Anda di halaman 1dari 6

Halaman 1

AKAD PEMBIAYAAN MULTIGUNA


No. 000161221050053

Berdasarkan syarat-syarat pembiayaan yang telah disetujui dan ditandatangani oleh Ibu MELINDA IBRAHIM, SE,
maka Pada hari ini Rabu, 22 Desember 2021, dilakukan akad pembiayaan secara elektronik antara: PT Bank
Muamalat Indonesia Tbk, selaku pemberi fasilitas, selanjutnya disebut "BANK”, dengan :
Ibu : MELINDA IBRAHIM, SE
Tanggal lahir : 20 Mei 1986
No.KTP : 7571036005860004
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama sendiri selaku penerima fasilitas, selanjutnya disebut “NASABAH”.

POKOK AKAD

1. Dengan menggunakan skema Wakalah bil Ujroh dalam Syarat-Syarat Pembiayaan, NASABAH selaku
“muwakkil” atau pemberi kuasa dengan ini memberikan kuasa kepada BANK, dan BANK selaku “wakil”
atau penerima kuasa dengan ini menyatakan menerima kuasa dari NASABAH untuk melakukan pengurusan
pendaftaran haji guna kepentingan pihak NASABAH, dan atas pelaksanaan pengurusan dimaksud NASABAH
wajib membayar ujroh/jasa kepada BANK sebesar Rp 1.000.000 (satu juta rupiah) yang dibayar sebelum
pencairan Qardh dan Rp 14.334.000 (empat belas juta tiga ratus tiga puluh empat ribu rupiah) yang dicicil
selama 60 bulan sejak tanggal pencairan.
2. Dengan menggunakan skema pembiayaan Qardh dalam Syarat-syarat Pembiayaan, BANK selaku pemberi
pinjaman dengan ini memberikan pinjaman kepada NASABAH, dan NASABAH selaku penerima pinjaman
dengan ini menyatakan menerima pinjaman dari BANK berupa dana talangan pendaftaran haji dan karenanya
NASABAH mengaku berutang kepada BANK sebesar Rp 25.000.000 (dua puluh lima juta rupiah)serta akan
dicicil selama 60 bulan sejak tanggal pencairan.
3. Dengan demikian, pembiayaan dengan Akad Wakalah bil Ujroh dan akad Qardh ini dilaksanakan oleh
Nasabah dengan rincian sebagai berikut:
a. Ujroh Awal Rp 1.000.000
b. Ujroh atas wakalah Rp 14.334.000
c. Qardh Rp 25.000.000
d. Jangka Waktu 60 bulan
e. Total angsuran perbulan Rp 655.658
Halaman 2

PENCAIRAN PEMBIAYAAN
1. Sebagai prasyarat pencairan pembiayaan, NASABAH wajib melakukan penyetoran sejumlah dana ke nomor
rekening 8110068012 atas nama Ibu MELINDA IBRAHIM, SE dengan rincian sebagai berikut:
a. Ujroh Awal sebesar Rp 1.000.000
b. Self Financing (dana pribadi) Ibu sebanyak Rp 0
2. Setelah penyetoran dana tersebut, maka BANK akan melakukan proses pencairan sebesar Rp 25.000.000
akan dikreditkan ke Rekening atas nama Ibu MELINDA IBRAHIM, SE dengan nomor rekening 8110068012

PEMBAYARAN ANGSURAN DAN KUASA DEBET


1. Pembayaran cicilan Ujroh dan cicilan Qardh dilakukan secara bersamaan dan digabungkan, sehingga total
cicilan/angsuran yang harus dibayarkan oleh NASABAH kepada BANK setiap bulannya adalah sebesar Rp
655.658 (enam ratus lima puluh lima ribu enam ratus lima puluh delapan rupiah) dicicil selama 60 bulan
sejak tanggal pencairan.
2. NASABAH memberikan kuasa kepada BANK untuk melakukan pendebetan dana dari nomor rekening
8110068012 atas nama Ibu MELINDA IBRAHIM, SE sebesar :
a. Ujroh Awal Rp 1.000.000
b. Angsuran tiap bulan Rp 655.658

PENUTUP
1. Sebelum Akad ini ditandatangani oleh Nasabah, Nasabah menyatakan dengan sebenarnya bahwa Nasabah
telah membaca dengan cermat isi Syarat-syarat Pembiayaan, sehingga Nasabah memahami sepenuhnya
segala yang akan menjadi akibat hukum setelah Nasabah menandatangani Akad ini.
2. Tiap addendum atau dokumen tertulis lainnya tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari
Akad ini.
3. Akad ini dibuat dan ditandatangani secara elektronik oleh NASABAH dan BANK dan memiliki kekuatan hukum
yang sama dengan tanda tangan secara tertulis.
4. Nasabah wajib melakukan pendaftaran porsi haji selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari kerja terhitung sejak
tanggal pencairan.

Ditandatangani Elektronik:
MELINDA IBRAHIM, SE
22-12-2021 14:00:28WIB

MELINDA IBRAHIM, SE

Tanda Tangan Elektronik pada dokumen ini memiliki tautan dengan PT. Solusi Net Internusa (Digisign) yang mengumpulkan data atas nama Bank Muamalat dan data
disimpan ke server yang diamankan untuk melakukan Jasa Teknologi Informasi dan sebagai Penyelenggara Sertifikat Elektronik sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang No.11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (“UU No.11/2008”) dan Undang-Undang No.19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-
Undang No.11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (“UU No.19/2016”) dan Peraturan Pemerintah No.71 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan
Sistem dan Transaksi Elektronik (“PP No.71/2019”). Bahwa NASABAH telah setuju untuk didaftarkan menjadi pengguna layanan PT. Solusi Net Internusa (Digisign),
data-data pribadi dikirim kepada PT. Solusi Net Internusa (Digisign), dan diverifikasi kebenaran identitasnya oleh PT. Solusi Net Internusa (Digisign)
SYARAT - SYARAT UMUM PEMBIAYAAN MULTIGUNA

I. Berlakunya Syarat-Syarat Umum


Pasal 1
1. Syarat-syarat Umum ini berlaku bagi Pembiayaan Multiguna dan merupakan bagian terpenting dan integral yang tidak dapat
dipisahkan dari Akad Pembiayaan Multiguna
2. Jika dalam Akad tidak dimuat ketentuan khusus, maka ketentuan dalam Syarat-syarat Umum ini berlaku atas pemberian
Pembiayaan Multiguna berdasarkan Akad tersebut.
3. Jika ketentuan khusus dalam Akad mengatur hal yang sama atau bertentangan dengan Syarat-syarat Umum ini, maka yang
diberlakukan adalah ketentuan khusus Akad tersebut.
4. Dengan disetujuinya Akad, maka seluruh ketentuan dalam Syarat-syarat Umum berlaku dan mengikat untuk fasilitas Pembiayaan
Multiguna.
II. Definisi
Pasal 2
1. Kata-kata yang dimulai dengan huruf besar yang digunakan dalam Syarat-syarat Umum dan Akad harus diartikan sebagai berikut:
a. Akad berarti perjanjian/kesepakatan secara lisan (melalui percakapan telepon yang direkam) dan tertulis antara Bank dan
Nasabah yang memuat hak dan kewajiban bagi masing-masing pihak sesuai dengan Prinsip Syariah yang mengatur lebih
lanjut tentang fasilitas Pembiayaan, berikut semua pengubahan, tambahan, perpanjangan, penegasan dan pembaharuannya,
yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Syarat-syarat Umum beserta segala dokumen yang dibuat sehubungan
dengan itu.
b. Angsuran adalah Jumlah Kewajiban yang harus dibayarkan oleh Nasabah yang terdiri dari hutang Baki Debet Pokok dan
atau Imbalan sesuai dengan jadwal angsuran berdasarkan Akad.
c. Baki Debet Pokok berarti jumlah Pembiayaan yang ditarik oleh Nasabah setelah dikurangi Angsuran Pokok (jika ada)
berdasarkan Akad dan atau dokumen lainnya yang disepakati bersama antara Bank dan Nasabah. Untuk menghindari
keragu-raguan, yang dimaksud Baki Debet Pokok adalah jumlah dana talangan yang diberikan Bank kepada Nasabah untuk
Pembiayaan berdasarkan Prinsip Al-Qardh.
d. Bank berarti perseroan terbatas PT Bank Muamalat Indonesia Tbk, berkedudukan di Jakarta Selatan dan beralamat di Jalan
Prof. Dr. Satrio Kav.18 Jakarta, termasuk tetapi tidak terbatas pada kantor-kantor cabangnya, para penerima dan atau
pengganti haknya.
e. Biaya Administrasi berarti biaya baik langsung maupun tidak langsung, yang timbul dari dan atau berhubungan dengan
pelaksanaan Akad termasuk biaya yang dirinci dalam pasal 4 Syarat-syarat Umum ini.
f. Cedera Janji adalah hal-hal yang disebutkan pada Pasal 10 Syarat-syarat Umum ini.
g. Ganti Rugi atau Ta’widh berarti kewajiban pembayaran atas biaya-biaya rill yang dikeluarkan Bank sebagai akibat Cedera
Janji Nasabah.
h. Hari Kerja berarti hari-hari di mana Bank beroperasi untuk menjalankan usahanya.
i. Imbalan berarti Ujrah untuk transaksi berdasarkan prinsip Wakalah bil Ujrah.
j. Jangka Waktu Akad berarti jangka waktu fasilitas Pembayaan yang ditarik/digunakan oleh Nasabah sebagaimana
dituangkan di dalam Akad.
k. Jumlah Kewajiban berarti jumlah Baki Debet Pokok, Imbalan, Denda, Biaya serta semua jumlah uang lain yang karena
apapun juga terhutang dan wajib dibayar oleh Nasabah kepada Bank berdasarkan dan sesuai dengan Akad, baik yang
disepakati dalam Akad maupun yang timbul di kemudian hari dalam rangka pelaksanaan Akad.
l. Nasabah berarti pihak yang menandatangani Syarat-syarat Umum ini sebagai penerima Pembiayaan dari Bank berdasarkan
Akad Obyek Akad berarti manfaat yang detailnya akan diuraikan lebih lanjut di dalam Akad.
m. Para Pihak berarti Bank dan Nasabah secara bersama-sama.
n. Pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa:
i. Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang al-Qardh;
ii. Transaksi pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah lainnya.
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank dan Nasabah yang mewajibkan Nasabah yang dibiayai dan/atau
diberi fasilitas Pembiayaan untuk mengembalikan Pembiayaan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan Imbalan.
o. Prinsip Syariah berarti prinsip-prinsip hukum yang bersumber dari Al-Qur’an dan sunnah Nabi Muhammad SAW, yang
pelaksanaannya diatur dalam fatwa-fatwa yang dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia serta
peraturan-peraturan/ surat-surat edaran yang dikeluarkan oleh pihak yang berwenang di bidang keuangan, termasuk Bank
Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan, sepanjang menyangkut transaksitransaksi berdasarkan Prinsip Syariah.
p. Al-Qardh berarti akad pinjaman dana dari Bank kepada kepada Nasabah dengan ketentuan bahwa Nasabah wajib
mengembalikan dana yang diterimanya kepada Bank pada waktu yang telah disepakati oleh Bank dan Nasabah,
q. Rekening Pembiayaan berarti suatu rekening pada pembukuan Bank yang mencatat Jumlah Kewajiban Nasabah dan
segala transaksi keuangan berkenaan dengan Pembiayaan antara Bank dengan Nasabah.
r. Syarat-syarat Umum berarti semua ketentuan dan syarat yang tercantum dalam Syarat-syarat Umum ini, sebagaimana
sewaktu-waktu diubah, ditambah atau diperbaharui, yang merupakan bagian dan menjadi satu kesatuan yang tidak
terpisahkan dari Akad.
s. Tunggakan berarti tunggakan atas Jumlah Kewajiban, termasuk namun tidak terbatas pada tunggakan Baki Debet Pokok,
tunggakan Imbalan, Denda, Biaya atau setiap jumlah lainnya yang wajib dibayar oleh Nasabah yang pada saat jatuh tempo
belum/tidak dibayar sebagaimana mestinya kepada Bank.
t. Wakalah berarti kuasa yang diberikan Bank kepada Nasabah untuk mencari, membayar harga dan memeriksa serta
menerima Obyek Akad dari Pemasok atau kuasa dari Nasabah kepada Bank untuk pengurusan dokumen dan/atau tagihan
Nasabah, tergantung dari konteks Pembiayaan yang diterima Nasabah dari Bank.
2. Judul-judul pada pasal-pasal dalam Syarat-syarat Umum dan atau Akad dibuat hanya untuk kemudahan pencarian kembali saja
dan tidak boleh dipakai dalam menafsirkan ketentuan Syarat-syarat Umum dan atau Akad.
Page 1 of 4
III. Tujuan, Jenis, Limit, dan Jangka Waktu Pembiayaan
Pasal 3
1. Tujuan Pembiayaan Multiguna adalah pemberian layanan pengurusan pendaftaran porsi haji dan pemberian dana talangan
pendaftaran porsi haji Nasabah dan
2. Jenis skema Pembiayaan Multiguna menggunakan skema Wakalah bil Ujroh dan Qardh.
3. Jangka Waktu Pembiayaan sebagaimana disepakati di dalam Akad.
Pelaksanaan Prinsip Syariah Dalam Pembiayaan
Pasal 4
Pelaksanaan Pembiayaan Multiguna akan dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Pelaksanaan Prinsip Wakalah bil Ujrah
a. Bahwa Nasabah dalam melakukan pengurusan pendaftaran porsi haji, membutuhkan dukungan Bank berupa fasilitas
layanan pengurusan pendaftaran porsi haji.
b. Dukungan fasilitas layanan Bank dilakukan atas dasar pemberian kuasa (Wakalah) oleh Nasabah kepada Bank untuk
pengurusan pendaftaran porsi haji dan penyimpanan dokumen terkait pendaftaran porsi haji tersebut dengan prinsip
Wakalah.
c. Terhadap pemberian kuasa (Wakalah) tersebut, Nasabah diwajibkan membayar Imbalan / Ujrah kepada Bank, yang akan
disepakati di dalam Akad.
d. Bahwa pada prinsipnya Nasabah telah menerima manfaat atas jasa Bank ketika porsi haji berhasil di daftarkan, namun
pembayaran atas Imbalan / Ujrah tersebut dapat diangsur sesuai dengan jangka waktu yang disepakati pada saat Akad.
2. Pelaksanaan Prinsip Al-Qardh
a. Bahwa dalam memenuhi kebutuhannya untuk mendaftar porsi haji, Nasabah membutuhkan pinjaman dana (AlQardh) dari
Bank.
b. Berdasarkan hasil penilaian Bank terhadap Nasabah, Bank bersedia memberikan pinjaman dana tersebut yang akan
disepakati di dalam Akad.
c. Nasabah wajib mengembalikan pinjaman dana (Al-Qardh) tersebut kepada Bank dalam Jangka Waktu yang disepakati di
dalam Akad.
d. Terhadap pemberian pinjaman dana (Al-Qardh) tersebut, Nasabah sepakat untuk membayar Biaya Administrasi yang akan
disepakati di dalam Akad.
IV. Pencairan/Penarikan Pembiayaan
Pasal 5
Pembiayaan Multiguna hanya dapat ditarik oleh Nasabah jika menurut pendapat Bank persyaratan di bawah ini telah dipenuhi secara
baik dan benar:
a. Nasabah telah membuka rekening tabungan jemaah haji pada Bank.
b. Nasabah telah memenuhi semua ketentuan dan persyaratan yang ditetapkan oleh Bank termasuk namun tidak terbatas pada
pelunasan Biaya serta penutupan asuransi sesuai ketentuan Akad.
c. Bank telah menerima semua Dokumen sebagaimana yang disyaratkan dalam Akad dan atau dokumen lainnya.
d. Nasabah telah menandatangani Syarat-syarat Umum, dan telah tercapai kesepakatan berdasarkan Akad.
e. Pernyataan dan jaminan Nasabah yang tercantum dalam Syarat-syarat Umum adalah benar, masih berlaku pada tanggal
penarikan.
f. Pada saat realisasi atau penarikan fasilitas Pembiayaan, hasil Sistem Informasi Debitur/Sistem Layanan Informasi Keuangan
menunjukkan kolektibilitas Nasabah digolongkan lancar sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.
V. Pengakuan Hutang dan Pembayaran Jumlah Kewajiban
Pasal 6
1. Dengan diterimanya Pembiayaan Multiguna oleh Nasabah, Nasabah mengaku berhutang kepada Bank, sebesar Jumlah
Kewajiban yang belum dilunasi, dengan ketentuan:
a. Untuk Transaksi Wakalah bil Ujroh. Nasabah dengan ini mengaku berutang pada Bank atas Jumlah Kewajiban Nasabah
yang belum dilunasi kepada Bank sebagaimana disepakati dalam Akad. Oleh karenanya Nasabah dengan ini sekarang untuk
nanti pada waktunya mengaku benar-benar dan secara sah telah berutang kepada Bank disebabkan karena kewajiban
Nasabah yang timbul berdasarkan Akad, uang sejumlah Imbalan/Ujroah yang belum dibayar oleh Nasabah.
b. Untuk Pembiayaan berdasarkan Prinsip Al-Qardh. Nasabah dengan ini mengaku berutang pada Bank atas Jumlah Kewajiban
Nasabah yang belum dilunasi kepada Bank sebagaimana diatur dalam Akad. Oleh karenanya Nasabah dengan ini sekarang
untuk nanti pada waktunya mengaku benar-benar dan secara sah telah berutang kepada Bank disebabkan karena kewajiban
Nasabah yang timbul berdasarkan Akad, uang sejumlah dana Al-Qardh, demikian berikut dengan Denda dan Biaya yang
belum dibayar oleh Nasabah.
2. Nasabah wajib membayar Jumlah Kewajiban sesuai dengan jadwal pembayaran sebagaimana disepakati dalam Akad.
3. Untuk ketertiban pembayaran Jumlah Kewajiban oleh Nasabah kepada Bank, maka Nasabah memberi kuasa kepada Bank dan
Bank menerima pemberian kuasa tersebut untuk membebani, mendebet rekening (-rekening) Nasabah di Bank sebesar Jumlah
Kewajiban yang timbul pada tanggal jatuh tempo.
4. Kuasa yang diberikan Nasabah tersebut dalam ayat 3 di atas adalah kuasa yang tidak dapat ditarik kembali dan tidak akan
berakhir karena sebab-sebab yang disebutkan pada Pasal 1813, 1814 dan 1816 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
Pasal 7
1. Jumlah Kewajiban dihitung tiap tanggal yang ditentukan oleh Bank di dalam Akad, dan Nasabah wajib membayar Jumlah
Kewajiban tersebut atau bagiannya sesuai dengan jadwal yang disebutkan dalam Akad terkait, kecuali disetujui lain oleh Bank.
2. Besarnya Imbalan ditentukan secara tersendiri dan disepakati Para Pihak di dalam Akad.
3. Nasabah dengan ini berjanji untuk membayar Imbalan sebagaimana disepakati Para Pihak di dalam Akad.

Page 2 of 4
Pasal 8
Biaya yang berkenaan dengan Akad dibebankan kepada Nasabah. Biaya-biaya dan pengeluaran-pengeluaran demikian meliputi di
antaranya, namun tidak terbatas pada:
a. Bea meterai, biaya pendaftaran, pajak dan pungutan-pungutan lainnya yang dikenakan oleh pemerintah.
b. Biaya-biaya dan pengeluaran-pengeluaran yang timbul berkenaan dengan penagihan Pembiayaan dan penyelesaian hutang
piutang oleh Bank atau pihak ketiga atau instansi-instansi yang ditunjuk oleh Bank;
c. Biaya-biaya dan pengeluaran-pengeluaran yang dibuat oleh Nasabah dalam melaksanakan pembayaran sesuatu kewajiban
kepada Bank.
VI. Pembayaran Yang Dipercepat Dan Penggunaan Pembayaran
Pasal 9
1. Nasabah dapat mengajukan permohonan pembayaran yang dipercepat sebelum tanggal jatuh tempo yang telah ditentukan
dalam Akad , sepanjang Nasabah telah memberitahukan secara tertulis terlebih dahulu kepada Bank selambat-lambatnya 14
(empat belas) Hari Kerja sebelum tanggal pelunasan dipercepat tersebut dengan ketentuan dan syarat yang ditentukan oleh
Bank. Jika Bank menyetujui secara tertulis bahwa Nasabah melunasi Pembiayaan kepada Bank sebelum tanggal jatuh tempo,
maka Nasabah harus membayar Jumlah Kewajiban yang belum jatuh tempo dimaksud.
2. Pembayaran yang dipercepat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini dapat dilakukan untuk pelunasan dipercepat
yang dilakukan dengan maksud untuk melunasi Jumlah Kewajiban sebelum jatuh tempo.
3. Bank berhak namun tidak wajib memberikan potongan atau discount atas pembayaran Jumlah Kewajiban yang dipercepat
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini.
VII. Kejadian-Kejadian Kelalaian/Cedera Janji
Pasal 10
1. Nasabah dianggap telah Cedera Janji, jika terjadi satu atau lebih kejadian-kejadian yang disebutkan di bawah ini:
a. Nasabah tidak memenuhi pembayaran Jumlah Kewajiban (baik sebagiannya atau keseluruhannya) sebagaimana
ditentukan berdasarkan jadwal pembayaran sebagaimana disepakat dalam Akad.
b. Nasabah tidak dapat memenuhi dan/atau melanggar sebagian atau seluruh syarat dan ketentuan yang tercantum dalam
Syarat-syarat Umum dan Akad.
c. Pernyataan dan jaminan yang diberikan Nasabah ternyata tidak benar atau palsu.
d. Nasabah tidak mungkin lagi atau tidak mempunyai dasar hukum untuk memenuhi sesuatu ketentuan kewajiban
berdasarkan Syarat-syarat Umum atau Akad;
2. Jika terjadi salah satu atau lebih peristiwa Cedera Janji sebagaimana diatur pada Pasal 10 (1), maka :
a. Bank berhak menyatakan bahwa waktu pembayaran Jumlah Kewajiban telah jatuh tempo dan Jumlah Kewajiban harus
dibayar sekaligus lunas dan segera atas tagihan pertama Bank, sekalipun jangka waktu Akad belum berakhir, tanpa
diperlukan adanya surat pemberitahuan surat teguran atau surat lainnya.
b. Apabila Nasabah tidak melaksanakan pembayaran seketika dan sekaligus sebagaimana butir 2 a di atas, Bank berhak
untuk membatalkan porsi haji atas nama Nasabah ataupun porsi haji atas nama lainnya yang diperolah dari pembiayaan
Qardh dari Bank. Uang dari pembatalan porsi haji tersebut diperhitungkan sebagai pembayaran/pelunasan sisa Jumlah
Kewajiban Nasabah kepada Bank setelah dikurangi biaya-biaya.
c. Jika hasil pembatalan porsi haji tidak mencukupi untuk membayar Jumlah Kewajiban Nasabah kepada Bank, maka
Nasabah tetap bertanggung jawab untuk melunasi sisa Jumlah Kewajiban yang belum dibayar sampai dengan lunas.
VIII. Kesanggupan Nasabah
Pasal 11
Nasabah dengan ini berjanji, bahwa selama Nasabah masih berhutang kepada Bank, Nasabah menyanggupi untuk melakukan hal-
hal tersebut di bawah ini:
1. segera memberitahukan Bank secara tertulis tentang terjadinya suatu peristiwa yang disebutkan pada Pasal 10 di atas, atau hal
yang dengan pemberitahuan atau dengan lewatnya waktu atau kedua-duanya akan merupakan suatu pelanggaran terhadap
Pasal 10 di atas;
2. tidak akan mengajukan permohonan kepada pengadilan atau pihak yang berwenang lainnya untuk dinyatakan pailit atau agar
diangkat pengampu atas suatu bagian atau semua aset Nasabah;
3. membayar semua Biaya yang dijatuhkan oleh Bank, termasuk biaya yang dipersyaratkan sebelum proses pencairan
pembiayaan dilakukan.
4. memberikan dan telah menandatangani Surat Kuasa kepada Bank untuk melakukan pembatalan porsi haji atas nama Nasabah
dan/atau atas nama pihak pihak lain yang pendaftaran porsinya menggunakan dana pencairan pembiayaan dari Bank kepada
Nasabah.
IX. Pernyataan Dan Jaminan Nasabah
Pasal 12
1. Nasabah dengan ini menyatakan dan menjamin, bahwa pada tanggal Akad ditandatangani:
a. Nasabah berhak dan berwenang sepenuhnya secara sah untuk membuat Akad serta melaksanakan semua kewajibannya
berdasarkan Akad sehingga Akad mengikat Nasabah dengan sah sesuai dengan ketentuan dalam Syarat-syarat Umum,
Akad;
b. semua dokumen termasuk tetapi tidak terbatas pada dokumen yang diserahkan oleh Nasabah kepada Bank sehubungan
dengan:
1) Pemberian Pembiayaan oleh Bank kepada Nasabah, dan
2) Surat Kuasa Pembatalan Porsi Haji
c. Nasabah telah memperoleh penjelasan dari Bank atas ketentuan dan syarat yang tercantum pada Syarat-syarat Umum,
Akad , sehingga Nasabah sepenuhnya mengetahui dan mengerti serta menyetujui semua ketentuan dalam Syarat-syarat
Umum, Akad;
d. Tiada hal atau peristiwa yang merupakan suatu cedera janji atas suatu perjanjian;
Page 3 of 4
2. Jika di kemudian hari ternyata ada Pernyataan dan Jaminan Nasabah yang diuraikan dalam Pasal 12 ayat 1 tersebut di atas tidak
benar dan menimbulkan kerugian pada Bank, maka Nasabah wajib bertanggung jawab dan mengganti seluruh kerugian yang
diderita oleh Bank sekaligus lunas atas permintaan pertama Bank. Pertanggungjawaban Nasabah tersebut termasuk juga
terhadap adanya gugatan dari Pihak Ketiga.
X. Hal-hal Lain
Pasal 13
1. Kecuali disepakati lain, maka Syarat-syarat Umum ini dan Akad hanya dapat diubah dengan suatu dokumen tertulis oleh Para
Pihak.
2. Akad (termasuk Syarat-syarat Umum ini mengikat Para Pihak pada Akad dan para pengganti hak atau penerima hak dari para
pihak masing-masing dengan ketentuan bahwa Nasabah tidak berhak menyerahkan atau mengalihkan suatu atau semua hak
Nasabah berdasarkan Akad tanpa mendapatkan persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Bank.
3. Syarat-syarat Umum dan Akad berlaku sejak tanggal ditandatangani dan/atau disepakati oleh Bank dan Nasabah sampai seluruh
Jumlah Kewajiban dinyatakan lunas secara tertulis oleh Bank.
4. Akad dan pelaksanaan Akad tunduk kepada dan diatur berdasarkan hukum Republik Indonesia serta Prinsip Syariah.
5. Syarat-syarat Umum ini telah disesuaikan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan termasuk ketentuan peraturan
Otoritas Jasa Keuangan.
6. Dalam rangka Good Corporate Governance, Nasabah tidak akan memberikan suatu pemberian atau imbalan dalam bentuk
apapun kepada pejabat atau karyawan Bank atau pihak yang mewakili kepentingan Bank berkenaan dengan pemberian
Pembiayaan ini.
XI. Komunikasi dan Pemberitahuan
Pasal 14
1. Alamat Pemberitahuan
Semua surat menyurat atau pemberitahuan yang dikirim oleh masing-masing pihak kepada pihak yang lain harus dilakukan
dengan surat tercatat, melalui kurir (ekspedisi), pesan singkat, surat elektronik, media elektronik lain, atau faksimili ke alamat-
alamat sebagaimana disepakati di dalam Akad atau Aplikasi Permohonan Pembiayaan.
2. Pemberitahuan dari salah satu pihak kepada pihak lainnya dianggap diterima:
a. Jika dikirim melalui kurir (ekspedisi) pada tanggal penerimaan;
b. Jika dikirim melalui pos tercatat 7 (tujuh) hari setelah tanggal pengirimannya;
c. Jika dikirim melalui pesan singkat, surat elektronik (e-mail), ataupun media elektronik lainnya milik nasabah, dan/atau;
d. Jika dikirim melalui faksimili, pada hari pengirimannya, dan/atau;
3. Nasabah dapat mengganti alamat, nomor telepon, ataupun alamat surat elektronik dengan memberitahukan secara tertulis
kepada Bank. Perubahan alamat tersebut dianggap diterima oleh Bank sesuai dengan ketentuan ayat 2 di atas.
4. Dalam hal terjadi perubahan alamat Bank, pemberitahuan perubahan alamat Bank melalui media massa (cetak) berskala
nasional atau lokal merupakan pemberitahuan resmi kepada Nasabah.
XII. Hukum yang Berlaku dan Penyelesaian Sengketa
Pasal 15
1. Syarat-syarat Umum ini tunduk pada Hukum Negara Republik Indonesia.
2. Dalam hal terjadi perselisihan mengenai pelaksanaan dan penafsiran terhadap Syarat-Syarat Umum ini maupun Akad ini, Para
Pihak terlebih dahulu akan menyelesaikan perselisihan tersebut dengan cara musyawarah untuk mencapai mufakat dalam waktu
paling lama 30 (tiga puluh) hari kalendar sejak tanggal perselisihan diajukan oleh salah satu Pihak. Musyawarah ini dapat
dilakukan secara bilateral, maupun melalui Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa Perbankan Indonesia.
3. Apabila penyelesaian secara musyawarah mufakat sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 Pasal ini tidak tercapai, maka Para
Pihak sepakat menyerahkan penyelesaian perselisihan ini di Pengadilan Agama dengan memilih tempat kedudukan yang umum
dan tetap pada Kantor Kepaniteraan Pengadilan Agama yang wilayahnya meliputi keberadaan cabang Bank yang memberikan
Pembiayaan ini.
XIII. Penutup
Pasal 16
1. NASABAH telah membaca, memahami, dan menyetuju iisi dari Syarat-Syarat Umum ini
2. Nasabah telah mendapatkan penjelasan yang cukup dari petugas Bank terkait dengan Syarat-Syarat Umum ini dan/atau Akad
terkait.

Ditandatangani
Elektronik:
MELINDA IBRAHIM, SE
22-12-2021
14:00:29WIB

MELINDA IBRAHIM, SE

Page 4 of 4

Anda mungkin juga menyukai