Anda di halaman 1dari 6

PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA

UPTD PUSKESMAS KAWALU


Jalan Perintis kemerdekaan no 283 kecamatan kawalu
Telp. (0265) 326006
E-mail : uptdpuskesmaskawalu@gmail.com
TASIKMALAYA

KodePos : 46182
DAFTAR TILIK
PEMERIKSAAN INTRA NATAL CARE

Unit Audit : …............................................................................................


TanggalPelaksanaan : …............................................................................................
Pelaksana : …............................................................................................

PELAKSANAAN
NO PROSEDUR
TIDAK
YA/SESUAI
SESUAI
1 Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan kala
dua
 Ibu merasa ada dorongan kuat dan meneran
 Ibu merasa tekanan yang semakin meningkat pada
rektum dan vagina
 Perineum tampak menonjol
 Vulva dan spinkter ani membuka
2 Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obat
essensial untuk menolong persalinan dan menatalaksana
komplikasi ibu dan BBL
 Menyiapkan oksitosin 10 unit dan alat suntik steril
sekali pakai dalam partus set

3 Pakai celemek plastik

4 Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang


dipakai, cuci tangan dengan sabun bersih mengalir
kemudian keringkan dengan tissue atau handuk pribadi
yang bersih dan kering

5 Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan


digunakan untuk periksa dalam
6 Mengambil alat suntik sekali pakai dengan tangan kanan

7 Masukkan oksitosin ke dalam tabung suntik (gunakan


tangan yang memakai sarung tangan DTT) pastikan tidak
terjadi kontaminasi pada alat suntik
8 Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan
hati-hati dari depan ke belakang dengan kapas atau
kassa yang dibasahi dengan air DTT
9 Lakukan periksa dalam untuk memastikan pembukaan
lengkap : bila pembukaan sudah lengkap dan selaput
ketuban masih utuh maka lakukan amniotomi

10 Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan


tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam
larutan klorin 0,5% kemudian lepaskan dan rendam
dalam keadaan terbalik dalam larutan klorin 0,5% selama
10 menit. Cuci kedua tangan memakai sabun dan pada
air mengalir, kemudian keringkan
11 Periksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi / saat
uterus relaksasi untuk memastikan DJJ dalam batas
normal (120-160 x/menit)
 Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak
normal
 Mendokumentasikan hasil pemeriksaan dalam, DJJ,
dan semua hasil penilaian serta asuhan lainnya
dalam partograf
12 Beritahukan bahwa pembukaan sudah lengkap dan
keadaan janin baik dan bantu ibu dalam menemukan
posisi yang nyaman sesuai dengan keinginannya
13 Meminta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran
(bila ada rasa ingin meneran dan terjadi kontraksi yang
kuat, bantu ibu ke posisi setengah duduk atau posisi lain
yang diinginkan dan pastikan ibu merasa nyaman)
14 melaksanakan bimibingan meneran pada saat ibu merasa
ada dorongan kuat untuk meneran
15 Anjurkan ibu berjalan, berjongkok atau mengambil posisi
yang nyaman bila ibu merasa belum ada dorongan untuk
meneran dalam 60 menit
Persiapan pertolongan Kelahiran Bayi

16 Saat kepala janin terlihat di pulpa dengan diameter 5-6


cm, Letakkan handuk bersih di perut ibu, jika kepala bayi
telah membuka vulva dengan diameter 5-6cm
17 Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian di bawah
bokong ibu
18 Buka tutup partus set dan perhatikan kembali
kelengkapan alat dan bahan
19 Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan

20 Saat sub occiput tampak di bawah simfisis tangan kanan


melindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi
dengan kain bersih dan kering. Tangan yang lain
menahan kepala bayi untuk menahan posisi defleksi dan
membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu untuk meneran
perlahan atau bernafas cepat dan dangkal. Bila
didapatkan mekonium pada air ketuban segera setelah
kepala lahir lakukan penghisapan dan hidung janin
menggunakan penghisap lendir De Lee
21 Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil
tindakan yang sesuai jika hal tersebut terjadi, dan segera
lanjutkan proses kelahiran bayi
22 Jika tali pusat melilit secara longgar, lepaskan lewat
bagian atas kepala bayi
 Jika tali pusat melilit secara kuat, klem tali pusat di
dua tempat dan potong diantara kedua klem
23 Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara
spontan
24 Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang
kepala secara biparietal, anjurkan ibu untuk meneran
pada saat kontraksi dengan lembut gerakan kepala ke
arah bawah dan distal hingga bahu depan muncul di
bawah arkus pubis dan kemudian gerakkan ke arah atas
dan distal untuk melahirkan bahu belakang
25 Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah ke arah
perineum ibu untuk menyanggah kepala, lengan, dan siku
sebelah bawah. Gunakan tangan atas untuk menelusuri
dan memegang tangan dan siku sebelah atas
26 Setelah tubuh dan lengan, penelusuran tangan atas
berlanjut ke punggung, bokong, tungkai, dan kaki.
Pegang kedua mata kaki (masukkan telunjuk diantara
kaki dan pegang masing-masing mata kaki dengan ibu
jari dan jari-jari lainnya
Penanganan Bayi Baru Lahir

27 Lakukan penilaian selintas


 Apakah bayi menangis kuat dan/atau bernapas tanpa
kesulitan
 Apakah bayi bergerak dengan aktif
 Jika bayi tidak tidak menangiss, tidak bernafas atau
megap-megap lakukan langkah resusitasi
28 Keringkan tubuh bayi, keringkan bayi mulai dari muka,
kepala, dan bagian tubuh lain. Ganti handuk basah
dengan handuk/kain yang kering, biarkan bayi di atas
perut ibu
29 Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi
bayi di dalam uterus
30 Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin

31 Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin


10 unit IM di 1/3 paha atas bagian distal lateral lakukan
aspirasi sebelum menyuntikkan oksitosin
32 Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan
klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali
pusat ke arah distal ibu dan jepit kembali pada 2 cm distal
dari klem pertama
33 Pemotongan dan pengikatan tali pusat
 Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah
dijepit (lindungi perut bayi), lakukan pengguntingan
tali pusat diantara 2 klem tersebut
 Ikat tali pusat dengan benang DTT /steril pada satu
sisi, kemudian melingkarkan kembali benang tersebut
dan mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi
lainnya
 Lepaskan klem dan masukkan ke dalam wadah yang
telah disediakan
34 Letakkan bayi agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi,
letakkan bayi tengkurap di dada ibu. Luruskan bahu bayi
sehingga menempel di dada/perut ibu. Usahakan kepala
bayi berada diantara payudara ibu dengan posisi lebih
rendah dari puting payudara ibu
35 Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi
di kepala bayi
Penatalaksanaan Aktif Kala III

36 Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm


dari vulva
37 Letakkan satu tangan di atas kain pada perut ibu, di tepi
atas simfisis untuk mendeteksi, tangan lain menegangkan
tali pusat
38 Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah
bawah sambil tangan lain mendorong uterus ke arah
belakang atas (dorso kranial) secara hati-hati untuk
mencegah inversio uteri. Jika plasenta tidak lahir setelah
30-40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan tunggu
hingga timbul kontraksi berikutnya dan ulangi prosedur di
atas
39 Lakukan penegangan dan dorongan dorso-kranial hingga
plasenta terlepas, minta ibu meneran sambil penolong
menarik tali pusat ke arah sejajar lantai dan kemudian ke
arah atas, mengikuti poros jalan lahir (tetap lakukan
tekanan dorso kranial)
a. Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem
hingga berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva dan
lahirkan plasenta
b. Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit
menegangkan tali pusat:
 Beri dosis ulang oksitosin 10 unit IM
 Lakukan katerisasi jika kandung kemih penuh
 Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan

 Ulangi penegangan tali pusat 15 menit berikutnya


 Jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit setelah
bayi lahir atau bila terjadi perdarahan, segera
lakukan plasenta manual
40 Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan
plasenta dengan kedua tangan. Pegang dan putar
plasenta hingga selaput ketuban terpilin kemudian
lahirkan dan tempatkan plasenta pada wadah yang telah
disediakan. Jika selaput ketuban robek, pakai sarung
tangan DTT atau steril untuk melakukan eksplorasi sisa
selaput kemudian jari-jari tangan atau klem DTT/steril
untuk mengeluarkan bagian selaput yang tertinggal
41 Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir,
lakukan massase uterus, letakkan telapak tangan di
fundus dan lakukan massase dengan gerakan melingkar
dan lembut hingga uterus berkontraksi (fundus teraba
keras)
Menilai perdarahan

42 Periksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun


bagian bayi dan pastikan selaput ketuban lengkap dan
utuh. Masukkan plasenta ke dalam kantung plastik atau
tempat khusus
43 Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan
perineum. Lakukan penjahitan bila laserasi menyebabkan
perdarahan. Bila ada robekan yang menimbulkan
perdarahan aktif, segera lakukan penjahitan
Melakukan Prosedur Pasca Persalinan

44 Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi


perdarahan pervaginam
45 Biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada
ibu paling sedikit 1 jam
46 Setelah satu jam, lakukan penimbangan/pengukuran bayi,
beri tetes mata antibiotik profilaksis, dan vitamin K1 1 mg
IM di paha kiri anterolateral
47 Setelah satu jam pemberian vitamin K1 berikan suntikan
imunisasi Hepatitis B di paha kanan anterolateral
Evaluasi

48 Lanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah


perdarahan pervaginam
a. 2-3 kali dalam 15 menit pertama pasca persalinan
b. Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca
persalinan
c. Setiap 20-30 menit pada jam kedua pasca
persalinan
d. Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik,
melakukan asuhan yang sesuai untuk
menatalaksana atonia uteri

49 Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan massase uterus dan


menilai kontraksi
50 Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah

51 Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap


15 menit selama 1 jam pasca persalinan dan setiap 30
menit selam jam kedua
a. Memeriksa temperatur tubuh ibu setiap jam selama
2 jam pertama pasca persalinan
b. Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan tidak
normal

52 Periksa kembali bayi untuk memastikan bayi bernafas


dengan baik (40-60 x/menit) serta suhu tubuh normal
(36,5-37,5 0C)
53 Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan
klorin 0,5% untuk dekontaminasi selama 10 menit. Cuci
dan bilas peralatan setelah didekontaminasi
54 Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tampat
sampah yang sesuai
55 Bersihkan ibu dengan menggunakan air DTT. Bersihkan
sisa cairan ketuban, lendir, dan darah. Bantu ibu
memakai pakaian yang bersih dan kering
56 Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan ASI.
Anjurkan keluarga untuk memberikan ibu minuman dan
makanan yang diinginkan
57 Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan korin 0,5%

58 Celupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin


0,5%, balikkan bagian dalam keluar dan rendam dalam
larutan klorin 0,5% selama 10 menit
59 Cuci kedua tangan dengan sabun dan pada air mengalir,
kemudian keringkan
Dokumentasi

60 Lengkapi partograf (halaman depan dan belakang),


periksa tanda-tanda vital dan asuhan kala IV

Tasikmalaya, 2018
Pelaksana

(..................................................)

Anda mungkin juga menyukai