Tombang Imanuel
Napitapulu dan Alm Sontaria Boru Hutagaol Kepada (Studi kasus: Putusan Pengadilan
Negeri Nomor 447/Pdt.G/2019/Pn Mdn)
MAKALAH
Ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum Keluarga dan Waris BW
Oleh:
BANDUNG
2022
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr. wb
Alhamdulillahirabbilalamin, puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas karunia dan
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah dengan tepat waktu. Tidak lupa kami
panjatkan shalawat beserta salam yang selalu tercurahkan kepada Baginda Rasul Muhammad
SAW, keluarganya, saudaranya, para sahabatnya, dan pengikut hingga akhir zaman.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Hukum Keluarga dan Waris BW program studi Ilmu Hukum. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan terkait Pembagian Harta Warisan Alm. Tombang
Imanuel Napitapulu dan Alm. Sontaria Boru Hutagaol Kepada Ahli Waris Menurut Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata dan menurut Mewaris dalam Surat Wasiat (Studi kasus:
Putusan Pengadilan Negeri Nomor 447/Pdt.G/2019/Pn Mdn). Besar harapan kami agar
makalah ini dapat memeberikan manfaat bagi para pembaca.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang telah membantu kami
dalam menyusun makalah ini. Selain itu, penulis juga mengucapkan banyak terima kasih
kepada ibu Neng Yani Nurhayani, S.H., M.H., sebagai dosen mata kuliah Hukum Keluarga
dan Waris BW yang telah membimbing dalam menyusun makalah ini dapat disusun dengan
sebaik mungkin.
Penulis menyadari, makalah yang tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, penulis menyampaikan permohonan maaf apabila masih terdapat banyak kesalahan dalam
penulisan kata dan kalimat, baik secara langsung dan tidak langsung. Kritik dan saran yang
membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Identifikasi Masalah.............................................................................................2
B. Testament...............................................................................................................4
C. Legitieme Portie....................................................................................................6
B. Pembagian Waris dalam Surat Wasiat Pada Putusan Pengadilan Negeri Nomor
447/Pdt.G/2019/Pn Mdn......................................................................................16
BAB IV PENUTUP/SIMPULAN.................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................21
ii
BAB I
PENDAHUALUAN
A. Latar Belakang
Hukum waris adalah hukum yang mengatur tentang peralihan harta kekayaan
yang ditinggalkan seseorang yang meninggal serta akibatnya bagi para ahli warisnya.
kekayaan/ harta benda saja yang dapat diwaris. Beberapa pengecualian, seperti hak
seorang bapak untuk menyangkal sahnya seorang anak dan hak seorang anak untuk
menuntut supaya dinyatakan sebagai anak sah dari bapak atau ibunya (kedua hak itu
Dalam Undang-Undang terdapat dua cara untuk mendapat suatu warisan, yaitu
sebagai berikut.
adalah para keluarga sedarah, baik sah maupun di luar kawin dan suami atau istri
2. Secara testamentair (ahli waris karena ditunjuk dalam surat wasiat = testamen)
Dalam hal ini pemilik kekayaan membuat wasiat untuk para ahli warisnya yang
kematian.
1
Effendi Perangin, S.H, Hukum Waris, (Depok: Rajawali Pers, 2020), hal. 3
1
Dalam putusan Pengadilan Negeri Nomor 447/ Pdt.G/2019/Pn Mdn, menjelaskan
bahwa Alm. Tombang Imanuel Napitapulu yang meninggal dunia pada tanggal (08
Maret 2005) dan Alm. Sontaria Boru Hutagaol yang meninggal dunia pada tanggal
(05 Januari 2009), dan memiliki anak sebanyak 10 orang anak yang tersisa hanya
7orang anak yang masih hidup dan 3 orang anaknya meninggal. Dan pada tanggal 15-
5-1999 Alm. Tombang Imanuel Napitapulu membawa surat wasiat (testamen) berupa
surat pernyataan (yang sebelumnya pernah dibicarakan pada tahun 1992 dihadapan
raja-raja huta), yang dibubuhi cap jempol oleh istrinya Alm. Ibu Sontaria Hutagaol
mengingat Alm. Ibu Sontaria Hutagaol tidak bisa tandatangan tanggal 15-5-1999
bertalian dengan Surat Pernyataan yang dibuat oleh Alm. Ibu Sontaria Hutagaol dan
warisan dari Alm.Tombang Imanuel Napitupulu, dibuat oleh yang berhak sesuai
dengan ketentuan hukum yang berlaku, maka beralasan hukum kiranya jika Surat
Wasiat (Testamen).
B. Identifiksasi Masalah
Dari pemaparan latar belakang diatas, dapat diambil identifikasi masalah sebagai
berikut:
2
3
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
ditinggalkan oleh si mati (yang meninggal) dan akibat dari pemindahan ini bagi
Hukum waris adalah hukum yang mengatur mengenai apa yang terjadi
mengatur peralihan hak harta kekayaan yang ditinggalkan pewaris yang meninggal
dunia sertaakibat hukumnya bagi ahli waris. Lalu Hukum Kodifikasi adalah
lainnya beralihkepara penerima Waaris baik dalam hubungan antar mereka maupun
Untukpengertian hukum waris sampai saat ini baik para ahli hukum Indonesia
2
Imam Sudiyat, Peta Hukum Waris di Indonesia”Kertas kerja SimposiumHukumWaris Nasional”, Badan
Pembinaan Hukum Nasional, Departemen Kehakiman, Jakarta, 1989, h. 20
4
maupundi dalam kepustakaan ilmu hukum Indonesia, belum terdapat keseragaman
pengertian, segala istilah untuk hukum waris masih beraneka ragam. Wirjono
B. Testament
Pembagian hak waris kepada ahli waris secara testamentair adalah pembagaian
dengan cara Surat Wasiat, dimana sebelum meninggal dunia si pewaris membuat surat
wasiat dan menetapkan di dalam surat wasiatnya siapa-siapa yang dia inginkan
menjadi ahli waris. Surat wasiat dalam hukum waris perdata barat haruslah dibuat
tertulis oleh si pewaris. Kenapa harus tertulis? Ini untuk menjamin sebuah kepastian
hukum dalam pembgian warisan menurut cara hukum perdata barat. Kemudian juga
untuk alat bukti yang pasti dan jelas jika nantinya ada pihak-pihak yang tidak merasa
puas akan pembagian warisan tersebut dan bisa juga digunakan sebagai alat bukti di
pengadilan.
Dalam menunjuk ahli waris di dalam surat wasiatnya si pewaris harus tetap
mengaju kepada KUH Perdata dimana ada ketentuan bahwa sebelum penetapkan ahli
waris dalam surat wasiatnya si pewaris harus memberikan bagian yang mutlak
(Ligitieme Portie) kepada legitimaris ( ahli waris yang mempunyai hubungan darah
Dalam pasal 857 KUH Perdata memberikan definisi wasiat sebagai berikut: “
Surat wasiat atau testament adalah suatu akta yang berisi pernyataan seseorang
tentang apa yang akan terjadi setelah ia meninggal, dan olehnya dapat ditarik
kembali”. Dengan demikian, maka suatu testament adalah suatu akta, suatu
keterangan yang dibuat sebagai pembuktian dengan campur tangan pejabat resmi.
3
Wirjono Prodjodikoro, Hukum Warisan di Indonesia, Bandung, Borkink van Hoeve, ‘s Gravenhage, h. 8.
5
Pasal 897KUH Perdata menyatakan: “Pembuat testament harus mempunyai budi
akalnya, artinya tidak boleh membuat testament ialah orang sakit ingatan dan orang
yang sakitnya begitu berat, sehingga ia tidak dapat berfikir secara teratur”.
Adapun jenis-jenis surat wasiat menurut isinya, maka ada dua jenis surat wasiat:
1. Wasiat yang berisi atau wasiat pengangkatan waris. Wasiat pengangkatan waris
seseorang atau lebih dari seseorang, seluruh, atau sebagian (setengah, sepertiga)
2. Wasiat yang berisi hibah (Hibah wasiat)/Legaat Hibah wasiat adalah suatu
penetapan yang khusus di dalam suatu testamen, dengan mana yang mewasiatkan
c. Hak pakai hasil dari seluruh atau sebagian, dari harta peninggalannya.
Orang – orang yang mendapatkan harta kekayaan menurut pasal ini disebut waris.
Hibah wasiat diberikan ketika si pewaris sudah meninggal dunia, dan ini berbeda
1. Openbaar testament Bahwa testament dibuat oleh seorang notaris. Orang yang
kehendaknya kepada notaris tersebut dengan dihadiri oleh dua orang saksi.
2. Olographis testament Suatu testament yang ditulis sendiri oleh orang yang
6
3. Testament tertutup (rahasia) Suatu testament yang dibuat sendiri oleh orang
C. Legitieme Portie
Legitieme portie baru akan bisa dituntut apabila bagian mutlak itu berkurang
sebagai akibat dari adanya tindakan si pemberi waris sebelum ia meninggal dunia.
Pihak yang memiliki hak atas legitieme portie disebut dengan legitimaris. Pengertian
dari Legitieme Portie itu sendiri adalah bagian mutlak yang dapat diberikan kepada
penerima warisan ab intestato dalam hal ini memiliki garis lurus ke atas ataupun garis
Pihak yang memiliki hak atas legitieme portie hanya bisa menerima aktiva tanpa
pasiva dan yang dapat menyerahkan barang tersebut kepada legitimaris adalah
pemberi warisan. Legitimaris yang diberikan warisan harus sesuai dengan penerima
warisan berdasarkan ketentuan perundang-undang yaitu dalam hal ini keturunan garis
lurus ke bawah ataupun keturunan dengan garis lurus ke atas, dikarenakan terdapat
penerima warisan atau ahli waris yang berdasarkan Undang-Undang tetapi dalam hal
ini bukan merupakan legitimaris. Bagi penerima warisan yang bukan merupakan
Pasal 920 BW, dijelaskan bahwa legitieme portie harus dapat selalu dituntut, apabila
tidak dapat dituntut maka akan menjadi bagian dari ahli waris yang tidak berhak atas
warisan (penerima wasiat). Sehigga jika terdapat beberapa legitimaris dan hanya
4
Indah Sari and M Si, “Pembagian Hak Waris Kepada Ahli Waris Ab Intestato Dan Testamentair Menurut
Hukum Perdata Barat (Bw),” Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara 5, no. 1 (2014): 1–20,
https://doi.org/10.35968/jh.v5i1.99.
7
terdapat 1 (satu) orang yang dapat menuntut legitieme portie maka hanya orang yang
bagiannya akan jatuh pada penerima wasiat. Dalam Pasal 920 diatur juga mengenai
tuntutan atas “bagian mutlak” baru akan dapat dilakukan terhadap hibah atau hibah
peninggalan setelah warisan terbuka.19 Selanjutnya dalam hal penuntutan itu juga
dapat dilakukan terhadap segala macam bentuk pemberian baik itu berupa erfstelling,
hibah, hibah wasiat dan atas segala sesuat mengenai pemberian yang dilakukan oleh
2) Bagian multak legitimaris harus perjuangkan. Apabila tidak maka legitieme portie
di kesampingkan.
dalam suatu harta peninggalan setelah wasiat terbuka (Pasal 920 BW).
4) Pnuntutan itu dapat dilakukan tehradap segala bentuk pemberian yang telah
waris), hibah wasiat atau terhadap segala pemberian yang dilakukan oleh si
5) Apabila si pewaris mengangkat seorang ahli waris dengan wasiat untuk seluruh
harta peninggalannnya, maka bagian ahli waris yang tidak menuntut itu menjadi
8
Surat wasiat adalah surat di mana memuat keinginan-keinginan terakhir
seseorang yang akan dilaksanakan apabila yang bersangkutan meninggal dunia. Lebih
sering dalam wasiat seseorang memuat keinginannya yang terakhir berkaitan dengan
disayanginya, namun tidak jarang memuat keinginannya mengenai hal-hal lain seperti
terdapat dalam Pasal 930-953 KUH Perdata. Pada prinsipnya pewaris yang membuat
surat wasiat ini harus bebas dari intervensi pihak manapun, sehingga pasal tersebut di
atas sangat menekankan tentang prosedur pembuatan wasiat guna menjamin tentang
Wasiat kerap kali terjadi dalam lingkup kehidupan, dimana wasiat ini merupakan
pewaris tersebut. Wasiat ialah pernyataan keinginan seseorang terhadap apa yang
Pewarisan yang dibagi dalam 2 (dua) macam yaitu warisan yang didapat dari
surat wasiat (testament) dan warisan yang didapat telah ditentukan oleh Undang-
Undang (ab intestato). Pewarisan melalui surat wasiat (testament) adalah para ahli
waris yang mendapatkan warisan didasarkan oleh keingingan pewaris, baik mencakup
orang yang mendapat warisan atau yang dikenal dengan ahli waris ataupun bagian-
pewaris boleh saja membuat suatu wasiat atau memberikan hibah wasiat kepada
seseorang, namun demikian pemberian tersebut tidak boleh melanggar hak mutlak
(yang harus dimiliki) dari ahli waris yang berhak menerima warisan berdasarkan
ketentuan perundang-undangan. Ketetapan dengan surat wasiat dalam Pasal 876 BW,
9
terdiri dari 2 (dua) cara yaitu: (1) Dengan alas hak umum (Erfstelling), yaitu
memberikan wasiat dengan tidak ditentukan bendanya secara tertentu; (2) Dengan
Wasiat adalah pemberian seseorang kepada orang lain, baik berupa benda ,
piutang maupun manfaat untuk dimiliki oleh penerima wasiat sebagai pemberian yang
berlaku setelah wafatnya orang yang berwasiat. Wasiat menurut Pasal 875
KUHPerdata “ ialah suatau akta yang memuat pernyataan seorang tentang apa yang
dikehendakinya akan terjadi setelah ia meninggal dunia , dan yang olehnya dapat
Berdasarkan pasal 875 KUH Perdata tersebut dalam suatu testament terdapat
beberapa unsur yang harus diperhatikan, antara lain : Pertama, Testament merupakan
suatu akta. Hal ini berarti suatu testament haruslah berbentuk tulisan yang dapat
dibuat dengan akta otentik maupun akta di bawah tangan dan isinya berupa
Kedua, Suatu testamen berisi suatu pernyataan kehendak, yang berarti suatu
tindakan hukum sepihak. Tindakan hukum sepihak adalah tindakan atau pernyataan
dari seseorang yang sudah dianggap cukup untuk menimbulkan akibat hukum yang
yang mensyaratkan adanya kesepakatan di antara orang yang mengikatkan diri pada
perjanjian tersebut. Karena tanpa adanya kesepakatan terlebih dahulu dari pihak yang
5
Anastassia Tamara Tandey et al., “Pelaksanaan Hak Mutlak Ahli Waris Terhadap Surat Wasiat/Testamen Yang
Menyimpang Dari Ketentuan Legitieme Portie Burgerlijk Wetboek (BW),” Jurisprudentie : Jurusan Ilmu Hukum
Fakultas Syariah Dan Hukum 7, no. 1 (2020): 30, https://doi.org/10.24252/jurisprudentie.v7i1.12563.
10
Ketiga, Unsur selanjutnya adalah apa yang dikehendaki akan terjadi setelah
meninggal dunia. Berarti bahwa suatu testament baru berlaku setelah pemberi wasiat
telah meninggal dunia. Oleh sebab itu testament disebut juga dengan kehendak
terakhir. Keempat, Wasiat atau testament dapat dicabut kembali. Ketentuan digunakan
untuk menetapkan apakah suatu tindakan hukum harus dibuat dalam bentuk surat
wasiat atau cukup dengan bentuk lain. Pencabutan ini memberikan suatu pengertian
bahwa tidak semua yang diinginkan oleh seseorang sebagaimana yang diletakkan
dalam wasiatnya, juga suatu penetapan wasiat yang khusus, dengan mana si yang
Menurut pasal 875: surat wasiat atau testamen itu adalah suatu akta yang memuat
Surat wasiat dibuat dengan tujuan agar para ahli waris tidak dapat mengetahui apakah
harta warisan yang ditinggalkan oleh pewasiat akan diwariskan kepada ahli warisnya,
atau malah diwariskan kepada pihak lain yang sama sekali bukan ahli warisnya
sampai tiba waktu pembacaan surat wasiat tersebut. Dan hal tersebut kerap kali
menimbulkan persoalan di antara para ahli waris dengan yang bukan ahli waris, akan
tetapi sesuai surat wasiat orang yang bukan ahli waris tersebut mendapat harta wasiat.
Pada pasal 897 KUHPerdata disebutkan bahwa para belum dewasa yang belum
mencapai umur genap delapan belas tahun tidak diperbolehkan membuat surat wasiat.
Hal ini berarti seseorang dapat dikatakan dewasa dan dapat membuat surat wasiat
apabila sudah mencapai umur delapan belas tahun, akan tetapi orang yang sudah
menikah walaupun belum berumur delapan belas tahun diperbolehkan membuat surat
11
Pasal 893 KUHPerdata menyatakan bahwa suatu wasiat dianggap batal jika dibuat
dibawah ancaman atau penipuan. Suatu wasiat juga tidak boleh dibuat oleh dua orang
bersama-sama untuk menguntungkan satu sama lain dan untuk kepentingan pihak
Dalam membuat suatu wasiat terdapat beberapa jenis yang sebagian besar dipakai
oleh seorang pewaris, seperti pada jaman Justitianus Hukum Romawi terdapat dua
macam bentuk surat wasiat yaitu surat wasiat yang berbentuk lisan dan surat wasiat
yang berbentuk tertulis. Disamping itu menurut isinya surat wasiat terdapat dua jenis
yaitu :
a. Wasiat yang berisikan erfstelling atau wasiat pengengkatan waris yang diatur
dalam pasal 954 BW yang menyatakan bahwa : wasiat dengan nama orang yang
mewasiatkan, diberikan kepada seseorang atau lebih dari seorang, seluruh atau
yang mendapatkan harta kekayaan menurut pasal ini adalah waris dibawah ditel
umum.
b. Wasiat yang berisi hibah (hibah wasiat) atau legaat yaitu suatu penetapan wasiat
yang khusus didalam suatu testament. Wasiat ini berisikan pemberian barang
kepada seseorang atau lebih dari seorang, seluruh atau sebagian dari harta
harta kekayaan menurut pasal ini adalah waris dibawah titel umum.
6
Henky Kristovel V Paendong and K U H Perdata, “Hak Ahli Waris Atas Harta Warisan Berdasarkan Testamen
(Surat Wasiat) Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata,” Lex Privatum 9, no. 1 (2021): 5–12,
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/lexprivatum/article/view/32036.
12
c. Wasiat ini berisi hibah (hibah wasiat) atau legaat yaitu suatu penetapan wasiat
yang khusus didalam suatu testament. Wasiat ini berisikan pemberian barang
kepada seseorang atau lebih dengan bentuk barang bergerak maupun tak
bergerak, barang dari jenis tertentu dan juga hak pakai hasil dari seluruh atau
Adapun, menurut Subekti yang berpendapat wasiat yang terdapat di masyarakat pada
surat wasiat olografis, dan surat wasiat tertutup atau surat wasiat rahasia.
1. Surat wasiat umum (openbaar testament) yaitu surat wasiat atau testament yang
dibuat oleh notaris serta dihadiri oleh sedikitnya dua orang saksi. Adapun caranya
seorang yang akan membuat wasiat ini langsung datang sendiri di notaris untuk
menyatakan kehendaknya secara lisan dan notaris itu membuat wasiat yang
dikehendaki oleh yang bersangkutan, hal ini sesuai dengan pasal 938 dan pasal
maka notaris dengan dihadiri oleh para saksi membacakannya apakah surat wasiat
yang ditulis itu sudah benar atau belum. Dengan demikian orang bisu tidak dapat
membuat wasiat umum dan orang tuli dapat membuat wasiat secara umum.
2. Wasiat dalam Olografis yang surat wasiat ini diharuskan si pewaris untuk menulis
dan ditandatanganinya yang kemudian wasiat ini dititipkan ke notaris dan setelah
yang ada. Wasiat yang dibuat oleh si pewaris ini dapat diserahkan ke notaris
13
3. Surat wasiat dalam bentuk rahasia atau geheim testament yang merupakan surat
wasiat yang lain daripada yang kedua yang sudah penulis jelaskan diatas. Surat
wasiat ini harus ditulis sendiri oleh si pewaris dan penyerahannya ke notaris
7
Monica Sriastuti Agustina, “Tinjauan Hukum Surat Wasiat Dalam Penyerahannya Oleh Orang Lain Ke Notaris,”
Jurnal Fakultas Hukum Universitas Tulungagung 1, no. 6 (2019): 48–68.
14
BAB III
PEMBAHASAN
Testament diatur dalam Pasal 930 KUHPerdata. Makna Pasal 930 KUHPerdata
bahwa dalam sebuah akta wasiat hanya satu orang saja yang boleh membuat atau
menyatakan kehendak terakhirnya. Alasan ketentuan ini ada kaitannya dengan dapat
ditariknya kembali semua wasiat itu. Berdasarkan ketentuan pasal tersebut, maka
1) Wasiat olografis, ialah surat wasiat yang seluruhnya ditulis dengan tangan sendiri
oleh pewaris atau pembuatnya. Surat wasiat olografis harus disimpan pada notaris,
dan atas penyimpanan yang dilakukan notaris membuat akta penyimpanan yang
ditandatangani oleh pewaris, notaris dan dua orang saksi yang diminta untuk
2) Wasiat atas testament umum (openboor), ialah surat wasiat yang harus dibuat
3) Surat wasiat rahasia, dibuat dengan tangan pewaris sendiri atau dapat pula ditulis
orang lain, yang dibubuhi tanda tangan oleh pewaris. Surat wasiat rahasia ditutup
dan disegel, kemudian diserahkan kepada notaris. Surat wasiat rahasia harus
ditandatangani oleh pewaris, notaris dan dihadiri serta ditandatangani oleh empat
orang saksi.
Suatu wasiat agar dapat berlaku secara sah, maka wasiat itu harus memenuhi
persyaratan yang telah ditetapkan oleh undang-undang. Persyaratan itu terdiri dari
15
1) Syarat-syarat formil, yaitu syarat-syarat yang berkenaan dengan subyek dan obyek
dari suatu wasiat. Syarat-syarat yang berkenaan dengan subyek, terdapat dalam
a) Pasal 895 KUHPerdata, orang yang akan membuat testament harus sehat akal
c) Pasal 930 KUHPerdata mengatur tentang larangan membuat wasiat oleh dua
orang untuk keuntungan satu sama lainnya atau untuk keuntungan pihak ketiga
dalam wasiat, harus dianggap tidak tertulis dan wasiat demikian dianggap
batal
d) Pasal 893 KUHPerdata mengatur wasiat yang dibuat akibat paksaan dan tipu
menyimpan dari isi dan maksud dari kata-kata yang ada dalam wasiat.
16
c) Pasal 904 KUHPerdata mengatur tentang larangan pembuatan wasiat oleh
anak yang belum dewasa walaupun sudah berusia 18 tahun, untuk menghibah
B. Pembagian Waris dalam Surat Wasiat Pada Putusan Pengadilan Negeri Nomor
447/Pdt.G/2019/Pn Mdn
Dalam poko perkara putusann pengadilan ini adalah bahwa setelah mencermati
gugatan Para Penggugat, jawab menjawab antara Para Penggugat dan Para Tergugat
gugatan. Para Penggugat adalah tentang Penetapan Ahli Waris Alm. Tombang
Imanuel Napitupulu disebut dan ditulis dengan Alm. T.Imanuel Napitupulu disebut
dan ditulis juga dengan Alm. T.I.Napitupulu (meninggal dunia pada tanggal 08 Maret
2005) dan Almh. Sontaria Boru Hutagaol (meninggal dunia pada tanggal 05 Januari
2009) dan Pembagian Warisan atas harta warisan yang merupakan objek gugatan
dalam perkara ini berupa : sebidang tanah beserta bangunan rumah tempat tinggal
yang terdapat diatasnya, terletak di Jalan Sakti Lubis gang Amal 59 Medan,
Kelurahan Sitirejo 1, Kecamatan Medan Kota, Kota Medan berikut uang sewa kamar
kost.
Penggugat II, Wasty Napitapulu sebagai Penggugat III, Nurliana Napitapulu sebagai
II.
8
Sulih Rudito, “Penerapan Legitime Fortie (Bagian Mutlak) Dalam Pembagian Warisan Menurut KUH Perdata,”
Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion 3, no. 3 (2015): 10.
17
Pasal 830 KUHPerdata yang mana membahas membahas mengenai akibat
hukum dari terjadinya kematian yang mengatakan sebagai berikut “Pewarisan hanya
harta Waris yang mengatakan sebagai berikut: “Menurut undang-undang, yang berhak
menjadi ahli waris ialah keluarga sedarah, baik yang sah menurut undang-undang
maupun yang di luar perkawinan, dan suami atau isteri yang hidup terlamaa, menurut
peraturan-peraturan berikut ini. Bila keluarga sedarah dan suami atau isteri yang
hidup terlama tidak ada, maka semua harta peninggalan menjadi milik negara, yang
wajib melunasi utang-utang orang yang meninggal tersebut, sejauh harga harta
Napitapulu dan Sontaria Boru Hutagaol sebagai pewaris dibagikan kepada ahli
Pada tanggal 8 Maret 2005 bahwa ayah kandung para penggugat yaitu Tombang
Imanuel Napitapulu telah meninggal dunia, dan pada tanggal 5 Januari 2009 bahwa
ibu kandung para penggugat yaitu Sontaria Boru Hutagaol juga meninggal dunia yang
telah lahir 10 orang anak yang menyisakan 7 orang anak yang masih hidup dan 3
orang anaknya telah meninggal dunia. Tombang Imanuel Napitapulu dan Sontaria
Boru Hutagaol sebagai pewaris bahwa semasa hidupnya memiliki sebidang tanah
sawah yang luasnya 8 rante atau 160.93 m, sebidang tanah sawah yang luasnya 8
rante atau 160.93 m, sebidang tanah yang luasnya 5 rante atau 100.58 m, sebidang
tanah beserta bangunan rumah, lalu memiliki sebidang tanah sawah yang luasnya 2
rante atau 40.23 m, dan yang terakhir memiliki sebidang tanah yang luasnya 5 rante
atau 100.58 m.
18
Pada tanggal 15-5-1999 semasa hidupnya Alm. Tombang Imanuel Napitupulu
pernah dibicarakan pada tahun 1992 dihadapan raja-raja huta), yang turut dibubuhi
cap jempol istrinya Alm. Ibu Sontaria Hutagaol ( mengingat Alm. Ibu Sontaria
Hutagaol tidak bisa tandatangan) yang kemudian ditegaskan dengan Surat Pernyataan
yang dibuat oleh Alm.Ibu Sontaria Hutagaol dan Biliton Napitupulu, Legalisasi
Notaris di Medan, yang tentang pembagian harta warisan Alm, sebagai berikut;
Maruli Napitapulu anak pertama mendapat sebidang tanah sawah yang luasnya 8
rante atau 160.93 m, Robinson Napitapulu anak ke empat mendapat sebidang tanah
sawah yang luasnya 8 rante atau 160.93 m, Blitton Napitapulu mendapatkan sebidang
tanah yang luasnya 5 rante atau 100.58 m, Monang Napitapu (cucu) mendapatkan
Napitapulu, Yetty Boru Napitapulu. Untuk semua (boru) mendapatkan sebidang tanah
bertalian dengan Surat Pernyataan yang dibuat oleh Almh. Sontaria Hutagaol dan
19
C. Pertimbangan Hakim Tentang Pembagian Warisan Pada Putusan Pengadilan Negeri
adalah dibagi berdasarkan surat wasiat (testamen) yang menyatakan sah dan
20
BAB IV
PENUTUP/SIMPULAN
Hukum waris adalah hukum yang mengatur tentang peralihan harta kekayaan
yang ditinggalkan seseorang yang meninggal serta akibatnya bagi para ahli warisnya.
Menurut pasal 875: surat wasiat atau testamen itu adalah suatu akta yang memuat
menyatakan bahwa Maruli Napitapulu anak pertama mendapat sebidang tanah sawah
yang luasnya 8 rante atau 160.93 m, Robinson Napitapulu anak ke empat mendapat
sebidang tanah sawah yang luasnya 8 rante atau 160.93 m, Blitton Napitapulu
mendapatkan sebidang tanah yang luasnya 5 rante atau 100.58 m, Monang Napitapu
(cucu) mendapatkan sebidang tanah sawah yang luasnya 2 rante atau 40.23 m.
Napitapulu, Yetty Boru Napitapulu. Untuk semua (boru) mendapatkan sebidang tanah
tersebut, adalah dibagi berdasarkan surat wasiat (testamen) yang menyatakan sah dan
21
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Gravenhage, h. 8
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
JURNAL
Imam Sudiyat, Peta Hukum Waris di Indonesia”Kertas kerja SimposiumHukumWaris
Nasional”, Badan Pembinaan Hukum Nasional, Departemen Kehakiman, Jakarta,
1989, h. 20
Monica Sriastuti Agustina, “Tinjauan Hukum Surat Wasiat Dalam Penyerahannya Oleh
Orang Lain Ke Notaris,” Jurnal Fakultas Hukum Universitas Tulungagung 1, no. 6
(2019): 48–68.
Paendong, Henky Kristovel V, and K U H Perdata. “Hak Ahli Waris Atas Harta Warisan
Berdasarkan Testamen (Surat Wasiat) Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.”
Lex Privatum 9, no. 1 (2021): 5–12.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/lexprivatum/article/view/32036.
Rudito, Sulih. “Penerapan Legitime Fortie (Bagian Mutlak) Dalam Pembagian Warisan
Menurut KUH Perdata.” Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion 3, no. 3 (2015): 10.
Sari, Indah, and M Si. “Pembagian Hak Waris Kepada Ahli Waris Ab Intestato Dan
Testamentair Menurut Hukum Perdata Barat (Bw).” Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara 5,
no. 1 (2014): 1–20. https://doi.org/10.35968/jh.v5i1.99.
22
Sriastuti Agustina, Monica. “Tinjauan Hukum Surat Wasiat Dalam Penyerahannya Oleh
Orang Lain Ke Notaris.” Jurnal Fakultas Hukum Universitas Tulungagung 1, no. 6
(2019): 48–68.
Tandey, Anastassia Tamara, Ignasius Christian Sompie, Chrispinus Zina, and Novalita Eka
Christy Pihang. “Pelaksanaan Hak Mutlak Ahli Waris Terhadap Surat Wasiat/Testamen
Yang Menyimpang Dari Ketentuan Legitieme Portie Burgerlijk Wetboek (BW).”
Jurisprudentie : Jurusan Ilmu Hukum Fakultas Syariah Dan Hukum 7, no. 1 (2020): 30.
https://doi.org/10.24252/jurisprudentie.v7i1.12563.
23