1.

Penyusunan SKL dan KI merupakan unsur dari program pembelajaran yang menjadi dasar dari
Indikator Pencapaian Kompetensi yang telah baku dan di tetapkan dalam KMA atau
Permendikbud. Apakah boleh jika sekolah memiliki rancangan sendiri?

2. Dalam Penyusunan Program Tahunan terdapat alokasi waktu efektif belajar. Berkaitan dengan
kondisi saat ini yaitu dengan adanya pandemic Covid-19 maka efektifitas belajar akan terganggu.
Bagaimana terkait penyusunan prota ini atas imbas dari pandemic tersebut?

1. Ketentuan dalam penyusunan SKL , KI, KD, IPK Dapat dilihat pada rujukan yang ada pada
peraturan mentri pendidikan dan kebudayaan ( Nomor 20 tahun 2016, Nomor 37 tahun 2018,
Nomor 24 tahun 2016) dan Keputusan mentri agama ( Nomor 183 Tahun 2019 )

2. Pada Tahun 2019 akhir munculah suatu virus yang disebut corona virus desiase atau covid-19,
dan menjadi sebuah pandemic yang menjadikan seluruh aspek menjadi lumpuh, tak terkecuali
dalam sector pendidikan. Hal ini mengakibatkan seluruh pembelajaran beralih yang tadinya
belajar tatap muka disekolah, namun saat pandemic pembelajaran dilakukan secara daring. Hal
ini mempengaruhi kepada rancangan pembelajaran. Yang kemudian disepakatilah dan dibuatlah
kurikulum darurat. Dan isi kurikulum darurat ini dibuat sesuai keadaan saat pandemic.

Mengapa perlu adanya analisis skl KI dan KD?

Agar supaya silabus dan RPP yang dikembangkan benar-benar akurat mengeksekusi keinginan Standar
Kompetensi Lulusan, maka  perlu  ada jaminan linieritas  Kompetensi Dasar
KD  terhadap  SKL  nya.  Analisis SKL KI KD  inilah penjamin linieritas silabus dan RPP terhadap Standar
Kompetensi Lulusan.

Saya hanya ingin menambahkan, adapun langkah langkah analisis SKL dan KI yang dapat dilakukan di
antaranya:
1. Membaca dan memahami Permendikbud 
2. Melihat tuntutan yang ada pada deskripsi SKL dan KI
3. Memperhatikan : 1. dimensi pengetahuan pada SKL dan KI, 2. Komponen Pengetahuan/Keterampilan
pada SKL dan KI, 3. Tempat penerapan yang digambarkan dalam SKL dan KI, 4. melihat keterkaitan
antara SKL dan KI