Anda di halaman 1dari 33

KEPUTUSAN DIREKSI PT. BPR.

KANDIMADU ARTA

NOMOR : 029 /SKDIR/VI/2022

TENTANG

PERUBAHAN/REVISI KETIGA PEDOMAN KEBIJAKAN STIMULUS


PEREKONOMIAN DAN PENETAPAN DEBITUR YANG TERDAMPAK
CORONAVIRUS DISEASE 2019 (COVID-19)

Menimbang :: a. Bahwa dengan perkembangan penyebaran Covid-19 secara global


telah berdampak secara langsung ataupun tidak langsung terhadap
kinerja dan kapasitas debitur dalam memenuhi kewajiban
pembayaran kredit ;
b. Bahwa dampak kinerja dan kapasitas para Debitur tersebut akan
meningkatkan resiko kredit sehingga berpotensi mempengaruhi
kinerja BPR, oleh karena itu diperlukan adanya kebijakan khusus
dalam penetapan kualitas dan restrukturisasi kredit;
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut huruf a dan huruf b,
perlu menetapkan peraturan Direksi PT BPR Kandimadu Arta
tentang Pedoman Penetapan Debitur yang Terkena Dampak Covid-
19.
Mengingat : 1. Undang – Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan
Sebagaimana telah diubah dengan Undang – Undang Nomor
10 Tahun 1998 tentang Perbankan;
2. POJK No. 33 POJK.03 2018 Tentang KAP dan PPAP
3. Paraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 11/POJK.03/2020
tentang Stimulus Perekonomian Nasional Sebagai Kebijakan
Countercyclical Dampak Penyebaran Covid-19;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan :PERUBAHAN / REVISI KETIGA PEDOMAN DAN KEBIJAKAN


STIMULUS PEREKONOMIAN DAMPAK PENYEBARAN
CORONAVIRUS DISEASE 2019 (COVID-19). DAN PENETAPAN
DEBITUR YANG TERDAMPAK COVID-19

i
KATA PENGANTAR

Bahwa hingga awal Oktober 2020 tercatat lebih dari 17 juta kasus wabah Coronavirus
Disease 2019 (COVID-19) yang terkonfirmasi di 216 negara dengan total angka kematian
mencapai lebih dari 680.000 kasus. Perkembangan penyebaran COVID-19 Berdampak secara
langsung ataupun tidak langsung terhadap kinerja dan kapasitas debitur termasuk debitur
UMKM, dalam memenuhi kewajiban pembayaran kredit atau pembiayaan, sehingga berpotensi
mengganggu kinerja perbankan dan stabilitas sistem keuangan yang dapat memengaruhi
pertumbuhan ekonomi. Sehubungan dengan hal tersebut, untuk mendorong optimalisasi fungsi
intermediasi perbankan, menjaga stabilitas sistem keuangan, dan mendukung pertumbuhan
ekonomi, Otoritas Jasa Keuangan mengeluarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor:
11/POJK.03/2020 tentang stimulus perekonomian Nasional sebagai Kebijakan countercyclical
dampak penyebaran Coronavirus Disease 2019.

Memperhatikan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan, prinsip kehati-hatian dan Manajemen


Risiko, khususnya risiko kredit, guna mengantisipasi risiko yang akan timbul terhadap
kewajiban pembayaran kredit oleh debitur dan berdampak terhadap kinerja Bank Perkreditan
Rakyat Kandimadu Arta maka Bank Perkreditan Rakyat Kandimadu Arta telah menyusun
Pedoman dan Kebijakan mengenai upaya-upaya yang akan dilakukan jika terjadi risiko
wanprestasi dari dampak Coronavirus-19 tersebut, diantaranya:

1. Sektor yang terkena dampak Covid-19


2. Kriteria Debitur yang terkena dampak Covid-19
3. Kebijakan Restrukturisasi kredit terhadap Debitur yang terkena dampak Covid-19
4. Kebijakan penetapan Kualitas Aset terhadap Debitur yang terkena dampak
Covid-19
5. Kebijakan pemberian kredit/penyediaan dana baru kepada Debitur terkena dampak
Covid-19
6. Pelaporan Debitur yang terkena dampak Covid-19
Pedoaman dan kebijakan yang telah dibuat diharapkan memberikan kemudahan kepada
pelaksana dan Manajemen dalam mengambil keputusan terhadap Debitur yang terkena dampak
Covid-19.

Demikian Pedoman dan kebijkan ini disusun, semoga pedoman dan kebijakan ini dapat
bermanfaat dan dapat dipergunakan dengan baik.

ii
DAFTAR ISI
SURAT KEPUTUSAN ……………………………………………………………………i
KATA PENGANTAR ………………………………………...………………………… ii
DAFTAR ISI..………………………………………………………………………… iii
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………...………………………… 1
A. Latar Belakang …………………………………………………………… 1
B. Dasar Hukum ……………………………………………………… 1
C. Maksud, Tujuan dan Pengertian ………………………………………… 2
D. Ruang Lingkup Pedoman dan Kebijakan ……………………………….. 3
BAB II STRUKTUR ORGANISASI TIM DAMPAK COVID-19. 4
A. Pengawasan Aktif Direksi dan Dewan Komisaris……………………….. 4
B. Tim Penanganan dan Penyelesaian Dampak Covid-19 …………………. 5
BAB III KEBIJAKAN TERHADAP DEBITUR YANG TERKENA DAMPAK
COVID-19…………………………………………………………………. 6
A. Kriteria Debitur yang terkena dampak Penyebaran Covid-19 ………… 7
B. Sektor Ekonomi Debitur yang terkena Dampak Covid-19 .…………… 7
C. Kebijakan Penetapan Kualitas Aset …………………………………… 7
D. Kebijakan Restrukturisasi Kredit ……………….…….………………… 8
E. Kebijakan Pemberian Kredit/Penyediaan Dana Baru.………………… 10
F. Pelaksanaan Restrukturisasi…………………………………………….. 11
G. Skema Fasilitas Restrukturisasi…………………………………… 11
H. Mekanisme Penilaian Debitur Restrukturisasi 12
I. Pembentukan Cadangan 13
J. Pertimbangan Ketahanan Modal 13
K. Uji Ketahanan Modal 14
L. Pelaporan ………………………………………………………………. 14
BAB IV PENUTUP …………………….………………………………………….. 14
LAMPIRAN – LAMPIRAN: ………………………………………..………………… 15
Lampiran 1: Daftar Isian Assessment Debitur………………………………………… 16
Lampiran 1: Surat Pernyataan dan Pengajuan Restrukturisasi Kredit, Debitur
Dampak Covid-19………..……………………………………..….….. 16
Lampiran 2: Permohonan dan pernyataan penambahan /Fasilitas kredit baru.. ..… 18
Lampiran 3: Laporan Stimulus Kredit/ Penyediaan Dana Lain Yang Dinilai
Berdasarkan Ketepatan Pembayaran …………………………….… .. … 19
Lampiran 3a: Laporan rekap penilaian Debitur yang direstrukturisasi 20
Lampiran 4: Form Laporan Stimulus Kredit Restrukturisasi /Pembiayaan …….… ….. 21
Lampiran 5: Form Laporan Kredit Restrukturisasi……………………… …….…… …22
Lampiran 6: Form Laporan Debitur terdampak Covid-19 …………………….…… …23
Lampiran 7: Form Assessment Penilaian Debitur Perpanjangan Restrukturisasi…… …24
Lampiran 8: Form Uji Ketahanan dan Stres test PPAP ……………………….…… …25
Lampiran 9: Form Uji Ketahanan dan Stres test ATMR ……………………….…… …26
Lampiran 10: Form Uji Ketahanan dan Stres test KPMM……………………….…… …27
Lampiran 11: Form Uji Ketahanan dan Stres test LIKUIDITAS ……………….…… …28
Lampiran 12: Form Uji Ketahanan dan Stres test CASH RATIO …………….…… …29

iii
BAB I - PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Perkembangan penyebaran Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) berdampak secara
langsung ataupun tidak langsung terhadap kinerja dan kapasitas debitur termasuk debitur
UMKM, sehingga berpotensi mengganggu kinerja perbankan dan stabilitas sistem
keuangan yang dapat memengaruhi pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, untuk
mendorong optimalisasi fungsi intermediasi perbankan, menjaga stabilitas sistem
keuangan, dan mendukung pertumbuhan ekonomi diperlukan kebijakan stimulus
perekonomian sebagai countercyclical dampak penyebaran COVID-19. Berdasarkan POJK
No.11/POJK.03/2020 tentang Stimulus Perekonomian Nasional sebagai Kebijakan
Countercyclical Dampak Penyebaran Coronavirus Disease 2019 No.48/POJK.03/2020
Tentang Perubahan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.11/POJK.03/2020 dan POJK
No.17/POJK.03/2021 Tentang Perubahan Kedua POJK No.11/POJK.03/2020.
PT. BPR KANDIMADU ARTA mengeluarkan kebijakan internal untuk mengurangi
dampak terhadap kinerja dan kapasitas debitur yang diperkirakan akan menurun akibat
pandemi Corona sehingga bisa meningkatkan risiko kredit.

B. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang No 7 Tahun 1992, sebagaimana telah di ubah dengan Undang- Undang
No 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang No 7 tahun 1992 tentang
Perbankan
2. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.20/POJK.03/2014 tentang Bank Perkreditan
Rakyat.
3. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/POJK.03/2018 tentang Kualitas Aset
Produktif dan Pembentukan Penyisihan Penghapusan Aset Produktif Bank Perkreditan
Rakyat.

4. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.13/POJK.03/2015 tentang Penerapan Manajemen


Risiko Bagi BPR
5. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia Nomor 11 /POJK.03/2020
Tentang Stimulus Perekonomian Nasional Sebagai Kebijakan Countercyclical Dampak
Penyebaran Coronavirus Disease 2019.
6. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia Nomor 48 /POJK.03/2020 tentang
Perubahan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 11 /POJK.03/2020 dan POJK
No.17/POJK.03/2021 yaitu perubahan kedua POJK 11/POJK.03/2020 Tentang
Stimulus Perekonomian Nasional Sebagai Kebijakan Countercyclical Dampak
Penyebaran Coronavirus Disease 2019
1

C. MAKSUD ,TUJUAN dan PENGERTIAN


1. Maksud
a. Untuk mendorong optimalisasi kinerja perbankan khususnya BPR sebagai fungsi
intermediasi, menjaga stabilitas sistem keuangan, dan mendukung pertumbuhan
ekonomi akibat perkembangan penyebaran Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)

b. Menerapkan manajemen risiko BPR


c. Menerapkan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaan BPR.
2. Tujuan
a. Memiliki pergerakan yang lebih luas sehingga potensi kredit macet dapat terkendali
dan memudahkan memberikan kredit baru kepada debitur
b. Menjadi countercyclical dampak penyebaran virus Corona sehingga bisa mendorong
optimalisasi kinerja perbankan khususnya fungsi intermediasi, menjaga stabilitas
sistem keuangan, dan mendukung pertumbuhan ekonomi.
c. Adanya penetapan kebijakan bisnis yang jelas, terarah, dan terukur
d. Adanya arah dan tujuan yang jelas bagi manajemen dalam proses pelaksanaan tugas
serta cara dalam menetapkan standar-standar operasional Bank
e. Dapat memitigasi risiko kredit dan menentukan langkah yang tepat dalam
mengendalikan risiko kredit dengan memperhatikan prinsip kehati-hatian.
f. Memudahkan Pengendalian risiko kredit yang akan muncul akibat dampak
penyebaran virus Corona
3. Pengertian
a. Bank dalam Pedoman Kebijakan ini adalah PT Bank Perkreditan Rakyat
Kandimadu Arta adalah Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran.

b. Dampak adalah pengaruh kuat yang mendatangkan akibat baik positif maupun
negatif
c. Coronavirus Disease 2019 yang selanjutnya disebut COVID-19 adalah suatu
kelompok virus yang ditemukan pada hewan dan manusia. Beberapa tipe
coronavirus menginfeksi manusia dan diketahui menyebabkan penyakit mulai
dari batuk pilek hingga yang lebih serius seperti Sindrom Pernapasan Timur Tengah
(MERS) dan Sindrom Pernapasan Akut Berat (SARS).
d. Kredit adalah penyediaan uang/tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan/kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak
lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu
tertentu dengan pemberian bunga”.
e. Debitur adalah pihak yang berhutang ke pihak lain, biasanya dengan menerima
sesuatu dari kreditur yang dijanjikan
2

f. Kreditur adalah pihak (perorangan, organisasi, perusahaan atau pemerintah) yang


memiliki tagihan kepada pihak lain (pihak kedua) atas layanan jasa yang
diberikannya (biasanya dalam bentuk kontrak atau perjanjian) di mana diperjanjikan
bahwa pihak kedua tersebut akan mengembalikan layanan jasa yang nilainya sama
atau jasa. Pihak kedua ini disebut sebagai peminjam atau yang berhutang.
g. Risiko adalah potensi kerugian akibat terjadinya suatu peristiwa tertentu.
h. Manajemen Risiko adalah serangkaian metodologi dan prosedur yang digunakan
untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan Risiko yang
timbul dari seluruh kegiatan usaha BPR.

D. RUANG LINGKUP PEDOMAN DAN KEBIJAKAN


Ruang lingkup pedoman dan kebijakan ini dibuat, adalah untuk mengantisipasi timbulnya
risiko kredit yang akan timbul dari dampak penyebaran COVID-19 terhadap debitur.
Adapun ruang lingkupnya adalah sebagai berikut:

1. Sektor ekonomi yang terkena dampak COVID-19.


2. Kriteria Debitur yang terkena dampak COVID-19.
3. Kebijakan Restrukturisasi kredit terhadap Debitur yang terkena dampak COVID-19.
4. Kebijakan penetapan Kualitas Aset terhadap Debitur yang terkena dampak COVID-19.
5. Kebijakan pemberian kredit/penyediaan dana baru kepada Debitur terkena dampak
COVID-19.
6. Penilaian terhadap debitur yang mampu terus bertahan dari dampak coronavirus disease
2019 (COVID-19) dan masih memiliki prospek usaha sehingga dapat diberikan
restrukturisasi kredit atau pembiayaan sesuai Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
7. Pembentukan cadangan untuk debitur yang dinilai tidak lagi mampu bertahan setelah
dilakukan restrukturisasi kredit atau pembiayaan sesuai Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan
8. Pertimbangan terhadap ketahanan modal dan memperhitungkan tambahan pembentukan
cadangan untuk mengantisipasi potensi penurunan kualitas kredit atau pembiayaan yang
direstrukturisasi dalam hal Bank akan melakukan pembagian dividen dan/atau tantiem
9. Melakukan uji ketahanan secara berkala terhadap potensi penurunan kualitas kredit atau
pembiayaan yang direstrukturisasi dan pengaruhnya terhadap likuiditas dan permodalan
Bank.
10. Pelaporan Debitur yang terkena dampak COVID-19.

3
BAB II STRUKTUR ORGANISASI
TIM DAMPAK COVID-19

A. PENGAWASAN AKTIF DIREKSI DAN


DEWAN KOMISARIS

1. Pengawasan aktif Direksi paling kurang mencakup :


a. Memastikan bahwa BPR memiliki Pedoman dan kebijakan dampak penyebaran
Covid-19 terhadap kinerja Bank.
b. Mengusulkan Pedoman dan Kebijakan tertulis mengenai dampak Covid-19 terhadap
kinerja Bank kepada Dewan Komisaris.
c. Memastikan penanganan dan penyelesaian Debitur Kredit dampak Covid-19
dilaksanakan sesuai dengan pedoman tertulis yang telah ditetapkan.
d. Membentuk Tim penanganan dan penyelesaian terhadap Debitur dampak Covid-19.
e. Memastikan Pengawasan atas kepatuhan Tim Dampak Covid-19 terhadap
penanganan dan Penyelesaian Debitur yang terkena Dampak Covid-19.
f. Memastikan bahwa Kantor Pusat dan Kantor Cabang memiliki Tim Dampak Covid-
19.
g. Memastikan bahwa kebijakan dan prosedur tertulis mengenai dampak penyebaran
Covid-19 telah sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku.
h. Memastikan bahwa seluruh pegawai, khususnya terkait dengan dampak penyebaran
Covid-19 telah mendapatkan pengetahuan / pelatihan terhadap Debitur yang terkena
dampak penyebaran Covid-19.

2. Pengawasan aktif Dewan Komisaris paling kurang mencakup :


a. Persetujuan atas kebijakan dan prosedur dampak penyebaran Covid-19
b. Pengawasan atas pelaksanaan tanggung jawab Direksi terhadap dampak penyebaran
Covid-19
c. Memberikan saran/Advice kepada Direksi mengenai pelaksanaan penaganan
Debitur terdampak penyebaran Covid-19 baik secara langsung maupun tidak
langsung.

B. TIM PENANGANAN DAN PENYELESAIAN


DAMPAK COVID-19
1. Pembentukan Tim Penanganan dan Penyelesaian Dampak Covid-19
a. Bank memberikan tugas dan tanggung jawab kepada Kepala Kantor Pusat
Operasional dan Kepala Kantor Cabang sebagai Tim Penanganan dan Penyelesaian
dampak Covid-19.
b. Dalam melaksanakan tugasnya, di bantu oleh Kepala seksi Bidang Kredit, Staf
Kredit (AO), Staf Administrasi, Staf Remidial di seluruh jaringan kantor
2. Struktur Organisasi
a. Dalam menjalankan tugasnya, Ketua Tim Dampak Covid-19 melapor dan
bertanggung jawab kepada Direksi.
4
b. Seluruh staf kredit, dan Administrasi di seluruh jaringan kantor wajib melaporkan
kepada Ketua Tim dampak Covid-19 terhadap Debitur di kantor pusat dan Kantor
Cabang. Hal ini mengingat Staf Kredit, dan Administrasi yang berhadapan langsung
dengan Debitur yang terkena dampak Covid-19.
c. Pejabat Eksekutif Audit Internal memastikan bahwa pelaksanaan penanganan dan
penyelesaian Debitur yang terkena dampak Covid-19 telah sesuai dengan ketentuan
dan peraturan dengan baik.
d. Agar arahan dan ketentuan dapat dilaksanakan dengan baik, Bank harus memiliki
mekanisme kerja yang memadai, dan mekanisme kerja dimaksud didokumentasikan
oleh setiap unit kerja. Mekanisme kerja tersebut juga memperhatikan ketentuan yang
ada.
e. Tim yang menangani Debitur terkena dampak Covid-19 memiliki akses kepada
fungsi lain yang terkait dengan bidang tugasnya untuk menangani dan
menyelesaikan Debitur yang terkena dampak Covid-19.
f. Penunjukan Pejabat yang bertanggung jawab terhadap Debitur yang terkena dampak
Covid-19 dituangkan dalam Surat Keputusan Direksi.
g. Tugas dan kewenangan Tim penanganan dan penyelesaian Debitur terdampak
Covid-19 harus dapat menjamin terselesaikannya permasalahan secara efektif dalam
jangka waktu yang ditetapkan.

5
PELAKSANA PELAKSANA
PE KEPATUHAN PE AUDIT INTERNAL
Kasie Kredit KPO Kasie Krd Cabang

STAF.PEL STAF.PEL STAF.PEL STAF.PEL STAF.PEL


AO,ADM AO,ADM AO,ADM AO,ADM AO,ADM
3. Tugas Ketua Tim Penanganan Dampak Covid-19
a. Melakukan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kinerja terkait Debitur yang terkena
dampak Covid-19.
b. Melaporkan kepada Direksi mengenai Debitur yang terkena dampak Covid-19 serta
memberikan rekomendasi untuk penanganan dan penyelesaian kredit Debitur yang
terdampak Covid-19.
c. Menyusun dan menyampaikan laporan Debitur yang terkena Dampak Covid -19 dan
antisipasi yang telah dilakukan kepada Otoritas Jasa Keuangan melalui Direksi.
d. Mengusulkan Restrukturisasi Debitur terdampak Covid-19 kepada Direktur Utama.

4. Tugas Pelaksana dan Staf Pelaksana Penanganan dan Penyelesaian Debitur


terdampak Covid-19
a. Menerima dan mencatat pernyataan dan permohonan restrukturisasi, penambahan
kredit oleh Debitur yang terdampak Covid-19.
b. Melakukan kordinasi dengan Staf pelaksana untuk melakukan survey dan analisa
ulang terhadap permohonan restrukturisasi dan penambahan kredit Debitur yang
terkena dampak Covid-19.
c. Melakukan koordinasi dengan Ketua Tim penanganan dan penyelesaian Debitur
terdampak Covid-19.
d. Melaporkan kepada Ketua Tim tentang perkembangan penanganan dan Penyelesaian
Debitur yang terdampak Covid-19 baik tertulis maupun secara lisan / tidak tertulis.
e. Mengusulkan Restrukturisasi Debitur terdampak Covid-19 kepada Komite
Restrukturisasi.

6
BAB III KEBIJAKAN
TERHADAP DEBITUR YANG TERKENA DAMPAK COVID-19.

A. KRITERIA DEBITUR YANG TERKENA DAMPAK


PENYEBARAN COVID-19.
Debitur yang mendapatkan perlakuan khusus Bank adalah seluruh debitur (termasuk debitur
UMKM) yang mengalami kesulitan untuk memenuhi kewajiban pada Bank karena debitur
atau usaha debitur terdampak dari penyebaran COVID-19 baik secara langsung ataupun
tidak langsung yaitu;

(1) Debitur yang secara langsung terkena dampak akibat penyebaran yaitu :
a. Debitur dengan Status Positif sakit Corona
b. Debitur dengan Status Orang Dalam Pemantauan
c. Debitur dengan Status Pasien Dalam Pengawasan

(2) Debitur yang terkena dampak secara tidak langsung akibat penyebaran Covid-19 yaitu:
a. Debitur maupun tempat usahanya dalam wilayah yang dinyatakan zona merah
penyebaran akibat penyebaran Covid-19;
b. Keluarga atau Pegawai dari debitur yang terkena dampak akibat penyebaran
Covid-19;
c. Distribusinya terhambat dengan adanya larangan masuk / keluar suatu daerah;
d. Pangsa pasar, pelanggan (costumer) dan daya beli masyarakat yang menurun

B. SEKTOR EKONOMI DEBITUR YANG TERKENA


DAMPAK COVID-19.

(1) Debitur yang sektor usahanya secara langsung terkena dampak akibat penyebaran Covid-
19 yaitu :
a. Jenis usaha perhotelan, transportasi, pariwisata, perdagangan, pertanian,
Industri, pertambangan dan Jasa
b. Bahan bakunya didatangkan dari luar daerah atau luar negeri
c. Pangsa pasar di luar daerah atau di luar negeri
(2) Debitur lainya sepanjang hasil assestmen Bank, debitur dimaksud terkena dampak
COVID-19.

C. KEBIJAKAN PENETAPAN KUALITAS ASET

1. Penetapan kualitas kredit dapat hanya didasarkan atas ketepatan pembayaran pokok
dan/atau bunga, untuk kredit dengan plafon sampai dengan Rp10.000.000.000,00
(sepuluh milyar rupiah)
2. Penetapan kualitas kredit/pembiayaan yang telah direstrukturisasi sebelum debitur
terkena dampak COVID-19 tetap mengacu pada Pedoman dan Kebijakan Prosedur
Perkreditan Edisi 2019 (PKPB) yang telah mengacu pada Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan Nomor 33/POJK.03/2018 tentang Kualitas Aset Produktif dan Pembentukan
Penyisihan Penghapusan Aset Produktif Bank Perkreditan Rakyat.

7
3. Dalam hal debitur yang terkena dampak COVID-19 memiliki beberapa fasilitas Kualitas
seluruh kredit/pembiayaan debitur terkena dampak COVID-19 yang direstrukturisasi
4. dapat ditetapkan lancar. Namun demikian, penggolongan Kualitas Kredit mengacu pada
POJK No.33/POJK.03/2018 Bab IV Pasal 23 tentang restrukturisasi kredit.
Contoh: Debitur C yang telah ditetapkan sebagai debitur yang terkena dampak COVID-
19 memiliki fasilitas sebagai berikut:
Fasilitas Kredit / Plafond Keterangan
Pembiyaaan
Fasilitas 1 Rp. 20.0000.0000 Cash Flow terganggu
( Kredit Investasi ) akibat dampak COVID-
19
Fasilitas 2 Rp. 30.0000.0000 Cash Flow terganggu
( Kredit Modal Kerja ) akibat dampak COVID-
19
Fasilitas 3 Rp. 40.0000.0000 Cash Flow tidak
( Kredit Konsumsi ) terganggu akibat
dampak COVID-19

a. Dalam hal terhadap ketiga fasilitas kredit/pembiayaan tersebut dilakukan


restrukturisasi dengan menggunakan ketentuan ini, maka Bank dapat menetapkan
kualitas lancar untuk seluruh fasilitas kredit/pembiayaan Debitur C (termasuk
Fasilitas Kredit 3 yang cashflow-nya tidak terganggu) sejak dilakukan
restrukturisasi.
b. Namun jika terhadap fasilitas kredit/pembiayaan 3 (yang cashflow-nya tidak
terganggu) tidak dilakukan restrukturisasi menggunakan ketentuan ini dan
kualitasnya selain lancar, maka tidak dapat langsung ditetapkan berkualitas lancar.
Penetapan kualitas fasilitas kredit/pembiayaan 3 tersebut selanjutnya dapat tetap
mengacu pada Pedoman dan Kebijakan Prosedur Perkreditan Edisi 2019 (PKPB)

D. KEBIJAKAN RESTRUKTURISASI KREDIT


1. Kebijakan
a. Kualitas Kredit yang direstrukturisasi akibat dampak COVID-19 ditetapkan lancar
sejak restrukturisasi sampai dengan berakhirnya masa berlaku 31 Maret 2023

b. Pelaksanaan restrukturisasi kredit bagi Bank dilakukan sesuai dengan Pedoman dan
Kebijakan Prosedur Perkreditan Edisi 2019 (PKPB).
c. Penggolongan Kualitas Kredit mengacu pada POJK No.33/POJK.03/2018 Bab IV
Pasal 23 tentang restrukturisasi kredit.
2. Syarat- Syarat
a. Diberlakukan kepada debitur yang terkena dampak penyebaran COVID-19
Termasuk UMKM secara langsung/tidak langsung , dan dibuktikan dengan bukti
pendukung bahwa debitur yang bersangkutan terdampak langsung maupun tidak
langsung.

8
b. Direstrukturisasi setelah debitur terkena dampak penyebaran COVID-19
termasuk UMKM secara langsung/tidak langsung.
c. Debitur mengisi Surat Pernyataan dan Pengajuan Restrukturisasi Kredit.
d. Debitur wajib di survey ulang oleh petugas Bank untuk meyakinkan bahwa usaha
Debitur terkena dampak COVID-19 secara langsung/tidak langsung dengan tetap
dilakukan investigasi dan analisa tentang beberapa hal sebagai berikut;
1. Bukti dokumen pendukung bahwa debitur terdampat Covid-19
2. Dilakukan Bank Cheking (SLIK OJK) , Trade Cheking dan personal Cheking
3. Kunjungan Usaha ( On The spot) dan di dokumentasikan
4. Penilaian kembali agunan dan kelayakannya

3. Plafond
Bank dapat melakukan restrukturisasi untuk seluruh kredit kepada seluruh debitur,
termasuk debitur UMKM, sepanjang debitur terdampak COVID-19. Pemberian
perlakuan khusus plafond kredit sampai dengan Rp. 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar
rupiah).
4. Jangka waktu Restrukturisasi Kredit
Jangka waktu restrukturisasi kredit wajib mempertimbangkan kelayakan usaha dan
menyesuaikan kemampuan bayar debitur, maksimal 15 Tahun dan dapat di evaluasi
kembali manakala usaha debitur sudah mengalami perbaikan/pemulihan sesuai dengan
pemantauan usaha debitur.
5. Cara Restrukturisasi Kredit
Restrukturing kredit adalah upaya yang dilakukan bank dalam rangka membantu
Debitur agar dapat menyelesaikan kewajibannya, memberi ruang gerak untuk bisa
bertahan dan meringankan beban.
(1) Cara restrukturisasi dapat dilakukan dengan :
a. Rescheduling yaitu perubahan jadwal pembayaran kewajiban nasabah
atau jangka waktunya, jumlah setoran, dan/atau pembayaran bunga.
b Reconditioning yaitu perubahan sebagian atau seluruh persyaratan kredit
antara lain penundaan pembayaran pokok (grace period) pokok,
penurunan suku bunga; pengurangan tunggakan bunga;
c. Restructuring yaitu perubahan persyaratan kredit tidak terbatas pada
rescheduling atau reconditioning antara lain meliputi (penambahan
fasilitas kredit).
(2) Penundaan pembayaran pokok (grace period) sebagaimana dimaksud poin 1
huruf b diberikan minimal 3 (tiga) bulan dan dapat diperpanjang atau
dievaluasi kembali atau maksimal 12 bulan
(3) Proses tersebut diatas dilakukan dengan prinsip kehati-hatian dengan
mempertimbangkan resiko.

9
6. Mekanisme Restrukturisasi
Gambar Flowchart 1
KETENTUAN DETAIL
1. Debitur mengajukan
permononan
restrukturasi kredit akibat dampak
1. Pendaftaran/
penyebaran COVID-19 dengan
Permohonan membawa seluruh syarat
Restrukturisasi dokumen dan disertai dengan
surat pernyataan.

2. Survey Ulang 2. Bank akan mengadakan survey


ulang terhadap pengajuan
restrukturisasi sesuai dengan
ketentuan proses
pencairan kredit
3. Tim/Komite Kredit

3. Tim/Komite kredit menentukan


bahwa permononan restrukturasi
kredit dapat di setujui atau tidak
4. Pengikatan & Proses
Restrukturisasi
4. Jika permononan restrukturasi
kredit dapat di setujui maka
dilakukan proses pengikatan dan
proses restrukturisasi kredit
sesuai dengan ketentuan proses
restrukturisasi kredit.

E. KEBIJAKAN PEMBERIAN KREDIT/


PENYEDIAAN DANA BARU

(1) Bank dapat memberikan penyediaan dana lain dan atau pembiyaaan lain yang baru (kredit
baru) kepada Debitur yang terdampak wabah Covid-19 bagi usaha Micro,Kecil dan
Menengah.
(2) Penetapan Kualitas kredit bagi penyediaan / pembiayaan dana lain yang baru sebagaimana
dimaksud pada Poin (1) secara terpisah dengan kualitas kredit atau pembiyaaan atau
penyediaan dana lain yang telah diberikan sebelumnya.
(3) Penetapan Kualitas kredit atau pembiayaan dan/atau penyediaan dana lain yang baru
sebagaimana dimaksud pada poin (1) ;
a. Untuk kredit atau pembiayaan dan/atau penyediaan dana lain yang baru dengan
plafon paling banyak Rp.10.000.000.000 (Sepuluh miliar rupiah) penetapan
kualitas kredit atau pembiayaan dan atau penyediaan dana lain dapat di dasarkan
pada ketepatan pembayaran pokok dan/atau bunga dan dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan POJK mengenai penilaian kualitas Aset atau ;
b. Untuk kredit atau pembiayaan dan/atau penyediaan dana lain yang baru dengan
plafon lebih dari Rp.10.000.000.000 (Sepuluh miliar rupiah) penetapan kualitas
kredit atau pembiayaan dan/ atau penyediaan dana lain sesuai dengan ketentuan
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan mengenai penilain kualitas asset.

10
(4) Syarat- Syarat
a. Disalurkan kepada debitur yang terkena dampak penyebaran COVID-19. Termasuk
UMKM secara langsung/tidak langsung.
b. Mendapatkan Fasilitas Kredit Baru setelah debitur terkena dampak penyebaran
COVID-19. Termasuk UMKM secara langsung/tidak langsung.
c. Debitur mengisi Surat Pernyataan ( Permohonan Penambahan Fasilitas
Kredit/Penyediaan Dana Baru )

(5). Mekanisme Pemberian Kredit /Penyediaan Dana Baru


Gambar Flowchart 2
KETENTUAN DETAIL
1. Debitur mengajukan permononan
pengajuan penambahan kredit/
1. Pendaftaran/ Penyediaan dana baru akibat dampak
Permohonan penyebaran COVID-19 dengan
Penambahan membawa seluruh syarat dokumen
Kredit/Dana Baru dan disertai dengan surat pernyataan
2. Bank akan mengadakan survey
2. Survey terhadap pengajuan penambahan
kredit/dana baru sesuai dengan
ketentuan proses pencairan kredit
3. Tim/Komite kredit menentukan
bahwa permononan pengajuan
3. Tim/Komite Kredit
penambahan kredit/dana baru dapat
di setujui atau tidak

4. Jika permohonan pengajuan


penambahan kredit/dana baru dapat
di setujui maka dilakukan proses
4. Pengikatan & pengikatan dan pencairan kredit
Pencairan sesuai dengan ketentuan proses
pencairan kredit

F. PELAKSANAAN RESTRUKTURISASI

(1) Restrukturisasi dapat dilakukan dengan cara pembuatan Addendum Perjanjian Kredit
dengan merubah sebagian klausul yang telah disepakati antara Debitur dengan Bank
dengan tetap merujuk pada perjanjian kredit sebelumnya.
(2) Kualitas Kredit atau Pembiayaan yang di restrukturisasi ditetapkan lancar sejak dilakukan
restrukturisasi
(3) Restrukturisasi kredit atau pembiayaan sebagaimana dimaksud pada poin (2) dapat
dilakukan terhadap kredit atau pembiayaan yang diberikan sebelum maupun setelah
debitur terkena dampak penyebaran Covid-19 bagi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.
(4) Kredit yang di restrukturisasi dikecualikan dari penerapan perlakuan akuntansi
restrukturisasi kredit atau pembiayaan.
(5) Restrukturisasi dalam rangka pelaksanaan stimulus wabah Covid-19 harus disertai
permohonan dan pernyataan debitur berikut penjelasan debitur terkait dampak yang
dialami dengan mengisi daftar pertanyaan Self Assessment ( Lampiran -1)

11
G. SKEMA RESTRUKTURISASI

(1) Untuk Fasilitas berjalan dengan type pinjaman Angsuran Pokok dan bunga dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut;

a Merubah Fasilitas menjadi berjangka dengan suku bunga sliding


b Memberikan Grace Period pembayaran angsuran pokok mulai 3 sampai dengan
12 Bulan dengan type pinjaman tetap sama dengan Fasilitas sebelumnya.
c Memberikan fasilitas dengan Jangka waktu lebih panjang sesuai dengan hasil
investigasi atau Self assessment kepada debitur

(2) Untuk Fasilitas berjalan adalah Fasilitas jenis berjangka dapat diberikan Pendanaan atau
kredit lain yang baru, dengan tetap memperhatikan kecukupan Agunan, dan batas
maksimum pemberian Kredit (BMPK) yang berlaku.
(3) Penurunan suku bunga kredit jika memungkinkan dengan memperhatikan kondisi
keuangan Bank.
(4) Jangka waktu Grace Period angsuran pokok ditetapkan 3 sampai dengan maksimal 12
bulan dengan tetap memperhatikan hasil assessment terhadap debitur.
(5) Jangka waktu restrukturisasi minimal sesuai tambahan Grace periode ditambah jangka
waktu Fasilitas sebelumnya yang diberikan, dan paling lama sesuai dengan SOP Kredit
yang berlaku di BPR.
(6) Biaya berkenaan restrukturisasi dalam rangka stimulus dapat dibebaskan kecuali biaya
meterai wajib dibayar debitur.
(7) Kredit restrukturisasi harus disertai surat pernyataan debitur bahwa atas kredit tersebut
tidak di sertakan atau di tutup premi assuransi dari lembaga Assuransi dan /atau Imbal Jasa
Penjaminan dari Lembaga Penjamin Kredit jika tidak ditutup Premi Assuransi atau di ikut
setakan Penjaminan Kredit.

H. MEKANISME PENILAIAN TERHADAP DEBITUR YANG MAMPU TERUS


BERTAHAN DARI DAMPAK CORONA VIRUS DISEASE 2019(COVID-19)

Bank menentukan kreteria Debitur Yang di Restrukturisasi yang mampu bertahan dan yang tidak
mampu bertahan sebagai berikut.

1. Debitur Restrukturisasi yang dianggap masih mampu bertahan Antara lain yang
masih memenuhi kreteria sebagai berikut;

a. Usaha atau Pekerjaan Masih berjalan


b. Masih ada Kemampuan Bayar
c. Masih Melakukan Pembayaaran meskipun tidak rutin dalam jangka waktu paling
lama 6 Bulan berturut-turut atau paling banyak tunggakan Hari paling besar 180
Hari, setelah dilakukan Restruturisasi yang terakhir
d. Pinjaman belum Jatuh Tempo, atau sudah Jatuh tempo tetapi tidak dilakukan
pembayaran /pelunasan
e. Agunan Masih diketahui keberadaannya dan dikuasai

2. Debitur Restrukturisasi yang masih memenuhi kreteria tersebut diatas sesuai Poin-1 ,
masih dianggap mampu bertahan dapat dilakukan Restrukturisasi ulang sesuai dengan
kondisi debitur,
3. Debitur Restrukturisasi yang sudah tidak memenuhi kreteria tersebut diatas sesuai Poin-
1 , maka atas debitur tersebut sudah dianggap tidak mampu bertahan terhadap dampak
Pandemi Covid-19 dan oleh karenanya maka atas debitur tersebut akan diberlakukan
penilaian Kualitas Aktiva Produktif dan PPAP sesuai dengan kententuan POJK
33/pojk.03/2018 tentang KAP dan PPAP

12
4. Mekanisme Penilaian terhadap Debitur Restrukturisasi yang Mampu terus bertahan
Flow chart
PIC Proses

Mengidentifikasi Dokumen dan riawayat


CREDIT
angsuran debitur Restrukturisasi (
ADMINISTRA
Kolektibilitas,Tunggakan, Agunan, Pengikatan
TION (CA)
Agunan) dan menyajikan data kepada
Pemimpin Cabang, Prioritas atas Debitur
Restrukturisasi dengan Status DPK dengan
tunggakan lebih dari 60 Hari.

Pemimpin Cabang melakukan Verifikasi atas


PEMIMPIN Dokumen yg disajikan oleh CA secara kolektif,
CABANG
sebelum menugaskan CO melakukan
Investigasi di Lapangan.

Menerima Dokumen debitur Restrukturisasi


CREDIT
kolektif dari Pemimpin Cabang, kemudian
OFFICER
melakukan Investigasi dan kunjungan ke
CABANG
Lapangan, dan menyajikan Laporan ke
Pemimpin Cabang dengan Tembusan Direktur
Utama.

Menyajikan Laporan Investigasi dan


CREDIT
OFFICER Kunjungan ke Lapangan serta membuat
KP Rekomendasi kepada Direktur Utama
tembusan kepada Pemimpin Cabang.

Menyetujui Laporan dan rekomendasi Credit


Officer, atas Debitur yang dianggap Mampu
DIREKTUR
UTAMA Bertahan dan layak untuk dilakukan
Restrukturisasi Ulang.

5. Pemimpin Cabang bersama dengan Credit Officer Cabang masing-masing membuat rekap
penilaian terhadap kredit yang di restrukturisasi untuk menentukan apakah debitur masih
mampu bertahan atau tidak mengacu pada variabel-variabel pada poin 1 ( satu ) diatas

I. PEMBENTUKAN CADANGAN

Untuk Mengantisipai Risiko kerugian yang mungkin timbul atas Debitur Restrukturisasi yang
tidak mampu bertahan maka Bank membentuk Pencadangan Penyisihan kerugian Aktiva
Produktif ( PPAP) sesuai dengan ketentuan POJK 33/pojk.03/2018 . Dalam hal menurut
ketentuan POJK 33/pojk.03/2018 Bank belum wajib membentuk cadangan maka dalam rangka
mengantisipasi risiko kerugian atas Debitur Restrukturisasi yang tidak mampu bertahan, Bank
dapat membentuk Pencadangan khusus secara bertahap atas debitur tersebut dengan
memperhatikan dan memperhitungkan batas ketentuan POJK 11/POJK.03/2020 yang telah
diperbaharui menjadi POJK 48/pojk.03/2020 dan POJK No.17/ Pojk.03/2021 yaitu pada
tanggal 31 Maret 2023.

J. PERTIMBANGAN KETAHANAN MODAL

Bank perlu mempertimbangkan dan memperhitungkan Ketahanan Modal dalam rangka


mengantisipasi penurunan Kualitas Aktiva Produktif atas kredit yang direstrukturisasi dengan
cara menambah cadangan apabila Bank akan melakukan pembagian Deviden

13
K. UJI KETAHANAN BERKALA

Bank wajib melakukan Uji ketahanan secara berkala, sekurang kurang nya periode 3 bulan
dengan melakukan UJI KETAHANAN TERHADAP KAP, NPL , PPAP, LABA, KPMM DAN
LIKUIDITAS dengan format formulir seperti dalam Lampiran

H. PELAPORAN
1. Bank menyampaikan laporan untuk posisi akhir bulan April 2020, bulan Juni 2020,
bulan September 2020, bulan Desember 2020, dan bulan Maret 2021 secara luring
kepada OJK atas debitur yang memperoleh perlakuan khusus sebagaimana Peraturan
Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia Nomor 11 /POJK.03/2020 Tentang
Stimulus Perekonomian Nasional Sebagai Kebijakan Countercyclical Dampak
Penyebaran Coronavirus Disease 2019.
2. Bank menyampaikan laporan dengan batas waktu penyampaian laporan yaitu akhir
bulan berikutnya setelah posisi bulan laporan.
3. Format Laporan dituangkan dalam Lampiran , yang merupakan bagian yang tidak
terpisah dari Pedoman kebijakan ini
BAB IV PENUTUP
Pedoman dan Kebijakan Dampak penyebaran Covid-19 ini disusun sebagai pedoman
pelaksanaan kegiatan Operasional PT BPR KANDIMADU ARTA sehari-hari. Dalam
pelaksanaannya secara kontekstual dikaitkan dengan ketentuan lain yang diatur oleh Otoritas
Jasa keuangan maupun berbagai ketentuan internal BPR KANDIMADU ARTA Hal ini
dimaksudkan agar kegiatan BPR dapat berjalan dengan baik, sesuai dengan ketentuan namun
tetap dapat melayani masyarakat yang menggunakan jasa BPR dengan cepat.
Pedoman dan Kebijakan Dampak penyebaran Covid-19 ini akan dilakukan evaluasi apabila
dalam perjalanannya perlu disesuaikan dengan kondisi dan semakin luasnya tingkat layanan
kepada masyarakat.
Dengan diberlakukannya Perubahan Pedoman kebijakan ini maka, SK Direksi
No.15/SKDIR/III/2020 Tentang Pedoman Kebijakan dan Penetapan Debitur yang terkena
dampak Corona Virus disease 2019 (COVID-19) tanggal 27 Maret 2020 dan
No.40/SKDIR/X/2020 dinyatakan tidak berlaku.

Ditetapkan di : Karanganyar
Pada Tanggal : 29 Juni 2022
PT BPR KANDIMADU ARTA
Kantor Pusat
Direksi

Ir. Hartanto Sapto Hartono, SE.


Direktur Utama Direktur YMF Kepatuhan

Menyetujui
Dewan Komisaris

Susanto Tanggono, SH., MM. Yovita Wahyuni Indri Astuti, SE.


Komisaris Utama Komisaris
14
LAMPIRAN-LAMPIRAN

SK DIR NO. 029 /SK-DIR/VI/2022

TENTANG

PERUBAHAN / REVISI KETIGA PEDOMAN KEBIJAKAN STIMULUS


PEREKONOMIAN DAN PENETAPAN DEBITUR YANG TERDAMPAK
CORONAVIRUS DISEASE 2019 (COVID-19)

15
LAMPIRAN-1

DAFTAR ISIAN ASSESSMENT DEBITUR


ATAS KREDIT YG DIBERIKAN TERKAIT COVID-19

 Nama Debitur :
 Alamat :
 Bidang Usaha :
 Plafond :
 Outstanding :
 Angsuran per Bulan :
 Jatuh Tempo Kredit :

Pilih Jawaban Berikut :

1 : BUKAN atau TIDAK TERKAIT / TERDAMPAK COVID-19


2 : YA atau Terdampak SEDANG dgn Penurunan Volume Usaha (Tidak lebih dari 50%)
3 : YA atau Terdampak BERAT dengan Penurunan Volume Usaha (>50%)

NO ASPEK JAWABAN PENJELASAN


Hingga akhir Maret 2020 bagaimana dampak COVID-19
1
terhadap bisnis anda
2 Sektor Usaha anda apakah terkait :
 Pariwisata (Biro Jasa, Perhotelan, Restoran, Café,
hiburan, dll),
 Transaportasi (Jasa Antar jemput, Penerbangan, Sewa
Mbl, Jual-beli Mbl, Mtr)
 Ekspor/Impor dgn negara2 terdampak COVID-19 dan
terkena dampak "lockdown"
 Proyek Infrastruktur terkait pasokan bahan baku, tenaga
kerja, mesin2 dari negara2 tertentu COVID-19
 Karyawan perusahaan yang terdampak COVID-19
sehingga dirumahkan, cuti tanpa dibayar, bonus dan
insentif tidak dibayarkan
Jika Jawaban No. 3 terkait sector usaha diatas, maka
3
jelaskan kaitannya : ……………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
Kondisi usaha / pekerjaan nanti 3 dan 6 bulan kedepan,
4
apakah akan terdampak ?
Apakah tidak mengalami gangguan berbisnis atau bekerja
5
saat ini ?
Jika Ya utk no.4, maka dampak gangguan usaha seberapa
6 besar (presentase) dibandingkan kondisi normal, sebelum
COVID-19
Apakah ada dampak COVID-19 terhadap keuangan anda
7
saat ini dan masa depan (3,6 bln hingga 1 thn) ?
Jika jawab no.7 YA, maka besar dampak keuangan
8 seberapa besar (persentase) dibandingkan kondisi normal
sebelum COVID-19
Apabila jawaban No.8 YA, maka besar dampak kelancaran
9 bayar angsuran kredit ke BPR seberapa besar (persentase)
(pilih satu jawaban)
1. Dibawah 30%
2.Diatas 30% hingga 50%
3.Diatas 50%
Kemampuan bayar angsuran kredit dimasa mendatang
10
(3,6,12 bulan) diperkiranan……….: (pilih satu jawaban)
1.Normal seperti biasa sebelum COVID-19
2.Penurunan hingga 30%-50%
3.Penurunan hingga diatas 50% (separuh lebih)
Jika dimungkinkan maka pilihan terbaik untuk kewajiban
11 angsuran kredit harus dilakukan tindakan …. (pilih satu
jawaban)
1.Tdk ada perubahan seperti sebelum COVID-19
2.Dilakukan Restrukurisasi (Keringanan)
3.Tdk membayar sama sekali hingga kondisi normal
Jika dilakukan restrukturisasi kredit maka saya mohon
12
dibantu (piluh satu jawaban) :
1. Penjadwalan ulang/perpanjangan jangka waktu
Angsuran / cicilan kredit
2.Penurunan Bunga Kredit
3.Pemberian masa tenggang untuk angsuran

16
Apakah anda yakin setelah COVID-19 berakhir,
13 usaha/pekerjaan anda mampu bangkit kembali (Pilih satu
jawaban) :
1.Sangat Yakin
2.Cukup Yakin
3.Tidak Yakin
Jika dilakukan restrukturisasi kredit, maka anda yakin
14 mampu menyelesaikan krdit tersebut ; (Pilih satu
jawaban)
1.Sangat Yakin
2.Cukup Yakin
3.Tidak Yakin
Apakah anda menjamin kebenaran informasi yang
diberikan di kuestioner ini dan memastikan apabila BPR
15 memberikan restruktrurisasi kredit, maka anda
berkomitmen untuk mentaati dan menjamin kelancaran
(pilih satu jawaban)
1.Ya, Saya menjamin
2.Mudah2an Lancar
3. Tidak Tahu
Apabila memberikan Agunan Sertifikat Tanah & Bangunan,
apakah agunan masih dikuasai dan atau sama persis
16
kondisinya sewaktu Pengajuan Kredit : (Pilih satu
jawaban)
1.Ya dikuasai penuh, sama sewaktu Pengajuan Kredit,
penggunaan sama (untuk asuransi kebakaran)
2. Saat ini dikontrakkan/disewakan/dipakai pihak lain
dengan Perjanjian Pengosongan sewaktu-waktu dan tidak
sesuai penggunaan (asuransi kebakaran)
3.Dikuasai pihak lain tanpa Perjanjian Pengosongan
Apabila memberikan Agunan Kendaraan Bermotor, apakah
angunan masih dikuasai dan atau sama persis kondisinya
17
sewaktu Pengajuan Kredit dan diperlihatkan keberadaan &
penguasannya :
1. Ya dikuasai penuh, sama sewaktu pengajuan Kredit,
dapat diperlihatkan kepada BPR dan penggunaan sama
(untuk asuransi komprehensif atau total loss)
2.Saat ini disewakan/dipakai pihak lain dengan Perjanjian
sewa yg tujuan pemakaian tidak sesuai dengan
kesepakatan dipermohonan kredit (asuransi)
3. Dikuasai pihak lain tanpa kemampuan menarik Kembali

Saya menyatakan sesungguhnya dan sejujur-jujurnya mengisi kuestioner asesmen kredit ini tanpa tekanan dan
arahan dari pihak manapun termasuk dari Karyawan BPR yang hanya menjelaskan maksud pertanyaan2 diatas,
sehingga saya siap dan bersedia mempertanggungjawabkan kebenaran kuestioner ini. Kemudian saya juga siap
kooperatif dengan BPR untuk langkah2 selanjutnya untuk kepastian penyelesaian hutang / kredit dan segera
menyiapkan data yang diperlukan dan memberikan data yang jujur / tidak fiktif / tidak direkayasa.

Karanganyar, ………………..

Nasabah BPR Kandimadu Arta

………………………….LAMPIRAN -2
Nama Jelas
17
LAMPIRAN-2

SURAT PERNYATAAN DAN PENGAJUAN


RESTRUKTURISASI KREDIT DEBITUR DAMPAK COVID-19

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : …………………………………………
Tempat,tgl lahir : …………………………………………
Pekerjaan : …………………………………………
Alamat : …………………………………………
Sektor Ekonomi : …………………………………………
Dengan ini saya menyatakan dengan sebenarnya, bahwa :

1. Saya telah menerima fasilitas kredit dari


PT. BPR.KANDIMADU ARTA sbb :
a. No rekening : …………………
b. Plafond Kredit : Rp.……………………….
c. jangka waktu Kredit : ………….bulan
d. Tanggal Valuta & JT : ………………………..s/d ………………………
e. Penggunaan : ………………………………….
f. Sektor Ekonomi : ………………………………….
g. Bidang Usaha : …………………………………..
2. Saya dan usaha saya terkena dampak secara langsung / tidak langsung atas Perkembangan penyebaran
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) dengan penjelasan perkembangan usaha saya saat ini sebagai berikut
:
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
Dengan ini Saya mengajukan permohonan restrukturisasi kredit sebagai berikut :
a. Plafond Kredit : Rp.……………………………..
b. jangka waktu Kredit : ………… .bulan
c. Grace Period :……………bulan
d. Jenis Penggunaan : ………………………………….
e. Bidang Usaha/SE : ………………………………….

3. Saya bersedia di survey ulang dan bersedia menaati ketentuan Restrukturisasi kredit dan bersedia untuk
dilakukan pencarian ulang informasi keuangan melalui SLIK di
PT.BPR.KANDIMADU ARTA
Demikian pernyataan dan pengajuan ini saya buat dengan sebenar – benarnya tanpa ada paksaan dari pihak
manapun, dengan keadaan sehat jasmani dan rohani serta dapat di pertanggung jawabkan di hadapan hukum yang
berlaku.

…………………….., …………..
Yang menyatakan & Mengajukan Mengetahui,
Istri / Suami

Meterai

Rp. 10.000

( …………………………………. ) ( ……………………………….)

18
LAMPIRAN - 3

PERMOHONAN PENAMBAHAN FASILITAS KREDIT BARU

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : ………………………………………………….
Tempat,tgl lahir : ………………………………………………….
Pekerjaan : ………………………………………………….
Alamat : ………………………………………………….

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Saya telah menerima fasilitas kredit dari

PT.BPR Kandimadu Arta sbb :


a. Plafond Kredit : Rp……………………….
b. jangka waktu Kredit : ………….bulan
c. Tanggal Valuta & JT : ………………………..s/d ………………………
d. enis Penggunaan : ………………………………….
e. Sektor Ekonomi : ………………………………….
f. Bidang Usaha : …………………………………..

2. Saya dan usaha saya terkena dampak secara langsung / tidak langsung atas Perkembangan penyebaran
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) dengan penjelasan perkembangan usaha saya saat ini sebagai berikut
:
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………

3. Dengan ini saya mengajukan penambahan fasilitas kredit baru yaitu :


a. Plafond Kredit : Rp…………………….
b. Grace Periode :……………bulan
c. jangka waktu Kredit : ………… .bulan
d. Penggunaan : ………………………………….
e. Sektor Ekonomi : ………………………………….
f. Bidang Usaha : …………………………………..

Sehubungan dengan permohonan penambahan fasilitas kredit baru tersebut, maka saya bersedia di survey ulang
dan melengkapi dokumen permohonan, dan bersedia untuk dilakukan pencarian informasi keuangan saya melalui
SLIK oleh
PT.BPR KANDIMADU ARTA

Demikian permohonan ini saya sampaikan untuk dipergunakan sebagaimana mestinya,

…………………….., …………..
Yang menyatakan & Mengajukan Mengetahui,
Istri / Suami

Meterai

Rp. 10000

( …………………………………. ) ( ……………………………….)

19
REKAP PENILAIAN DEBITUR RESTRUKTURISASI - TERDAMPAK COVID-19
PERIODE PENILAIAN : Tgl____Bln___ Tahun_____ VARIABEL PENILAIAN KESIMPULAN
Kolektibi Tunggak Terdapat Tunggakan hari Pinjaman Agunan
litas an hari Masih membayar Jatuh tempo TIDAK
MASIH
Nomor terakhir - Usaha Kemamp walau tidak rutin paling besar 180 belum lunas diketahui MAMPU TINDAK
No Nama Debitur Baki debet per MAMPU
Rekening per Berjalan uan dalam jangka waktu setelah dilakuka atau JT dan BERTAHA LANJUT
BERTAHAN
periode periode 6 bulan tetapi tidak N

20
Laporan Laporan Bayar restrukturisasi diperpanjang dikuasai
1
2
3
4
LAMPIRAN - 3a

5
Beri tanda Centang √ jika memenuhi syarat sesuai variabel pada kolom
LAMPIRAN-4

LAPORAN STIMULUS KREDIT/ PENYEDIAAN DANA LAIN YANG DINILAI


BERDASARKAN KETEPATAN PEMBAYARAN

Nama Bank : ……………………………………………………………………..


Posisi Laporan : ………………………………………………………………………

No Nama CIF Sektor Plafond Baki Kualitas Keterangan


Debitur Ekonomi Debet Aset

21
LAMPIRAN-5
LAPORAN STIMULUS KREDIT RESTRUKRUSISASI

Nama Bank : ………………………………………………………………….


Posisi Laporan : ………………………………………………………………….

No Nama CIF Sektor Plafond Baki Kualitas Aset Keterangan


Debitur Ekonomi Debet Sebelum
Direstrukturisasi

22
LAMPIRAN-6
LAPORAN DAMPAK COVID-19

Nama Bank :…………… Posisi


Laporan :…………….
No. Nama No. Jenis Sektor Outstanding Kolektibilitas Keterangan Langkah
Debitur Rekening Usaha Ekonomi Antisipasi
yang
telah
dilakukan

23
LAMPIRAN - 7

Asesmen Penilaian Debitur Perpanjangan Restrukturisasi Kredit


Tanggal : …...............
Nama Debitur : …...........
Plafond : Rp….......
Tunggakan Bunga Rp. ….............
Restrukturisasi Sejak : ….........................
Bentuk Restrukturisasi Awal : …................................

No FAKTOR PARAMETER KATEGORI RISIKO SCORE RISIKO


A 1.Tenor Restrukturisasi Kredit ≤ 3 bln 1 Rendah
2.Tenor Restrukturisasi Kredit >3≤6 bln 2 Sedang
3.Tenor Restrukturisasi Kredit > 6 bln 3 Tinggi

B 1.Masa Tenggang Pokok 1 Rendah


2.Masa Tenggang Pokok & Bunga 2 Sedang
3.Lain2 (Tdk Bayar,Turun Bunga) 3 Tinggi

C 1.Usaha msh jalan, omzet <70%≤50% 1 Rendah


2.Usaha masih jalan, omzet <50% 2 Sedang
3.Usaha tidak jalan sama sekali 3 Tinggi

D 1.Arus Kas + (positif) & membaik * 1 Rendah


2.Arus Kas mulai + (positif) 2 Sedang
3.Arus Kas masih - (negatif) 3 Tinggi

E 1.Sdh melakukan D.E.L ** 1 Rendah


2.Bersedia belajar D.E.L 2 Sedang
3.Tidak Bersedia D.E.L 3 Tinggi

F 1.Rasio Risiko2 : < 2,1 *** 1 Rendah


2.Rasio Risiko2 : > 2,1< 3,1 2 Sedang
3.Rasio Risiko2 : > 3,1 3 Tinggi

G 1.Dana Kredit O/S tervalidasi >80% 1 Rendah


2.Dana Krdt O/S tervalidasi <80>50% 2 Sedang
3.Dana Krdt O/S tervalidasi <50% 3 Tinggi

H 1.Agunan terawat & dikuasai 100% 1 Rendah


2.Agunan Kurang terawat & disewakan 2 Sedang
3.Agunan Tdk terawat & Tdk Dikuasai 3 Tinggi

8 Rendah
SKOR AKHIR ≥8 ≤ 16 Sedang 0
≥ 16 Tinggi

Restrukturisasi ulang kembali kondisi normal **** Rendah


Perpanjang dgn syarat2 menuju normal ***** Sedang KESIMPULAN
Tidak perpanjang RK, Selesaikan dgn cara lain ****** Tinggi

* Arus Kas dihitung dgn Aplikasi Arus Kas yakni Uang Masuk lebih besar banding uang keluar

** D.E.L : Digitalisasi pemasaran, Edukasi Mnjn Usaha, Literasi keuangan (Upaya BPR Mendorong Debitur bangkit dgn
pelatihan)

*** Rasio Risiko2 diperoleh dari Aplikasi Rasio Risiko2 Kredit

**** Restruk Ulang kembali ke kondisi kredit awal

***** Restrukturisasi dgn syarat2 sk bunga & angsuran menuju normal

****** Selesaikan dgn Litigasi (7 Cara) & Non Litigasi (6 cara)

24
LAMPIRAN - 8

PPAP
KREDIT YANG DIRESTRUKTURISASI BULAN:

PAAP YANG
NO.U NO. REK. NILAI AGUNAN YANG SEBELLUM
NAMA PLAFOND BAKI DEBET NILAI AGUNAN JENIS AGUNAN KOL TELAH RESTRUKTURISASI
RUT PINJAMAN DIPERHITUNGKAN
DIBENTUK
JML TUNGGAKAN
(HARI)

1
2
3
4
5
6 -
7 -
8 -
9 -
1 -
2 -
3 -
4 -
5 -
6 -
7 -
8 -
9 -
JUMLAH - - - -

SELF ASSESMENT
PENJELASAN
HISTORI RESTRUKTURISASI POTENSI BIAYA PPAP YANG HARUS DIBENTUK

RESTRUKTURISASI
RESTRUK 1 RESTRUK 2 RESTRUK 3 RESTRUK 4 PPAP KHUSUS
TERAKHIR TOTAL JUMLAH
KEKURANGAN
TUNGGAKAN KOL Kegagalan Restrukturisasi
(HARI) PPAP
JML TUNGGAKAN JML TUNGGAKAN JML TUNGGAKAN JML TUNGGAKAN JML TUNGGAKAN YANG SEHARUSNYA
(HARI) (HARI) (HARI) (HARI) (HARI) DIBENTUK

- - - -
- - - -
- - - -
- - - -
- - - -
- - - -
- - - -
- - - -
- - - -
- - - -
- - - -
- - - -
- - - -
- -

25
LAMPIRAN - 9

PERHITUNGAN ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR)


POJK NO. 5 /POJK.03/2015 TGL. 31 MARET 2015
NOMINAL SETELAH BOBOT
KOMPONEN NOMINAL PPAP KHUSUS ATMR
DIKURANGI PPAP RESIKO
1 Kas 0% -
2 Sertifikat Bank Indonesia (SBI) 0% -
Penempatan pada bank lain dalam bentuk giro, deposito berjangka,
3 - 20% -
sertifikat deposito, tabungan, dan tagihan lainnya kepada bank lain.

Kredit yang diberikan dengan agunan bersifat likuid berupa SBI, surat utang
yang diterbitkan oleh Pemerintah Republik Indonesia, tabungan dan/atau
4 deposito yang diblokir pada BPR yang bersangkutan berdasarkan perjanjian - 0% -
antara BPR dan nasabah disertai dengan surat kuasa pencairan, dan logam
mulia, sebesar nilai terendah antara agunan dan baki debet.

Kredit yang diberikan dengan agunan berupa emas perhiasan yang disimpan
5 - 15% -
atau dibawah penguasaan BPR.
6 Kredit kepada/dijamin bank lain atau Pemerintah Daerah - 20% -
Bagian dari kredit yang dijamin oleh Badan Usaha Milik Negara/Daerah
7 - 20% -
(BUMN/BUMD) yang melakukan usaha sebagai penjamin kredit.
Kredit dengan agunan berupa tanah dan rumah tinggal/rumah toko/rumah
8 - 30% -
kantor yang diikat oleh hak tanggungan pertama

Kredit dengan agunan berupa tanah dan rumah tinggal/rumah toko/rumah


9 kantor yang memiliki sertifikat yang dikuasai oleh BPR dan didukung dengan - 50% -
surat kuasa menjual namun tidak diikat dengan hak tanggungan pertama.

Kredit kepada BUMN/BUMD atau kredit yang dijamin oleh BUMN/BUMD


10 yang melakukan usaha penjaminan kredit namun tidak memenuhi - 50% -
persyaratan untuk diberikan bobot risiko sebesar 20%.
11 Kredit kepada Pegawai/Pensiunan. - 50% -
12 Kredit yang diberikan kepada usaha mikro dan kecil. - 70% -
Kredit dengan agunan berupa kendaraan bermotor, kapal atau perahu
13 bermotor yang disertai dengan bukti kepemilikan dan telah dilakukan - 70% -
pengikatan secara fidusia sesuai peraturan perundang-undangan.
14 Tagihan atau kredit lainnya yang tidak memenuhi kriteria bobot risiko di - 100% -
15 Tagihan atau kredit yang telah jatuh tempo atau dengan kualitas macet. - 100% -
Agunan yang diambil alih (AYDA) yang belum melampaui 1 (satu) tahun
16 0% -
sejak tanggal pengambilalihan.
Agunan Yang Diambil Alih (AYDA) yang telah melampaui 1 (satu) tahun sejak
17 -
tanggal pengambilalihan.
18 Aset tetap, inventaris, dan aset tidak berwujud. 100% -
19 Aktiva lain selain tersebut di atas 100% -
Jumlah ATMR Sebelum Perhitungan Selisih Lebih PPAP Umum -

26
LAMPIRAN - 10

KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM


POJK NO. 5 /POJK.03/2015 TGL. 31 MARET 2015

JUMLAH SETIAP % YANG


KOMPONEN MODAL JUMLAH
KOMPONEN DIPERHITUNGKAN

MODAL
I MODAL INTI
1. MODAL INTI UTAMA
a. Modal Disetor 100% -
b. Cadangan Tambahan Modal
1) Agio 100% -
2) Dana setoran modal 100% -
3) Modal sumbangan 100% -
4) Cadangan umum 100% -
5) Cadangan tujuan 100% -
6) Laba tahun-tahun lalu 100% -
Laba tahun berjalan setelah dikurangi kekurangan PPAP (maksimum
7) Paling Tinggi 50%
50% setelah dikurangi taksiran hutang PPh) -
- Laba tahun berjalan
- Kekurangan pembentukan PPAP -/-
- Taksiran Utang PPH -/-
8) Pajak tangguhan (deferred tax) -/- 100% -
9) Goodwill -/- 100% -
10) Disagio -/- 100% -
11) AYDA -/- 100% -
- AYDA berupa tanah dan/atau bangunan
- Melampaui jangka waktu 1 s.d. 3 tahun sejak pengambilalihan
sebesar nilai tercatat pada laporan posisi keuangan BPR -/-
- Melampaui jangka waktu 3 s.d. 5 tahun sejak pengambilalihan
sebesar nilai tercatat pada laporan posisi keuangan BPR -/-
- Melampaui jangka waktu 5 tahun sejak pengambilalihan sebesar
nilai tercatat pada laporan posisi keuangan BPR -/-
- AYDA berupa kendaraan bermotor, kapal, perahu bermotor, alat berat,
dan/atau mesin yang menjadi satu kesatuan dengan tanah
- Melampaui jangka waktu 1 s.d. 2 tahun sejak pengambilalihan
sebesar nilai tercatat pada laporan posisi keuangan BPR -/-
- Melampaui jangka waktu 2 tahun sejak pengambilalihan sebesar
nilai tercatat pada laporan posisi keuangan BPR -/-
- AYDA selain berupa tanah dan/atau bangunan serta kendaraan bermotor,
kapal, perahu bermotor, alat berat, dan/atau mesin yang menjadi satu
kesatuan dengan tanah yang telah melampaui jangka waktu 1 tahun -/-
12) Rugi tahun-tahun lalu -/- 100% -
13) Rugi tahun berjalan -/- 100% -
Sub Total (a+b) -
2. MODAL INTI TAMBAHAN 100% -
3. JUMLAH MODAL INTI (I.1 + I.2) -
II. MODAL PELENGKAP
Komponen modal yang memenuhi persyaratan tertentu (paling tinggi sebesar Paling Tinggi 50%
1. -
50% dari modal inti) dari modal inti
2. Surplus revaluasi aset tetap 100% -
Penyisihan Penghapusan Aset Produktif Umum (paling tinggi sebesar 1,25% Paling tinggi 1,25%
3. -
dari ATMR) dari ATMR
Jumlah Modal Pelengkap (paling tinggi sebesar 100% dari Modal Inti) (II.1 + Paling tinggi 100%
4.
II.2 + II.3) dari modal inti -
III. JUMLAH MODAL INTI DAN MODAL PELENGKAP (I.3 + II.4) -
IV. ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR)
1. Jumlah ATMR sebelum perhitungan selisih lebih PPAP umum -
Selisih lebih PPAP umum yang wajib dihitung dari batasan PPAP umum yang
2. -
dapat diperhitungkan sebagai modal pelengkap -/-
3. Aset Tertimbang Menurut Risiko -
V. RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM = III : IV.3 0,00%
Jumlah kekurangan modal untuk mencapai rasio KPMM sebesar 12% dari ATMR -
VI RASIO MODAL INTI = I.3 : IV.3 0,00%
Jumlah kekurangan modal untuk mencapai rasio modal inti sebesar 8% dari ATMR -

27
Risiko Likuiditas
Pengungkapan Profil Maturitas
Posisi Tanggal Laporan :____________________ Posisi Tanggal Laporan :____________________
Jatuh Tempo Jatuh Tempo
Kategori Portofolio Saldo Saldo
>7 hari s.d > 1 bulan s.d. > 3 bulan > 6 bulan s.d. > 1 bulan s.d. 3 > 3 bulan s.d. 6 > 6 bulan s.d.
< 7 hari >12 bulan < 7 hari ≤ 1 bulan >12 bulan
≤ 1 bulan 3 bulan s.d. 6 bulan 12 bulan bulan bulan 12 bulan
NERACA
A. Aset - - - - - - - - - - - - - -
1. Kas - -
2. Penempatan pada Bank Indonesia - -

28
3. Penempatan pada Bank Lain - -
4. Surat Berharga yang Dimiliki - -
5. Kredit yang diberikan - -
6. Aset lainnya - -
B. Liabilitas - - - - - - - - - - - - - -
1. Dana Pihak Ketiga
a. Tabungan - -
b. Deposito - -
c. Lainnya - -
2. Liabilitas kepada Bank Indonesia - -
LAMPIRAN - 11
3. Liabilitas kepada Bank Lain - -
4. Pinjaman yang Diterima - -
5. Liabilitas Lainnya - -
Selisih (A-B) - - - - - - - - - - - - - -
LAMPIRAN - 12
CASH RATIO
KOMPONEN MINGGU 1 MINGGU 2 MINGGU 3 MINGGU 4 JUMLAH RATA
Alat Likuid :
- Kas 0 0
- Penanaman Bank Lain (Giro + Tabungan) 0 0
- Tabungan bank lain di BPR -/- 0 0
Total Alat Likuid 0 0 0 0 0 0

Utang Lancar :
- Kewajiban Segera 0 0
- Tabungan 0 0
- Deposito 0 0
Total Hutang Lancar 0 0 0 0 0 0

CASH RATIO 0,00%

29

Anda mungkin juga menyukai