OLEH :
NO. PESERTA : 39
DISUSUN OLEH :
PEMBIMBING, PENGUJI,
i
KATA PENGANTAR
dengan Rahmat, berkah dan karunia Allah SWT, sehingga penulis dapat
Republik Indonesia
4. Bapak Dr. Yulianto, S.H, M.H., selaku Kepala Pusat Diklat Teknis
Indonesia;
ii
6. Bapak Dr. Endi Arofa, S.H.,M.H., selaku penguji penulis;
S.H., Ibu Ulfah Nur Utami, S.H., Bapak Willyam Barclay Tampubolon,
10. Keluarga penulis terutama orang tua, kakak dan adik yang selalu
perorangan ini;
11. Rekan-rekan Kelas VIII PPPJ Angkatan 80 Tahun 2023 yang saya
sayangi;
12. Sahabat-sahabat saya, Ira Monica, Feicy dan Icha Fadillah yang telah
13. Pihak – pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang
iii
Akhir kata penulis mengharapkan semoga penulisan kertas kerja
ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan berharap semoga kertas kerja
Penulis,
iv
DAFTAR ISI
v
3. Keabsahan Permohonan Pembatalan Perkawinan oleh
Jaksa Pengacara Negara ditinjau dari Hukum Perkawinan
Pada Putusan Nomor 133/Pdt.G/2020/Pa.Wt. dan
Akibat Hukumnya ................................................... 72
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................ 80
1. Kewenangan Jaksa Di Bidang Perdata dan
Tata Usaha Negara selaku Jaksa Pengacara
Negara dalam Permohonan Pembatalan
Perkawinan Menurut Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1974 tentang Perkawinan dan
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2021 Tentang
Kejaksaan .............................................................. 80
2. Mekanisme Pembatalan Perkawinan oleh Jaksa
Selaku Jaksa Pengacara Negara berdasarkan
Peraturan Perundang – Undangan yang berlaku
3. Keabsahan Permohonan Pembatalan Perkawinan oleh
Jaksa Pengacara Negara ditinjau dari Hukum ....... 81
Perkawinan Pada Putusan Nomor 133/Pdt.G/2020/
Pa.Wt. dan Akibat Hukumnya ................................ 84
B. Saran........................................................................... 85
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ vii
BIODATA PENULIS ........................................................................ x
LAMPIRAN......................................................................................
vi
BAB I
PENDAHULUAN
didasarkan pada ikatan lahir saja atau ikatan batin saja, tetapi
dikatakan sah, jika telah memenuhi unsur dalam Pasal 2 ayat (1)
1
”Perkawinan adalah sah, apabila dilakukan menurut hukum masing-
bahwa perkawinan yang tidak sah menurut hukum negara dan hukum
Perkawinan bahwa :
1
Wantjik, K Shaleh. Hukum Perkawinan Di Indonesia. Jakarta : Ghalia Indonesia,
1982, hlm.16.
2
“Perkawinan yang dilangsungkan dimuka pegawai pencatat
atau yang dilangsungkan tanpa dihadiri oleh dua (2) orang saksi
garis keturunan lurus ke atas dari suami atau isteri, jaksa dan
3
salah satunya adalah pembatalan poligami. Pembatalan perkawinan
melangsungkan perkawinan.
perdata, peran Jaksa dalam bidang ini diatur lebih lanjut dalam
3
Prakoso, Djoko dan Murtika, I Ketut. Kedudukan Jaksa dalam Hukum Perdata.
Jakarta : Bina Aksara, 1998, hlm.30.
4
Peraturan Jaksa Agung Nomor PER025/A/JA/11/2015 tentang
perkawinan.
5
dilangsungkan atau tempat kediaman kedua mempelai dan
6
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis merasa
Kejaksaan.
B. RUMUSAN MASALAH
Perorangan adalah :
7
3. Bagaimana keabsahan permohonan pembatalan perkawinan oleh
bermaksud untuk :
berikut :
8
1. Untuk mengetahui dan menganalisis kewenangan Jaksa di
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Akademis
9
2. Manfaat Praktis
anak;
E. METODE PENULIS
bukan berarti metode dari setiap ilmu pengetahuan berbeda satu sama
10
sama yaitu mencari kebenaran yang sistematis, metodologis dan
konsisten.
1. Metode Pendekatan
4
Zainudi Ali, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta : Sinar Grafika, 2010), halaman
14
11
di dalam pendekatan kasus adalah rasio decidendi atau rasioning
hukum.
2. Spesifikasi Penulisan
ada.
12
Dalam penelitian ini data yang diperlukan adalah data
1945.
hukum primer, terdiri dari hasil karya ilmiah para sarjana, hasil-
penulisan ini.
5
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta : UI-Press, 2007),
halaman 3
13
Yaitu bahan yang memberikan petunjuk maupun
dari :6
1) Kamus Hukum
e) Internet
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
Ibid.hlm.66
14
A. TINJAUAN TENTANG KEWENANGAN JAKSA
Undang – Undang.
wewenang:
1. Melakukan penuntutan;
15
4. Melakukan penyidikan terhadap tindak pidana tertentu
agama;
kriminal.
16
perolehan tindak pidana dan asset lainnya kepada negara,
berwenang :
pelaksanan Pembangunan;
negeri;
nepotisme; dan
sebagai berikut :
17
3. Turut serta dan aktif dalam penanganan perkara pidana
serta restitusi;
pidana.
18
Pertimbangan Hukum, Tindakan Hukum Lain dan Pelayanan
Kuasa Khusus yang bertindak untuk dan atas nama negara atau
unit kerja Jaksa Agung Muda Perdata dan Tata Usaha Negara
1. Penegakan Hukum
19
a. Perkara Tindak Pidana Korupsi yang dihentikan
negara;
negara;
20
g. Penanganan tuntutan keperdataan dan/atau
Pengganti (PUP);
korporasi, termasuk :
perseroan terbatas;
21
c. Permohonan agar seseorang ayah dan ibu dibebaskan
belum dewasa;
belum dewasa;
lainnya, termasuk :
2. Bantuan Hukum
Penggugat/Penggugat
22
Kuasa Khusus sebagai Tergugat/Termohon di Peradilan Tata
3. Pertimbangan Hukum
23
keadilan, kelayakan dan ketentuan hukum yang berlaku untuk
5. Pelayanan Hukum
24
Jaksa Pengacara Negara dalam melakukan penanganan
adalah :
pencatatan perkawinan.
perkawinan.
25
f. Permohonan pembatalan perkawinan diajukan kepada
tempat tinggal kedua suami istri atau tempat tinggal suami atau
istri.
dengan pernikahan.7
7
Wikipedia, “Pengertian Tentang Perkawinan”, https://id.wikipedia.org/wiki/Perkawinan,
tanggal di akses 12 Agustus 2022
26
batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami
Pasal 2
27
Pasal 3
Pasal 4
isteri;
dapat disembuhkan;
28
Pasal 5
mereka;
29
Pasal 2
ibadah.
Pasal 3
Pasal 4
Pasal 5
Pasal 6
30
2) Perkawinan yang dilakukan di luar pengawasan Pegawai
Pasal 7
Agama.
perceraian;
31
Pasal 8
Pasal 9
2) Dalam hal surat bukti yang dimaksud dala ayat (1) tidak
Pengadilan Agama.
Pasal 10
Nikah.
calon mempelai.
32
2. Untuk melangsungkan perkawinan seorang yang belum
5. Apabila suami dan istri yang telah cerai kawin lagi satu
33
1. Setiap orang yang akan melangsungkan perkawinan
34
pencatat dan dihadiri oleh dua orang saksi, maka
belah pihak.
5. Untuk pihak yang masih dibawah umur harus ada izin dari
35
membuat akta kelahiran, kartu keluarga dan lain-lain. Dalam
tujuh Pasal 100 dan Pasal 101. Dalam Pasal 100, bukti adanya
101, apabila tidak terdaftar dalam buku di catatan sipil, atau hilang
Pasal 14
a. Calon Suami;
b. Calon Isteri;
c. Wali nikah;
36
a. Syarat Umum
b. Syarat Khusus
perkawinan.
37
2. Harus ada wali nikah, Menurut Mazhab Syafi’i berdasarkan
pernah ada.
satu syaratnya, atau sebab lain yang dilarang atau diharamkan oleh
38
agama. Batalnya perkawinan atau putusnya perkawinan dapat juga
telah berlangsung.9
bahwa :
39
Perkawinan, dapat diartikan bisa batal atau bisa tidak batal,
perkawinan: 10
10
Amiur Nuruddin dan Azhari Akmal Tarigan, Hukum Perdata Islam di Indonesia,
kencana, Jakarta, 2006, hlm. 107
40
Batalnya perkawinan dimulai setelah adanya putusan dari
perkawinan”.
yaitu :11
atau isteri;
diputuskan;
41
dilangsungkan atau tempat tinggal kedua suami isteri, suami atau
garis keturunan lurus keatas dari suami atau isteri, jaksa dan
alasan dalam ayat (1) Pasal ini gugur apabila mereka telah
Perkawinan yaitu :
42
2) Keputusan tidak berlaku surut terhadap :
lebih dahulu;
ketentuan tetap.
43
keadaan yang di gambarkan atas barang atau surat tersebut
yang dapat menerbitkan suatu hak atau suatu perikatan atau surat
memakai surat itu asli dan tidak palsu, dan pemakaian itu dapat
ayat (1) KUHP. Didalam surat terkandung arti atau makna tertentu
13
Adam Chazawi, Kejahatan Terhadap Pemalsuan, Rajawali Pers, Jakarta, 2001,
hlm 97.
44
266 yang merupakan yang mengatur tentang pemalsuan identitas,
suatu akta otentik sehingga menjadi bagian dari pasal ini. Dalam
BAB III
PEMBAHASAN
45
A. KASUS POSISI
saudari Tri Mei Endah Wahyuni Binti Sofi’i Hadi Siswanto (Istri
46
dikeluarkan oleh Pengadilan Agama Kabupaten Kediri, padahal
merupakan Akta Cerai atas nama Abdul Hasan Bin Mpohamad Soleh
dengan Rikhatul Ajmi Binti Ihwan dan bukan atas nama Termohon I
Perkawinan Jo. pasal 56 ayat (1) dan ayat (3) jo. Pasal 71 huruf a
B. LANDASAN TEORI
1. Teori Kewenangan
47
Kewenangan atau wewenang mempunyai kedudukan yang
48
berbentuk hubungan dalam arti bahwa “ada satu pihak yang
memerintah dan pihak lain yang diperintah” (the rule and the
ruled).16
publik.17
16
Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
1998), hlm. 35-36
17
Philipus M. Hadjon, Tentang Wewenang, Makalah, Universitas Airlangga,
Surabaya, tanpa tahun, hlm. 20
49
memerintah dan pihak lain yang diperintah” (the rule and the
ruled).18
publik.19
18
Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
1998), hlm. 35-36
19
Philipus M. Hadjon, Tentang Wewenang, Makalah, Universitas Airlangga,
Surabaya, tanpa tahun, hlm. 20
50
“onderdeel” atau bagian tertentu saja dari kewenangan. Di dalam
hukum.20
20
Indroharto, Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik, dalam Paulus Efendie
Lotulung, Himpunan Makalah Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik, (Bandung:
Citra Aditya Bakti, 1994), hlm. 65
51
Kewenangan yang dimiliki oleh organ atau institusi
52
untuk menjalankan pemerintahan dalam suatu tertib ikatan
diambil.
ada pilihan, sekalipun pilihan itu hanya dapat dilakukan dalam hal-
21
Bagir manan, wewenang Provinsi, Kabupaten dan Kota dalam Rangka Otonomi
Daerah. Hlm 1-2
53
menentukan sendiri mengenai isi dari keputusan yang akan
22
Philipus M. Hadjon, Op.Cit, hlm. 112
54
diharapakan rakyat menjadi kenyataan. Penegakan hukum
23
Dellyana Shant, Op.Cit, Liberty hlm 32
24
Raida L. Tobing dan Sriwulan Rios, Penegakan Kedaulatan dan Penegakan
Hukum Di Ruang Udara, Jurnal Penelitian Hukum De Jure, AsosiasiPeneliti Hukum
Indonesia, Vol 01 N0. 2, Hlm. 49.
55
Indonesia dan perairan lainnya dalam rangka membela dan
atau ditaati oleh setiap orang dan atau badan hukum dan negara
25
Seminar Hukum Nasional Kelima, Badan Pembinaan Hukum Nasional, 1990,
hlm 168
56
laut atas ketentuan hukum yang berlaku baik ketentuan hukum
57
terselenggaranya penegakan kedaulatan itu sendiri karena
58
yang mempengaruhi penegakan hukum menurut Soerjono
a. Faktor Hukum
mencapai kedamaian.
59
keberhasilan dalam penegakan hukum adalah mentalitas
c. Faktor Sarana
d. Faktor Masyarakat
60
hukum, merupakan salah satu indikator berfungsinya
e. Faktor Kebudayaan
61
1. Kewenangan Jaksa Di Bidang Perdata Dan Tata Usaha
negara.
62
Terkait pembatalan perkawinan yang merupakan ranah
hukum perdata, andil Jaksa dalam bidang ini diatur lebih lanjut
63
orang saksi adalah ranah yang melekat pada Jaksa untuk
64
karena perkara pembatalan perkawinan merupakan lingkup
65
tersebut belum juga diterbitkan bahkan dalam Instruksi Presiden
ranah perdata, pidana, serta tata usaha negara dan fungsi Jaksa
66
perkawinan yang dilangsungkan di hadapan wali nikah yang tidak
dan dari perkawinan tersebut telah dibuat suatu akta notariil maka
atas akta yang telah dibuat oleh Notaris sebab perjanjian tersebut
67
Walau pada tanggal 15 November 1995, melalui Putusan
28
Darsi et. al, “Kedudukan Jaksa dalam Pembatalan Perkawinan (Studi Pasal 26
Undang Undang No. 1 Tahun 1974),” Al-Qishthu Vol. 5 (2): 31-36.
68
perkawinan pemalsuan surat dan identitas dalam sistem peradilan
Indonesia.
pihak yang berkepentingan (dalam hal ini istri atau pejabat yang
69
beragama Islam. Berarti orang yang mengajukan perkara adalah
setempat.
70
Prosedur perkara pembatalan perkawinan di Pengadilan Agama
perkawinan yang kedua kalinya tanpa seizin dari istri sah nya dan
71
memerintahkan agar perkawinan tetap berlangsung sebagaimana
mestinya.
Akibat Hukumnya.
72
terjadi pelanggaran sehingga mempelai lakilaki tidak
73
alasan untuk tidak menghalangi jika para pihak akan
dan (3) jo. Pasal 71 huruf a Kompilasi Hukum Islam jo. Instruksi
74
kasus tersebut perkawinannya dibatalkan sesuai dengan tuntutan
75
Berdasarkan fakta hukum tersebut bahwa pemohon dalam
Termohon II.
2. Pertimbangan Hukum
76
Presiden nomor 1 tahun 1991 tentang penyebarluasan
77
karena tiga hal, yaitu kematian salah satu pihak,
78
Bagi semua orang yang telah melakukan perkawinan
bawaannya
79
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
hukum perdata, andil Jaksa dalam bidang ini diatur lebih lanjut
80
memohonkan gugatan pembatalan perkawinan ke pengadilan
81
tersebut belum juga diterbitkan bahkan dalam Instruksi Presiden
ranah perdata, pidana, serta tata usaha negara dan fungsi Jaksa
82
perkawinan yang dilangsungkan di hadapan wali nikah yang tidak
dan dari perkawinan tersebut telah dibuat suatu akta notariil maka
atas akta yang telah dibuat oleh Notaris sebab perjanjian tersebut
83
3. Keabsahan Permohonan Pembatalan Perkawinan Oleh Jaksa
Akibat Hukumnya.
dan (3) jo. Pasal 71 huruf a Kompilasi Hukum Islam jo. Instruksi
84
Berdasarkan fakta hukum tersebut bahwa pemohon dalam
syarat perkawinan.
Jaksa.
B. SARAN
85
adanya pembatalan perkawinan semisal terhadap ahli warisnya,
86
87
DAFTAR PUSTAKA
A. BUKU
Press.
Pustaka Utama.
Pers.
31-36.
Surabaya:Universitas Airlangga.
Nuruddin, Amiur dan Azhari Akmal Tarigan 2006. Hukum Perdata Islam
di Indonesia, Jakarta:Kencana.
vii
Seminar Hukum Nasional Kelima, 1990. Badan Pembinaan Hukum
Nasional.
Ghalia Indonesia.
Agustus 2022
B. JURNAL
Lampung.
viii
Vol. 21 No. 2, Desember 2018, Surabaya: Fakultas Hukum
Universitas Surabaya.
C. PERUNDANG – UNDANGAN
Perkawinan
Perkawinan
ix
BIODATA PENULIS
NRP : 62293956
Kelas : VIII
No. Peserta : 39
Semarang
2011)
x
Fakultas Hukum Universitas Diponegoro
(2011 - 2015)
xi