Herawanto
www.yourwebsite.com
1. PERKEMBANGAN KASUS COVID - 19
3
PERKEMBANGAN KASUS COVID-19 GLOBAL
6
PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN JAWA BARAT 2020
• Ekonomi Jawa Barat tw I 2020 melambat menjadi sebesar 2,73% (yoy), terendah sejak tahun 2011. Dari sisi permintaan, hal ini disebabkan
perlambatan pada seluruh komponen seiring dengan menurunnya permintaan global dan domestik sebagai dampak COVID-19.
• Dari sisi lapangan usaha, perlambatan juga terjadi pada hampir seluruh sektor, kecuali sektor konstruksi yang masih terpantau stabil pada
triwulan I 2020 seiring dengan masih berlanjutnya proyek infrastruktur di Jawa Barat seperti Tol Cisumdawu dan Pelabuhan Patimban.
• Perlambatan pada konsumsi rumah tangga seiring dengan penurunan daya beli masyarakat akibat kebijakan social distancing yang
mempengaruhi aktivitas dunia usaha sehingga berdampak pada penurunan pendapatan.
• Perlambatan kinerja industri pengolahan didorong oleh penurunan permintaan ekspor seiring dengan kondisi ekonomi negara mitra dagang
yang melambat. Hal ini juga dipengaruhi oleh melambatnya investasi fisik karena menurunnya kepercayaan investor akibat tingginya
ketidakpastian ekonomi global pada periode COVID-19.
Source
of 5,39% 5,67% 5,15% 4,11% 5,07%
Growth 2,73%
7
PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN JAWA BARAT 2020
• Perlambatan ekonomi pada triwulan I 2020 disebabkan oleh perlambatan seluruh komponen pengeluaran dan komponen lapangan usaha,
kecuali sektor konstruksi yang masih terpantau stabil.
Konsumsi rumah tangga tumbuh 3,04% (yoy), melambat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 4,12% (yoy)
dan lebih rendah dibanding perkiraan. Melambatnya konsumsi RT pada triwulan I 2020 disebabkan oleh daya beli
masyarakat yang cenderung menurun seiring dengan perlambatan kinerja lapangan usaha utama terkait
kebijakan social distancing untuk mencegah penyebarluasan COVID-19.
Investasi tumbuh sebesar 0,71% (yoy), melambat dibandingkan triwulan IV 2019 yang tumbuh sebesar 4,13%
I
(yoy). Perlambatan disebabkan oleh menurunnya investasi fisik, terutama barang modal seiring dengan
berkurangnya kepercayaan investor akibat ketidakpastian global dan terganggunya rantai produksi sebagai
dampak COVID-19.
Konsumsi pemerintah tumbuh sebesar 4,33% (yoy) atau melambat dari triwulan IV 2019 sebesar 5,13%
(yoy). Hal tersebut diakibatkan realisasi anggaran Pemprov Jabar yang baru mencapai 4,65% sampai
dengan triwulan I 2020, lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019.
10
PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA BARAT TRIWULAN I 2020 MELAMBAT
Pertumbuhan ekspor pada triwulan I 2020 terkontraksi sebesar -2,50% (yoy) dibandingkan triwulan IV 2020
sebesar 1,71% (yoy). Hal ini dipengaruhi oleh faktor ekonomi global yang masih terus melambat sehingga
berdampak pada volume perdagangan dunia yang menurun.
Impor LN mengalami kontraksi sebesar -4,89% (yoy), lebih dalam dibandingkan kontraksi pada triwulan IV
M 2019 sebesar -2,80% (yoy). Kondisi tersebut disebabkan oleh menurunnya impor bahan baku dan barang
modal dari China sebagai pemasok utama industri di Jawa Barat.
11
INVESTASI JAWA BARAT TRIWULAN I 2020 MENURUN
• Terdapat 11 proyek investasi multiyear yang sedang on-going di Jawa Barat dan diperkirakan dapat menahan perlambatan investasi yang lebih dalam di Jawa
Barat, khususnya pada tahun 2020.
Kinerja industri pengolahan tumbuh melambat sebesar 1,58% (yoy), lebih rendah
dibandingkan triwulan IV 2019 sebesar 2,08% (yoy) seiring dengan penurunan
INDUSTRI permintaan ekspor menyusul tren perlambatan ekonomi dunia, khususnya negara
mitra dagang utama seperti AS, Jepang, ASEAN, dan China.
PENGOLAHAN
Kinerja sektor perdagangan tumbuh sebesar 0,15% (yoy), melambat sangat dalam
dibandingkan triwulan IV 2019. Hal ini disebabkan oleh daya beli masyarakat
PERDAGANGAN cenderung menurun serta terbatasnya aktivitas kegiatan masyarakat. Hal ini juga
terkonfirmasi dari penurunan penjualan mobil pada triwulan I 2020.
3.77
2.67
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I Apr
2015 2016 2017 2018 2019 2020
• Melengkapi stimulus fiskal jilid I dan jilid II, Pemerintah mengeluarkan stimulus fiskal jilid III dengan total intensif diprakirakan sebesar Rp 430,4
triliun yang difokuskan untuk sektor kesehatan, jarring pengaman sosial dan dukungan bagi industri.
Sumber: Perkembangan Sektor Jasa keuangan Di tengah Pandemi COVID-19, OJK 6 April 2020
Sumber : OJK
“Kill the virus, but not the
Sumber: Peraturan OJK, disarikan Sumber: HIMBARA
economy…”
“Kill the virus, but not the economy…” 22
Pemanfaatan Relaksasi Pajak Pusat dan Daerah di Jawa Barat
Beberapa stimulus/insentif telah dilakukan pemerintah pusat terkait dengan pajak, juga dilakukan oleh pemerintah provinsi, kota dan kabupaten sesuai dengan
kewenangannya untuk menanggapi dampak COVID-19. Insentif fiskal yang diberikan utamanya terkait dengan sektor industri, sektor pariwisata (termasuk hotel
dan restoran), pajak penghasilan serta pajak kendaraan untuk menjaga daya beli masyarakat.
INSENTIF FISKAL
Sebagian pelaku usaha, Adanya relaksasi pajak hotel
Tenaga kerja khususnya pada khususya industri sudah Adanya relaksasi pajak
dan restoran oleh pemerintah
sektor industri menyambut memanfaatkan pembebasan kendaraan bermotor oleh
kota dan kabupaten di Jawa
positif relaksasi PPh 21 bea masuk impor. Namun Pemprov Jawa Barat melalui
Barat. Sebagai contoh: Peraturan
selama periode pandemi. demikian, beberapa perusahaan program Triple Untung, yaitu
Wali Kota Bogor No.20/2020
menyatakan belum memahani pembebasan denda pajak
bagi pajak restoran, hotel,
secara teknis prosesnya dan kendaraan bermotor,
hiburan, dan parkir yang
sebagian menyatakan kebijakan pembebasan pokok & denda
Beberapa pelaku usaha di diterbitkan itu sebagai stimulus
ini belum dapat secara optimal BBNKB II, pembebasan tarif
Jawa Barat sudah atau keringanan bagi dunia
dimanfaatkan karena proses progresif poko tunggakan balik
memanfaatkan relaksasi PPh usaha terutama restoran, hotel,
impor yang terkendala akibat nama sampai dengan 31 Mei
25 Badan hiburan, dan parkir hingga 30
pandemi. 2020.
Juni 2020.
Perluasan PKH
“Kill the virus, but not the economy…” Sumber: Dinsos Jawa Barat 24
Perkembangan Social Safety Net di Jawa Barat
Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) adalah bansos yang penyalurannya secara non tunai dan hanya dapat ditukarkan dengan bahan pangan sesuai
kebutuhan di e-Warong. Bahan pangan yang dapat ditukarkan antara lain sumber karbohidrat, sumber protein dan sumber vitamin. Saat ini, penyaluran
BPNT di Jawa Barat telah dilakukan oleh 4 bank Pemerintah yaitu BNI, BRI, Mandiri dan BTN.
2. BPNT
Bansos Non Tunai di Jawa Barat dilakukan oleh 4 Bank Pemerintah dengan pembagian sebagai berikut:
a. BNI : Kota Bandung, Kota Cimahi, Kota Bogor, Kota Sukabumi, Kota Bekasi, Kota Depok, Kota Banjar, Kota Tasikmalaya,
Kab. Bandung, Kab. Bandung Barat, Kab. Sukabumi, Kab. Karawang, Kab. Indramayu, Kab. Cirebon, Kab Garut, Kab.
Purwakarta, Kab. Kuningan, Kab. Bekasi, Kab. Bogor (19 Daerah)
b. BRI : Kab. Subang, Kab. Majalengka, Kab. Sumedang, Kab. Tasikmalaya, Kab. Pangandaran, Kab. Cianjur, Kota Banjar (7
Daerah)
c. Mandiri : Kab. Ciamis (1 Daerah)
d. BTN : Kota Cirebon (1 Daerah)
“Kill the virus, but not the economy…” Sumber: Dinsos Jawa Barat 25
Perkembangan Social Safety Net di Jawa Barat
Bansos sembako Presiden merupakan bansos yang berasal secara langsung dari Presiden dan hanya berlaku di wilayah Bogor, Depok dan Bekasi
(Bodebek) yang merupakan daerah epicentrum COVID-19. Bantuan sembako Presiden akan diberikan selama 3 bulan (Mei, Juni dan Juli).
3. Sembako
Presiden
Kuota dan Realisasi Bansos Sembako Bentuk Bantuan dan Besaran Manfaat
“Kill the virus, but not the economy…” Sumber: Dinsos Jawa Barat 26
Perkembangan Suku Bunga Perbankan di Jawa Barat
Kebijakan moneter akomodatif melalui penurunan suku bunga acuan BI7DRRR diikuti dengan trend penurunan suku bunga perbankan di
Jawa Barat.
INSENTIF MONETER
6,50%
6,00%
5,50%
5,00%
4,50%
4,00%
17 Januari 2019
23 Januari 2020
21 Maret 2019
19-Sep-19
19 Maret 2020
16 Mei 2019
19 Desember 2019
20 Februari 2020
22 Agustus 2019
21 Februari 2019
20 Juni 2019
18 Juli 2019
25-Apr-19
24 Oktober 2019
21 Nopember 2019
14-Apr-20
Kredit/Pembiayaan Terdampak
Kredit/Pembiayaan Restrukturisasi %
COVID-19
No Lembaga Jasa Keuangan
Jumlah Outstanding Jumlah Outstanding Debitur Restru/ Oustanding
Debitur Kredit/Pembiayaan Debitur Kredit/Pembiayaan Terdampak Restru/
I. Perbankan Jawa Barat 452,560 34,505,947 145,390 12,501,901 32.13% 36.23%
II. Lembaga Pembiayaan Jawa Barat 220,760 9,072,535 121,967 4,133,324 55.25% 45.56%
Total (I + II) 673,320 43,578,482 267,357 16,635,225 39.71% 38.17%
Sumber: OJK Jawa Barat
Outstanding dalam juta rupiah
COVID-19 mengganggu aktivitas produksi sector usaha, sehingga banyak pekerja/buruh yang dirumahkan atau terkena putus kontrak (PHK). Sektor yang
terdampak paling besar adalah industry tekstil dan produk tekstil (TPT), akomodasi/restaurant, industri manufaktur, pariwisata dan industri perdagangan.
PERKEMBANGAN PERKERJA TERDAMPAK COVID-19 PERKEMBANGAN PERKERJA TERDAMPAK COVID-19 PER INDUSTRI
Update per 5 mei 2020
Jumlah PHK: 14.029 org
Jumlah dirumahkan: 61.084 org
Digunakan untuk keperluan sebagai berikut: • Digunakan untuk bantuan tunai dan • Operasional setiap divisi pada satuan
1. APD untuk RS, Labkesda Provinsi & bantuan non-tunai yang meliputi bantuan gugus tugas penanganan Covid-19.
Labkesda Kab/kota, Pemakaman dan untuk keluarga yang anggotanya terkenda
Bandara ODP, PDP dan Positif Covid-19 dan
2. Penyiapan Ruang Isolasi di 50 titik persiapan kebutuhan pangan di wilayah
3. Penyediaan Tempat Transit Tenaga yang akan di karantina.
Kesehatan • Bantuan sosial akan diberikan selama 4
4. Kebutuhan Peralatan Kesehatan bulan mulai dari April 2020.
5. Penyiapan anggaran untuk tanggap
bencana dan pemulihan pasiean pasca
COVID-19
KESIMPULAN: Alokasi anggaran Pemprov Jabar untuk penanganan COVID-19 adalah sebesar Rp 5,93 Triliun
Pangsa Pendapatan Daerah Perubahan Target Pendapatan Jawa Barat Tahun 2020
Target pendapatan Pemerintah Daerah Prov. Jabar disesuaikan
dari Rp 41,5 T menjadi Rp 36,9 T
PAD Provinsi meliputi pajak (PKB, BBNKB, PBBKB, pajak air
permukaan dan pajak rokok), retribusi dan penerimaan lainnya.
Pada tahun 2020, penerimaan dari komponen pajak
diperkirakan menurun akibat kemampuan bayar masyarakat
yang melemah seiring dengan menurunnya income sebagai
dampak COVID-19.
Pemda Jabar memberikan insentif program Triple Untung yang
terdiri dari : bebas denda PKB, bebas BBNKB II, bebas tarif
progresif pokok tunggakan (untuk BBNKB II menjadi 1,75%)
Transfer Keuangan dan Dana Desa (TKDD) Tahun 2020 Kemandirian Fiskal
Rp Triliun 5,0 36,5 4,07
TKDD 2020 8 3,5 6 32,15 3,05 Jawa Barat
TKDD meliputi dana perimbangan
4
0,74
TKDD-P 2020 (DAU, DAK, DBH) serta DID dan
Dana Desa yang ditransfer ke
71,60 seluruh kabupaten/kota di Jawa
63,53 DBH DAU Barat.
DAK Fisik
TKDD ke Jawa Barat mengalami Derajat kemandirian fiskal Jawa Barat tahun
penurunan alokasi sesuai dengan
5,9
2020 sebesar 0,74. Hal ini berarti Jawa Barat
5,8 PMK/No.35/2020 tentang
1… 1… 4 7
masih bergantung pada transfer keuangan dari
1… 1… penyesuaian TKDD untuk
Pemerintah Pusat. Dengan demikian,
penanganan COVID-19.
Secara total, penurunan TKDD ke pemotongan TKDD akan sangat berpengaruh
Jawa Barat sebesar Rp 8,07 T. pada pendapatan Jawa Barat.
DAK Non Fisik DD
TKDD DID
“Kill the virus, but not the economy…” Sumber: BPKAD Jawa Barat 33
Dampak COVID-19 Menyebabkan Perubahan Target Pendapatan Jawa Barat
Kebijakan yang dilakukan Pemprov Jabar untuk refocusing dan realokasi akan menurunkan realisasi belanja tahun 2020 akibat anggaran belanja yang telah terserap
untuk penanganan COVID-19. Dengan demikian, ruang fiskal Jawa Barat pada tahun 2020 hanya sebesar 32,4%, menurun dari tahun-tahun sebelumnya seiring
dengan menurunnya pendapatan Pemerintah. Ruang fiskal Pemprov Jabar hanya dapat digunakan untuk pemenuhan belanja wajib dan prioritas saja, disamping
fokus untuk penanganan COVID-19. Menurunnya pendapatan mengakibatkan anggaran mengalami defisit Rp 4,5 T dan akan dibiayai oleh SiLPA. Selain itu,
Pemerintah juga melakukan koordinasi dengan pihak eksternal dalam rangka pemenuhan anggaran penanganan COVID-19 di Jawa Barat.
Perubahan Target Pendapatan Jawa Barat Tahun 2020 Pemenuhan Belanja Wajib dan Prioritas di Luar Penanganan Ruang Fiskal
COVID-19
52,26 52,87
Belanja Fixed Cost 32,4
Belanja Honorer
Belanja BOS Pusat
Belanja DAK
BOP Sekolah Gratis
Jaminan Kesehatan bagi Penerima Bantuan Iuran
2018 2019 2020
Program Prioritas Provinsi Jawa Barat
Ruang fiskal Pemprov Jawa Barat tahun 2020
Bantuan Keuangan Desa menurun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Hal
Belanja Kegiatan Prioritas Perangkat Daerah ini disebabkan oleh menurunnya pendapatan,
Belanja Kegiatan yang sudah Kontraktual sedangkan belanja masih tinggi. Dengan demikian,
Pemprov Jabar hanya mampu merealisasikan
belanja wajib dan prioritas hingga akhir tahun
2020.
Perubahan Target Pendapatan Jawa Barat Tahun 2020 Strategi Pemerintah Provinsi untuk Pemenuhan Anggaran Penanganan COVID-19
Defisit Rp 4,5 triliun dibiayai oleh sisa saldo pagu anggaran Melakukan pinjaman daerah untuk Melakukan rescheduling
(SiLPA) tahun 2019 sebesar Rp 4,5 triliun. 2 pencegahan dan penanggulangan 4 pembayaran kegiatan yang sudah
Untuk menutup defisit, Pemprov Jabar melakukan penundaan COVID-19 serta pemenuhan ada kontrak dengan pihak ketiga
penyertaan modal kepada BUMD
cashflow kas daerah
“Kill the virus, but not the economy…” Sumber: BPKAD Jawa Barat 34
Sejak COVID-19, Kondisi Kegiatan Dunia Usaha Terkini Terkontraksi Lebih Dalam
Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha mengindikasikan kegiatan usaha di Jawa Barat pada triwulan I 2020 menurun. Hal ini tercermin dari Saldo
Bersih Tertimbang (SBT) kegiatan usaha sebesar -17,16%, lebih rendah dibandingkan 8,22% pada triwulan IV-2019.
Meskipun kondisi usaha ada triwulan I-2020 menurun, namun optimisme kegiatan dunia usaha masih terjaga pada triwulan II-2020, terindikasi
dari SBT sebesar 15,28%. Meskipun hal ini menghadapi risiko yang cukup tinggi seiring dengan perkembangan kondisi terkini.
20%
55,0%
10%
50,0%
0%
45,0%
-10%
40,0% -20%
I II III IV I II III IV I II III IV I
2017 2018 2018 2019 2020
TABEL DAMPAK COVID PADA BEBERAPA SUB-SEKTOR JABAR PERKEMBANGAN KINERJA BERDASARKAN LIASON
Elektronik
TPT
Alas Kaki
Kimia
36
DAMPAK COVID-19 TERHADAP PELAKU USAHA INDUSTRI
Secara umum, kinerja pelaku usaha menurun akibat terganggunya rantai penawaran global, menurunnya permintaan
dunia, dan melemahnya keyakinan pelaku ekonomi ..
37
“Kill the virus, but not the economy…”
DAMPAK COVID-19 TERHADAP PELAKU USAHA PERDAGANGAN & JASA
Kinerja pelaku usaha ritel masih relatif terjaga, meski demikian pelaku usaha hotel menjadi pelaku usaha yang paling
terdampak Covid-19 dan terbanyak melakukan PHK atau merumahkan pegawainya ..
38
“Kill the virus, but not the economy…”
4. PASCA COVID-19 DI JAWA BARAT : A NEW HABITS ?
EMPATHIC SOCIETY
Sumber: inventure.id
40
A New Habits During Pandemic: Perubahan Perilaku Masyarakat 41
Perubahan Perilaku Konsumen ditengah Pandemik COVID-19
Di sejumlah negara ASEAN, terdapat peningkatan pembelanjaan online, peningkatan food delivery, peningkatan pembelian produk pembersih dan upaya
meningkatkan persediaan makanan. Di sisi lain, kunjangan ke pusat perbelanjaan menurun, aktivitas diluar rumah juga dikurangi serta kegiatan travelling
ditunda.
41
A New Habits During Pandemic: Perubahan Perilaku Masyarakat 42
Perkembangan non tunai semakin pesat karena COVID-19
Preferensi masyarakat menggunakan uang non tunai dibandingkan uang tunai tercermin pada pangsa penggunaan uang non tunai yang jauh lebih besar dibandingkan
penggunaan uang tunai. Pada triwulan I 2020, Jawa Barat mengalami net inflow sebesar Rp 14,54 T, lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya. Hal tersebut seiring
dengan adanya kebijakan social distancing akibat COVID-19 sehingga transaksi lebih banyak dilakukan secara non-tunai. Sejalan dengan hal tersebut, perkembangan
fintech yang semakin pesat di Jawa Barat tercermin dari jumlah rekening dan transaksi, baik borrower maupun lender yang mengalami tren kenaikan setiap bulannya. Hal
tersebut menunjukkan bahwa tingkat pemanfaatan fintech oleh masyarakat Jawa Barat semakin membaik.
42
Pesatnya Perkembangan Pasar Online…. 43
Pasar Online adalah salah satu inovasi penerapan teknologi di masyarakat di tengah pandemic COVID-19..
Dampak COVID-19 yang merebak serta berkembangnya digitalisasi secara pesat merubah pola hidup masyarakat di Jawa Barat. Salah satu inovasi
untuk mengatasi permasalahan pemenuhan kebutuhan di tengah kebijakan social distancing adalah dengan adanya “Pasar Online”. Pasar online
tersebut memungkinkan konsumen berbelanja secara online melalui WhatsApp dan pembayaran secara non tunai melalui transfer.
43
Lesson Learned: A New Chance to Change…. 44
Pandemi COVID-19 mendorong penggunaan teknologi digital..
Pandemi COVID-19 menyebabkan banyak perubahan pada aktivitas perekonomian di seluruh dunia, salah satunya yaitu dapat mempengaruhi
struktur GVC yang ada selama ini, sehingga terdorong untuk lebih banyak memanfaatkan teknologi digital. Dalam skala kecil, pandemi COVID-19
juga telah merubah pola bekerja, baik bagi para pelaku usaha maupun masyarakat.
TRANSFORMASI DIGITAL
Pandemi COVID-19 menyebabkan perubahan baik dari sisi
permintaan, maupun dari sisi penawaran. Dari sisi 1. Telekomunikasi
penawaran, COVID-19 sangat berdampak pada pola Kebijakan social distancing mengharuskan untuk
perdagangan dunia, termasuk Global Value Chain (GVC) belajar dan bekerja dari rumah, sehingga muncul istilah
GVC: industri, pariwisata, perhotelan, restoran dan learn from home dan work from home
transportasi udara.
2. On-demand and delivery food & service
Dapat diatasi oleh penerapan transformasi Seiring dengan keterbatasan kegiatan usaha menyusul
teknologi digital: kebijakan untuk melakukan social distancing, para
pelaku usaha beralih pada layanan on-demand and
delivery untuk makanan dan jasa, dimana kebutuhan
1. Transformasi digital pada perekonomian harus tetap konsumen akan diantarkan ke rumah melalui jasa kurir
mengutamakan perdagangan bebas.
2. Menciptakan koherensi peraturan internasional dalam
protokol perdagangan digital dan pajak untuk mendorong 3. Virtual event
penggunaan jaringan pasokan digital. Banyak event-event yang dapat dilakukan secara virtual
3. Mengembangkan infrastruktur digital, termasuk kapasitas dengan menggunakan aplikasi-aplikasi tertentu
dan konektivitasnya.
Sumber: East Asia Forum, 5 April 2020 44
Pasca COVID-19: A New Chance to Change…. 45
Future Business Opportunities become wider…
Dengan kondisi perubahan kebiasaan perilaku masyarakat, beberapa peluang/ kesempatan bisnis baik untuk mencari lowongan pekerjaan maupun
penjualan produk dengan segala marketingnya mulai menjadi trending.
PELUANG BISNIS
1 Shifting produk yang dijual, i.e beberapa online shop penjual
mulai menjajakan masker sebagai produk sampingan.
Diagram shifting business Meningkatnya work from home dan learn from home
menyebabkan munculnya industri baru yaitu home office
2 industry untuk menunjang aktivitas bekerja dan belajar dari
rumah.