SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum
Oleh:
ABSTRAK
KIKI PAHRUL MUNTAQI 191010200748, PERTIMBANGAN HAKIM
DALAM MEMUTUS SENGKETA PEMBAGIAN HARTA BERSAMA
AKIBAT PERCERAIAN DI LUAR UNDANG-UNDAG (ANALISIS
PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 78 K/AG/2021). Sebagai suatu
hal yang sakral, perkawinan ialah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan
seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga rumah
tangga yang bahagia, namun disisi lain perkawinan juga dihadapkan pada
perceraian sebagai suatu hal yang tak terhindarkan dengan berbagai macam faktor
yang melatarbelakangi itu, dan akibat dari perceraian tersebut mengiringi tentang
apa yang disebut dengan perselisihan harta bersama dalam pembagiannya. Seperti
perkara pembagian harta bersama dalam putusan Mahkamah Agung Nomor 78
K/Ag/2021. Oleh karena itu penulis menarik untuk meneliti pertimbangan hakim
dalam menetapkan bagian harta bersama di luar ketentuan peraturan perundang-
undangan dalam putusan Nomor 78 K/Ag/2021, serta konsep keadilan dalam
penerapan pembagian harta bersama dalam perkara tersebut. Metode penelitian
yang diterapkan penulis adalah penelitian hukum normatif atau metode penelitian
hukum kepustakaan. Penulis berpendapat bahwa pertimbangan hakim terkait
Tergugat (istri) menjalankan fungsi ganda yaitu sebagai ibu rumah tangga
sekaligus mencari nafkah bersama sehingga besaran pembagiannya menjadi lebih
besar kepada Tergugat 70% (istri) sedangkan Penggugat 30% (suami) tidaklah
tepat dengan tidak mempertimbangkan juga bahwa penggugat dalam hal ini
suamipun sebagai kepala rumah tangga telah mengayomi keluarga antara lain
memberikan izin istri untuk bekerja dan suamipun berkerja juga memelihara anak-
anak sebgaimana mestinya. Sehingga suami juga memiliki andil yang sama dalam
keluarga tersebut. Sehingga alangkah lebih tepat hakim dapat bisa memberikan
ii
beban pembagian yang proporsional kepada para pihak. Pada dasarnya seorang
hakim dalam putusannya dapat mewujudkan putusan yang memiliki nilai
kejujuran dan adil yang selalu dicita –cita bagi para pencari keadilan yang dimana
pembagian harta bersama dalam pandangan hukum Islam dan hukum positif telah
sesuai melalui dibagi atas dua sama rata diantara suami istri. Hal ini dalam KHI
Pasal 97 yang menyebutkan bahwa “Janda atau duda cerai hidup masing-masing
berhak seperdua dari harta bersama sepanjang tidak ditentukan dalam perjanjian
perkawinan”. Berdasarkan pandangan tersebut, pola pembagian dalam hukum
islam yang menghendaki adanya keseimbangan atau keadilan pada masing-
masing kedua belah pihak.
KATA PENGANTAR
iii
6. Rekan-rekan Ilmu Hukum angkatan 2019 yang telah memberikan semangat
dan sama-sama berjuang untuk masa depan, terima kasih atas dukungan
kalian.
Penulis menyadari akan banyaknya kekurangan yang ada di skripsi ini.
Oleh karenanya, penulis mengharapkan saran dan kritiknya serta masukan dari
semua pihak agar menjadi bahan perbaikan dalam penyusunan skripsi
kedepannya.
Demikian penyusunan penelitian ini semoga dapat bermanfaat bagi kita
semua, terutama untuk penulis, kalangan akademis, praktisi serta masyarakat
umum, Amin.
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI.................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................iii
LEMBAR PERNYATAAN..................................................................................iv
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR .............................v
MOTTO DAN DEDIKASI...................................................................................vi
ABSTRAK............................................................................................................vii
KATA PENGANTAR........................................................................................viii
DAFTAR ISI..........................................................................................................ix
DAFTAR RIWAYAT HIDUP.............................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................6
C. Tujuan Penelitian...........................................................................6
D. Manfaat Penelitian.........................................................................6
1. Secara Teoritis........................................................................6
2. Secara Praktis..........................................................................7
E. Kerangka Teori..............................................................................7
F. Orisinal Penelitian..........................................................................9
G. Sistematika Penulisan..................................................................11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Harta Bersama....................................13
1. Pengertian Harta Bersama.....................................................13
v
C. Sumber dan Jenis Data.................................................................28
1. Bahan Hukum Primer...........................................................28
2. Bahan Sekunder....................................................................29
3. Bahan Tersier........................................................................29
D. Lokasi Penelitian..........................................................................29
E. Teknik Pengumpulan Data...........................................................30
F. Teknik Analisis Data....................................................................30
BAB IV PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MEMUTUS SENGKETA
PEMBAGIAN HARTA BERSAMA AKIBAT PERCERAIAN DI
LUAR UNDANG-UNDANG (Analisis Putusan Mahkamah Agung
Nomor 78k/AG/2021)
A. Kasus Posisi.................................................................................32
1. Pihak-Pihak...........................................................................32
2. Duduk Perkara......................................................................33
3. Bukti-Bukti...........................................................................36
4. Putusan..................................................................................52
vi
BAB I
PENDAHULUAN
kekayaan suami istri yang diperoleh selama berada dalam ikatan perkawinan.
peristiwa hukum yang signifikan dan penting untuk diketahui bagi mereka
harta, baik harta bawaan dari masing-masing pihak dan harta yang diperoleh
memikirkan perceraian.
Tahun 1974 yang telah diubah menjadi Undang-Undang No. 16 Tahun 2019
batin antara seorang pria dan wanita sebagai suami istri dengan tujuan
1
2
batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan
berdasarkan Ketuhanan yang Maha Esa.2 Ketentuan ini pun diperkuat oleh
Islam adalah pernikahan, yaitu akad yang sangat kuat atau mitsaqan ghalidzan
perkawinan bukan perkara yang mudah, banyak problem dan rintangan yang
karena kematian atau perceraian yang dilatar belakangi oleh berbagai faktor
pihak.
Ayat (2): Untuk melakukan perceraian harus ada cukup alasan bahwa
Ayat (3): Tata cara perceraian di depan Sidang Pengadilan diatur dalam
Perkawinan No. 1 Tahun 1974 Pasal 35, yang menyatakan bahwa harta
sungnya perkawinan.
cenderung menghendaki permbagian harta bersama yang adil bagi suami dan
istri dengan membagi dua sama besar, terlepas dari siapa yang mengusahakan
yang diharapkan oleh ketentuan bagian harta bersama tersebut belum tentu
dapat dirasakan adil oleh para pihak yang berperkara. Sebab KHI tidak
memperhatikan harta tersebut merupakan upaya siapa dan atas nama siapa,
sedangkan di masyarakat masih banyak yang tidak bisa merelakan begitu saja
memicu perselisihan mengenai harta bersama antara mantan suami dan istri.
harta benda yang termasuk dalam harta bersama dan tetap menjadi
bersama:
sebagai harta bersama tanpa pernah ada itikad baik untuk melakukan
peraturan dalam hukum positif dan disesuaikan dengan fakta yang dibuktikan
perdamaian antara kedua belah pihak sampai berujung pada tingkat kasasi.
Adapun putusan PTA pada tingkat banding dan putusan Mahkamah Agung
putusan tingkat pertama. Hal ini membuat penulis tertarik untuk mengkaji dan
yang berlaku dengan fakta hukum yang diterapkan dalam putusan tersebut.
B. Rumusan Masalah
Nomor 78 K/Ag/2021?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh penulis melalui penelitian ini
D. Manfaat Penelitian
penulis sendiri, untuk ilmu akademis, dan untuk masyarakat secara umum,
1. Secara Teoritis
2. Secara Praktis
pembaharuan.
E. Kerangka Teori
butir pendapat, teori tesis mengenai suatu kasus atau permasalahan yang
Teori bisa digunakan untuk menjelaskan fakta dan peristiwa hukum yang
terjadi. Setiap orang dapat meletakkan fungsi dan kegunaan teori sebagai
pisau analisis pembahasan tentang peristiwa atau fakta hukum yang diajukan
dalam sebuah masalah. Sejalan dengan hal tersebut, maka Penulis di sini
hukum, di samping itu juga mengandung manfaat bagi para pihak yang
baik, dan cermat. Apabila pertimbangan hakim tidak teliti, baik, dan cermat,
7 Mukti Arto, Praktek Perkara Perdata pada Pengadilan Agama, CV Pustaka Pelajar,
Yogyakarta, 2004. hlm. 140.
8
hal-hal sebagai berikut: 1) Pokok persoalan dan hal-hal yang diakui atau dalil-
dalil yang tidak disangkal. 2) Adanya analisis secara yuridis terhadap putusan
kehakiman yang bebas. Hal ini tegas dicantumkan dalam Pasal 24 terutama
dalam penjelasan Pasal 24 ayat 1 dan penjelasan Pasal 1 ayat (1) UU No. 48
Indonesia.
F. Orisinal Penelitian
perbedaan dan persamaan bidang kajian yang diteliti antara peneliti dengan
akan diketahui hal-hal apa saja yang membedakan dan akan diketahui juga
terdahulu.
yang berdasarkan
pertimbangan
hakim di luar
undang-undang.
2022. pertimbangan
hakim dalam
pembagiannya.
SAWITTO pertimbangan-
2020. undang.
G. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
penelitian.
BAB V PENUTUP
menjadi hak berdua suami dan istri “.8 Akan tetapi dalam istilah hukum
dikenal sebagai harta bersama. Harta bersama terdiri dari 2 (dua) kata,
harta adalah barang (uang dan sebagainya) yang menjadi kekayaan dan
ialah berbareng, serentak, dan semua. Hal ini menunjukkan bahwa harta
bersama telah diatur dengan jelas dalam berbagai perspektif hukum yang
tang Perkawinan
8 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta 2001. hlm. 330.
13
14
bersаmа.9
Hаl ini sebаgаi sаlаh sаtu bentuk keаdilаn kаrenа istri jugа berkon-
10 Ibid
15
antara suami istri, sejauh tentang hal itu tidak diadakan ketentuan-
harta bersama. Jika suami saja yang bekerja, maka hasil yang diper-
oleh tetap menjadi harta bersama. Namun, jika hanya istri yang bek-
erja dan suami lalai maka pendapatan yang diperoleh hanya milik
lan yang diperoleh suami dan istri selama dalam ikatan perkawinan
merupakan harta bersama. Dengan hal ini, maka hasil yang diperoleh
maka tetap menjadi harta bersama antara suami dan istri tersebut.
dari hasil penjualan barang bawaan suami atau istri, maka barang
tersebut tetap menjadi harta bawaan dari pemilik harta bawaan itu.
menguatkan haknya itu atau untuk membantah hak orang itu harus
membuktikan adanya hak atau kejadian itu. Oleh karena itu, dalam
yang masuk dalam kategori harta bersama ialah harta benda yang
Hal ini menunjukkan bahwa setiap harta yang diperoleh dari harta
ditiadakan atau diubah dengan suatu persetujuan antara suami dan istri
suami istri harus menempuh jalan dengan perjanjian kawin yang diatur
akta autentik di muka notaris, akta autentik ini sangat penting, karena
sengketa tentang harta bawaan masing-masing suami istri. Jika tidak ada
semua harta suami dan istri terjadi perbauran dan dianggap harta
bersama. Kemudian
Pasal 35
bersama.
Pasal 36
terhadap harta tersebut tanpa ikut campur suami istri untuk menjualnya,
masing dengan hukum agama, hukum adat dan hukum lainnya. Dalam
yang ada.
Menurut Kompilasi Hukum Islam Pasal 97; Janda atau duda cerai
tangga. Dalam hal ini, sebaiknya para praktisi rasa keadilan, kewajaran,
untuk istri dan untuk suami perlu dilenturkan lagi sebagai-mana yang
kesepakatan atau kerelaan antara kedua belah pihak. Cara ini adalah sah,
mendapatkan persentasi lebih besar ataupun lebih kecil dari yang lain,
aktual dan sering timbul di pengadilan agama saat ini meliputi banyak di
harta kekayaan suami istri sekedar mengenai itu dengan perjanjian kawin
boleh ditiadakan atau diubah d engan suatu persetujuan antar suami istri.
istri harus menempuh jalan dengan perjanjian kawin yang diatur dalam
Pasal 139 sampai Pasal 154 KUHPerdata. Pasal 128 sampai dengan Pasal
antara suami-istri, maka harta bersama itu dibagi dua antara suami-istri
sebelumnya diperoleh.14
bersama ini, suami atau istri dapat bertindak untuk berbuat sesuatu atas
ikut campur suami atau istri untuk menjualnya, dihibahkan. Juga tidak
suami-istri karena perkawinan dan harta istri tetap mutlak jadi hak istri
dan dikuasai penuh olehnya, begitu juga harta pribadi suami menjadi hak
mutlak dan dikuasai penuh olehnya. Mengenai wujud harta pribadi itu
mereka laksanakan
15 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, PT Raja Grafindo Persada, cet. ii,
Jakarta
Di luar jenis ini semua harta langsung masuk menjadi harta bersama
menjadi harta bersama, tidak menjadi soal apakah istri atau suami yang
membeli, tidak menjadi masalah apakah istri atau suami mengetahui pada
saat pembelian itu atau juga tidak menjadi masalah atas nama siapa harta
dalam pasal 37 UU No. 1 Tahun 1974 dan pasal 128-129 KUH Perdata
undang dipakai kaidah sepanjang para pihak tidak menentukan lain atau
dua sama rata diantara suami istri. Hal ini didasarkan pada UU No. 1
Tahun 1974 dan UU KUH Perdata dalam pasal 37 UU No. 1 Tahun 1974
dan pasal 128-129 KUH Perdata bahwa apabila putusnya tali perkawinan
antara suami-istri, maka harta bersama itu dibagi dua antara suami-istri.
masing. Sementara itu harta bawaan dan harta perolehan tetap otomatis
menjadi hak milik pribadi masingmasing yang tidak perlu dibagi secara
bersama.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
penelitian dimana dalam hukum sering kali dikonsepsikan sebagai apa yang
diartikan juga sebagai pedoman hukum dalam hal kaidah atau norma yang
yang diulas.
B. Spesifikasi Penelitian
secara lengkap tentang keadaan hukum yang berlaku di tempat tertentu dan
pada saat tertentu, atau peristiwa hukum yang terjadi di dalam masyarakat. 18
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder,
sedangkan bahan hukum adalah bahan hukum primer, sekunder, dan tersier
adalah:
1945;
Islam
Nomor: 78 K/Ag/2021.
2. Bahan Sekunder
3. Bahan Tersier
juk atau penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder. 22 Misal-
nya surat kabar online, data-data dari internet, kamus hukum, kamus be-
D. Lokasi Penelitian
22 Ibid, hlm. 9.
30
Jakarta Pusat 10110. Adapun alasan penulis memilih lokasi tersebut karena
semua data yang dibutuhkan lebih mudah diperoleh sehingga dapat memper-
dan penelitian pendahulu yang berhubungan dengan objek yang diteliti yang
menyatakan:23
Data yang telah diperoleh dalam penelitian ini penulis membedah kasus
buku bacaan, literatur, dan buku-buku pendukung yang berkaitan dengan per-
digunakan agar lebih fokus kepada analisis hukumnya dan menelaah bahan-
penulisan ini.
BAB IV
PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MEMUTUS SENGKETA
PEMBAGIAN HARTA BERSAMA AKIBAT PERCERAIAN DI
LUAR UNDANG-UNDANG
(Analisis Putusan Mahkamah Agung Nomor 78k/AG/2021)
A. Kasus Posisi
1. Pihak-Pihak
a. Pihak Penggugat
Kebangsaan : Indonesia
Agama : Islam
b. Pihak Tergugat
Sudarmo
Kebangsaan : Indonesia
32
33
2. Duduk Perkara
a. Kesatu: Bahwa Penggugat (ex suami) dan Tergugat (ex istri) sudah
Tergugat sejak tanggal 28 Mei 1995 putus karena cerai pada tanggal
04 Juni 2018;
pasal 35 menyatakan.
bersama;
Harta Bersama;
Bersama;
masing pihak
dikabulkan seluruhnya.
bono).
35
kembali.
3. Bukti-Bukti
P/TR.6;
P/TR.7;
11) Fotokopi Akta Jual Beli Nomor AKTA JUAL BELI tanggal 4
P/TR.14a;
14) Fotokopi Salinan Akta Jual Beli Nomor AJB tanggal 13 Juni
16) Fotokopi Akta Jual Beli Nomor AJB tanggal 3 Juli 1997, antara
PPAT, SH, yang telah dinazegelen, diberi meterai cukup dan telah
17) Fotokopi Akta Jual Beli Nomor AJB tanggal 24 Mei 1997, antara
18) Fotokopi Akta Jual Beli Nomor AJB tanggal 24 Juli 2013, antara
19) Fotokopi Salinan Akta Jual Beli Nomor AJB tanggal 1 Desember
21) Fotokopi Akta Jual Beli Nomor AJB tanggal 9 Maret 2011, antara
SH, MH, yang telah dinazegelen, diberi meterai cukup dan tidak
25) Fotokopi Akta Jual Beli Nomor 2 tanggal 2 Februari 1973, antara
bukti P/TR.23;
TK/PR.05;
TK/PR.07;
20) Fotokopi Salinan Buku Tanah Hak Milik Ats Satuan Rumah
TK/PR.23;
27) Fotokopi Invoice tanggal 10 April 2018 atas nama ANAK, yang
TK/PR.27;
b. Saksi-Saksi
4. Putusan
berikut:
ditolak;
kasasi ini;
rupiah).
itu juga mengandung manfaat bagi para pihak yang bersangkutan sehingga
pertimbangan hakim ini harus disikapi dengan teliti, baik, dan cermat.
Apabila pertimbangan hakim tidak teliti, baik, dan cermat, maka putusan
54
hakim yang berasal dari pertimbangan hakim tersebut akan dibatalkan oleh
senantiasa merupakan suatu hal yang krusial dari akibat perceraian. Karena
baik suami dengan istri akan meributkan mengenai pembagian harta bersama
yang dimiliki selama perkawinan berlangsung, baik suami dan istri saling
yang ada dalam perkawinan. Hal tersebut disebabkan kebanyakan suami istri
dalam keluarga tidak ada yang mencatatkan tentang harta kekayaan yang
dimiliki oleh suami dan istri, sehingga seringkali terjadi percampuran antara
Keadaan tersebut menyebabkan sulit diketahui dan dirinci secara detail harta
mana yang milik suami dan harta mana yang milik istri serta pertimbangan
pembagiannya.
pembuktian, dimana hasil dari pembuktian itu kan digunakan sebagai bahan
untuk memperoleh kepastian bahwa suatu peristiwa atau fakta yang diajukan
itu benar-benar terjadi, guna mendapatkan putusan hakim yang benar dan
adil. Hakim tidak dapat menjatuhkan suatu putusan sebelum nyata baginya
24 Mukti Arto, Praktek Perkara Perdata pada Pengadilan Agama, Cet. Ke-V,
Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2004. hlm. 140.
55
Alasan Pemohon kasasi tentang Judex Facti salah dan keliru dalam
kediaman anak dan istrinya, sedangkan istri adalah ibu rumah tangga yang
(seperdua) bagiannya;
25 Ibid, hlm. 141.
56
seperti yang telah ditetapkan Judex Facti yaitu 70 (tujuh puluh) persen untuk
Penggugat dan Tergugat 30 (tiga puluh) persen untuk sudah tepat dan benar.
yang merupakan harta bersama dan memiliki kekuatan hukum yang tetap
pembagiannya yaitu:
sebagai berikut:
2. Mobil merek Mercedez Benz tipe E 250 tahun 2010 dengan Nomor
3. Mobil merek Ford tipe Ranger tahun 2006 dengan Nomor Polisi B
4. Mobil merek Toyota tipe Kijang tahun 2006 dengan Nomor Polisi
5. Mobil merek Toyota tipe Land Cruiser tahun 1997 dengan Nomor
6. Mobil merek Daihatsu tipe Taft Rocky tahun 1997 dengan Nomor
juta rupiah);
8. Motor merek Honda tipe Beat tahun 2010 dengan Nomor Polisi B
9. Motor merek Yamaha tipe Vega tahun 2015 dengan Nomor Polisi
10. Satu petak sawah yang terletak di RT. 005 RW. 002 Cisolok Suk-
11. Satu petak tanah yang terletak di Kampung Kali Manggis RT. 001
Beli Nomor 44/2006 atas nama Nyonya RR. Wilis Kencana, PPAT
12. Satu unit kios pasar yang terletak di Kranggan Lantai Dasar/KS/
A2 Nomor 20 Kota Bekasi, dengan Surat Tanda Bukti Izin Hak Pe-
13. Satu unit Ruko Kranggan Permai yang terletak di RT. 12 RW. 003
Jati Sampurna Kota Bekasi, Sertipikat Hak Milik Nomor 3700 oleh
Kantor Pertanahan Kota Bekasi atas nama Raden Roro Wilis Ken-
59
14. Satu unit rumah yang terletak di Perumahan Bumi Eraska Blok
E.3/15 Jati Raden Jati Sampurna Kota Bekasi dengan Buku Tanah
15. unit rumah yang terletak di Perumahan Bumi Eraska Blok E.3/16
Jati Raden Jati Sampurna Kota Bekasi dengan Sertipikat Hak Milik
(dua ratus juta rupiah) dan tahun perolehan 1999 dengan batas-
16. Satu unit rumah yang terletak di Perumahan Raffles Hills Blok EF.
Nomor 1419/Harjamukti;
17. Perhiasan dan lainnya yaitu saham dan aset CV. Angkasa Kencana
sebagai berikut:
2. Mobil merek Suzuki tipe Katana tahun 2005 dengan Nomor Polisi
4. Mobil merek BMW tipe 320i tahun 2017 dengan Nomor Polisi B
6. Mobil merek Mercedes Benz tipe S500 tahun 2017 dengan Nomor
7. Satu unit rumah yang terletak di Lippo Karawaci Taman Hijau 336
sember 2016 oleh PPAT Ida Rosyidah, S.H., M.Kn., atas nama Ny-
00522/Binong;
8. Satu unit rumah yang terletak di Taman Kota Bunga Blok NB.1
9. Satu unit rumah yang terletak di Taman Kota Bunga Blok NB.1
10. Satu unit rumah yang terletak di Perumahan Raffles Hills Blok
Februari 2002;
tersebut.
kepada para pihak mengenai keterangan para saksi dan fakta-fakta yang ada.
diputuskan oleh majelis bahwa pertimbangan Pasal 31 ayat (3) dan Pasal 34
26 R. Soeroso, Praktik Hukum Acara Perdata, Cet. IV, Sinar Grafika, Jakarta,
2004. hlm. 79.
64
anak dan istrinya, sedangkan istri adalah ibu rumah tangga yang berkewajiban
memberikan bagian harta bersama kepada Penggugat 30% dan Tergugat 70%
karena harta bersama tersebut di hasilkan oleh Penggugat dan Tergugat yang
dalam hal ini Tergugat menjalankan fungsi ganda yaitu sebagai ibu rumah
sebab menurut penulis Harta bersama ialah harta yang diperoleh selama
perkawinan, baik itu diperoleh oleh suami maupun oleh istri di luar warisan,
hibah, atau hadiah. Setelah terjadi perceraian, harta bersama dibagi dua antara
bekas suami dan istri. Berkaitan dengan bagian yang harus diterima oleh
masing.
“janda atau duda cerai hidup masing-masing berhak seperdua dari harta
tersebut tidak sesuai dengan ketentuan dalam hukum positif dengan membagi
suami hanya mendapatkan 30% harta bersama. Ini artinya mantan istri
Kompilasi Hukum Islam yang besarannya 50-50 atau seperdua (1/2) untuk
fungsi ganda yaitu sebagai ibu rumah tangga sekaligus mencari nafkah
suamipun sebagai kepala rumah tangga telah mengayomi keluarga antara lain
memberikan izin istri untuk bekerja dan suamipun berkerja juga memelihara
Seharusnya dalam hal ini majelis hakim alangkah lebih tepat dapat bisa
akan didapatkan suatu putusan yang akan mendekati rasa keadilan bagi para
pihak suami maupun istri. Dengan jalan kalkulasi yang mendetail, dan
kontruksi pasal demi pasal yang ada kaitanya dengan harta bersama
diharapkan hakim dan juga tidak hanya sekedar menjadi corong dari Undang
– undang, akan tetapi hakim akan dapat menemukan hukum yang dapat
ditegakkan, walaupun langit akan runtuh (Fiat justitia ruat caelum) berkaitan
erat dengan suatu titik tolak penegakan hukum itu sendiri yang dalam hal ini
66
secara sama, menempatkan para pihak pada kedudukan sama, dan tidak
pernah memperlakukan para pihak dengan berat sebelah. Jiwa dari "Demi
dengan menempatkan fakta yang benar sebagai sesuatu yang benar dan bukan
sebaliknya. Demikian juga, pada saat fakta yang benar dikualifikasi kedalam
aturan hukum haruslah dengan benar, dan aturan hukum yang ditetapkan
haruslah aturan hukum yang adil.27 Penerapan keadilan harus dicari setelah
penulis perlu diketahui bahwa Pada saat sepasang manusia saling jatuh cinta,
mereka akan terbuai dalam mimpi dan khayalan. Mereka berbicara dalam
kehidupan yang akan melahirkan hak dan kewajiban manusia menjadi makin
kompleks.
27 Sukarno, Filsafat hukum: teori dan praktik, Kencana Cet ke-6, Jakarta,
2021. hlm. 37.
67
adalah ibu rumah tangga yang berkewajiban mengurus rumah tangga dan
kepada Penggugat 30% dan Tergugat 70% karena harta bersama tersebut di
hasilkan oleh Penggugat dan Tergugat yang dalam hal ini Tergugat
menjalankan fungsi ganda yaitu sebagai ibu rumah tangga sekaligus mencari
bersama.
koridor hukum tentang harta bersama Harta bersama ialah harta yang
dalam pasal 35 ayat (1) Undang – undang No.1 tahun 1974 tentang
menjadi harta bersama. Dalam hal harta bersama ini, baik suami atau istri
bertindak atas persetujuan ke dua belah pihak, Tentang harta bersama ini,
suami atau istri dapat bertindak untuk berbuat sesuatu atau tidak berbuat
sesuatu atas harta bersama tersebut melalui persetujuan kedua belah pihak.
Semua harta yang diperoleh suami istri selama dalam ikatan perkawinan
menjadi harta bersama baik harta tersebut diperoleh secara tersendiri maupun
suatu permasalahan apakah istri atau suami yang membeli, tidak menjadi
masalah juga apakah istri atau suami mengetahui pada saat pembelian itu atau
memberikan lebih besar harta bersama kepada istri sebesar 70% dan
memberikan harta bersama kepada suami yang lebih sedikit sebesar 30%,
dengan alasan dalam hal ini istri menjalankan fungsi ganda yaitu sebagai ibu
hakim tidak mempeertimbangkan aspek keadilan pada pihak suami yang juga
bertanggung jawab dalam kewajibannya mencari nafkah untuk istri dan anak-
memuat prinsip dari tujuan hukum itu sendiri yang mendudukan 3 hal yaitu
Lebih lanjut melalui aturan Kompilasi Hukum Islam Pola pembagian harta
bersama yang disebutkan dalam Kompilasi Hukum Islam Pasal 97: “Janda
atau duda yang becerai, maka masing-masing berhak seperdua dari harta
bentuk ini menjadi acuan dalam pembagian harta yang diperoleh dari
meskipun pola ini tidak mengikat untuk diikuti oleh masyarakat. Namun
harta bersama.29
terebut dapat dilihat dari apa yang dikehendaki bahwa masing-masing pihak
pihak tidak ada yang dirugikan, namun melalui analisis dalam putusan Nomor
30 (tiga puluh) persen untuk suami sungguh putusan yang kurang begitu
berimbang dan suami dalam hal ini bertindak sebagai penggugat merasa
dirugikan atas putusan tersebut, sebab suami memiliki andil dalam berumah
kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah tangga yang menjadi sendi
dasar dari susunan masyarakat” dan Pasal 31: “Hak dan kedudukan isteri
adalah seimbang dengan hak dan kedudukan suami dalam kehidupan rumah
tangga dan pergaulan hidup bersama dalam masyarakat”, sebab Seorang laki-
laki atau perempuan, ketika belum menikah mereka mempunyai hak dan
maka mulai saat itulah hak kewajiban mereka menjadi satu. Pengertian
menjadi satu tersebut bukan berarti hak dan kewajiban masing-masing pihak
akan meleburkan diri, melainkan hak dan kewajiban mereka tetap utuh
2020. hlm. 37.
71
harus memahami dan menghormati satu sama lain. Tidak merasa salah satu
sebagai penguasa dan lainnya menjadi budak, tidak merasa salah satu dari
mereka paling berjasa dan lainnya menumpang, maka sudah barang tentunya
juga dalam pembagian harta berasama baik suami (penggugat) dan istri
keduanya.
Keputusan seorang hakim yang terutama serta yang paling penting ialah
keadilan hukum, berarti khusus mengandung definisi proses serta karya yang
benar dan tidak benar menurut hukum dalam suatu kejelasan peristiwanya.
dan adil untuk itu dituntut kepada seorang hakim untuk menerapkan metode
Seorang hakim dapat mewujudkan putusan yang memiliki nilai kejujuran dan
adil yang selalu dicita –cita bagi para pencari keadilan. Keadilan hukum ini
didapat dari fakta persidangan, dari kedua belah pihak yang berperkara mulai
dari gugatan, jawaban, replik, duplik, surat keterangan saksi yang mana
simpulan). Oleh karena itu juga keadilan disini didasarkan pada Pasal 229
dalam Kompilasi Hukum Islam Pasal 97: “Janda atau duda yang becerai,
besaran 50-50 atau seperdua (1/2) untuk suami dan seperdua (1/2) untuk
isteri, yang hal tersebut secara filosofis pola pembagian yang dirumuskan
sesuai kaidah dan hukum islam yang menghendaki adanya keseimbangan atau
A. Kesimpulan
yang telah ditetapkan Judex Facti yaitu 70 (tujuh puluh) persen untuk
jalankan fungsi ganda yaitu sebagai ibu rumah tangga sekaligus mencari
dalam hal ini suamipun sebagai kepala rumah tangga telah mengayomi
keluarga antara lain memberikan izin istri untuk bekerja dan suamipun
73
74
suami juga memiliki andil yang sama dalam keluarga tersebut. Sehingga
alangkah lebih tepat hakim dapat bisa memberikan beban pembagian yang
san yang memiliki nilai kejujuran dan adil yang selalu dicita –cita bagi
para pencari keadilan. Sebagai suatu adagium prinsip hukum bahwa hen-
ruat caelum) berkaitan erat dengan suatu titik tolak penegakan hukum itu
sendiri yang dalam hal ini Hakim pada proses pemeriksaan perkara harus
menunjukkan diri sebagai orang bijak, dan memiliki sifat-sifat yang mem-
perlakukan semua orang secara sama, menempatkan para pihak pada ke-
dudukan sama, dan tidak pernah memperlakukan para pihak dengan berat
Islam dan hukum positif telah sesuai melalui dibagi atas dua sama rata di-
antara suami istri. Hal ini dalam KHI Pasal 97 yang menyebutkan bahwa
“Janda atau duda cerai hidup masing-masing berhak seperdua dari harta
B. Saran
berimbang.
BUKU:
Abdul Manan, Aneka Masalah Hukum Perdata Islam di Indonesia, Kencana,
Jakarta, 2008.
Abu Yasid, Fatwa Tradisional untuk Orang Modern 3; Fikih Keluarga, Erlangga,
Jakarta, 2007.
Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, PT Raja Grafindo Persada, cet. ii,
Jakarta 1997.
Lubis M. Solly, Filsafat Ilmu dan Penelitian, CV. Mandar Maju, Bandung, 1994.
Muhamad Abduk Kadir, Hukun perdata Indonesia, Citra Aditya, Bandung, 2000.
76
M, Natsir asnawi, Hukum Harta Bersama Kajian Perbandingan Telaah Norma
Yurisprudensi dan Pembaruan Hukum, Kencana, Jakarta, 2020.
R. Soeroso, Praktik Hukum Acara Perdata, Cet. IV, Sinar Grafika, Jakarta, 2004.
Sukarno, Filsafat hukum: teori dan praktik, Kencana Cet ke-6, Jakarta, 2021.
Jurnal:
Zaiyad Zubaidi, Tanggapan Ulama Dayah Terhadap Pembagian Harta Bersama
Menurut Pasal 97 KHI, Journal Media Syariah, Vol. 22 No. 1, Banda
Aceh, (2020).
Sa’adah, Nur. "Akibat Hukum Terhadap Harta Bersama Yang Dilakukan Secara
Sepihak." Jurnal Surya Kencana Satu 12.1 (2021).
77
Website:
Syafruddin Kalo, Penegakan Hukum yang Menjamin Kepastian Hukum dan Rasa
Keadilan Masyarakat, http://www.academia.edu.com, Diakses 24 Juni
2023.
Peraturan Perundang-Undangan:
Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945;
LAMPIRAN-LAMPIRAN
78