Anda di halaman 1dari 26

Pedoman Pelayanan IGD

PEDOMAN PELAYANAN I G D – Instalasi Gawat Darurat.

BAB I PENDAHULUAN.

A. Latar Belakang.

Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan oleh suatu organisasi untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat

Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan
setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk,
serta yang penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan profesi yang
telah ditetapkan.

Pelayanan gawat darurat merupakan pelayanan yang dapat memberikan tindakan yang cepat
dan tepat pada seorang atau kelompok orang agar dapat meminimalkan angka kematian dan
mencegah terjadinya kecacatan yang tidak perlu. Upaya peningkatan gawat darurat ditujukan
untuk menunjang pelayanan dasar, sehingga dapat menanggulangi pasien gawat darurat baik
dalam keadaan sehari-hari maupun dalam keadaaan bencana.

Dengan semakin meningkatnya jumlah penderita gawat darurat, maka diperlukan


peningkatan pelayanan gawat darurat baik yang diselenggarakan ditempat kejadian, selama
perjalanan ke rumah sakit, maupaun di rumah sakit.

Berdasarkan hal tersebut diatas, maka di Instalasi Gawat Darurat perlu dibuat standar
pelayanan yang merupakan pedoman bagi semua pihak dalam tata cara pelaksanaan
pelayanan yang diberikan ke pasien pada umumnya dan pasien IGD Puskesmas Tirtoyudo
khususnya.

Berkaitan dengan hal tersebut diatas maka, dalam melakukan pelayanan gawat darurat di IGD
harus berdasarkan standar pelayanan Gawat Darurat Puskesmas Tirtoyudo.
B.Ruang Lingkup

Ruang lingkup pelayanan Instalasi Gawat Darurat meliputi

Pasien dengan kasus True Emergency.


Yaitu pasien yang tiba – tiba berada dalam keadaan gawat darurat atau akan menjadi gawat
dan terancam nyawanya atau anggota badannya ( akan menjadi cacat) bila tidak mendapat
pertolonngan secepatnya.
Pasien dengan kasus False Emergency.
Yaitu pasien dengan :
– Keadaan gawat tetapi tidak memerlukan tindakan darurat
– Keadaan gawat tetapi tidak mengancam nyawa dan anggota badannya.
– Keadaan tidak gawat dan tidak darurat.
C. Batasan Operasional
Instalasi Gawat Darurat.
Adalah unit pelayanan di rumah sakit yang memberikan pelayanan pertama pada pasien
dengan ancaman kematian dan kecacatan secara terpadu dengan melibatkan berbagai
multidisiplin.
1. Triage.
Adalah pengelompokan korban yang berdasarkan atas berat ringannya trauma / penyakit serta
kecepatan penanganan / pemindahannya.
2. Prioritas.
Adalah penentuan mana yang harus didahulukan mengenai penanganan dan pemindahan
yang mengacu tingkat ancaman jiwa yang timbul.
3. Survey Primer.
Adalah deteksi cepat dan koreksi segera terhadap kondisi yang mengancam jiwa.
4. Survey Sekunder.
Adalah melengkapi survei primer dengan mencari perubahan – perubahan anatomi yang akan
berkembang menjadi semakin parah dan memperberat perubahan fungsi vital yang ada
berakhir dengan mengancam jiwa bila tidak segera diatasi.
5. Pasien Gawat darurat.
Pasien yang tiba-tiba berada dalam keadaan gawat atau akan menjadi gawat dan terancam
nyawanya atau anggota badannya ( akan menjadi cacat ) bila tidak mendapat pertolongan
secepatnya.
6. Pasien Gawat Tidak Darurat.
Pasien berada dalam keadaan gawat tetapi tidak memerlukan tindakan darurat misalnya
kanker stadium lanjut.
7. Pasien Darurat Tidak Gawat.
Pasien akibat musibah yang datang tiba – tiba tetapi tidak mengancam nyawa dan anggota
badannya, misalnya luka sayat dangkal.
8. Pasien Tidak Gawat Tidak Darurat.
Misalnya pasien dengan ulcus tropium , TBC kulit , dan sebagainya.
9. Kecelakaan ( Accident ).
Suatu kejadian dimana terjadi interaksi berbagai faktor yang datangnya mendadak, tidak
dikehendaki sehingga menimbulkan cedera fisik, mental dan sosial.
Kecelakaan dan cedera dapat diklasifikasikan menurut :
Tempat kejadian :
Kecelakaan lalu lintas.
Kecelakaan di lingkungan rumah tangga.
Kecelakaan di lingkungan pekerjaan.
Kecelakaan di sekolah.
Kecelakaan di tempat – tempat umum lain seperti halnya : tempat rekreasi, perbelanjaan, di
area olah raga, dan lain – lain.
Mekanisme kejadian:
Tertumbuk, jatuh, terpotong, tercekik oleh benda asing, tersengat, terbakar baik karena efek
kimia, fisik maupun listrik atau radiasi.
Waktu kejadian
– Waktu perjalanan ( travelling / transport time )
-Waktu bekerja, waktu sekolah, waktu bermain dan lain – lain.
Cidera.
Masalah kesehatan yang didapat / dialami sebagai akibat kecelakaan.
Bencana.
Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam dan atau manusia yang
mengakibatkan korban dan penderitaaan manusia, kerugian harta benda, kerusakan
lingkungan, kerusakan sarana dan prasarana umum serta menimbulkan gangguan terhadap
tata kehidupan masyarakat dan pembangunan nasional yang memerlukan pertolongan dan
bantuan.
Kematian dapat terjadi bila seseorang mengalami kerusakan atau kegagalan dari salah satu
system / organ di bawah ini, yaitu :
Susunan saraf pusat.
Pernafasan.
Kardiovaskuler.
Hati.
Ginjal.
Pancreas.
Kegagalan ( kerusakan ) System / organ tersebut dapat disebabkan oleh :
Trauma / cedera,
Infeksi,
Keracunan ( poisoning ),
Degerenerasi ( failure),
Asfiksi,
Kehilangan cairan dan elektrolit dalam jumlah besar ( excessive loss of water and electrolit ),
Dan lain-lain.
Kegagalan sistim susunan saraf pusat, kardiovaskuler, pernafasan dan hipoglikemia dapat
menyebabkan kematian dalam waktu singkat ( 4 – 6 ), sedangkan kegagalan sistim/organ
yang lain dapat menyebabkan kematian dalam waktu yang lama.
Dengan demikian keberhasilan Penanggulangan Penderita Gawat Darurat (PPGD) dalam
mencegah kematian dan cacat ditentukan oleh :
Kecepatan menemukan penderita gawat darurat.
Kecepatan meminta pertolongan.
Kecepatan dan kualitas pertolongan yang diberikan.
Ditempat kejadian.
Dalam perjalanan ke rumah sakit.
Pertolongan selanjutnya secara mantap di rumah sakit.

D. Landasan Hukum :
Undang – undang No 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No 436 / Menkes / SK / VI / 1993 tentang berlakunya
Standar Pelayanan di Rumah Sakit
Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No 0701 / YANMED / RSKS / GDE / VII / 1991
Tentang Pedoman Pelayanan Gawat Darurat
Undang – undang No 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran
Undang – undang No 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
BAB 2 – STANDAR KETENAGAAN.
A. Kualifikasi SDM.
1) Pola ketenagaan dan kualifikasi SDM IGD adalah :

Nama
Nomor Jabatan Kualifikasi Formal Keterangan

SKp / SKM /
Pengelolah Setingkat
1 IGD  Bersertifikat   BLS/BTCLS/PPGD

2 Dokter IGD Dokter Umum Bersertifikat ACLS/ATLS

Para Medis
Penanggung  Bersertifikat   BLS/BTCLS/PPGD
3 Jawab Shift D III Keperawatan

Bersertifikat
Para Medis D III BLS/BTCLS/PPGD
4 IGD Keperawatan/Kebidanan

B. Distribusi Ketenagaan
Pola pengaturan ketenagaan Instalasi Gawat Darurat yaitu :

1. Untuk Dinas Pagi:yang bertugas sejumlah 2 ( dua ) orang  dengan standar minimal
bersertifikat BLS.
2. Untuk Dinas Sore dan Malam:yang bertugas sejumlah 2 ( dua ) orang dengan standar
minimal bersertifikat BLS.
Pengaturan Jaga.
1. Pengaturan Jaga Paramedis IGD.
 Pengaturan jadwal dinas paramedis IGD dibuat dan di pertanggung jawabkan oleh
pengelolah IGD.
 Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu satu bulan dan direalisasikan ke paramedis
IGD setiap satu bulan..
 Untuk tenaga paramedis yang memiliki keperluan penting pada hari tertentu, maka
paramedis tersebut dapat mengajukan permintaan dinas pada buku permintaan.
Permintaan akan disesuaikan dengan kebutuhan tenaga yang ada (apa bila tenaga
cukup dan berimbang serta tidak mengganggu pelayanan, maka permintaan
disetujui).
 Setiap tugas jaga / shift harus ada paramedis penanggung jawab shift ( PJ Shift)
dengan syarat pendidikan minimal D III Keperawatan atau Kebidanan dan memiliki
sertifikat tentang kegawat daruratan.
 Jadwal dinas terbagi atas dinas pagi, dinas sore dan malam, lepas malam, libur dan
cuti.
 Apabila ada tenaga paramedis jaga karena sesuatu hal sehingga tidak dapat jaga
sesuai jadwal yang telah ditetapkan ( terencana ), maka paramedis yang
bersangkutan harus memberitahu Pengelolah IGD : 2 jam sebelum dinas pagi, 4 jam
sebelum dinas sore dan malam. Sebelum memberitahu Pengelolah IGD, diharapkan
paramedis yang bersangkutan sudah mencari paramedis pengganti, Apabila
paramedis yang bersangkutan tidak mendapatkan paramedis pengganti, maka
Pengelolah IGD akan mencari tenaga paramedis pengganti yaitu paramedis yang
hari itu libur.
 Apabila ada tenaga paramedis tiba – tiba tidak dapat jaga sesuai jadwal yang telah
ditetapkan ( tidak terencana ), maka Pengelolah IGD akan mencari paramedis
pengganti yang hari itu libur atau perawat IGD. Apabila paramedis pengganti tidak
di dapatkan, maka paramedis yang dinas pada shift sebelumnya wajib untuk
menggantikan.(Prosedur pengaturan jadwal dinas perawat IGD sesuai SOP
terlampir).
2. Pengaturan Jaga Dokter IGD
 Pengaturan jadwal dokter jaga IGD menjadi tanggung jawab Ka Instalasi Gawat
Darurat dan disetujui Pengelolah IGD.
 Jadwal dokter jaga IGD dibuat untuk jangka waktu 1 bulan (On Call) serta sudah
diedarkan ke unit terkait dan dokter jaga yang bersangkutan 1 minggu sebelum jaga
di mulai.
 Apabila dokter jaga IGD karena sesuatu hal sehingga tidak dapat jaga sesuai dengan
jadwal yang telah di tetapkan maka :
A. Untuk yang terencana, dokter yang bersangkutan harus menginformasikan ke
Pengelolah Instalasi Gawat Darurat paling lambat 3 hari sebelum tanggal jaga,
serta dokter tersebut wajib menunjuk dokter jaga
B. Untuk yang tidak terencana, dokter yang bersangkutan harus
menginformasikan ke Pengelolah Instalasi Gawat Darurat dan di harapkan
dokter tersebut sudah menunjuk dokter jaga pengganti, apabila dokter jaga
pengganti tidak didapatkan, maka Pengelolah Instalasi Gawat Darurat wajib
untuk mencarikan dokter jaga  pengganti, yaitu digantikan oleh dokter jaga
yang pada saat itu libur atau dirangkap oleh dokter jaga ruangan. Apabila
dokter jaga pengganti tidak di dapatkan maka dokter jaga shift sebelumnya
wajib untuk menggantikan.( Prosedur pengaturan jadwal jaga dokter IGD
sesuai SOP terlampir).
C. Untuk yang tidak terencana, dokter yang bersangkutan harus
menginformasikan ke Pengelolah Instalasi Gawat Darurat dan di harapkan
dokter tersebut sudah menunjuk dokter jaga pengganti, apabila dokter jaga
pengganti tidak didapatkan, maka Pengelolah Instalasi Gawat Darurat wajib
untuk mencarikan dokter jaga  pengganti, yaitu digantikan oleh dokter jaga
yang pada saat itu libur atau dirangkap oleh dokter jaga ruangan. Apabila
dokter jaga pengganti tidak di dapatkan maka dokter jaga shift sebelumnya
wajib untuk menggantikan.( Prosedur pengaturan jadwal jaga dokter IGD
sesuai SOP terlampir).

BAB III – STANDAR FASILITAS. 


A. Denah Ruangan ( Buat Gambar Denah ).

B. Standar Fasilitas
1. Fasilitas & Sarana.
IGD Puskesmas Tirtoyudo terdiri dari ruangan Triase, ruang resusitasi , ruang tindakan
bedah , ruangan tindakan  non bedah dan ruangan observasi.
Ruangan resusitasi terdiri dari 1 ( satu ) tempat tidur , ruangan tindakan bedah terdiri dari
satu (1 ) tempat tidur, ruangan tindakan non bedah terdiri dari 2  ( dua ) tempat tidur,
ruangan observasi terdiri dari 2 ( dua )  tempat tidur.
2. Peralatan.
Peralatan yang tersedia di IGD mengacu kepada buku pedoman pelayanan Gawat
Darurat Departermen Kesehatan RI untuk penunjang kegiatan pelayanan terhadap pasien
Gawat darurat.
Alat yang harus tersedia adalah bersifat life saving  untuk kasus kegawatan jantung
seperti monitor dan defribrilator.

Alat – alat untuk ruang resusitasi :


1. Mesin suction ( 1 set ),
2. Oxigen lengkap dengan flowmeter ( 1 set ),
3. Laringoskope anak & dewasa  ( 1 set ),
4. Spuit semua ukuran ( masing – masing 10 buah ).
5. Oropharingeal air way ( sesuai kebutuhan ).
6. Infus set / transfusi set ( 5 / 5 buah ).
7. Brandcard fungsional diatur posisi trendelenberg, ada gantungan infus & penghalang ( 1
buah ).
8. Gunting besar (1 buah ).
9. Defribrilator ( 1 buah ).
10. Monitor EKG ( 1 buah ).
11. Trolly Emergency yang berisi alat – alat untuk melakukan resusitasi ( 1 buah ).
12. Papan resusitasi ( 1 buah ).
13. Ambu bag ( 1 buah ).
14. Stetoskop ( 1 buah ).
15. Tensi meter ( 1 buah ).
16. Thermometer ( 1 buah ).
17. Tiang Infus ( 1 buah ). 
Alat – alat untuk ruang tindakan bedah.
1. Bidai segala ukuran untuk tungkai, lengan, leher, tulang punggung (1 set ).
2. Verban segala ukuran :
–    4 x 5 em ( 5 buah ),
–   4 x10 em ( 5 buah ).
3. Vena seksi set ( 1 set ).
4. Extraksi kuku set ( 2 set ).
5. Hecting set ( 5 set ).
6. Benang – benang / jarum segala jenis dan ukuran:
–  Cat gut 2/0 dan 3/0 ( 1 buah ),
–  Silk Black 2/0 ( 1 buah ), 3/0 ( 1 buah ),
–  Jarum ( 1 set ).
7. Lampu sorot ( 1 buah ).
8. Kassa ( 1 tromel ).
9. Cirkumsisi set ( 1 set ).
10. Ganti verban set ( 3 set ).
11. Stomach tube / NGT :
–  Nomer  12  ( 3 buah );
–  Nomer  16  ( 3 buah );
–  Nomer  18  ( 2 buah )..
12. Spekulum hidung ( 2 buah ).
13. Spuit sesuai kebutuhan :
– 5 cc  ( 5 buah ),
– 2.5 cc ( 5 buah ).
14. Infus set ( 1 buah ).
15. Dower Catheter segala ukuran : – Nomer 16 ( 2 buah ),- Nomer 18 ( 2 buah ).
16. Emergency lamp ( 1 buah ).
17. Stetoskop ( 1 buah )
18. Tensimeter ( 1 buah )
19. Thermometer ( 1 buah )
20. Elastis verban sesuai kebutuhan :- 6 inchi ( 1 buah ),- 4 inchi ( 2 buah )
- 3 inchi ( 1 buah).
21. Tiang infus ( 2 buah )
Alat – alat untuk ruang tindakan non bedah :
9. Stomach tube / NGT : – Nomer 16 ( 2 buah ),- Nomer 18 ( 2 buah )
- Nomer 12 ( 3 buah ).
10. Urine bag ( 3 buah ).
11. Otoscope  ( 1 buah )
12. Nebulizer ( 1 buah )
13. Mesin EKG ( 1 buah )
14. Infus set ( 1 buah )
15. IV catheter semua nomer ( 1 set )
16. Spuit sesuai kebutuhan :
– 1 cc    ( 5 buah ),
– 2.5 cc ( 5 buah ),
– 5 cc    ( 5 buah ),
– 10 cc  ( 5 buah ),
– 20 cc  ( 3 buah ),
– 50 cc  ( 3 buah ),
17. Tensimeter ( 1 buah ).
18. Stetoskop ( 1 buah ).
19. Thermometer ( 1 buah ).
20. Tiang infus ( 1 buah ). 
Alat – alat untuk ruang observasi :
1. Tensi meter ( 1 buah ).
2. Oxygen lengkap dengan flow meter ( 1 buah ).
3. Termometer ( 1 buah ).
4. Stetoskop ( 1 buah ).
5. Standar infus ( 1 buah ).
6. Infus set ( 1 set ).
7. IV catheter segala ukuran ( 1 set ).
8. Spuit sesuai kebutuhan :
–  1 cc    ( 5 buah ),
–  2.5 cc ( 5 buah ),
–   5 cc   ( 5 buah ),
– 10 cc   ( 5 buah ),
– 20 cc   ( 3 buah ),
– 50 cc   ( 3 buah ).
 

Alat – alat dalam trolly emergency :


1. Obat Life saving ( terlampir pada standar obat IGD Puskesmas Tirtoyudo.
2. Obat penunjang ( terlampir pada standar obat IGD Puskesmas Tirtoyudo.
 

Alat – alat kesehatan.


1. Ambu bag / Air viva untuk dewasa & anak ( 1 buah / 1 buah ).
2. Oropharingeal airway : – Nomer 3 ( 2 buah ),- Nomer 4 ( 2 buah ).
3. Laringoscope dewasa & anak ( 1 set ).
4. Magyl forcep.
5. Face mask ( 1 buah )
6. Urine bag non steril ( 5 buah ).
7. Spuit semua ukuran.
8. Infus set ( 1 set).
9. Endotracheal tube ( dewasa & anak ) :
– Nomer 2.5 ( 1 buah ),
– Nomer 3 ( 1 buah ),
– Nomer 4 ( 1 buah ),
– Nomer 7 ( 1 buah ),
– Nomer 7.5 ( 1 buah ),
– Nomer 8 ( 1 buah ).
10. Slang oksigen sesuai kebutuhan
11. Stomach tube / NGT :
–  Nomer 16 ( 2 buah ).
–  Nomer 18 ( 2 buah ).
–  Nomer 12 ( 3 buah ).
12. IV catheter sesuai kebutuhan :
– Nomer  18  Cath / Terumo ( 2 / 2 buah ).
– Nomer  20 Cath / Terumo ( 2 / 16 buah ).
– Nomer 22 Cathy / terumo ( 2 / 11 buah ).
13. Suction catheter segala ukuran :
– Nomer 10 ( 3 buah ).
– Nomer 12 ( 2 buah )
14. Neck collar Ukuran S / M ( 2 / 1 )
 

Ambulance
Untuk menunjang pelayanan terhadap pasien Puskesmas Tirtoyu saat ini memiliki 2
( dua ) unit ambulance yang kegiatannya berada dalam koordinasi IGD dan bagian
umum.

Fasilitas & Sarana untuk Ambulance


1. Perlengkapan Ambulance
2. Ac
3. Sirine
4. Lampu rotater
5. Sabuk pengaman
6. Sumber listrik / stop kontak
7. Lemari untuk alat medis
8. Lampu ruangan
9. Wastafel
 

Alat & Obat untuk Ambulance.

1. Tabung Oksigen ( 1 buah )


2. Stretcher ( 1 buah )
3. Scope ( 2 buah )
4. Tas Emergency yang berisi :
 Obat – obat untuk life saving (Cairan infus : RL, NaCL 0,9 % ( 5 / 10 kolf )
 Senter ( 2 buah )
 Stetoskop  ( 3 buah )
 Tensimeter ( 1 buah )
 Oropharingeal air way
 Gunting verban  ( 2 buah )
 Tongue Spatel ( 1 buah )
 Reflex hummer ( 2 buah )
 Infus set ( 1 buah )
 IV chateter ( Nomer 20 , 18 : 2 : 2 )
 Spuit semua ukuran ( masing- masing 2 buah ).
 

  Standar Obat IGD RS


 
OBAT LIVE SAVING
1. Injeksi
 

No Nama Obat Satuan Jumlah Jenis Oba

1. Adona AC 10 ml Ampul 6 Haemostatic

Anti asthmatic dan COPD


2. Alupent Ampul 2 preparations
Anti asmatic dan COPD
3. Aminophilin Ampul 14 preparations

4 Atropin sulfat Ampul 125 Anti spasmodics

5. Buscopan Ampul 14 Anti spasmodics

6 Catapres Ampul 3 Other Anti hypertensives

7 Cedation Ampul 5 Anti emetics

8 Cortidex Ampul 6 Corticosteroid Hormones

9 Diazepam Ampul 5 Minor Transquillizer

10 Dicynone Ampul 5 Haemostatics

11 Dormicum Asmpul Hypnotics dan sedatives

12 Ephinephrin Ampul 2 Asnastetic lokal & general

13 Lasik Ampul 16 Diuretics

14 Lidocain Ampul 94 Anastetic lokal

15 Metro clopramide Ampul 5 Anti emetik

16 Nicholin 250 mg Ampul 2 Neuroprotector

17 Nicholin 100 mg Ampul 2 Neoroprotector

18 Naotropil 1 gr Ampul 5 Neuroprotector

19 Novalgin Ampul 5 Analgetik

20 Orodexon Ampul 4 Anti inflamasi

21 Phenobarbital Ampul 2 Sedatif

22 Pethidine Ampul 2 Sedatif

23 Pulmicortn Naspv Ampul 8 Broncodilator


24 Ranitidine Ampul 5 Antacida

25 Remopain Ampul 5 Analgetik

26 Renatoc Ampul 2 Antacida

27 Toradol 50 mg Ampul 1 Analgetik

28 Panadol Ampul 5 Analgetik

29 Transamin Ampul 7 Haemostatics

30 Valium Ampul 14 Sedatif

31 Vit k Ampul 2 Anti perdarahan

32 Tramal 100 mg Ampul 1 Analgetik

33 ATS 1500 u Ampul 10 Anti tetanus

34 Vaksin Engerik B-In-1 Tube 3 Vaksinasi hepatitis

35 Vaccin Engerik o,5 ml Tube 2 Vaksinasi hepatitis

36 Kallium clorida Flacon 6 Elektrolit

37 Meylon 25 ml Flacon 9

38 Meylon  100 ml Flacon 1

 
1. Tablet
 

Jenis Obat
No Nama Obat Satuan Jumlah  

Anti hypertensi/ 
1. Adalat 5 mg Tablet 10 Betabloker

Anti hypertensi /
2. Adalat 10 mg Tablet 10 Betabloker

3. Cedocard 5 mg Tablet 8 Anti anginal

4. Nitrobat Tablet 10 Nitrogliserida

c.   Cairan Infus

Jenis Obat
No Nama Obat Satuan Jumlah  

1. Asering Kolf 4

2. Dextrose 5 % 250 ml Kolf 2

3. Dextrose 5 % 500 ml Kolf 8

4 Dextrose 10 % 500ml Kolf 5

5. Dextrose In Saline 0,225 Kolf 2

6. Dextrose 0,5 Darrow Kolf 3

7. Kaen 3 B Kolf 1

8. Kaen 3 A Kolf 1
9. Larutan 2 A Kolf 7

10. Manitol 250 cc Kolf 2

11. Nacl 0,9 % 250 ml Kolf 1

12. Nacl 0,9 % 500 ml Kolh 5

13. Nacl 3 % Kolf 1

14. Ringer Dextrose Kolf 6

15 Ringer Lactat Kolf 13

16. Ringer Solution Kolf 2

17. Dex 40 % 25 ml Flalon 6

# Suppositoria

Jenis Obat
No Nama Obat Satuan Jumlah  

1. Amicain Supp Supp 2 Anti emetik

2. Primperan sup Child Supp 3 Anti emetik

3. Primperan Sup Adult Supp 1 Anti emetik

Anti piretik, 
4. Paracetamol Sup Supp 1 Analgetik

Anti piretik, 
5. Propyretic 160 mg Supp 1 Analgetik

Anti piretik ,
6. Proris Sup Supp 6 Analgetik

7. Stesolid 5 mg rect Tube 5 Sedatif


8. Stesolid 10 mg rect Tube 7 Sedatif

2. OBAT PENUNJANG
3. Injeksi

No Nama Obat Satuan Jumlah Jenis Obat

1. Cedantron Ampul 5 Antiemetik

2. Calsium gluconas Ampul 3 Vitamin (elektrolit)

3. Zantadin Ampul 5 Antasida

4. Lanoxin Ampul 2 Cardiac drugs

5. Neurobion 5000 Ampul 5 Vitamin

6. Papaverin Ampul 12 Anti spasmudics

7. Sotatik Ampul 8 Anti emetik

8 Cortison Asetat Flacon 4 Anti inflamasi

9. Kanamycin 1 gr Flacon 10 Antibiotik

10. Procain Penicillin Flacon 2 Antibiotik

 
 
 
 
 
 
 
1. Obat tablet

No Nama Obat Satuan Jumlah Jenis Obat


 

Anti coagulans, anti


1. Aspilet Tablet 7 trombotics

2. Inderal Tablet 5 Beta –Blockers

3. Inopamil Tablet 5

4. Isorbid Tablet 2 Cardiac drugs

5. Merislon Tablet 2 Anti vertigo

6. Propanolol Tablet 3 Beta Blockers

7. Strocain Tablet 5 Antacid&  Antiulcerant

8. Norit Tablet 15

9. Ponstan Tablet 2 Analgetic& Antipiretic

BAB IV – TATA LAKSANA PELAYANAN.

#TATA LAKSANA PENDAFTARAN PASIEN


 

 Petugas Penanggung Jawab


1.
 Perawat IGD
 Petugas Admission
2. Perangkat Kerja
 Status Medis
 Tata Laksana Pendaftaran Pasien IGD
1. Pendaftaran pasien yang datang ke IGD dilakukan oleh pasien / keluarga dibagian
admission ( SPO – IGD – 002 )
2. Bila keluarga tidak ada petugas IGD bekerja sama dengan securiti untuk mencari
identitas pasien
3. Sebagai bukti pasien sudah mendaftar di bagian admission akan memberikan status
untuk diisi oleh dokter IGD yang bertugas.
4. Bila pasien dalam keadaan gawat darurat, maka akan langsung diberikan
pertolongan di IGD, sementara keluarga / penanggung jawab melakukan
pendaftaran di bagian admission
 

# TATA LAKSANA SISTIM KOMUNIKASI IGD


 

 Petugas Penanggung Jawab


 Petugas Operator
 Dokter / paramedis IGD
 Perangkat Kerja
 Pesawat telpon
 Hand phone
 

III.  Tata Laksana Sistim Komunikasi IGD


1. Antara IGD dengan unit lain dalam Puskesmas Tirtoyudo adalah dengan nomor
extension masing-masing unit.
2. Antara IGD dengan dokter/ puskesmas lain / yang terkait dengan pelayanan diluar
puskesmas adalah menggunakan pesawat telephone langsung dari IGD.
3. Antara IGD dengan petugas ambulan yang berada dilapangan menggunakan pesawat
telephone dan handphone.
4. Dari luar Puskesmas Tirtoyudo dapat langsung melalui operator.
 
 
 

#TATA LAKSANA PELAYANAN TRIASE


 –Petugas Penanggung Jawab
–    Dokter jaga IGD 
–Perangkat Kerja
–    Stetoscope

–    Tensimeter

–    Status medis

# Tata Laksana Pelayanan Triase  IGD


1. Pasien / keluarga pasien mendaftar ke bagian administrasi.
2. Dokter jaga IGD melakukan pemeriksaan pada pasien secara lengkap dan menentukan  
prioritas penanganan.
3. Prioritas pertama ( I, tertinggi, emergency ) yaitu mengancam jiwa / mengancam fungsi
vital, pasien ditempatkan diruang resusitasi
4. Prioritas kedua ( II, medium, urgent ) yaitu potensial mengancam jiwa / fungsi vital, bila
tidak segera ditangani dalam waktu singkat. Penanganan dan pemindahan bersifat
terakhir. Pasien ditempatkan di ruang tindakan bedah / non bedah
5. Prioritas ketiga ( III, rendah, non emergency ) yaitu memerlukan pelayanan biasa, tidak
perlu segera. Penanganan dan pemindahan bersifat terakhir. Pasien ditempatkan diruang
non bedah
 

D.   TATA LAKSANA PENGISIAN INFORMED CONSENT


 

    Petugas Penangung Jawab


–    Dokter jaga IGD

 Perangkat Kerja
–    Formulir Persetujuan Tindakan

 Tata Laksana Informed Consent


 Paramedis IGD yang sedang bertugas menjelaskan tujuan dari pengisian informed
consent pada  pasien / keluarga pasien disaksikan oleh keluarga pasien.
 pasien menyetujui, informed consent diisi dengan lengkap disaksikan oleh paramedis.
 Setelah diisi dimasukkan dalam status medik pasien.
# TATA LAKSANA TRANSPORTASI PASIEN
  Petugas Penanggung Jawab
–    Paramedis IGD

–    Supir Ambulan

 Perangkat Kerja
–    Ambulan

–    Alat Tulis

#  Tata Laksana Transportasi Pasien IGD


1. Bagi pasien yang memerlukan penggunaan ambulan Puskesmas Tirtoyudo sebagai
transportasi, maka paramedis unit terkait menghubungi IGD.
2. Paramedis IGD menuliskan data-data / penggunaan ambulan (nama pasien ruang rawat
inap, waktu penggunaan & tujuan penggunaan
3. Paramedis IGD menghubungi bagian / supir ambulan untuk menyiapkan kendaraan
4. Paramedis IGD menyiapkan alat medis sesuai dengan kondisi pasien.
 
 # TATA LAKSANA PELAYANAN FALSE EMERGENCY
  Petugas Penanggung Jawab
 Paramedis
 Dokter jaga IGD
 Perangkat Kerja
 Stetoscope
 Tensi meter
 Alat Tulis
#  Tata Laksana  Pelayanan False Emergency
1. Pasien / keluarga pasien mendaftar dibagian administrasi.
2. Dilakukan triase untuk penempatan pasien diruang non bedah
3. Pasien dilakukan pemeriksaan fisik oleh dokter jaga IGD
4. Dokter jaga menjelaskan kondisi pasien pada keluarga / penanggung jawab
5. Bila perlu dirawat / observasi pasien dianjurkan kebagian admission.
6. Bila tidak perlu dirawat pasien diberikan resep dan bisa langsung pulang
7. Pasien dianjurkan untuk kontrol kembali sesuai dengan saran dokter
 

# TATA LAKSANA PELAYANAN VISUM ET REPERTUM


 
1. Petugas Penanggung Jawab
 Petugas Rekam Medis
 Dokter jaga IGD
1. Perangkat Kerja
 Formulir Visum Et Repertum IGD
#.   Tata Laksana Pelayanan Visum Et Repertum
1. Petugas IGD menerima surat permintaan visum et repertum dari pihak kepolisian.
2. Surat permintaan visum et repertum diserahkan kebagian rekam medik
3. Petugas rekam medik menyerahkan status medis pasien kepada dokter jaga yang
menangani pasien terkait
4. Setelah visum et repertum diselesaikan oleh rekam medik maka lembar yang asli
diberikan pada pihak kepolisian
 

#TATALAKSANA PELAYANAN DEATH ON ARRIVAL ( DOA )


 Petugas Penanggung Jawab
 Dokter jaga IGD
 Petugas Satpam
 Perangkat Kerja

1.
 Senter
 Stetoscope
 EKG
 Surat Kematian
 

# Tata Laksana Death On Arrival IGD ( DOA )


1. Pasien dilakukan triase dan pemeriksaan oleh dokter jaga IGD
2. Bila dokter sudah menyatakan meninggal, maka dilakukan perawatan jenazah
3. Dokter jaga IGD membuat surat keterangan meninggal
4. Jenazah dipindahkan / diserah terimakan di ruangan jenazah dengan bagian umum /   
keamanan
 
# LAKSANA SISTIM INFORMASI PELAYANAN PRA PUSKESMAS TIRTOYUDO
 – Petugas Penanggung Jawab
 Paramedis IGD
1. Perangkat Kerja
 Ambulan
 Handphone
 

# Tata Laksana Sistim Informasi Pelayanan Pra Puskesmas Tirtoyudo


1. Paramedis yang mendampingi pasien memberikan informasi mengenai kondisi pasien
yang akan dibawa, kepada perawat IGD Puskesmas Tirtoyudo.
2. Isi informasi mencakup :
 Keadaan umum ( kesadaran dan tanda – tanda vital )
 Peralatan yang diperlukan di IGD ( suction, monitor, defibrillator )
 Kemungkinan untuk dirawat di unit intensive care ( SPO – IGD – 024 )
 Paramedis IGD melaporkan pada dokter jaga IGD & paramedis PJ Shift serta
menyiapkan hal-hal yang diperlukan sesuai dengan laporan yang diterima dari
petugas ambulan.
 #TATA LAKSANA SISTIM RUJUKAN
 Petugas Penanggung Jawab
 Dokter IGD
 Paramedis IGD
1. Perangkat Kerja
 Ambulan
 Formulir persetujuan tindakan
 Formulir rujukan
III.   Tata Laksana Sistim Rujukan IGD
1. Alih Rawat
 Paramedis IGD menghubungi rumah sakit yang akan dirujuk
 Dokter jaga IGD memberikan informasi pada dokter jaga Puskesmas Tirtoyudo
rujukan mengenai keadaan umum pasien.
 Bila tempat telah tersedia di rumah sakit rujukan, perawat IGD menghubungi
Puskesmas Tirtoyudo/ ambulan 118 sesuai kondisi pasien
2. Pemeriksaan Diagnostik
 Pasien / keluarga pasien dijelaskan oleh dokter jaga mengenai tujuan pemeriksaan
diagnostik, bila setuju maka keluarga pasien harus mengisi informed consent
 Paramedis IGD menghubungi rumah sakit rujukan
 Paramedis IGD menghubungi petugas ambulan Puskesmas Tirtoyudo
3. Spesimen
 Pasien / keluarga pasien dijelaskan mengenai tujuan pemeriksaan specimen
 Bila keluarga setuju maka harus mengisi inform consent
 Dokter jaga mengisi formulir pemeriksan, dan diserahkan kepetugas laboratorium
 Petugas laboratorium melakukan rujukan ke laboratorium yang dituju
 

BAB V – LOGISTIK

BAB VI – KESELAMATAN PASIEN.


 # Pengertian
 Keselamatan Pasien ( Patient Safety )
Adalah suatu sistem dimana Puskesmas Tirtoyudo membuat asuhan pasien lebih
aman.

Sistem tersebut meliputi :

 Asesmen resiko
 Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien
 Pelaporan dan analisis insiden
 Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya
 Implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko
Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh :

 Kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan


 Tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil

Tujuan
 Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
 Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
 Menurunkan Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD ) di rumah sakit
 Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD )

STANDAR KESELAMATAN PASIEN


1. Hak pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program
peningkatan keselamatan pasien
5. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
6. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien

KEJADIAN TIDAK DIHARAPKAN ( KTD )


ADVERSE EVENT :
Adalah suatu kejadian yang tidak diharapkan, yang mengakibatkan cedera pasien
akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil, dan bukan karena penyakit dasarnya atau kondisi pasien.
Cedera dapat diakibatkan oleh kesalahan medis atau bukan kesalahan medis
karena tidak dapat dicegah

KTD yang tidak dapat dicegah


Unpreventable Adverse Event :
Suatu KTD yang terjadi akibat komplikasi yang tidak dapat dicegah dengan
pengetahuan mutakhir.

KEJADIAN NYARIS CEDERA ( KNC )


Near Miss :
Adalah suatu kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan ( commission ) atau
tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission ), yang dapat
mencederai pasien, tetapi cedera serius tidak terjadi :

 Karena “ keberuntungan”
 Karena “ pencegahan ”
 Karena “ peringanan ”

KESALAHAN MEDIS
Medical Errors:
Adalah kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis yang mengakibatkan
atau berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien.

KEJADIAN SENTINEL
Sentinel Event :
Adalah suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera yang serius; biasanya
dipakai untuk kejadian yang sangat tidak diharapkan atau tidak dapat diterima,  
seperti : operasi pada bagian tubuh yang salah.

Pemilihan kata  “sentinel” terkait dengan keseriusan cedera yang terjadi ( seperti,
amputasi pada kaki yang salah ) sehingga pencarian fakta terhadap kejadian ini
mengungkapkan adanya masalah yang serius pada kebijakan dan prosedur yang
berlaku.

1. TATA LAKSANA
1. Memberikan pertolongan pertama sesuai dengan kondisi yang terjadi pada pasien
2. Melaporkan pada dokter jaga IGD
3. Memberikan tindakan sesuai dengan instruksi dokter jaga
4. Mengobservasi keadaan umum pasien
5. Mendokumentasikan kejadian tersebut pada formulir “ Pelaporan Insiden Keselamatan”
 

Anda mungkin juga menyukai