Anda di halaman 1dari 6

BAB VIII

PENGENDALIAN MUTU

A. Pengertian
Mutu Pelayanan harus memiliki standart mutu yang jelas, artinya setiap jenis
pelayanan haruslah mempunyai indikator dan standarnya. Dengan demikian
pengguna jasa dapat membedakan pelayanan yang baik dan tidak baik melalui
indikator dan standartnya
B. Indikator Mutu Pelayanan dan Standar Mutu Unit IGD
Mutu terkait dengan Input , Proses, Output Pengukuran mutu pelayanan kesehatan
dapat diukur dengan menggunakan 3 variabel, yaitu : Indikator mutu input, proses
dan output.Pengukuran ketiga indikator tersebut sebagai berikut:
1. Indikator input
Input ialah segala sumber daya yang diperlukan untuk melakukan pelayanan
kesehatan, diantaranya tenaga. , fasilitas. peralatan,. Pelayanan kesehatan yang
bermutu memerlukan dukungan input yang bermutu pula. indikator input IGD
diperlukan agar manajemen dapat mengevaluasi sejauh mana kemampuan
manajemen memenuhi sumberdaya di IGD.
Indikator input adalah kelengkapan peralatan, kelayakan peralatan dan
ketersediaan SDM., sehagai berikut
a. Kelengkapan Peralatan
 Tujuan
Untuk menilai sampai sejauh mana manajemen berhasil memenuhi
kelengkapan minimal peralatan medis pada masing- masing unit pe!
ayanan.
 Cara Mengukur:
Bobot Peralatan yang ada x 100%
Bobot Peralatan sesuai Standar
 Sumber Data
Daftar Inventaris Rumah sakit / Sistern Informasi Manajemen Aset
 Waktu Pengukuran : Akhir Tahun Buku
 Petugas Pengukur : Masing - masing Unit Pelayanan
 Pemilik Indikator : Bidang Pelayanan Medis
 Standart : 80%
b. Kelayakan Peralatan
 Tujuan
Untuk memenuhi sampai sejauh mana Manajemen berhasil memenuhi
kelayakan minimal peralatan medis pada masing-masing unit
pelayanan.
 Cara Mengukur
Peralatan yang memiliki sertifikat kalibrasi
X I00%
Peralatan yang wajib kalibrasi

Peralatan dengan kondisi baik


X 100%
Peralatan yang ada

 Sumber Data :Laporan Hasil Inventarisasi Peralatan


 Waktu Pengukuran : Akhir Tahun Anggaran
 Petugas Pengukur : Masing - masing Unit Pelayanan
 Pemilik Indikator : Unit Sarana Prasarana
 Standart: 80%
c. Ketersediaan SDM
 Tujuan
Untuk menilai sarnpai sejauh mana Rumah sakit berhasil memenuhi
ketersediaan tenaga pelayanan minimal sesuai Rumah Sakit Type C.
 Cara Mengukur :
Tenaga per unit pelayanan x Bobot
X 100%
Tenaga sesuai Standar x Bobot
 Sumber Data : Daftar Pegawai
 Waktu Pengukuran : Akhir Tahun Anggaran
 Petugas Pengukur : Kasie. Ketenagaan Keperwatan dan HRD
 Pemilik Indikator : HRD
 Standart : 80%
d. Ketersediaan Ruangan
 Tujuan
Untuk memenuhi sampai sejauh mana Manajemen berhasil memenuhi
kelengkapan minimal luas ruangan pelayanan rnedis sesuai Rumah
Sakit Type C.
 Cara Mengukur
Luas ruangan per unit pelayanan
X 100%
Luas ruangan sesuai standar
 Sumber Data : Daftar Inventaris Gedung
 Waktu Pengukuran : Akhir Tahun Anggaran
 Petugas Pengukur : PJ Sarana prasaran
 Pemilik Indikator : Sub Bag Rumah Tangga
 Standar : 80%
2. Indikator proses
Proses ialah interaksi profesional antara pemberi pelayanan dengan konsumen
(pasien/masyarakat).
Proses ini merupakan variabel penilaian mutu yang penting.
a. Dilaksanakannya Audit Mutu Internal setahun 2X, sesuai dengan
Prosedur Mutu Audit
b. Dilaksanakannya survey akreditasi tahap 3 tahun sekali, sesuai dengan
jadwal suvei akreditasi.
c. Dilaksanakan evaluasi kegiatan pelayanan Unit IGD tiap bulanan
3. Indikator output
Output ialah basil pelayanan kesehatan, merupakan alat untuk menilai mutu
pelayanan.
Indikator Mutu Pelayanan IGD
JENIS INDIKATOR STANDART
PELAYANAN PELAYANAN
MINIMAL
(SPM)
IGD 1. Kemapuan menangani live 100%
saving anak dan dewasa
2. Pemberi pelayanan gawat 100%
darurat yang bersertifikat
yang masih berlaku
3. Waktu tanggap pelayanan ≤ 5 menit
dokter di gawat darurat terlayani setelah
pasien dating
4. Kepuasan pelanggan ≥ 70%
5. Kematian pasien < 24 jam ≤ 2 /1000
(pasien pindah
ke rawat inap
setelah 8 jam)

Agar indikator tersebut dapat dimonitor dan dievaluasi diperlukan informasi


formula penghitungan, standar minimal, periode pengukuran, sumber data,
pengumpul data, pembuat laporan dan periode analisa.
BAB IX
PENUTUP

Dengan ditetapkannya pedoman pelayanan IGD di RS Harapan Mulia


diharapkan dalam pelaksanaannya dapat diaplikasikan dengan benar dalam memberi
pelayanan kepada klien di IGD.
Petujuk teknis pelayanan di IGD ini disusun dalam rangka memberikan acuan di
RS RS Harapan Mulia dalam menyelanggarakan pelayanan yang bermutu, aman, efektif
dan efesien dengan mengutamakan keselamatan pasien.
Dalam proses pelaksanaan pedoman pelayanan akan menghadapi banyak
kendala diantaranya tenaga perawat, dokter IGD, kebijakan Manajemen RS Harapan
Mulia dan pihak-pihak terkait lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

PERMENKES NO : 129/Menkes/sk/II/2008; tentang Standar Pelayanan Minimal


Rumah sakit,MENKES; 2018

PERMENKES NO 47 tahun 2018 tentang pelayanan kegawat daruratan Rumah Sakit.


MENKES; 2018

Anda mungkin juga menyukai