMPN 1 Leles 2014-2015


c. Banyak siswa bermasalah tetapi tidak memahami bahwa dirinya mangalami
kesulitan terutama dalam hal belajar, akibat dari kesulitan yang tidak dirasakan
tersebut akan menghambat aktifitas dan proses pembelajaran di kelas.
d. Kesungguhan dan komitmen siswa untuk mengatasi kesulitannya umumnya
masih labil, sehingga perlu secara kontinyu dilakukan pendekatan
2. Guru pembimbing
a. Belum maksimal memberikan layanan konseling kepada klien (peserta didik)
karena pendekatan yang digunakan lebih bersifat kuratif, yaitu lebih dominan
melalui layanan penanganan setelah terjadi masalah..
b. Belum efektifnya pelaksanaan konseling, karena kurangnya personil guru
pembimbing/konselor

3. Guru mata pelajaran


a. Umumnya guru mata pelajaran memandang layanan BK diberikan hanya
kepada peserta didik yang berperilaku menyimpang (“nakal”), sehingga
pelaksanaan BK diharapkan seperti polisi atau jaksa menghadapi pesakitan,
atau layanannya bersifat klinis therapeutis/pendekatan kuratif.
b. Belum menempatkan layanan BK di sekolah sebagai layanan pengembangan
dan pencegahan atau layanan yang berorientasi pada pedagogis, potensial,
humanistis-religius dan profesional
4. Wali kelas
a. Memandang layanan BK sebagai layanan yang menangani peserta didik yang
bermasalah (melakukan tindakan indisipliner), sehingga permasalahan di dalam
kelas umumnya diserahkan kepada Guru Pembimbing.
b. Secara manajerial layanan bimbingan dan konseling, peranan wali kelas kurang
menampakkan kerjasama yang proaktif, yaitu kepeduliannya terhadap siswa
binaannya secara menyeluruh dan kontinyu, hal ini akan berpengaruh terhadap
keefektifan layanan BK.
5. Urusan Kesiswaan
Urusan kesiswaan memandang layanan BK sebagai eksekutor peserta didik yang
melanggar tata tertib sekolah, sehingga layanan BK dianggap penentu segalanya.
6. Orang tua
Masih ada sebagian orang tua memandang layanan BK sebagai pengawas atau
polisinya sekolah, sehingga terkesan bila diminta ke sekolah pasti putra/putrinya
nakal atau melanggar tata tertib sekolah, sehingga anak dicap nakal atau bandel.
Kondisi ini akan merusak citra layanan BK dimata anak.
7. Sarana dan prasarana
a. Ruangan layanan sudah cukup nyaman untuk melaksanakan layanan konseling,
walaupun masih ada yang harus dilengkapi terutama dalam prasarana seperti
ruang untuk bimbingan kelompok, perlengkapan administrasi, komputer dll.

M. Langkah-Langkah Strategis Dalam Mengatasi Hambatan


1. Melakukan koordinasi semua komponen sekolah dalam upaya mewujudkan
program sekolah yang efektif dan komprehensif.
2. Meningkatkan keterampilan konseling melalui ujicoba beberapa
pendekatan/teknik konseling
3. Meningkatakan diagnosis kesulitan belajar kepada peserta didik/siswa asuh dalam
rangka membantu hambatan/kesulitan dalam belajar, khususnya mendukung
program remedial dan pengayaan sekolah.
4. Meningkatkan konsultasi kepada fihak yang kompeten, terutama koordinasi
dengan orang tua dalam membantu mengentaskan masalah bagi peserta didik/

Program Kerja Pelayanan BK_H.Wahyu, S.Ag. –SMPN 1 Leles 2014-2015


siswa asuh yang bermasalah berdasarkan “kesepakatan” (se izin yang
bersangkutan).
5. Meningkatkan profesionalisme melalui MGP, seminar, diklat, work shop, dll
secara mandiri maupun kedinasan.
6. Melakukan evaluasi secara periodik tentang pelaksanaan program layanan BK
guna memperbaiki dan peningkatan layanan

N. Pendanaan
Dana operasional pelaksanaan kegiatan Bimbingan dan Konseling adalah
bersumber dari dana BOS dan dana dana lain yang relevan.
O. Evaluasi dan Analisis
Penilaian pelaksanaan kegiatan dilaksanakan setelah selesai pelaksanaan kegiatan
layanan maupun kegiatan pendukung.Jenis jenis penilainan yang dilaksanakan
adalah :

Penilaian segera ( LAISEG ), penilaian jangka pendek ( LAIJAPEN ) dan penilaian


jangka panjang ( LAIJAPANG ).Hasil evaluasi akan dilanjutkan dengan
pelaksanaan analisis.
P. Tindak Lanjut Program
Dari hasil evaluasi program akan diketahui program mana saja yang sudah dapat 
dilaksanakan dan yang belum dapat dilaksanakan .Program yang belum dapat
dilaksanakan akan dicarikan solusinya agar dapat dilaksanakan pada masa-masa
yang akan datang ( program berikutnya. )
Q. Laporan Pelaksanaan Program
Akhirnya seluruh kegiatan program akan dilaporkan kepada kepala sekolah,sebagai
penanggung jawab seluruh kegiatan di sekolah termasuk program Bimbingan dan
Konseling.

  ` ` Garut, Juli 2014

Program Kerja Pelayanan BK_H.Wahyu, S.Ag. –SMPN 1 Leles 2014-2015


Mengetahui :
Kepala SMPN NEGERI 1 LELES, Konselor/Guru Pembimbing,

Dra. Sarif Nuroni, M.Pd. H. WAHYU, S. Ag.


NIP. 1961032019911031003 NIP. 195604041984031009

Program Kerja Pelayanan BK_H.Wahyu, S.Ag. –SMPN 1 Leles 2014-2015

Anda mungkin juga menyukai