Anda di halaman 1dari 2

Bagian II

- Objek yang dibahas pada observasi kali ini adalah dua orang NAPI atau narapidana
yang memiliki perbedaan kasus, objek pertama bernama Ibu Pipih Rupiah ber usia 29
tahun dengan kasus pembunuhan. Objek kedua Bernama Ibu Sarpiah ber usia 50
tahun dengan kasus narkoba.
- Timbulnya kejahatan dari dua orang diatas adalah karena faktor lingkungan, Ibu Pipih
pada saat itu adalah seorang gadis yang sangat mencintai kekasihnya sehingga rela
melakukan apapun untuk kekasihnya, Ibu Pipih juga adalah orang yang jarang pulang
ke rumah, keseharian Ibu Pipih dihabiskan bersama teman-teman dan kekasihnya,
maka dari itu perilaku Ibu Pipih sangat terpengaruh oleh lingkungan. Sedangkan Ibu
Sarpiah adalah orang yang genar berjudi, pada saat Ibu Sarpiah tertangkap, beliau
tadinya hanya berniat ingin bermain di rumah teman-teman nya, maka sudah jelas
bahwa perilaku Ibu Sarpiah yang gemar mengkonsumsi narkoba adalah pengaruh dari
lingkungan teman-teman nya.
- Hubungan kejahatan dengan sosial, dapat dilihat bahwa kejahatan terjadi karena hasil
kerusakan sistem dan struktur sosial. Ibu Pipih adalah seorang yang tidak dekat
dengan keluarganya, sehingga lingkungan sosial lah yang membentuk karakternya.
Sedangkan Ibu Sarpiah adalah seorang yang tidak memiliki suami, sehingga dia
cenderung mencari kebahagiaan dari lingkungan sosial yang sebenarnya buruk.
- Pencegahan kejahatan yang dapat dilakukan adalah dengan kebijakan criminal.
Kebijakan criminal adalah Sebagian daripada kebijakan sosial dalam hal
menanggulangi masalah kejahatan dalam masyarakat, baik dengan sarana penal
maupun non penal. Upaya penanggulangan kejahatan dengan sarana penal lebih
menitikberatkan pada sifat represif (penindakan/pemberantasan) sesudah kejahatan itu
terjadi. Sedangkan sarana non penal lebih menitikberatkan pada sifat preventif
(pencegahan/pengendalian) sebelum kejahatan terjadi.
Penanggulangan kejahatan dengan sarana penal dapat dilakukan melalui sistem
peradilan pidana, yaitu dengan menerapkan sanksi pidana sebagaimana diatur dalam
KUHP, khususnya Pasal 10 KUHP yang mengatur jenis-jenis hukuman. Selain itu
penggunaan sanksi pidana dapat juga dilakukan melalui peraturan perundang-
undangan yang lain yang mengatur secara jelas ketentuan pidananya (Pasal 103
KUHP).
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dalam penanggulangan kejahatan dengan
sarana penal itu dilakukan dengan cara menggunakan hukum pidana sebagai sarana
utamanya, yakni hukum pidana materiil, hukum pidana formil, dan pelaksanaannya
melalui sistem peradilan pidana (criminal justice system) Indonesia.
Hal ini dimaksudkan untuk memperbaiki si pelaku kejahatan, mencegah terjadinya
kejahatan supaya tidak timbul korban, serta yang lebih penting adalah dalam rangka
usaha perlindungan masyarakat (social defence) dan kesejahteraan masyarakat (social
welfare). Upaya penanggulangan kejahatan yang dilakukan perlu melibatkan seluruh
anggota masyarakat yang mempunyai potensi-potensi yang berguna dalam mencapai
kesejahteraan rakyat.
- Kejahatan yang dilakukan oleh Ibu Pipih adalah tipe kejahatan kriminal. Sedangkan
kejahatan yang dilakukan oleh Ibu Sarpiah adalah Victimless Crime, karena Tindakan
Ibu Sarpiah tidak menimbulkan korban.
- Untuk kasus Ibu Pipih, pembunuhan diatur dalam pasal 338 KUHP, yang berbunyi
“Barang siapa dengan sengaja merampas nyawa orang lain, diancam karena
pembunuhan dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun.” Dan Ibu Pipih pun
mendapatkan hukuman penjara selama 12 tahun. Sedangkan untuk kasus Ibu Sarpiah
dikenakan sanksi yang terdapat dalam pasal 127 ayat (1) UU Narkotika, yaitu:
Narkotika Golongan I bagi diri sendiri dipidana paling lama 4 tahun. Dan Ibu sarpiah
termasuk pada narkotika golongan I tersebut dan mendapat hukuman penjara selama 3
tahun karena mendapat asimilasi dan menjadi tahanan rumah selama 1 tahun dengan
wajib lapor.

Anda mungkin juga menyukai