Anda di halaman 1dari 7

PENGEMBANGAN

KAPASITAS KELEMBAGAAN PEMERINTAH DAERAH


DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN PERIZINAN TERPADU
(Studi pada Kantor Pelayanan dan Perizinan Terpadu Kabupaten Kediri)

Novita Sari, Irwan Noor, Wima Yudho Prasetyo


Jurusan Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang
E-mail: vitasari22@gmail.com

Abstract: Institutional Capacity Development of Local Government in Improving Quality


Integrated Licensing Service (Studies at Kantor Pelayanan dan Perizinan Terpadu Kabupaten
Kediri). In encouraging the growth of the area, each must maintain and improve the investment
climate. Kediri has a high number of investment, the number of entrepreneurs and investors who
are interested so that must be balanced with the quality of service licensing in Kediri. Integrated
license service quality to develop institutional capacity is good enough based on Public
Satisfaction Index 2013. However, people still complain about the service system that has not been
a single door. Institutional capacity development include human resource development and
improvement of facilities to fit the current conditions of licensing services. In addition, the
development of institutional capacity has been running well including the increase in disciplinary
apparatus, human resources quality improvement activities to improve service quality investments,
improving the investment climate and realization.

Keywords: capacity building, institutional, public service.

Abstrak: Pengembangan Kapasitas Kelembagaan Pemerintah Daerah Dalam Meningkatkan


Kualitas Pelayanan Perizinan Terpadu (Studi Pada Kantor Pelayanan Dan Perizinan
Terpadu Kabupaten Kediri). Dalam mendorong pertumbuhan daerah, setiap daerah harus
menjaga dan memperbaiki iklim investasi. Kabupaten Kediri memiliki investasi cukup besar,
banyaknya pengusaha dan investor yang berminat sehingga harus diimbangi dengan kualitas
pelayanan perizinan di Kabupaten Kediri. Kualitas pelayanan perizinan terpadu untuk
mengembangkan kapasitas kelembagaan di Kabupaten Kediri sudah cukup baik berdasarkan Indek
Kepuasaan Masyarakat 2013. Namun masyarakat masih menyeluhkan sitem pelayanan yang
belum satu pintu. Pengembangan kapasitas kelembagaan meliputi peningkatan SDM serta
peningkatan sarana agar sesuai dengan kondisi pelayanan perizinan saat ini. Selain itu
pengembangan kapasitas kelembagaan yang sudah berjalan baik antara lain peningkatan disiplin
aparatur, kegiatan peningkatan kualitas SDM guna meningkatkan kualitas pelayanan investasi,
peningkatan iklim investasi dan realisasi.

Kata kunci: pengembangan kapasitas, kelembagaan, pelayanan publik.

Pendahuluan Seiring dengan perkembangan jaman pola


Pelayanan publik merupakan salah satu pikir masyarakat dalam pelayanan publik lebih
fungsi penting pemerintah yang memiliki makna menyukai dalam hal khususnya yang bersifat
luas karena menyangkut pemenuhan kebutuhan cepat, terjangkau, dan berkualitas. Tuntutan
masyarakat yang beraneka ragam kepentingan masyarakat akan pemenuhan kebutuhanya,
dan kebutuhannya. Pemberian pelayanan publik mengharuskan pemerintah mampu memberikan
yang diberikan pemerintah kepada masyarakat pelayanan yang baik. Banyak masalah terkait
diharapkan dapat diterima dan dirasakan oleh dengan pelayanan publik, diantaranya adalah
seluruh lapisan masyarakat. Hal tersebut harus ketidakpastian waktu, biaya, dan cara pemberian
sesuai standar biaya pelayanan yang relatif pelayanan kepada masyarakat dan lain
murah dengan kualitas yang baik dan dapat sebagainya yang menyebabkan masyarakat tidak
menjangkau keseluruh daerah khususnya daerah mendapatkan kepuasan sehingga menjadikan
terpencil yang sering kali kurang mendapatkan kualitas pelayanan buruk. Hal tersebut sangat
perhatian dari pemerintah. diperlukan peningkatan kemampuan pemerintah
yang berkompeten dalam memberikan pelayanan

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol . 2, No. 4, Hal. 634-640| 634


kepada masyarakat sehingga dibutuhkan adanya pengembangan kapasitas kelembagaa. Mengenai
pengembangan kapasitas (capacity building). hal ini peneliti ingin menyelesaikan dan
Pengembangan kapasitas merupakan bagian mengetahui masalah mengenai penerapan
penting di berbagai aspek kehidupan, salah pengembangan kapasitas kelembagaan Kantor
satunya didalam instansi pemerintahan, Pelayanan dan Perizinan Terpadu Kabupaten
pengembangan kapasitas penting untuk Kediri yang berpengaruh pada kualitas
meningkatkan kemampuan atau menjadikan perizinannya. Mengingat sasaran dari Kantor
lebih baik kinerja aparatur dalam menjalankan Pelayanan dan Perizinan Terpadu Kabupaten
tugasnya sebagai abdi Negara yang dapat Kediri sendiri adalah sistem kelembagaan yang
mengganggu kinerja organisasi dalam efektif, efisien dan akuntabel yang didukung
memberikan pelayanan publik. SDM dan sarana prasarana yang berkualitas.
Adapun halnya yang telah dilaksanakan Sehingga, dengan adanya pengembangan
oleh Kantor Pelayanan dan Perizinan Terpadu kapasitas kelembagaan ini dapat memberikan
Kabupaten Kediri sebagai instansi pemerintah hasil yang maksimal dalam meningkatkan
dalam pengembangan kapasitas. Sehingga kualitas pelayanan perizinan.
penting bagi Kantor Pelayanan dan Perizinan
Terpadu Kabupaten Kediri untuk melaksanakan Tinjauan Pustaka
apa yang dimaksud dengan capacity building 1. Dimensi dan Fokus Pengembangan
atau pengembangan kapasitas karena suatu Kapasitas
organisasi dapat meningkatkan tidak hanya Pengembangan kapasitas pada umumnya
berkaitan dengan kemampuan dan keterampilan diartikan sebagai peningkatan kemampuan atau
individu tetapi juga kemampuan organisasi untuk kompetensi individu, kelompok dan organisasi
mencapai misinya secara efektif. Dengan yang mencangkup banyak komponen, sehingga
dilatarbelakangi upaya peningkatan kualitas didalam pengembangan kapasitas terdapat
pelayanan melalui manajemen pelayanan publik beberapa dimensi dan fokus. Dimensi dan fokus
yang transparan, partisipatif dan akuntabel baik tersebut merupakan bagian proses dinamis yang
dalam proses perencanaan, pelaksanaan atau berkelanjutan. Adapun dimensi dan fokus
penyelenggaraan pelayanan maupun evaluasinya, pengembangan kapasitas menurut (Soeprapto,
guna menghasilkan pelayanan primadikutip dari 2003, h.14) ada tiga tingkatan, yaitu:
(Renstra KPPT Tahun 2011-2015). 1. Tingkatan Individual, seperti potensi-
Oleh karena itu penting untuk pemerintah potensi individu, keterampilan individu,
daerah melaksanakan Capacity Building dengan pengemlompokan pekerjaan dan motivasi-
tujuan memperbaiki kinerja aparatur pemerintah motivasi dari pekerjaan individu dalam
yang akan berpengaruh terhadap pelayanan organisasi;
publik. Berdasarkan PP No.59 tahun 2012 2. Tingkatan Organisasi, seperti struktur
tentang Kerangka Nasional Pengembangan organisasi, prosedur dan mekanisme
Kapasitas Pemerintah Daerah, Kantor Pelayanan pekerjaan, proses pengambilan keputusan
dan Perizinan Terpadu Kabupaten Kediri yang didalam organisasi, pengaturan sarana dan
merupakan institusi pemerintahan daerah juga prasarana, hubungan dan jaringan
melaksanakan suatu pengembangan kapasitas organisasi;
khususnya pengembangan kapasitas 3. Tingkatan Sistem, seperti kerangka kerja
kelembagaan. Menurut peneliti pengembangan yang berhungan dengan peraturan,
kapasitas kelembagaan juga sangat penting untuk kebijakan dan kondisi dasar yang
disoroti karena kelembagaan mencangkup 3 hal mendukung pencapaian obyektivitas
yaitu: individu,sistem dan kelembagaan yang kebijakan tertentu.
berpengaruh terhadap peningkatan kinerja
pemerintahan daerah yang akan berdampak pada 2. Tahapan dalam Pengembangan Kapasitas
kualitas pelayanan kepada masyarakat. Pengembangan kapasitas memiliki cara
Sehingga peneliti mengambil fokus tersendiri untuk menjalannya aktifitasnya yang
mengenai pengembangan kapasitas kelembagaan memungkinkan terjadinya pengembangan
yang dilakukan Kantor Pelayanan dan Perizinan kapasitas pada sebuah individu, sistem, atau
Terpadu Kabupaten Kediri melalui permasalahan organisasi, dimana pada aktifitas tersebut terdiri
pelayanan dari sisi kualitas pelayanan kemudian atas beberapa tahapan umum. Adapun tahapan
permasalahan kapasitas kelembagaan dalam atau fase tersebut menurut Gandara (2008, h.18)
pelayanan perizinan, pengembangan kapasitas sebagaimana dikutip oleh artikel mutiara adalah:
kelembagaan yang sudah dilakukan dan upaya 1. Fase Persiapan.
pengembangan kapasitas kelembagaan yang akan 2. Fase Analisis
dilakukan serta dukungan dan hambatan dalam 3. Fase Perencanaan.

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol . 2, No. 4, Hal. 634-640| 635


4. Fase Implementasi. sehingga benar-benar pengarah pada upaya
5. Fase Evaluasi. mewujudkan pemerintahan yang memenuhi
kriteria good governance. Suatu lembaga salah
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi satu variabel yang dianggap penting dalam
Pengembangan Kapasitas proses pengembangan kapasitas kelembagaan
Menurut Soeprapto (2003, h.12) dalam adalah mengembangkan pola struktur organisasi.
sebuah artikel secara khusus menyampaikan Karena struktur organisasi berkaitan dengan
bahwa faktor-faktor signifikan yang pembagian tugas yang dapat menjadikan
mempengaruhi pembangunan kapasitas meliputi organisasi yang efisien, efektif dan solidaritas
5 (lima) hal pokok yaitu: tinggi dalam menjalankan tugasnya sebagai
a. Komitmen Bersama (Collective wadah bagi pelaksanaan fungsi pemerintah.
Commitments)
Menurut Milen (2004, h.17) penguatan Metode Penelitian
kapasitas membutuhkan waktu lama dan Penelitian ini menggunakan metode
memerlukan komitmen jangka panjang dan deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
semua pihak yang terlibat. Komitmen tidak Fokus penelitian yang peneliti ambil:
hanya untuk kalangan pemegang kekuasaan saja, 1. Pengembangan Kapasitas Kelembagaan di
namun meliputi seluruh komponen yang ada Kantor Pelayanan dan Perizinan Terpadu
dalam organisasi tersebut. Pengaruh komitmen Kabupaten Kediri.
bersama sangat besar, karena faktor ini menjadi a. Permasalahan Pelayanan Perizinan di
dasar dari seluruh rancangan kegiatan dan tujuan Kantor Pelayanan dan Perizinan Terpadu
yang akan dicapai bersama. dari sisi kualitas.
b. Kepemimpinan yang kondusif (Condusif b. Permasalahan Kapasitas Kelembagaan
Leadership) dalam Pelayanan di Kantor Pelayanan dan
Adalah proses mempengaruhi dari Perizinan Terpadu
pemimpin kepada bawahannya untuk mencapai c. Pengembangan Kapasitas yang Dilakukan,
tujuan organisasi. Kepemimpinan yang kondusif meliputi:
merupakan kepemimpinan yang dinamis yang 1) Pengembangan kapasitas yang sudah
membuka kesempatan luas bagi setiap elemen dilakukan
organisasi yang dapat menyelenggarakan suatu 2) Dimensi-dimensi Pengembangan
pengembangan kapasitas. Dengan kepemimpinan Kapasitas
yang kondusif seperti ini, maka akan menjadi 3) Tahapan-tahapan Pengembangan
alat pemicu untuk Reformasi Peraturan Kapasitas
c. Reformasi Kelembagaan d. Upaya Pengembangan Kapasitas yang akan
Reformasi kelembagaan pada intinya dilakukan
menunjuk adanya budaya kerja yang mendukung 2 Faktor-faktor yang Pendukung dan
pengembangan kapasitas. Struktur dan kulturan Penghambat Pengembangan Kapasitas
kelembagaan harus dikelola dengan baik dan Kelembagaan Pemerintah Daerah Dalam
menjadi aspek penting dan kondusif dalam Meningkatkan Pelayanan Perizinan Terpadu
menopang program pengembangan kapasitas. di Kantor Pelayanan dan Perizinan Terpadu
d. Peningkatan Kekuatan dan Kelemahan Kabupaten Kediri.
yang dimiliki a. Faktor Pendukung
Cara mengidentifikasi kekuatan dan b. Faktor Penghambat
kelemahan organisasi agar dapat disusun Lokasi penelitian di Kabupaten Kediri dan
program kapasitas yang baik, dari pegawai atau situs penelitian pada Kantor Pelayanan dan
personal dari organisasi harus dapat memahami Perizinan Terpadu Kabupaten Kediri. Sumber
dan mengutarakan tentang kelemahan dan data yang digunakan data primer dan data
kekuatan yang dimiliki oleh suatu organisasi sekunder. Teknik Pengumpulan Data yaitu
tersebut. Maka kelemahan tersebut dapat cepat di wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisi
perbaiki dan kekuatan yang dimiliki tetap data menurut James Spradley. Adapun langkah-
dipertahankan. langkah yang diperlukan yaitu Domain Analysis,
Taxonomic Analysis, Componential Analysis,
4. Pengertian Pengembangan kapasitas Discovering Cultural Themes.
Kelembagaan
Menurut Sedarmayanti (2005, h.336)
pengembangan kapasitas kelembagaan/penataan
kelembagaan merupakan bagian dari reformasi
birokrasi yang sangat penting dan menentukan, Pembahasan

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol . 2, No. 4, Hal. 634-640| 636


1. Pengembangan Kapasitas Kelembagaan di daerah (Kabupaten Kediri) sehingga menyulitkan
Kantor Pelayanan dan Perizinan Terpadu daerah untuk menerapkannya. Sarana prasarana
Kabupaten Kediri. dan SDM yang kurangh memadai. Instrumen
a. Permasalahan Pelayanan Perizinan di pendukung dalam penentuan retribusi IMB dan
Kantor Pelayanan dan Perizinan Terpadu Inzin Gangguan belum jelas (penentuan kategori
dari sisi kualitas jalan) sehingga perhitungan retribusi IMB dan
Sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Izin Gangguan kurang akurat.
Tjiptono (2003, h.51) Kualitas pelayanan publik
memiliki hubungan erat dengan pelanggan c. Pengembangan Kapasitas yang Dilakukan,
meliputi:
dengan meningkatkan loyalitas perusahaan yang
1) Pengembangan kapasitas yang sudah
memberikan kualitas yang menyenangkan. dilakukan
Kualitas pelayanan di KPPT Kabupaten Kediri a) Peningkatan Disiplin Aparatur
cukup baik terbukti Indeks Kepuasan Masyarakat Sesuai dengan teori Fathoni (2006, h.172)
di KPPT Kabupaten Kediri untuk semester I/Juni disiplin sebagai ³.HVDGDUDQ GDQ NHVHGLDDQ
2013 memperoleh 75,64 dan untuk semester seseorang mentaati semua peraturan organisasi
II/Desember 2013 memperoleh 80,36 meskipun dan norma-norma sosial yang berlaku.
dari hasil tersebut masih ada beberapa saran dari Peningkatan disiplin aparatur di KPPT
pemohon yang perlu KPPT perhatikan dan Kabupaten Kediri yaitu adanya pengadaan
perbaiki juga terutama untuk IMB dan Izin pakaian lapangan yang bertujuan untuk
Gangguan. meningkatkan citra pelayanan, kemudian adanya
Menurut Mahmudi (2005, h.221-222) yang apel pagi dan absensi saat datang dan pulang
menjelaskan salah satunya Pola pelayanan untuk meningkatkan disiplin aparatur guna
Terpadu Satu Atap merupakan suatu pola mengetahui intensitas pegawai masuk kerja
berbagai jenis pelayanan yang mempunyai
keterkaitan proses dan dilayani melalui satu
pintu. Kemudian Terpadu Satu Pintu yaitu pola b) Peningkatan Sarana dan Prasarana
pelayanan dalam satu tempat yang meliputi Sesuai dengan teori Soeprapto (2003, h.14),
berbagai jenis pelayanan yang memiliki yang membagi sarana prasarana dalam Tingkatan
keterkaitan proses dan dilayani satu pintu. Hal Organisasi, hal tersebut bertujuan untuk
tersebut merupakan permasalahan pelayanan memfokuskan pengembangan kapasitas agar
KPPT Kabupaten Kediri terdapat masih masih
tercapainya sarana dan prasarana yang efektif
menggunakan Pola Pelayanan Terpadu Satu Atap
dan belum Pola Pelayanan Terpadu Satu Pintu. dan efisien dalam menentukan langkah-langkah
Sehingga terlihat proses pelayanan lama dan perubahan secara operasional. KPPT Kabupaten
birokrasi rumit karena masih ada izin yang Kediri sarana prasarana kurang memadai dari
berkoordinasi dengan SKPD lainnya yang ruang pelayanan yang kurang nyaman karena
bersifat parallel (melalui beberapa pintu/lintas masih menjadi satu dengan back office,
sektoral) yang membutukan waktu yang lama. kurangnya peremajaan kendaraan operasional,
tempat pengarsipan yang kurang luas.
b. Permasalahan Kapasitas Kelembagaan
dalam Pelayanan di Kantor Pelayanan dan
Perizinan Terpadu c) Peningkatan Promosi dan Kerjasama
Menurut Serdamayanti (2005, h.336) yaitu Investasi
pengembangan kapasitas kelembagaan Menurut teori Notoadmodjo (1998, h.2-3),
merupakan bagian dari perubahan birokrasi yang pengembangan manusia secara makro adalah
penting dan menentukan, sehingga mengarah suatu peningkatan manusia dalam mencapai
pada upaya mewujudkan pemerintahan yang tujuan dengan proses yang mencangkup
memenuhi kriteria pemerintahan yang baik. perencanaan,pengembangan, dan pengelolahan
Permasalahan pengembangan kapasitas SDM. Teori tersebut sesuai keadaan KPPT yaitu
kelembagaan pada KPPT Kabupaten Kediri Adanya peningkatan kompetensi/kemampuan
masih cukup banyak. Permasalahan tersebut SDM dengan mengikutsertakan para pegawai
masih kurang jelasnya informasi terkait izin dalam bimtek,diklat,seminar ataupun workshop.
mengakibatkankan prosedur penyelesaian izin Kemudian Keputusan Kepala KPPT
tidak sesuai SOP. Adanya Sinkronisasi Regulasi Kabupaten Kediri No.188.47/09/418.68/2003
yang diterbitkan oleh Pemerintah Pusat sering tentang penetapan panitia pelaksana Kegiatan
tidak sesuai dengan kondisi dan karakteristik Pameran Investasi Tahun 2013. Adanya pameran

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol . 2, No. 4, Hal. 634-640| 637


investasi guna untuk promosi dan kerjasama khususnya dalam ruang kerja. 3) Sistem yaitu
investasi yaitu pameran mengenai informasi dari Ada tiga peraturan yaitu: Peraturan Daerah
perizinan dan menjual beberapa produk No.34 tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata
tradisional yang di adakan setiap tahun oleh Kerja Kantor Pelayanan dan Perizinan Terpadu
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kabupaten Kediri, Peraturan Bupati No. 60
Kediri tahun 2008 tentang Pemjabaran Tugas dan
Fungsi Kantor Pelayanan dan Perizinan Terpadu
d) Peningkatan Iklim Investasi dan Kabupaten Kediri, Keputusan Bupati
Realisasi Investasi No.188.45/418.32/2011 tentang Pelimpahan
Sesuai dengan Keputusan Kepala KPPT Sebagian Kewenangan di Bidang Pelayanan
Kabupaten Kediri No. 188.47/08/418.68/2013 Perizinan Kepada Kepala Kantor Pelayanan dan
tentang Standar Operasional Prosedur/ Standar Perizinan Terpadu Kabupaten Kediri. Ketiga
peraturan tersebut menjadi suatu pedoman dalam
Prosedur Tetap Pelaksanaan Tugas dan Fungsi
kerja KPPT Kabupaten Kediri agar dapat bekerja
Aparatur Kantor Pelayanan dan Perizinan dengan baik dan dapat memberikan pelayanan
Terpadu. Peningkatan Iklim Investasi yaitu prima
Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi
Investasi adanya sosialisasi SOP guna 3) Tahapan Pengembangan Kapasitas
memberikan informasi terkait perizinan agar Menurut Gandara (2008, h.18) dalam fase
masyarakat mengetahui dan menyadari akan pengembangan kapasitas terdiri dari: 1) Fase
Persiapan. 2) Fase Analisis. 3) Fase Perencanaan.
pentingnya suatu perizinan.
4) Fase Implementasi. 5) Fase Evaluasi. Teori
tersebut tidak sesuai dengan kondisi di KPPT
e) Peningkatan Penataan Peraturan Kabupaten Kediri untuk tahapan program
Perundang-Undangan pengembangan kapasitas kelembagaan belum
Menurut teori Soeprapto (2003, h.12), baik karena di KPPT Kabupaten Kediri tidak
dalam faktor pengembangan kapasitas yaitu pada sesuai dengan tahapan menurut Soeprapto.
reformasi sebuah lembaga, institusi harus Tahapan di KPPT Kabupaten Kediri tidak secara
disusun yang mendukung pengembangan tertulis dan detail, tetapi untuk setiap
kapasitas kelembagaan dan dilaksanakan secara pelaksanaan kegiatan terdapat panitia setiap
konsisten sehingga peraturan harus sesuai program yang bertanggungjawab. Panitia/tim
dengan pengembangan kapasitas kelembagaan. penanggungjawab yang ditentukan oleh
Peraturan baik di KPPT ataupun Kabupaten kebijakan KPPT Kabupaten Kediri mulai
Kediri yang berubah-ubah dan tidak sesuai pelaksanaan sampai pengawasan. Kemudian
dengan kondisi daerah maupun perizinan saat ini setiap pelaksanaan program terdapat laporan
perlu diadakan penataan undang-undang yang kegiatan program tersebut.
pada akhirnya berupa draf peraturan.
d. Upaya Pengembangan Kapasitas yang
2) Dimensi-dimensi Pengembangan akan dilakukan.
Kapasitas Upaya pengembangan kapasitas yang
Sesuai dengan teori Soeprapto (2003, h.14) dilakukan untuk kedepannya merupakan solusi
dalam teori Tingkatan Pengembangan Kapasitas dari permasalahan program pengembangan
secara berkesinambungan: 1) Tingkatan Individu kapasitas kelembagaan. Solusi tersebut antara
2) Tingkatan Organisasi 3) Tingkatan Sistem. lain:
Teori diatas sesuai kondisi dilapangan untuk 1) Terkait proses perizinan penataan SDM
dimensi pengembangan kapasitas mulai dari: 1) sesuai dengan tugas pokok dan fungsi KPPT. 2)
Individu yaitu dari potensi individu KPPT Menyusun Standar Operasional Prosedur (SOP)
dengan mengikuti adanya bimtek, diklat. yang komprehensif. 3) Melaksanakan kegiatan
Ketrampilan terwujud dari pengadaan seragam sosialisasi dengan lebih merata. 4) Melakukan
kerja pegawai dan motivasi didapat dari evaluasi terhadap regulasi dan kebijakan yang
masukan dukungan saat apel dan rapat selain itu ada. 5) Meningkatkan kinerja staf bagian
juga komitmen bersama antar Kepala Daerah, kearsipan untuk menata arsip dengan sebaik-
Kepala KPPT dengan pegawai/staf KPPT baiknya dengan mengoptimalkan sarana dan
Kab.Kediri. 2) Organisasi yaitu dari struktur prasarana yang ada. 6) Melaksanakan
organisasi belum sesuai dengan kemampuan pemenuhan sarana dan prasarana kantor yang
masing-masing, prosedur kerja sesuai dengan dibutuhkan melalui penganggaran belanja modal.
SOP dalam melayani masyarakat. Kemudian 7) Menata, membina dan menumbuhkan dan
untuk sarana prasarana masih kurang memadai mengembangkan aktivitas dan kreativitas

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol . 2, No. 4, Hal. 634-640| 638


pegawai di lingkungan KPPT dalam rangka perencanaan, pengembangan dan pengelolaan
pembinaan pemberian pelayanan perizinan yang SDM. Kondisi di lapangan sarana dan prasarana
lebih baik. 8) Menyusun regulasi/kebijakan yang kurang terkait keberadaan teknologi seperti:
untuk mempermudah penerapan di lapangan. komputer dan printer yang modern, IT untuk
(Lakip KPPT, 2013, h.44-45) pemrosesan izin. Serta ruang kerja yang kurang
luas. Sedangkan SDM masih sangat kurang
2. Faktor-faktor yang Pendukung dan memadai apalagi dengan dengan ada rencana
Penghambat Pengembangan Kapasitas penyusunan Peraturan Bupati Kediri tentang
Kelembagaan Pemerintah Daerah Dalam pelayanan perizinan satu pintu dimana semakin
Meningkatkan Pelayanan dan Perizinan banyak izin yang ditangani oleh KPPT maka
Terpadu di Kantor Pelayanan dan dibutuhkan semakin banyak jumlah pegawai/staf
Perizinan Terpadu Kabupaten Kediri. . Kondisi tersebut dapat menghambat kinerja
a. Faktor Pendukung pegawai dalam memberikan pelayanan publik.
1. Kepemimpinan
Sesuai dengan teori Soeprapto (2003, h.12) 2. Inkonsisten Peraturan
mengkutip dalam Rivai dan Mulyadi yaitu Soeprapto (2003, h.12) dalam faktor-faktor
mengenai kemimpinan yang kondusif (Condusif pengembangan kapasitas yaitu Reformasi
Leadership) yang peranan pemimpin dalam Peraturan yang didalam sebuah organisasi
mengambil semua keputusan, membuat dan maupun institusi harus disusun sebagai
bertanggungjawab atas keputusan yang diambil, mendukung upaya pengembangan kapasitas
mendorong dan memudahkan anggota dalam kelembagaan secara konsisten. kondisi di KPPT
bekerja, mempunyai komitmen baik, memberi Kabupaten Kediri Peraturan banyak yang tidak
dukungan timbal balik merupakan tugas seorang relevan dengan kondisi dan keadaan di KPPT
pemimpin. Kondisi di lapangan untuk pola sekarang ini. Selain itu Perda yang dimiliki
Pemimpin sangat baik, pemimpin yang dengan peraturan perundangan diatasnya
berwibawa dengan bijak dan penuh khususnya dalam hal pelayanan perizinan. Serta
tanggungjawab dalam segala aktivitas. Seorang sampai saat ini pemerintah Kabupaten Kediri
pemimpin selalu menciptakan motivasi dan juga belum menetapkan perda izin Gangguan.
binaan bagi bawahan sehingga bisa
mengkodisikan atau mengawasi lingkungan kerja Kesimpulan
baik secara internal maupun eksternal dengan Berdasarkan pembahasan diatas maka
cukup kondusif. dapat disimpulkan bahwa Pengembangan
Kapasitas Kelembagaan dalam meningkatkan
2. Komitmen Bersama kualitas pelayanan perizinan terpadu pada Kantor
Sesuai dengan teori Milen (2004, h.17) Pelayanan dan Perizinan Terpadu Kabupaten
dalam faktor pengembangan kapasitas mengenai Kediri secara keseluruhan dapat dikatakan cukup
penguatan kapasitas memerlukan waktu dan baik. Permasalahan Pelayanan Perizinan dari Sisi
komitmen jangka panjang dari semua pihak Kualitas karena KPPT Kabupaten Kediri saat ini
dalam organisasi. Sebuah organisasi publik masih menggunakan Pola Pelayanan Terpadu Sat
maupun swasta dalam pembangunan kapasitas Atap bukan Terpadu Satu Pintu. Masalah
adanya komitmen bersama (Collective kapasitas kelembagaan yaitu peningkatan SDM
Commitments) menjadi modal untuk terus dan sarana prasarana yang kurang memadai,
berkembang lebih baik. Komitmen Bersama : Peraturan Perundang-undang belum efektif.
kondisi dilapangan untuk komitmen bersama Pengembangan kapasitas kelembagaan di KPPT
yang begitu baik mulai dari Kepala Daerah sudah berjalan baik antara lain peningkatan
sebagai pemangku kekuasaan tertinggi di disiplin aparatur, kegiatan peningkatan kualitas
Kabupaten Kediri,Kepala KPPT dan semua SDM guna meningkatkan kualitas pelayanan
pegawai serta staf KPPT memiliki komitmen investasi, peningkatan iklim investasi dan
bersama untuk semakin meningkatkan kualitas realisasi. Dimensi Pengembangan Kapasitas di
pelayanan perizinan. KPPT Kabupaten Kediri sudah sesuai dengan
teori Soeprapto namun untuk tahapan-tahapan
b. Faktor Penghambat pengembangan kapasitas KPPT Kabupaten
1. Sumberdaya Manusia dan Sarana Kediri tidak sesuai dengan teori Gandara, serta
Prasarana upaya Pengembangan Kapasitas yang akan
Sesuai dengan teori Notoatmodjo (1998, h.2-3) dilakukan sudah baik karena solusi yang akan
yaitu pengembangan manusia secara makro dilakukan menjawab dari semua permasalahan
adalah suatu peningkatan kualitas manusia dalam pada program pengembangan kapasitas
mencapai tujuan dengan proses mencangkup kelembagaan. Pendukung dalam Pengembangan

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol . 2, No. 4, Hal. 634-640| 639


Kapasitas Kelembagaan yaitu Kepemimpinan pegawai dalam kegiatan bimtek lebih rutin
yang kondusif dan komitmen bersama, diadakan untuk meningkatkan kualitas SDM
sedangkan penghambat yaitu sumberdaya Kemudian perlu penambahan kegiatan dan kuota
manusia dan sarana prasana kurang memadai yang mengikuti sosialisasi. Standar Operasional
serta inkonsisten peraturan. Prosedur. Selain itu perlunya pengawasan lebih
Saran dari peneliti penambahan pegawai lanjut mengenai kinerja pegawai. Saran tersebut
dan pemenuhan sarana dan prasarana. Perlunya agar tercapainya pengembangan kapasitas
kebijakan terkait dengan SDM yaitu mengenai kelembagaan yang dapat berpengaruh baik dalam
pengembangan keterampilan dan potensi meningkatkan kualitas pelayanan perizinan

Daftar Pustaka

Fathoni. (2006) Organisasi dan Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta, Rineka Cipta.
Indeks Kepuasaan Masyarakat. Kantor Pelayanan dan Perizinan Terpadu Kabupaten Kediri. (2013).
Kediri.
James P. Spradley. (2007) Metode etnografi. Yogjakarta, Tiara Wacana.
Keputusan Kepala KPPT Kabupaten Kediri No. 188.47/08/418.68/2013 tentang Standar Operasional
Prosedur/ Standar Prosedur Tetap Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Aparatur Kantor Pelayanan dan
Perizinan Terpadu. Kediri, Kepala Kantor Pelayanan dan Perizinan Terpadu Kabupaten Kediri.
Keputusan Kepala KPPT Kab.Kediri No.188.47/09/418.68/2003 tentang penetapan panitia pelaksana
Kegiatan Pameran Investasi Tahun 2013. Kediri, Kepala Kantor Pelayanan dan Perizinan Terpadu
Kabupaten Kediri.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun Anggaran 2013. Kantor Pelayanan dan
Perizinan Terpadu Kabupaten Kediri. (2013). Kediri.
Mahmudi. (2005) Manajemen Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta, LPP STIM YKPN.
Milen, Anelli. (2004) Pegangan Dasar Pengembangan Kapasitas. Diterjemahkan secara
bebas.Yogjakarta, Pondok Pustaka Jogja.
Mutiara, (2013) Pengembangan Kapasitas organisasi (Capacity Building). Diakses melalui
http://mutiara-fisip11.web.unair.ac.id/artikel_detail-75610-Pengembangan%20Kelembagaan-
Pengembangan%20Kapasitas%20Organisasi%20%28Capacity%20Building%29.html/[diakses
pada 20 November 2013].
Notoatmodjo, Soekidjo. (1998) Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta, Rineka Cipta.
Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 59 Tahun 2012 Tentang Kerangka Nasional Pengembangan
Kapasitas Pemerintah Daerah. Jakarta, Presiden Republik Indonesia.
Rencana Strategis Kantor Pelayanan dan Perizinan Terpadu Kabupaten Kediri Tahun 2011-2015.
Kantor Pelayanan dan Perizinan Terpadu Kabupaten Kediri. (2013). Kediri.
Sedermayanti, et al. (2005) Desentralisasi dan Tuntutan Penataan Kelembagaan dan Ekonomi
Rakyat. Bandung, Humaniora.
Soeprapto, H. R. Riyadi. (2003) Pengembangan Kapasitas Pemerintah Daerah Menuju Good
Government. Pidato Pengukuhan Guru Besar dalam Ilmu Administrasi Pembangunan pada
Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya.
Tjiptono, Fandy. (2003) Total Quality Service. Yogyakarta, Andy.

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol . 2, No. 4, Hal. 634-640| 640

Anda mungkin juga menyukai