HARTA WARISAN
(Studi Putusan Nomor 43/Pdt.G/2020/PN Mdn)
PROPOSAL SKRIPSI
Oleh:
NPM : 190600114
Departemen : Hukum Perdata
Program Kekhususan : Hukum Perdata Umum
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS KATOLIK SANTO THOMAS
MEDAN
2023
DAFTAR ISI
4. Pengertian Wasiat......................................................................... 17
5. Syarat-Syarat Wasiat.................................................................... 19
B. Hibah ............................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 43
2
BAB I
PENDAHULUAN
ahli waris atau para ahli warisnya. Hukum waris perdata merupakan Hukum
waris bagi golongan tionghoa yang ada di Indonesia dan di atur dalam Kitab
dengan pembahagian yang adil adalah bagi rata atau porsi yang sama
dengan tidak membedakan antara anak laki-laki dan anak perempuan. Untuk
itu perlu sekali untuk menjelaskan kepada masyarakat tentang hukum waris
warisan bagi golongan lain yang ingin mengabaikan aturan Hukum waris yang
mati dan akibat dari pemindahan ini dari orang-orang yang memperolehnya,
baik dalam hubungan antara mereka maupun dalam hubungan antara mereka
1
https://www.researchgate.net/publication/339173114 diakses pada tanggal 08 Mei 2023
3
berlaku suatu asa, bahwa hanyalah hak dan kewajiban dalam lapangan hukum,
kekayaan harta benda saja yang dapat diwariskan. Oleh karena itu, hak dan
sebagai seorang ayah tidak dapat diwariskan, begitu pula hak dan kewajiban
saisine. Pewarisan juga dapat berlangsung menurut wasiat, dengan dasar bahwa
melalui wasiat. Wasiat adalah akta yang memuat pernyataan seseorang tentang
apa yang dikehendakinya atas harta kekayaannya setelah ia meninggal dunia yang
dapat kembali dicabut olehnya. Pengaturan wasiat dalam Buku II KUH Perdata,
Dalam hal kali ini Penulis ingin membahas tentang Hukum waris
2
Sidabalok, J., 2017, Hukum Perdata menurut KUH Perdata, dan Perkembangannya di
dalam Perundang-undangan Indonesia, Medan, USU Press, hlm. 155
4
Kebendaan pada Bab kedua belas tentang pewarisan karena kematian. Ketentuan
ini dimulai dari pasal 830 KUHPerdata sampai dengan Pasal 1130
sehingga dalam hal ini pewaris membuat surat wasiat (testamenteir erfrecht)
(899 BW). Mengingat bahwa ada tiga pembahagian Hukum waris yang
berlaku di Indonesia yaitu Hukum waris perdata, Hukum waris Islam dan
Hukum waris adat. Ketiga pembahagian Hukum waris ini tentu telah ada
aturan Hukum yang berlaku dan tidak salah paham dala arti Hukum waris.
hukum waris yang mengatur kehukum mana para ahli waris menyelesaikan
pembahagian harta warisan yang ditinggalkan pewaris. Karena itu dalam hal
ini Penulis lebih focus pada pembahagian Hukum waris yang berlaku bagi
adalah bahwa penggugat merupakan istri sah dari Almarhum Leman. Bahwa
5
selama masa perkawinan antara penggugat dengan Alm. Leman, telah diperoleh
harta bersama yang belum dibagi diantaranya berupa tanah, kios/toko, saham PT.
Bahwa semasa hidupnya, Alm. Leman ada membuat surat wasiat. Pembuatan
Wasiat yang dibuat oleh Notaris Tati Nurwati sebagai anak angkat atau tergugat
penggugat atau istri sah. Bahwa pembuatan surar wasiat a quo sangat merugikan
portie dari masing-masing Ahli Waris yaitu Tergugat I, II, III. Penggugat
penggugat, yaitu istri sah dari alm. Leman, dan menyatakan batal Akta Wasiat
Nomor 05 tanggal 12 Agustus 2017 yang dibuat oleh Tergugat IV Ny. Tati
hukum, hanya didasarkan pada persyaratan yang ditentukan dalam membuat akta
notaris. Selain ketentuan dalam pasal 938 KUH Perdata yang dengan tegas
menentukan bahwa tiap-tiap surat wasiat dengan akta harus dibuat dihadapan
notaris.
6
golongan yang menerima warisan bila tidak ada wasiat. Setelah hal tersebut
ditentukan maka hal-hal yang perlu diperhatikan ada beberapa hal lagi. Tiga
golongan anak menurut KUHPerdata yaitu, anak yang sah diatur dalam Pasal
42 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974, anak luar kawin diatur dalam pasal
(adopsi).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
warisan
D. Manfaat Penelitian
Penulisan skripsi ini juga diharapkan dapat memberi manfaat baik secara
E. Keaslian Penelitian
Thomas Medan, dengan judul Kekuatan Hibah Wasiat Dalam Pembagian Harta
dengan judul tersebut belum pernah diteliti oleh penulis lain pada lokasi penelitian
yang sama, dan permasalahan yang sama, dengan demikian penelitian ini
dianggap asli.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Hukum Waris
Untuk pengertian hukum waris sampai saat ini baik para ahli hukum Indonesia
istilah "hukum waris." Soepomo menerangkan bahwa hukum waris itu memuat
barang-barang harta benda dan barang-barang yang tak berwujud dari suatu
angkatan manusia kepada keturunannya.3 Oleh karena itu, istilah hukum waris
yang meninggal dunia. Dalam rangka memahami kaidah-kaidah serta seluk beluk
hukum waris, hampir tidak dapat dihindarkan untuk terlebih dahulu memahami
beberapa istilah yang lazim dijumpai dan dikenal. Istilah-istilah dimaksud tentu
saja merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pengertian hukum waris itu
sendiri. Beberapa istilah tersebut beserta pengertiannya dapat disimak berikut ini:4
3
Abdulkadir Muhammad, 2000, Hukum Perdata Indonesia, Citra Aditya Bakti, hlm.2
4
Ibid.
7
8
dari orang yang telah meninggal, yang kemudian disebut pewaris, baik harta itu
telah dibagi-bagi atau pun masih dalam keadaan tidak terbagi-bagi.”5 Beberapa
penulis dan ahli hukum Indonesia telah mencoba memberikan rumusan mengenai
pengertian hukum waris yang disusun dalam bentuk batasan (definisi). Sebagai
pedoman dalam upaya memahami pengertian hukum waris secara utuh, beberapa
meninggal dunia akan beralih kepada orang yang masih hidup."6 Menurut
yang tidak berwujud benda (immateriele goederen) dari suatu angkatan manusia
5
Ibid.
6
Wirjono Prodjodikoro, 1991, Hukum Warisan Di Indonesia, Sumur, Bandung.
9
(generatie) kepada turunannya."7 Proses ini telah mulai pada waktu orang tua
masih hidup. Proses tersebut tidak menjadi "akuut" oleh sebab orang tua
meninggal dunia. Meninggalnya bapak atau ibu adalah suatu peristiwa yang
penting bagi proses itu, akan tetapi tidak mempengaruhi secara radikal proses
penerusan dan pengoperan harta benda dan harta bukan benda tersebut.
hukum warisan adalah hukum yang mengatur apakah dan bagaimanakah hak-hak
B. Ter Haar Bzn dalam bukunya "Azas-azas dan Susunan Hukum Adat"
hukum waris sebagai berikut: "Hukum waris adalah aturan-aturan hukum yang
mengenai cara bagaimana dari abad ke abad penerusan dan peralihan dari harta
kekayaan yang berwujud dan tidak berwujud dari generasi ke generasi." 9 "Hukum
ditinggalkan oleh si mati dan akibat dari pemindahan ini bagi orang-orang yang
Suatu hal yang perlu diperhatikan, yaitu walaupun terdapat rumusan dan
uraian yang beragam tentang hukum waris, pada umumnya para penulis hukum
7
Iwan Erar Joesoef dan Siti Nurul Intan Sari, 2022, Pengantar Hukum Waris
Indonesia, Yogyakarta.
8
Ibid.
9
Ibid.,
10
Ibid.,
10
sependapat bahwa "Hukum waris itu merupakan perangkat kaidah yang mengatur
tentang cara atau proses peralihan harta kekayaan dari pewaris kepada ahli waris
meninggalkan kekayaan;
2. seorang atau beberapa orang ahli waris (erfenaam), yang berhak menerima
kekeluargaan antara peninggal warisan dan ahli waris, agar kekayaan si peninggal
warisan dapat beralih kepada si ahli waris. Unsur ke-3 menimbulkan persoalan,
bagaimana dan sampai di mana wujud kekayaan yang beralih itu dipengaruhi oleh
bahwa sifat warisan dalam suatu masyarakat tertentu adalah berhubungan erat
11
Ibid., hal. 5.
12
Wirjono Prodjodikoro, Op. Cit., hlm. 9.
11
itu, sehingga hukum waris yang berlaku di Indonesia untuk para Warga Negara
a. bagi orang-orang Indonesia asli pada pokoknya berlakulah hukum adat, yang
seperti telah dikatakan, berbeda dalam pelbagai daerah dan yang ada
hubungan rapat dengan tiga macam sifat kekeluargaan tersebut di atas, yaitu
b. bagi orang-orang Indonesia asli yang beragama Islam di pelbagai daerah ada
pengaruh yang nyata dari peraturan warisan dari hukum agama Islam;
d. bagi orang-orang Tionghoa dan Eropa berlaku hukum warisan dari Burgerlijk
Wetboek (BW) Buku II titel 12 s/d 18, pasal-pasal 830 s/d 1130.
Bertolak dari uraian pengertian hukum waris ini, paparan dalam sub-sub bab
yaitu isteri atau suami yang ditinggalkan dan keluarga sah atau tidak sah dari
atau yang hidup paling lama. Suami atau isteri yang ditinggalkan/hidup
paling lama ini baru diakui sebagai ahli waris pada tahun 1935
(sebelumnya suami atau isteri tidak saling mewarisi).
2. Golongan kedua: keluarga dalam garis lurus ke atas, meliputi orang tua
dan saudara, baik laki-laki maupun perempuan, serta keturunan mereka.
Bagi orang tua ada peraturan khusus yang menjamin bahwa bagian mereka
tidak akan kurang dari seperempat bagian dari harta peninggalan,
walaupun mereka mewaris bersama-sama saudara pewaris.
3. Golongan ketiga: meliputi kakek, nenek, dan leluhur selanjutnya ke atas
dari pewaris.
4. Golongan keempat: meliputi anggota keluarga dalam garis ke samping dan
sanak keluarga lainnya sampai derajat keenam.
juga tidak membedakan urutan kelahiran, hanya ada ketentuan bahwa jika masih
ada ahli waris golongan pertama, maka akan menutup hak anggota keluarga
lainnya dalam garis lurus ke atas maupun ke samping. Demikian pula golongan
yang lebih tinggi derajatnya menutup yang lebih rendah derajatnya. Sedangkan
ahli waris menurut surat wasiat atau testament jumlahnya tidak tentu sebab ahli
waris macam ini bergantung pada kehendak si pembuat wasiat. Suatu surat wasiat
seringkali berisi penunjukan seseorang atau beberapa orang ahli waris yang akan
mendapat seluruh atau sebagian dari warisan. Akan tetapi seperti juga ahli waris
(testamenter) akan memperoleh segala hak dan segala kewajiban dari pewaris.
Dari kedua macam ahli waris di atas, timbullah persoalan ahli waris yang
manakah yang lebih diutamakan, apakah ahli waris menurut undang-undang atau
diutamakan adalah ahli waris menurut undang-undang. Hal ini terbukti beberapa
peraturan yang membatasi kebebasan seseorang untuk membuat surat wasiat agar
13
membatasi seseorang pembuat surat wasiat agar tidak merugikan ahli waris
menurut undang-undang antara lain dapat dilihat dari substansi Pasal 881 ayat (2),
yaitu "Dengan sesuatu pengangkatan waris atau pemberian hibah yang demikian,
pihak yang mewariskan tak boleh merugikan para ahli warisnya yang berhak atas
Ahli waris yang memperoleh bagian mutlak atau legitieme portie (LP) ini
termasuk ahli waris menurut undang-undang. Mereka adalah para ahli waris
dalam garis lurus ke atas maupun dalam garis lurus ke bawah yang memperoleh
bagian tertentu dari harta peninggalan dan bagian itu tidak dapat dihapuskan oleh
seseorang yang akan menerima sejumlah harta peninggalan terlebih dahulu harus
suatu harta warisan. Ahli waris diberi hak untuk berfikir selama empat bulan,
setelah itu ia harus menyatakan sikapnya apakah menerima atau menolak warisan
antara menerima dan menolak warisan. Akibat yang terpenting dari beneficiaire
sebagai ahli waris sampai jangka waktu itu berakhir selama empat bulan (Pasal
Legaat adalah suatu pemberian kepada seseorang yang bukan ahli waris
melalui surat wasiat.19 Adapun yang dapat diberikan dalam suatu legaat dapat
berupa:
Ada dua jenis wasiat, yaitu wasiat pengangkatan waris (erfstelling) dan hibah
wasiat (legaat).
a. Wasiat Pengangkatan Waris (erfstelling)
Pemberi wasiat memberikan harta kekayaannya dalam bentuk bagian
(selurhnya, setengah, sepertiga). Pemberi wasiat tidak menyebutkan secara
spesifik benda atau barang apa yang diberikannya kepada penerima wasiat. (Pasal
954 KUHPerdata)
b. Hibah Wasiat (legaat)
Pemberi wasiat memberikan beberapa barang-barangnya secara spesifik dari
suatu jenis tertentu kepada pihak tertentu. (Pasal 957 KUHPerdata).
Hukum perdata tidak menentukan apakah surat wasiat harus dibuat dalam bentuk
akta di bawah tangan atau akta otentik. Meski keduanya diperkenankan, pada
praktiknya surat wasiat biasa dibuat dalam bentuk akta otentik oleh Notaris. Hal
ini penting agar surat wasiat yang dibuat terdaftar pada Daftar Pusat Wasiat di
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI dan diakui keberadaannya pada
saat Surat Keterangan Waris dibuat.
Banyak orang yang menganggap hibah wasiat dan wasiat adalah dua hal
yang sama, padahal keduanya berbeda. Hibah wasiat adalah bagian dari wasiat,
tetapi bukan wasiat seutuhnya karena. wasiat sendiri terdiri dari dua jenis yaitu
wasiat pengangkatan waris dan hibah wasiat.
19
http://misaelandpartners.com/artikel-hibah-waris-wasiat-dan-hibah-wasiat/
diakses pada tanggal 15 Mei 2023
20
21
17
4. Pengertian Wasiat
Suatu wasiat atau testament ialah suatu pernyataan dari seseorang tentang
apa yang dikehendaki setelah ia meninggal. Pasal 875 KUHPerdata, surat wasiat
atau testament adalah suatu akta yang berisi pernyataan seseorang tentang apa
yang akan terjadi setelah ia meninggal, dan yang olehnya dapat ditarik kembali.
Dalam pemberian wasiat, tidak serta merta perintah pewaris dalam testament
ternyata tidak ada satupun faktor penghalang, berarti testament tersebut dapat
dipenuhi isinya. Bagian dari harta peninggalan pewaris yang dapat digunakan
untuk memenuhi testament hanya terbatas pada bagian yang tersedia saja. Dengan
testament tidak tergantung pada bunyi testament, tetapi sangat tergantung pada
jumlah harta peninggalan pewaris yang oleh hukum atau undang-undang tersedia
untuk pewaris.22
22
Beni Ahmad Saebani, 2011, Syamsul Falah, Hukum Perdata Islam Di Indonesia, CV
Pustaka Setia, Bandung, hlm. 174.
18
harta peninggalan seseorang yang meninggal dunia, adalah kepunyaan para ahli
waris (pasal 874 KUHPerdata). Surat wasiat atau testament adalah sebuah akta
Ketetapan-ketetapan dengan surat wasiat tentang harta benda dapat juga dibuat
secara umum, dapat juga dengan atas hak umum, dan dapat juga dengan ats hak
khusus (pasal 876 KUHPerdata). Ketetapan dengan surat wasiat untuk keuntungan
keluarga-keluarga sedarah yang terdekat, atau darah terdekat dan pewaris, dibuat
miskin, tanpa penjelasan lebih lanjut, dibuat untuk kepentingan semua orang,
a) Macam-Macam Wasiat
Menurut pasal 874 KUHPerdata wasiat dapat dibagi menjadi 2 yaitu sebagai
berikut:
1) Surat wasiat olografis yaitu surat wasiat yang seluruhnya ditulis dan
ditanda tangani oleh pewaris yang dibuat dihadapn notaris dan disaksikan
23
M. Wijaya, 2014, Tinjauan Hukum Surat Wasiat Menurut Hukum Perdata,
Jurnal Ilmu Hkum Legal Opinion, Edisi 5, Vol. 2.
19
2) Surat wasiat umum, yaitu surat wasiat dengan akta umum yang harus
dibuat di hadapan notaris dengan dihadiri dua orang saksi (938/939 ayat
1 KUHPeradata)
3) Surat wasiat rahasia (tertutup), yaitu surat wasiat yang ditulis sendiri atau
orang lai yang ditnada tngani oleh pewaris dengan sampul tertutup dan
pasal 954 KUHPerdata yaitu surat yang berisi wasiat dengan nama orang
2) Surat wasiat hibah (pasal 957 KUHPerdata), yaitu surat wasiat yang
adalah bahwa orang tersebut mampu berfikir secara normal atau berakal
sehat ketika membuat surat wasiat, maka wasiatnya tersebut tidak dapat
20
surat wasiat. Hal ini berarti seseorang dikatakan dewasa dan dapat
membuat surat wasiat apabila sudah mencapai umur 18 tahun, akan tetapi
wasiat.
dalam pasal 2 kitab undang-undang ini. Ketentuan ini tidak berlaku bagi
yayasan.
untuk mencabut atau mengubah surat wasiatnya, serta istri atau suaminya
21
itu.
Pada dasarnya suatu wasiat atau testament berisi mengenai surat wasiat
pengangkatan waris atau yang disebut dengan erfstelling dan surat wasiat hibah
dalam arti bahwa keduanya (ahli waris dan erfstelling) tidak hanya
Pasal 957 KUH Perdata meyebutkan bahwa hibah wasiat adalah suatu
atau memberikan hak pakai hasil atas seluruh atau sebagian harta
beberapa orang; satu atau bebrapa orang tertentu; seluruh benda dari satu
jenis tertentu, misalnya benda bergerak dan benda tidak bergerak; dan hak
mempunyai kedudukan ahli waris seperti halnya ahli waris erfstelling. Hal
876 KUH Perdata yang telah disebutkan dalam uraian terdahulu adalah
hak saisine, hak bereditas petitio dan juga tidak bertanggung jawab secara
Suatu erfstelling atau legaat dapat disertai dengan beban (last). Beban
legaat, yang berarti memberikan pada orang lain untuk menuntut suatu hak
yang dihibah wasiatkannya, hak mana menurun kepada sekalian ahli waris
hampir sama dengan seorang kreditur warisan terhadap ahli waris baik
seluruh aktiva dan pasiva pewaris, maka tuntutan ditunjukan kepada para
tuntutan legataris.
diwajibkan memberi salah satu bendanya tersebut kepada orang lain yang
ditunjuk dalam testament, dan pemberian suatu benda yang harus ditagih
24
sublegaat sebenarnya adalah suatu beban. Jika beban tidak dipenuhi oleh
seorang erfstelling atau legataris, maka suatu erfstelling atau legaat dapat
b) Batasan Wasiat
Batasan dalam suatu wasiat terdapat dalam pasal 913 KUHPerdata yaitu
tentang legitime portie yang menyatakan bahwa legitime portie atau bagian
mutlak adalah semua bagian dari harta peninggalan yang harus diberikan kepada
ahli waris dalam garis lurus menurut undang-undang, terhadap bagian manasi
pembagian antara yang masih hidup maupun yang sudah meninggal dunia,
Legitime portie adalah suatu bagian tertentu dari harta peninggalan yang
tidak dapat di hapuskan oleh orang yang meninggalkan warisan bagian tersebut
tidak bisa diberikan kepada orang lain, baik dengan cara penghibahan biasa
maupun dengan surat wasiat. Orang-orang yang mendapatkan bagian ini disebut
legitimaris.
c) Batalnya Wasiat
Batalnya wasiat dapat terjadi karena peristiwa yang tidak tentu, yaitu
apabila orang yang menerima wasiat meningal dahulu sebelum orang yang
Pasal 997 KUHPerdata semua penetapan dengan surat wasiat yang dibuat dengan
25
persyaratan yang tergantung pada peristiwa yang tidak tentu terjadinya dan
penetapannya dengan terjadi tidaknya peristiwa itu, adlah gugur, bila ahli waris
persyaratan itu.
Jadi sesuai pasal di atas tersebut apabila orang yng menerima wasiat
penetapan yang dibuat dengan wasiat, gugur apabila ahli waris atau penerima
yang di tetapkan itu menolak atau tidak cakap untuk memanfaatkan hal itu.
oleh pewaris. Hal ini dapat membatalkan surat wasat yang dibuat, dan wajar
Pencabutan wasiat dapat dilakukan dengan tegas dan dapat pula dengan
diam-diam.24 Apabila wasiat dicabut dengan tegas, maka menurut ketentuan pasal
992 KUHPerdata penyabutan itu harus dengan surat wasiat baru atau dengan akta
wasiat yang baru yang tidak tegas mencabut wasiat terdahulu, membatalkan
wasiat terdahulu sepanjang tidak bisa disesuaikan dengan ketetapan wasiat yang
baru, atau sepanjang wasiat terdahulu bertentangan dengan wasiat yang baru.26
24
Abdulkadir Muhammad, 2000, Hukum Perdata Indonesia, Citra Aditya Bakti, hlm. 277.
25
Ibid, hlm.277.
26
26
pewasiat yang dilakukan sesudah surat wasiat dibuat. Hal ini berarti adanya
keinginan dari pewasiat untuk menarik kembali sebagian atau seluruh wasiat yang
1. Pengertian Hibah
dengan tidak dapat ditarik kembali, menyerahkan sesuatu benda guna keperluan si
Selain itu ada beberapa pengertian lain mengenai hibah menurut para ahli
a. Menurut Abdul Ghofur Anshori, Hibah dalam hukum adat dikenal dengan
menghargai, tanda ingat, tanda hormat, tanda terima kasih, tanda akrab, tanda
b. Menurut Kansil, Hibah adalah suatu perjanjian di mana pihak pertama akan
pada hanya adanya prestasi dari satu pihak saja, sedang pihak yang lainnya
salah satu pihak menjanjikan suatu barang dengan tanpa imbalan kepada pihak
lainnya.
terhadap barang-barang yang sudah ada pada saat peristiwa penghibahan itu
terjadi. Jika hibah itu mencakup barang-barang yang belum ada, maka
itu, Pasal 1668 KUHPerdata menyebutkan bahwa pemberi hibah tidak boleh
orang lain suatu benda yang termasuk dalam hibah karena hal demikian dianggap
batal.
27
Abdul Ghofur Anshori, 2011, Filsafat Hukum Hibah dan Wasiat di Indonesia, Gadjah
Mada University Press, Yogyakarta, hlm. 60.
28
C.S.T. Kansil, 2002, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum
Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, hlm. 252.
29
Subekti, 2005, Hukum Perjanjian, PT.Intermasa, Jakarta, hlm.42.
28
menikmati atau memungut hasil barang bergerak atau barang tidak bergerak yang
dihibahkan, atau menggunakan hak itu untuk keperluan orang lain dengan syarat
yang dimaksud itu adalah bab yang mengatur tentang Hak Pakai Hasil atau
tanah, dengan adanya Undang-undang Pokok Agraria (UU No. 5 Tahun 1960),
baru hibah dapat ditarik kembali ataupun juga dapat dimintai pembatalan (Pasal
1688 Ayat (2) KUHPerdata). Penarikan atau pembatalan hibah hanya dapat
dilakukan dengan alasan tertentu dengan dasar hukum Pasal 1688 KUHPerdata
KUHPerdata).
30
R.Subekti dan R.Tjitrosudibyo, 1992, Kitab Undang-undang Hukum Perdata, Cet ke
25, Pradnya Paramita, Jakarta, hlm. 365.
29
penghibah, setelah si pemberi hibah ini jatuh dalam keadaan miskin atau
Hal-hal di atas membatasi tindakan pemberi hibah agar tidak bertindak seenaknya
atas bukan bersifat kumulatif, melainkan bersifat alternatif artinya jika ada salah
satu saja alasan di atas terpenuhi, maka suatu tindakan hibah dapat ditarik
kembali.
KUHPerdata, yaitu:
tercantum dalam akta hibah sendiri atau dalam daftar yang telah
untuk menerimanya.
3. Syarat Hibah
30
meninggal dunia dan setiap waktu selama si penerima hibah itu masih
keuntungan kepada pihak yang lain, tanpa menerima suatu imbalan bagi
31
R.Subekti, 2014, Aneka Perjanjian, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, hlm. 95
31
adalah batal, jika dibuat dengan syarat bahwa si penerima hibah akan
dengan tegas di dalam akta hibah sendiri atau di dalam suatu daftar yang
ditempelkan padanya.
(kepada siapa dan berapa jumlahnya). Kalau tidak disebutkan dengan jelas
sudah ada saat penghibahan itu dilakukan. Suatu hibah adalah batal atau
tidak sah apabila dilakukan terhadap barang-barang yang belum ada atau
ketentuan ini maka jika dihibahkan suatu barang yang sudah ada, bersama-
sama dengan suatu barang lain yang baru akan ada dikemudian hari,
KUHPerdata, yaitu:
1) Penerima hibah sudah ada pada saat terjadinya penghibahan atau bila
KUHPerdata).
35
R.Subekti, Loc.Cit.
33
3) Pemberian hibah bukan bekas wali dari pemberi hibah, tetapi apabila si
perwaliannya, maka bekas wali itu dapat menerima hibah (Pasal 904
KUHPerdata).
dibuat akta umum dari suatu wasiat yang dilakukan oleh pemberi hibah
dan juga bukan saksi yang menyelesaikan pembuatan akta itu (Pasal
907 KUHPerdata).
kecuali yang disebutkan dalam Pasal 1687 KUHPerdata, dapat atas ancaman
batal, dilakukan selainnya dengan suatu akta notaris, yang aslinya disimpan oleh
notaris itu.” Pasal 1682 yang mengharuskan pembuatan akte notaris untuk
penghibahan tanah, sekarang sudah dianggap tidak berlaku lagi, tetapi sesuai
36
R.Subekti, Op.Cit., hlm. 104.
34
perjanjian yang bermaksud memindahkan hak atas tanah (menurut Pasal 19) harus
dibuat dihadapan Pejabat Pembuat Akta Tanah (P.P.A.T) seperti halnya dengan
jual-beli tanah (lihat dalam bab tentang jual-beli). Adapun Pejabat Pembuat Akte
Tanah (P.P.A.T) itu pada umumnya juga dirangkap oleh para Notaris.37
hibah sendiri, maka itu akan dapat dilakukan di dalam suatu akte otentik
terkemudian yang aslinya harus disimpan, asal yang demikian itu dilakukan
diwaktu si penghibah masih hidup dalam hal mana penghibahan, terhadap orang
yang terakhir ini hanya akan berlaku sejak saat penerimaan itu diberitahukan
kepadanya.38 Dari ketentuan tersebut dapat kita lihat bahwa suatu penghibahan,
37
R.Subekti, Op.Cit, hlm.102.
38
R.Subekti, Op.Cit, hlm.103.
35
penerima hibah (tunai) seperti yang dapat dilakukan menurut Pasal 1687, harus
Penerimaan itu dapat dilakukan oleh si penerima hibah sendiri atau oleh seorang
kuasa yang dikuasakan dengan akte otentik (akte notaris), surat kuasa mana harus
berupa suatu kuasa khusus. Pasal 1686 KUHPerdata, menetapkan bahwa hak
penghibahan itu telah diterima secara sah, tidaklah berpindah kepada si penerima
dianggap sebagai obligatoir saja (hak miliknya belum berpindah), karena baru
akan berpindah setelah dilakukan levering atau penyerahan. Oleh sebab itu,
Dalam Pasal 1688 KUHPerdata dimungkinkan bahwa hibah dapat ditarik kembali
dilakukan. Dalam hal ini, barang yang telah dihibahkan tetap berada pada
dari semua beban dan hipotik yang sekiranya telah diletakkan di atasnya
oleh si penerima hibah serta hasil dan pendapatan yang ada pada si
36
KUHPerdata).
b. Jika orang yang diberi hibah telah bersalah melakukan atau membantu
terhadap penghibah.
Dalam hal yang pertama, barang yang telah dihibahkan tetap berada pada
dari semua beban dan hipotik yang sekiranya telah diletakkan di atasnya
oleh si penerima
hibah serta hasil dan pendapatan yang ada pada si penerima hibah yang
didapatnya sejak saat kelalaiannya (Pasal 1689 KUHPerdata). Untuk kedua hal
terakhir yang disebutkan dalam Pasal 1688 KUHPerdata, benda yang telah
dan apabila itu tidak dipenuhi secara sukarela, maka penuntutan kembali barang-
dihibahkan tetap padanya dan si penerima hibah tidak lagi dapat menuntut
pada waktu dimasukkannya gugatan, pula disertai hasil-hasil sejak saat itu (Pasal
1691).40 Tuntutan hukum pemberi hibah terhadap penerima hibah ini gugur
dengan lewatnya waktu 1 (satu) tahun terhitung mulai hari terjadinya peristiwa
yang menjadi alasan tuntutan itu, dan dapat diketahuinya peristiwa itu oleh si
penarikan hibah.
Membuktikan dalam arti yuridis berarti memberi dasar yang cukup kepada
benar bagi kesimpulan yang akan diambli setelah proses pemeriksaan selesai,
40
Ibid.
38
hakim dari hasil proses dengan peristiwa yang telah terjadi. Apabila kebenaran
gugatan atau kebenaran jawaban atas gugatan tidak cukup terang akan tetapi ada
juga kebenarannya dan sama sekali tidak ada jalan lain untuk menguatkannya
dengan alat bukti lain, maka berdasarkan Pasal 155 ayat (1) HIR/182 ayat (1)
Rbg, hakim karena jabatannya dapat menyuruh salah satu pihak bersumpah
Pengaturan alat bukti dalam Pasal 164 HIR/284 Rbg, bersifat limitatif dan
sistematis yang artinya hanya mengenai surat, saksi, persangkaan, pengakuan, dan
sumpah yang dapat diajukan sebagai alat bukti. Sifat sistematis berarti kekuatan
menjadi alat bukti yang utama atau sempurna. Ditetapkannya, surat sebagai alat
putusannya. Menilai alat bukti berarti menilai kekuatan alat bukti, ukuran
perbedaan kekuatan sebagai alat bukti adalah besar atau kecilnya kemungkinan
pihak yang menandatangani surat perjanjian itu, oleh karena dalam akta di bawah
tangan tidak mempunyai kekuatan bukti lahir karena tanda tangan dapat
41
Elisabeth Nurhaini Butarbutar, 2016, Hukum Pembuktian, Analisis terhadap
kemandirian Hakim sebagai Penegak Hukum dalam Proses Pembuktian, Edisi Pertama, CV
Nuansa Aulia, Bandung, hlm. 13
42
Sudikno, Mertokusumo, 2013, Hukum Acara Perdata Indonesia, Edisi Revisi, Sudikno,
Mertokusumo, Hukum Acara Perdata Indonesia, Edisi Revisi, Cahaya Atma Pustaka, Yogyakarta
hlm. 15
39
dipungkiri, sehingga apabila tanda tangan tangan telah diakui maka keterangan di
dalam akta itu benar dan berlaku sebagai benar terhadap siapa yang membuatnya.
pembuktian sama dengan akta otentik yang mempunyai kekuatan bukti formil dan
materil. Jika tanda tangan itu disangkal, maka pihak yang mengajukan surat
METODE PENELITIAN
adalah penelitian hukum kepustakaan yang dilakukan dengan cara meneliti bahan-
bahan kepustakaan atau data sekunder belaka. Penelitian ini juga menggunakan
data sekunder. Data sekunder adalah data yang dipergunakan dalam menjawab
permasalahan yang diteliti. Sumber bahan hukum terdiri dari 3 (tiga) jenis bahan
hukum yaitu :
resmi. Bahan hukum tersier (tertiary law material) yaitu bahan yang mendukung
bahan hukum primer dan bahan sukum sekunder dengan memberikan pemahaman
43
Peter Mahmud Marzuki, 2020, Penelitian Hukum, PT. Kencana Preneda Media, Jakarta,
hal. 181
40
41
Dalam penelitian ini, bahan hukum primer yang digunakan sebagai bahan
dasar adalah Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Bahan hukum sekunder yang
digunakan adalah buku-buku teks yang ditulis para ahli hukum. Bahan hukum
yaitu penelitian yang dilakukan dengan pencarian data, baik dari buku-buku
C. Analisis Data
Analisis data pada penelitian ini bahwa telah terkumpul dalam penelitian
ini dianalisis secara kualitatif yuridis artinya penelitian mengacu kenyataan yang
ada dan dihubungkan dengan studi kepustakaan yang ada maupun terhadap data
sekunder yang digunakan dan juga secara yuridis normatif yaitu dengan
Data yang diperoleh dari lapangan diolah dan dianalisis secara deskriptif,
normatif, logis dan sistematis Deskriptif artinya, data yang diperoleh dari
melakukan analisis tidak bertentangan dengan akal sehat dan ilmu pengetahuan.
Sistematis artinya, bahwa setiap bagian yang dianlisis berkaitan satu sama lain
42
metode berfikir deduktif dan metode berfikir induktif. Metode deduktif adalah
metode yang dilakukan dengan menarik kesimpulan yang bersifat umum terhadap
khusus dan dari kedua premis ini ditarik sebuah kesimpulan, artinya melakukan
BAB IV
A. Hasil Penelitian
1. Posisi Kasus
Penggugat merupakan Istri sah dari Almarhum Leman yang bernama Ny.
Tan Bie Tju, yang telah melangsungkan perkawinan tanggal 04 April 1968, dan
Daftar Perkawinan dan Perceraian untuk Warga Negara Indonesia di Binjai tahun
dikaruniai 3 (tiga) orang anak kandung dan 1 (satu) orang anak angkat yaitu: 1.
3. Lilis Leman, perempuan, lahir di Tj. Pura, 10 Agustus 1972 (Tergugat III);
4. Cindy Chandra (anak angkat), Perempuan, Lahir di Tj. Pura, 20 Desember 1989
(Turut Tergugat). Bahwa Almarhum Leman telah meninggal dunia pada tanggal
1. Satu bidang tanah pekarangan seluas 3.920 m2 (tiga ribu Sembilan ratus dua
puluh meter persegi), terletak di Jalan Teuku Amir Hamzah DSN 2, Desa Cempa,
44
2. Satu unit kios/toko di Grand Palladium Mall Blok GS-15 No. 07, beralamat di
3. 4.950 (empat ribu sembilan ratus lima puluh) lembar saham Perseroan Terbatas
5. 375 (tiga ratus tujuh puluh lima) lembar saham Perseroan Terbatas “PT.
yang dibuat oleh Ny. Tati Nurwati, S.H. Notaris di Jakarta Utara (Tergugat IV).
Istri Alm. Leman, Nyonya Tan Bie Tju mendapat sebesar 40% atau 2/5 (dua per
lima) bagian,sedangkan ketiga orang anak nya yaitu Edison, Lilis Leman dan
masing mendapat 20% (dua puluh perseratus) atau masing masing 1/5 (satu per
lima) bagian.
45
hal mana bertentangan dengan ketentuan Pasal 903 Jo. Pasal 966 KUHPerdata.
akta tersebut, sehingga cukup beralasan bagi Majelis Hakim Yang Terhomat.
untuk menyatakan batal Akta Wasiat Nomor 05 tanggal 12 Agustus 2017 yang
dibuat oleh Notaris Ny.Tati Nurwati SH cq Tergugat IV. Bahwa berdasarkan hal
tersebut, oleh karena Akta Wasiat Nomor 05 tanggal 12 Agustus 2017 yang dibuat
oleh Tergugat IV adalah cacat hukum, maka cukup beralasan hukum bagi Majelis
Hakim yth. untuk menyatakan Batal Akta Keterangan Hak Waris No. 09 tanggal
23 Juli 2018 yang dibuat oleh Notaris Ny. Tati Nurwati SH cq Tergugat IV.
Waris No. 09 tanggal 23 Juli 2018, yang mana substansi dari Akta Keterangan
Waris tersebut ternyata dibuat hanya berdasarkan Akta Wasiat Nomor 05 tanggal
masing anak Alm. Leman yaitu Tergugat I, II, III, dan turut tergugat (Vide Pasal
913 Jo. 914 KUHPerdata) dan bahkan menghilangkan Hak Waris dari Turut
Tergugat selaku anak angkat dari Penggugat dan Almarhum Leman. - Bahwa
berdasarkan hal tersebut, oleh karena Akta Wasiat Nomor 05 tanggal 12 Agustus
2017 yang dibuat oleh Tergugat IV adalah cacat hukum, maka cukup beralasan
hukum bagi Majelis Hakim yth. untuk menyatakan Batal Akta Keterangan Hak
46
Waris No. 09 tanggal 23 Juli 2018 yang dibuat oleh Notaris Ny. Tati Nurwati SH
cq Tergugat IV.
Bahwa dengan batalnya Akta keterangan Hak Waris a quo, agar tidak
menjadi persoalan hukum baru bagi para Ahli Waris Alm. Leman di kemudian
hari, maka Penggugat dengan ini memohon kepada Pengadilan Negeri Medan c.q.
Majelis Hakim yang mengadili perkara ini agar menetapkan para ahli waris yang
Bahwa patut dan beralasan hukum bagi Majelis Hakim yth untuk
menghukum Tergugat I, II, III, dan IV serta Turut Tergugat untuk tunduk dan
patuh terhadap putusan dalam perkara ini. Bahwa untuk melindungi kepentingan
Penggugat dan Tergugat I, II, III serta turut Tergugat dalam perkara a quo, mohon
kiranya kepada Majelis Hakim yang memeriksa dan memutus perkara ini untuk
berkenan meletakkan Sita Jaminan terhadap seluruh harta benda yang tersebut dan
tercantum dalam Akta Wasiat Nomor 05 tanggal 12 Agustus 2017 yang akan
gugatan Penggugat diajukan berdasarkan dalil-dalil dan bukti yang authentik yang
tidak diragukan atas kebenarannya, maka Penggugat mohon agar putusan dalam
47
perkara ini dinyatakan dapat dilaksanakan terlebih dahulu (uitvoerbar bij voraad),
Penggugat mohon kepada Pengadilan Negeri Medan, agar kiranya berkenan untuk
II, III, IV serta Turut Tergugat, kemudian mengadili Perkara Gugatan ini dan
- Satu bidang tanah pekarangan seluas 3.920 m2 (tiga ribu Sembilan ratus
dua puluh meter persegi), terletak di Jalan Teuku Amir Hamzah DSN 2, Desa
berdasarkan Sertifikat Hak Milik No.62, yang terdaftar atas nama Leman;
- Satu unit kios/toko di Grand Palladium Mall Blok GS-15 No. 07,
- 4.950 (empat ribu sembilan ratus lima puluh) lembar saham Perseroan
- 375 (tiga ratus tujuh puluh lima) lembar saham Perseroan Terbatas “PT.
belum dibagi ;
Almarhum Leman ;
yang dibuat oleh Tergugat – IV cq Ny. Tati Nurwati, S.H. selaku Notaris di
Jakarta Utara ;
6). Menyatakan batal Akta Keterangan Hak Waris No. 09 tanggal 23 Juli
2018 yang dibuat oleh Tergugat- IV Cq Ny. Tati Nurwati, S.H. Notaris di Jakarta
Utara.
7). Menetapkan para Ahli Waris yang sah dari Almarhum Leman dengan
bagian masing-masing sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku yaitu sebagai
berikut :
8). Menghukum Tergugat I, II, III, dan IV serta Turut Tergugat untuk
menanggung biaya yang timbul dalam perkara a quo; Apabila Pengadilan c.q.
Majelis Hakim Yang Terhormat yang mengadili perkara a quo berpendapat lain,
di atas, sedangkan Tergugat I, II, IV dan Turut Tergugat tidak datang menghadap
patut;
diantara para pihak melalui mediasi sebagaimana diatur dalam Perma Nomor 1
Mediator;
dengan pembacaan surat gugatan yang isinya tetap dipertahankan oleh Penggugat;
1. Dalam Eksepsi
Hukum Acara Perdata, Sinar Grafika, 2010, hal.437) surat kuasa harus
memenuhi syarat formil yang digariskan pasal 123 ayat (1) HIR dan
SEMA N0.01 Tahun 1971 jo. SEMA No. 6 Tahun 1994, dimana sesuai
dengan
kompetensi relative,
syarat tersebut bersifat kumulatif. Oleh karena itu, apabila salah satu
syarat tidak terpenuhi, surat kuasa tidak sah karena mengadung cacat
pada surat kuasa bukanlah tanda tangan dari lbu Tan Bie Tju, sebagai
berikut:
Penggugat (lbu Tan Bie Tju), namun patut diduga bahwa tanda tangan
b). Bahwa Ny. Lilis Leman (Tergugat lll) yang merupakan puteri
dari lbu Tan Bie sendiri tentu sangat mengenal bentuk tanda tangan lbu
Tan Bie Tju. Bahwa pada kenyataannya terbukti bahwa bentuk tanda
diberikan oleh lbu Tan Bie Tju tidak bersesuaian dengan tanda tangan
lbu Tan Bie Tju Kartu Tanda Penduduk elektronik (eKTP) maupun
c). Bahwa pada sisi lain adanya keberatan lbu Tan Bie Tju sangat
tidak beralasan, mengingat lbu Tan Bie Tju adalah seorang isteri yang
Agustus 2017, lbu Tan Bie Tju turut serta hadir dan tidak pernah
Bapak Leman meninggal dunia, lbu Tan Bie Tju bersama dengan para
52
d). Bahwa sangat beralasan bahwa Tergugat lll tidak meyakini jika
gugatan a quo karena pada sisi lain ternyata putera-puteri bapak Leman
yang menjadi para Tergugat (kecuali Tergugat lll) dengan sengaja tidak
e). Tergugat lll memohon dengan sangat kiranya Majelis Hakim yang
cermat eksepsi surat kuasa tidak sah ini demi penegakan keadilan dan
sebagai bagian dari menjaga tegaknya hukum dan moralitas yang baik
dalam masyarakat.
2020 bukanlah tanda tangan dari lbu Tan Bie Tju sendiri, maka pada
53
surat kuasa tidak tercantum tanda tangan yang sah, oreh karenanya
diatas, secara mutatis mutandis juga termasuk daram pokok perkara ini.
kecuali apa yang dengan tegas diakui kebenarannya oleh Tergugat; Mengenai
Hubungan Kekeluargaan.
Bapak Leman, yang telah melangsungkan perkawinan tanggal 04 April 1968, dan
Daftar Perkawinan dan Perceraian untuk Warga Negara lndonesia di Binjai tahun
3) Bahwa terkait status hubungan keluarga dari Ny. Cindy Chandra (Turut
Tergugat) dengan keluarga Bapak Leman dan lbu Tan Bie Tiu adalah seseorang
54
yang tinggal bersama dan dibesarkan seperti seorang anak dan kamipun
4. Bahwa benar Almarhum Leman telah wafat pada tanggal 06 Maret 2018
berharga yang terdapat di bank-bank baik di daram Negeri (antara lain di bank
bangunan yang berdiri diatasnya baik yang terdapat di Jakarta maupun yang
a) satu bidang tanah perkarangan seluas 3.920 m2 (tiga ribu sembilan ratus
dua puluh meter persegi), terletak di Jalan Tengku Amir Hamzah DSN 2, Desa
55
berdasarkan Sertifikat Hak Milik No.62, yang terdaftar atas nama Leman.
b) Satu unit kios/toko di Grand Palladium Mall Blok GS-1S No. 07,
Medan Barat, Kota Medan yang telah dikuasai/dimiliki oleh Bapak Leman,
UPI/12/2004 D. tertanggal 22 (dua puluh dua) Desember 2004 (dua ribu empat);
Aceh, sebanyak 4.950 (empat ribu sembilan ratus lima puluh) lembar saham.
tersebut di atas merupakan beberapa diantara harta bersama yag diperoleh dalam
perkawinan antara Almarhum Bapak Leman dengan lbu Tan Bie Tju (Penggugat).
Secara hukum Penggugat berhak atas 1/2 (seperdua) bagian dari seluruh Harta
Bersama (Vide pasar 35 ayat (1) undang-undang No. 1 Tahun 1974 Tentang
perkawinan);
tanggal 12 Agustus 2017 yang dibuat oleh/dihadapan tati Nunrvati, S.H., Notaris
mungkin dianggap penting, yaitu atas harta benda sebagaimana tersebut dalam
posita angka 5 tersebut di atas dengan pembagian, dalam wasiat yang berbunyi
bergerak tersebut diatas tidak saya iual/alihkan sewaktu saya hidup, maka bita tiba
saatnya saya dipanggil Tuhan (meninggal dunia), saya berikan hibah wasiat
(legaat) atas seluruh harta peninggatan saya tersebut kepada lstri Saya Nyonya
Tan Bie Tju dan 3 (tiga) orang anak saya tersebut di atas, dengan pembagian
sebagai berikut:
1) lstri saya, Nyonya Tan Bie Tju mendapaf sebesar 40% atau 25 (dua per
lima) bagian.
2) 2. Ketiga orang anak saya, yaitu Edison Lills Leman dan Verawati
7. Bahwa apa yang tertuang dalam Akta Wasiat merupakan sebagian dari harta
peninggalan Bapak Leman termasuk didalamnya tentu terdapat sebagian dari harta
bersama yag merupakan hak dari Penggugat; Wasiat Tidak Dapat Dikatakan Batal
Demi Hukum.
8. Pasal 903 KUH Perdata menentukan: *Suami atau isteri hanya boleh
itu termasuk bagian mereka masing-masing dalam harta bersama itu. Akan tetapi
57
bila suatu barang dan harta bersama rtu Dihibah wasiatkan, penerima hibah wasiat
tidak dapat menuntut barang itu dalam wujudnya, bila barang itu tidak diserahkan
oleh pewaris kepada ahli waris sebagai bagian mereka. Dalam hal itu, penerima
hibah wasiat harus diberi ganti rugi, yang diambil dan bagian hafia bersama yang
dibagikan kepada para ahli waris si pewaris, dan bila tidak mencukupi, diambil
Satrio (dalam bukunya Hukum Waris, Citra Aditya Bakti, Cetakan l, 1990, hal
203 dan 204) disebutkan bahwa pembicaraan dalam pasal 903 KUH Perdata
dikatakan berapa besar andil masing masing suami dan isteri. Namun nanti, pada
waktu pecahnya persatuan antara lain karena kematian akan ternyata, berapa
besarnya andil suami atau isteri tersebut, yang masih-masing untuk 1/2 bagian.
Pasal 903 KUH Perdata mengatur dalam hal semasa hidupnya sepanjang masih
demikian itu dapat diambil oleh suami isteri selama hidup mereka, karena
atau lebih tepat sebelum pemecahan harta persatuan orang belum tahudengan
58
10. Pasal 966 KUH Perdata menentukan bahwa: "Bila pewaris menghibah
wasiatkan barang tertentu milik orang lain, hibah wasiat ini adalah batal, entah
pewaris rtu bhu atau tidak tahu bahwa barang itu bukan kepunyaannya."
11. Bahwa lebih lanjut Penggugat dengan hanya membaca ketentuan pasal 966
ketentuan pasal 903 KUH Perdata sebagaimana alasan guna membatalkan Akta
Kedua, 1984, hal 200 dan 201) disebutkan bahwa: "Syarat untuk sahnya legaat
(hibah-wasiat) mengenai barang (atau uang) tertentu adalah bahwa barang itu
dimilikisi pewaris (966 BW. Suatu benda tertentu hanyalah dapat menjadi obyek
dari suatu hibah wasiat, apabila terdapat dalam harta peninggalan pewaris.
orang lain, maka hibah-wasiat itu batal. Yang menjadi soal di sini adalah saat
terbukanya harta peninggalan dan bukan saat membuat testamen. Apabila wasiat
ini dibuat pada saat sebelum pewasiat menjadi pemilik dari benda yang dihibah-
wasiatkan, akan tetapi benda itu telah menjadi miliknya sebelum ia meninggal,
12. Bahwa dari uraian posita angka 8 sampai dengan 11 tersebut di atas dapat
ketentuan pasal 903 dengan 966 KUH Perdata adalah suatu yang tidak relevan.
59
Oleh karenanya dalil Penggugat bahwa cukup beralasan bagi Majelis Hakim
untuk menyatakan batal akta Wasiat nomor 05 tanggal 12 Agustus yang dibuat
oleh Notaris Ny. Tati Nurwati, S.H. cq Tergugat lV adalah adalah keliru, sehingga
13. Bahwa Tergugat lll sangat tidak setuju atas dalil Penggugat yang menyatakan
bahwa: "Pembuatan Surat Wasiat a quo sangat merugikan Penggugat, sebab Surat
oleh Penggugat, belum diadakan pendataan dan penghitungan atas boedel wasiat
dan seluruh harta benda dalam perkawinan antara Almarhum Bapak Leman dan
lbu Tan Bie Tju, oleh karenanya tidak dapat dikatakan bahwa ketentuan Wasiat
melakukan pendataan dan penghitungan yang cermat atas seluruh harta bersama
15. Sebagaimana telah Tergugat kemukakan dalam dalam eksepsi di atas bahwa
gugatan Penggugat mengadung cacat materiil gugatan yang diajukan belum dapat
dalam arti gugatan yang diajukan masih terlalu dini, mengingat bahwa memang
sebenamya obyek perkara dalam perkara a quo dapat diketahui tidak terdapat
60
ketentuan wasiat yang melanggar hak isteri (Penggugat) dalam harta persatuan;
16. Bahwa atas dalil Penggugat yang menyatakan bahwa dengan dimasukkannya
cukup beralasan bagi Maielis Hakim Yang Terhomat untuk menyatakan batal
Akta Wasiat Nomor 05 tanggal 12 Agustus 2017 yang dibuat oleh Notaris Ny.Tati
ada membuat AKa Keterangan Hak Waris No. 09 tanggal 23 Juli 2018, yang
mana subsfansi dari Akta Keterangan Waris tersebut temyata dibuat hanya
Tergugat l, ll, lll, dan Turut Tergugat (Vide Pasal 913 Jo. 914 KUHPerdata) dan
bahkan menghilangkan Hak Waris dan Turut Tergugat selaku anak angkat dari
Penggugat dan Almarhum Leman. Adalah hal yang sangat keliru, mengingat
sebagaimana telah kami kemukakan pada posita 3 tersebut di atas Turut tergugat
bukanlah merupakan anak angkat yang secara sah menurut hukum, tidaklah
memiliki legietime porsi. Sehingga dengan adanya Surat Wasiat tersebut tidak
terdapat pelanggaran legietime portie. Akta Wasiat Dan Akta Keterangan Hak
harus ditolak.
18. Bahwa berdasarkan hal tersebut, Akta Wasiat Nomor 05 tanggal 12 Agustus
2017 yang dibuat oleh Tergugat lV tidak cacat hukum, demikian pula Akta
61
Keterangan Hak Waris No. 09 tanggal 23 Juli 2018 yang dibuat oleh Notaris Ny.
Tati Nurwati, S.H. (Tergugat lV) oleh karenanya gugatan yang demikian, tidak
terhadap seluruh harta benda yang tersebut dan tercantum dalam Akta Wasiat
Tergugat l, Il, lll serta Turut Tergugat, menurut Tergugat lll adalah hal yag tidak
perlu, mengingat:
a). harta benda tersebut sebagian besar telah dikuasai oleh Penggugat, dimana
selaku lbunda dari Tergugat l, ll dan lll tentunya akan bersikap adil dan
20. Bahwa Tergugat menolak dengan tegas dalil Penggugat mengenai tuntutan
Uitvoerbaar bij vooraad, karena tidak memenuhi ketentuan Pasal 180 HIR dan
bahkan bertentangan dengan surat-surat edaran Mahkamah Agung RI. maka sudah
a). Sesuai dengan ketentuan yang digariskan oleh SEMA No. 4 Tahun 2001
Jo.SEMA No. 3 Tahun 2000, setiap Pengadilan tidak boleh menjatuhkan putusan
berikut:
62
1) Gugatan didasarkan pada bukti surat autentik atau surat tulisan tangan yang
tidak dibantah kebenaran tentang isi dan tanda tangannya, yang menurut undang-
2) Gugatan tentang hutang piutang yang jumlahnya sudah pasti dan tidak
dibantah.
3) Gugatan tentang sewa menyewa tanah, rumah, gudang dan lain-lain dimana
(in kracht van gewijsde) dan mempunyai hubungan dengan pokok gugatan yang
diajukan.
8) Setiap pelaksanaan putusan serta merta harus terdapat pemberian jaminan uang
yang nilainya sama dengan nilai barang/obyek eksekusi, sehingga tanpa adanya
uang jaminan itu tidak boleh ada pelaksanaan putusan serta merta. Ternyata
berdasarkan fakta hukum yang ada, permintaan pelaksanaan putusan serta merta
yang diajukan oleh Penggugat tidak memenuhi syarat yang ditentukan dalam
2. Petitum Gugatan
- Satu bidang tanah pekarangan seluas 3.920 m2 (tiga ribu Sembilan ratus dua
puluh meter persegi), terletak di Jalan Teuku Amir Hamzah DSN 2, Desa Cempa,
- Satu unit kios/toko di Grand Palladium Mall Blok GS-15 No. 07, beralamat di
- 4.950 (empat ribu sembilan ratus lima puluh) lembar saham Perseroan Terbatas
- 375 (tiga ratus tujuh puluh lima) lembar saham Perseroan Terbatas “PT. Bangun
Cakung, Kota Jakarta Timur, Provinsi DKI Jakarta ; Adalah merupakan Harta
Leman ;
5. Menyatakan batal Akta Wasiat Nomor 05 tanggal 12 Agustus 2017 yang dibuat
oleh Tergugat – IV cq Ny. Tati Nurwati, S.H. selaku Notaris di Jakarta Utara ;
6. Menyatakan batal Akta Keterangan Hak Waris No. 09 tanggal 23 Juli 2018
yang dibuat oleh Tergugat- IV Cq Ny. Tati Nurwati, S.H. Notaris di Jakarta Utara.
7. Menetapkan para Ahli Waris yang sah dari Almarhum Leman dengan bagian
berikut:
8. Menghukum Tergugat I, II, III, dan IV serta Turut Tergugat untuk tunduk dan
9. Menyatakan keputusan ini dapat dijalankan terlebih dahulu walaupun ada upaya
10. Menghukum Tergugat I, II, III, IV serta Turut Tergugat untuk menanggung
biaya yang timbul dalam perkara a quo; Apabila Pengadilan c.q. Majelis Hakim
65
Yang Terhormat yang mengadili perkara a quo berpendapat lain, maka Penggugat
berlaku ;
MENGADILI
Dalam Eksepsi.
- Menolak Eksepsi Tergugat III untuk seluruhnya;
B. PEMBAHASAN
pokoknya adalah mengenai .Akta Wasiat Nomor 05 tanggal 12 Agustus 2017 dari
Leman (Almarhum) yang dibuat Tergugat IV (dibuat oleh Ny. Tati Nurwati, S.H.
Notaris di Jakarta Utara) yang merugikan Penggugat sebagai isteri dari Leman.
Bahwa Penggugat Ny.Tan Bie Tju adalah isteri dari Leman (Almarhum)
Sembilan ratus dua puluh meter persegi), terletak di Jalan Teuku Amir
b). Satu unit kios/toko di Grand Palladium Mall Blok GS-15 No. 07,
c). 4.950 (empat ribu sembilan ratus lima puluh) lembar saham
Provinsi Aceh
e). 375 (tiga ratus tujuh puluh lima) lembar saham Perseroan Terbatas
legietime portie dari masing masing Ahli Waris yang ada, sehingga Akta
Penggugat dikabulkan sebagian dan Para Tergugat berada di pihak yang kalah,
maka Para Tergugat harus dihukum untuk membayar biaya perkara sedangkan
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Affandi, Ali, 2000, Hukum Hukum Waris Hukum Keluarga Pembuktian, Rineka
Cipta, Jakarta.
Anshori, Abdul Ghofur, 2011, Filsafat Hukum Hibah dan Wasiat di Indonesia,
Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Joesoef, Iwan Erar, Siti Nurul Intan Sari, 2022, Pengantar Hukum Waris
Indonesia, Yogyakarta.
Kansil, C.S.T, 2002, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, Balai
Pustaka, Jakarta.
Marzuki, Peter Mahmud, 2020, Penelitian Hukum, PT. Kencana Preneda Media,
Jakarta.
B. PERUNDANG-UNDANGAN
C. INTERNET
https://etheses.uinsgd.ac.id/5917/4/4%20BAB%20I.pdf, diakses pada tanggal 03
Mei 2023.
http://misaelandpartners.com/artikel-hibah-waris-wasiat-dan-hibah-wasiat/
diakses pada tanggal 15 Mei 2023