BI Mletade Pembelajaran Cuntas dalam Pendidikan Kepramukaan
Kemampuan hard skill dapat diperoleh melalui
pengembangan bakat kerja peserta didik yang dilatih terus
menerus sehingga menghasilkan sebuah karya dalam bentuk
pekerjaan. Untuk itu dalam upaya menguatkan kemampuan
hard skill harus menanamkan kecintaan kepada anak untuk
belajar, berlatih serta memiliki kecintaan kepada ilmu dan
adab.
Sedangkan kemampuan soft skill adalah kemampuan
anak dalam mengelola diri (intrapersonal skill) dan
kemampuan membangun hubungan baik orang lain
(interpersonal skill). Kemampuan mengelola diri adalah
kemampuan untuk menjadikan diri yakin, dan percaya diri
juga memiliki sikap dan sifat bijaksana, baik itu berkaitan
dengan agama, hukum, sosial dan budaya, serta memiliki
profesionalitas dalam bekerja, bertanggung jawab, berani
mengambil risiko, keterampilan rumah tangga, visioner.
Sedangkan kemampuan mengembangkan hubungan dengan
orang lain adalah dengan melakukan komunikasi yang
santun serta memiliki kecakapan untuk menghargai setiap
orang yang diajak berbicara dan menanggapi pembicaraan
dengan positif.!
B. Urgensi Pembelajaran Tuntas pada Mata Pelajaran
Pendekatan pembelajaran tuntas ini mengintegrasikan
kemampuan fisik, psikis, pikiran dan hati menjadi satu
kesatuan yang saling menguatkan, ditambah dengan
memberikan kesempatan dan waktu juga motivasi kepada
peserta didik. Integrasi ini berdampak terhadap sikap dan
kemampuan peserta didik dalam menerima pembelajaran.
1 Ramayulis, “Ilmu Pendidikan Islam”, hal. 95.Pendahuluan: Problematika Ketuntasan dalam Prases... |B
Hal ini beririsan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Damavandi, Majid. E. dan Shekari Kashani, Zahra.
Penelitiannya mengenai pengaruh metode pembelajaran
penguasaan terhadap kinerja, sikap peserta didik yang
lemah dalam bidang kimia, metode pembelajaran tuntas
efektif untuk peserta didik yang lemah pada materi pelajaran
yang lebih tinggi dibandingkan ada mata pelajaran yang
bersifat umum. Metode pembelajaran tuntas ini dapat
berdampak meningkatkan perubahan positif dalam sikap
peserta didik yang lemah terhadap pembelajaran kimia.!?
Dalam penelitian tersebut menjelaskan bahwa metode
mastery learning lebih efektif disampaikan pada peserta didik
pada mata pelajaran Kimia. Metode ini bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan penguasaan secara_tuntas
kepada peserta didik dengan cara memberikan peluang dan
waktu untuk menyelesaikan materi yang disesuaikan
dengan kemampuan peserta didik. Selain dalam bidang
Kimia, pembelajaran tuntas juga dapat membantu peserta
didik dalam materi pelajaran lainnya.
Rosyidah dan Dedy Kurniawan menguatkan bahwa
penelitian di mata pelajaran kimia juga dapat memberikan
sumbangsih keberhasilan dalam mata pelajaran Bahasa pada
pokok bahasan gramatika dan kosakata di SMA. Penelitian
ini mengungkapkan bahwa (1) metode pembelajaran
penguasaan berhasil digunakan di dua sekolah PASCH, (2)
penguasaan peserta didik tata bahasa dan kosakata Jerman
12 Damavandi, Majid.E., Shekari Kashani, Zahra, “Effect of Mastery
Learning Method on Performance, Attitude of the Weak Students in
Chemistry”, dalam Procedia Social and Behavioral Science, Vol. 05 Tahun
2010, hal. 1574-1579.1D] Wtetode Pembetajaran Tuntas dalam Pendidikan Kepramukaan
berkisar dari yang baik sampai yang sangat baik, dan (3)
metode ini dianggap efektif, efisien, dan Menarik.3
Selanjutnya, selain bermanfaat dan memiliki
kemampuan untuk menyelesaikan permasalahan dalam
pembelajaran, metode mastery learning ini juga memberikan
hasil yang baik pada kegiatan komunikasi dan interaksi
sosial. Hal ini berdasarkan peneliti Laney, James D. And
Others menyatakan bahwa metode ini dapat menjadi (a)
umpan balik yang positif dan spesifik; (b) konteks sosial
untuk upaya berkelanjutan dan keterlibatan dalam suatu
topik; (c) pertukaran komunikasi anak-anak; dan (d)
pertukaran komunikasi dewasa-anak.'4
Merujuk pada hasil riset di atas, pembelajaran tunas
memberikan sumbangsih pada kemampuan sikap positif
peserta didik dalam menerima pembelajaran Kimia,
sehingga menjadikan peserta didik memiliki semangat dan
hasil yang lebih baik, karena kesempatan dan waktu juga
motivasi yang diberikan dalam pola pembelajaran tuntas ini.
Selain memberikan sikap positif, pembelajaran tuntas juga
dapat memperbaiki sisi bahasa peserta didik, karena proses
yang dilakukan bukan berorientasi pada hafalan akan tetapi
pada kemampuan membaca, menelaah, dan melakukan
6 Rosyidah Deddy, “Penerapan Pembelajaran Tuntas untuk Pokok
Bahasan Gramatika dan Kosa Kata di SMA” dalam
https:/ / www.google.com/search?q=penerapan+pembelajaran+tuntastu
ntuk+pokok+pembelajaran+tuntas+untuk+pokok+bahasan+ gramatika+
dan+kosakata+di+sma+olehtrosyidah, diakses pada 6 Januari 2020.
4 Laney, James D. And Others, “The Effect of Cooperative and
Mastery Learning Methods on Primary Grade Students’ Learning and
Retention of Economic Concepts”, dalam
https/feric.ed.gov/contentdelivery/serolet/ERICSerolet?accno=ED40122,1
diakses pada 6 Januari 2020.Pendahuluan: Prablematika Ketuntasan dalam Proses:...
pengulangan pembelajaran sampai benar-benar paham,
sehingga peserta didik dalam menerima materi (Kimia) yang
berkaitan dengan bahasa Jerman dapat memahami bahasa
tersebut serta baik dalam gramatika bahasanya. Hal lain
yang memberikan efek positif dari pembelajaran tuntas
adalah terdapat komunikasi yang efektif dan positif yang
antar guru dan peserta didik juga antar peserta didik dan
guru. Ini dikarenakan orientasi pembelajaran tuntas lebih
menekankan pada aspek pemahaman, sehingga antar
peserta didik juga guru terjalin komunikasi yang hangat
dalam setiap materi pembelajaran.
Manfaat lain dari mastery learning, selain di bidang yang
telah disebutkan di atas, juga dapat bermanfaat dalam kajian
kedokteran. Friederichs dkk menjelaskan, mastery learning
(pembelajaran tuntas) meningkatkan keterampilan peserta
didik dalam memasukkan akses intravena, yaitu sebuah pre-
post-study menyimpulkan bahwa pembelajaran penguasaan
adalah bentuk yang efektif untuk mengajarkan keterampilan
praktis kepada mahasiswa kedokteran, yang memungkinkan
persiapan menyeluruh untuk tantangan praktik klinis
harian.5
Kelebihan dari metode mastery learning selain dapat
dijadikan sebagai metode dalam pembelajaran, juga dapat
digabungkan dengan metode lain seperti metode proyek.
Hasil penelitian tersebut berdasarkan Jazayeri, Mehdi yang
menggabungkan pembelajaran penguasaan dengan
pembelajaran berbasis proyek dalam kegiatan pemrograman
8 Friederichs, Hendrik. Brouwer, Britta. Marschall, Bernhard.
Weissenstein, Anne. “Mastery Learning Improves Students Skills in
Inserting Intravenous Access: A Pre-Poststudy”, dalam GMS Journal for
Medical Education, Vol. 33 No. 4 Tahun 2016, hal 1-12.12| IMetade Pembelajaran Guntas- dalam Pendidikan Kepramukaan
mengenai laporan pengalaman, pembelajaran berbasis
penguasaan cocok untuk keterampilan konkret seperti tugas
pemrograman dasar.
Mastery learning juga dapat dijadikan metode dalam
bidang peradilan. Menurut Kessler, David A. dan Swatt,
Marc, Penguasaan ajaran, penulisan ulang tugas dan
pembelajaran peserta didik tentang metode penelitian
peradilan pidana, Metode penelitian peradilan pidana setuju
untuk penguasaan pembelajaran karena isi kursus bersifat
kumulatif; peserta didik perlu mengetahui setiap langkah
sebelum melanjutkan ke yang _ berikutnya. Belajar
penguasaan dilaksanakan dengan meminta peserta didik
menulis ulang latihan sampai mereka memperoleh nilai yang
sempurna.!¢
Jika diamati dari berbagai hasil penelitian tersebut,
mastery learning dapat menjadi warna baru dalam upaya
memberikan metode pembelajaran peserta didik dalam
berbagai disipin ilmu, seperti Kimia, Bahasa, Kedokteran
dan Peradilan serta dapat menjadi metode pendekatan
dalam melakukan komunikasi dan hubungan sosial antar
peserta didik dan pendidik untuk meningkatkan proses
pembelajaran.
Metode pembelajaran tuntas ini pun masih memiliki
kekurangan, di antaranya yaitu pengelompokkan
berdasarkan potensi peserta didik yang memiliki perbedaan
dalam menguasai materi ajar. Peserta didik yang cepat
menangkap pelajaran akan dikelompokkan sesuai dengan
16 Kessler, David A. Swatt, Marc. “Mastery Learning, Rewriting
Assignments and Student Learning of Criminal Justice Research
Methods’, dalam Journal of Criminal Justice Education, Vol. 12 Issue 1
Tahun 2001, hal. 127-146Pendahutuan: Problematika Ketuntasan datam Proses... iB
kelasnya, demikian bagi peserta didik yang memerlukan
waktu belajar dan atensi lebih dari gurunya. Model ini
adalah model klasikal dari metode mastery learning.”
Selain penelitian yang mendukung tentang mastery
learning, terdapat pula penelitian yang berseberangan
dengan metode tersebut. Penelitian ini dilaksanakan oleh
Sigit Widiyarto mengenai Pengaruh Metode Cooperative Scrift
dan Peran Orangtua Terhadap Prestasi Belajar Bahasa Indonesia.
Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa metode mastery
learning dianggap kurang optimal dalam menstimulus
aktivitas peserta didik.'8 Cooperative scrift adalah suatu
metode yang dilakukan dengan cara membentuk kelompok
antar peserta didik yang bertujuan untuk bekerjasama
menyelesaikan permasalahan dalam pembelajaran.!9
Fuchs, Lynn S.And Others juga menambahkan
penelitian dari Sigit mengenai perbandingan prosedur
mastery learning (pembelajaran tuntas), Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa pencapaian bacaan peserta didik
kemampuan tinggi tidak dipengaruhi oleh jenis metode
pembelajaran tuntas, sedangkan pencapaian bacaan peserta
didik dengan kemampuan rendah ditingkatkan dengan
metode tuntas.
17 Sigit Widiyarto, “Pengaruh Metode Penyalinan Kooperatif dan
Pengaruh Orangtua terhadap Prestasi Belajar Bahasa Indonesia”, The
Treasury, Volume 11, Edisi 1, Januari 2018, hal 35-40.
48 Sigit Widiyarto, “Pengaruh Metode Penyalinan Kooperatif dan
Pengaruh Orangtua terhadap Prestasi Belajar Bahasa Indonesia”, ... , hal
35-40.
1 Suyatno, Jelajahi dan Inovasi Pembelajaran, Sidoarjo; Mas Media
Buana Pustaka, 2009, hal. 1. 51.14] Metade Pembelajaran Cuntas dalam Pendidikan Kepramukaan
C. Pembelajaran Tuntas dan Kegiatan Ekstrakurikuler
Selain dapat diberikan pada mata pelajaran seperti
yang telah dijelaskan di atas, pembelajaran tuntas juga dapat
diaplikasikan pada kegiatan ekstrakurikuler, dan kegiatan
ekstrakurikuler yang diwajibkan di Indonesia adalah
kepramukaan. Pentingnya ekstrakurikuler dalam
mengembangkan kemampuan siswa beririsan dengan hasil
penelitian Thomas J. Stanley yang mengidentfikasi 100 faktor
yang dapat memengaruhi tingkat kesuksesan seseorang
berdasarkan survei terhadap 733 millioner di Amerika
Serikat. Hasil penelitian tersebut menjelaskan bahwa nilai
yang baik (yakni NEM, IPK dan rangking) menjadi urutan ke
30 dalam meraih kesuksesan. Sementara faktor IQ berada
pada urutan ke-21, dan bersekolah di universitas/sekolah
favorit berada diurutan ke-23. Pada penelitian ini faktor
yang memiliki andil besar terhadap kesuksesan seseorang
adalah melalui kegiatan ekstrakurikuler. Penelitian tersebut
juga sejalan dengan pandangan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan 2019-2024 Nadiem Makarim. Dalam
pernyataannya menjelaskan tiga hal yang tidak terlalu
berpengaruh terhadap kesuksesan yaitu: NEM, IPK dan
rangking. betapa tidak relevannya ketiga konsep di atas
terhadap kesuksesan.?°
2 Menurut riset Stanley berikut ini adalah sepuluh faktor teratas
yang akan memengaruhi kesuksesan: Kejujuran (Being honest with all
people), disiplin keras (Being well-disciplined), mudah bergaul (Getting
along with people), dukungan pendamping (Having a supportive spouse),
kerja keras (Working harder than most people), kecintaan pada yang
dikerjakan (Loving my career/business), kepemimpinan (Having strong
leadership qualities), kepribadian kompetitif (Having a very competitive
spiripersonality), hidup teratur (Being very well-organized) dan
kemampuan menjual ide (Having an ability to sell myideas/products).Pendahutuan: Problematika Ketuntasan dalam Proses... \IG
Upaya membangun skill dan keterampilan peserta
didik di sekolah lebih intensif dengan kegiatan
ekstrakurikuler yaitu kegiatan pendidikan dan pembelajaran
berbasis kognitif, afektif dan psikomotorik ,yang dilakukan
oleh pendidik kepada peserta didik di luar proses kegiatan
belajar dan mengajar di dalam kelas dilakukan di bawah
bimbingan sekolah dengan mengacu kepada kurikulum agar
fungsi dan tujuan pendidikan dalam mengembangkan setiap
kemampuan bisa terealisasi dengan baik,dengan karakter
positif. Dengan keterangan tersebut, maka _ kegiatan
ekstrakurikuler di dalam dan luar sekolah dapat
mengembangkan keterampilan yang mumpuni.
Prinsip-prinsip yang harus dirumuskan dalam kegiatan
ekstrakurikuler adalah prinsip personal (individu), yaitu
kegiatan ekstrakurikuler yang didasarkan pada _potensi,
bakat dan minat masing-masing peserta didik agar dapat
merangsang kegiatan ekstrakurikuler; prinsip pilihan kedua
(gratis), yaitu sukarela sesuai keinginan peserta didik.
Kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan diisi dengan
waktu ekstrakurikuler dengan memilih jenis ekstrakurikuler
yang disukai; ketiga, prinsip partisipasi aktif dan partisipasi
penuh yaitu kegiatan ekstrakurikuler yang membutuhkan
partisipasi penuh dan terkonsentrasi merupakan kegiatan
wajib di sekolah seperti Pramuka; Keempat, asas fun yaitu
kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan dengan penuh suka
Hampir kesemua faktor ini tidak terjangkau dengan NEM dan IPK, Dalam
kurikulum semua ini kita kategorikan softskill. Biasanya peserta didik
memperolehnya dari kegiatan —ekstra-kurikuler— pramuka, dalam
https: / /pewarta-indonesia.com/2019/12/untuk-nadiem-makarim-
bravo-mematahkan-mitos-nem-ipk-dan_rangking/?, diakses pada 6
Januari 2020.IB] 9tetode Pembelajaran Guntas dalam Pendidikan Kepramukaan
cita dan semangat, tanpa beban dan paksaan. Kelima, prinsip
etika profesi, yaitu melalui stimulasi berbagai aktivitas untuk
mengembangkan kognisi, emosi dan gerakan spiritual untuk
membangun semangat dan determinasi, sehingga dapat
melaksanakan pekerjaan dengan baik dan berhasil. Keenam,
prinsip kepentingan sosial yang bermanfaat bagi individu.
Berdasarkan prinsip tersebut, kegiatan ekstrakurikuler
dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
menumbuhkan minat, bakat dan kemampuannya dalam
membentuk dimensi kognitif, afektif dan psikomotorik.
Selain itu eksrakulikuler juga termasuk kegiatan yang dapat
mengembangkan potensi diri yang dilakukan atas pilihan
secara pribadi untuk secara aktif melaksanakan kegiatan dan
kerjasama antar individu yang lain sehingga memunculkan
semangat kerjasama dan kebersamaan yang dapat berguna
untuk pribadi dan lingkungan sosial.
Dalam Pendidikan kepramukaan selain membangun
kemandirian fisik, setiap peserta didik diberikan latihan dan
keterampilan untuk mengembangkan bakat, skill dan
wawasannya dengan selalu berpegang teguh pada percaya
diri, cinta tanah air, dan kerja sama, sehingga akan
menghasilkan generasi yang mencintai diri, cinta tanah air
dan bangsa sebagaimana tertera dalam tri satya dan dasa
darma pramuka.
Pendidikan kepramukaan merupakan _ kegiatan
pengembangan diri bagi peserta didik, karena melalui
kegiatan tersebut peserta didik dibekali dengan materi-
materi yang berkaitan dengan intelektual, emosional,
kinestetik, hubungan secara_ sosial, problem solving,
pembentukan team work, kerja sama, kekompakkan, dan
kesetiaan. Kegiatan tersebut bukan saja bermanfaat untukPendahutuan: Problematika Ketuntasan datam Proses... IT
kepentingan pribadi akan tetapi juga untuk kegiatan
kelompok dan pengembangan kegiatan di masyarakat.
Dengan kecerdasan intelektual yang dimiliki manusia
sebagai aktualisasi diri terhadap kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi, ternyata mampu beradaptasi dengan kemajuan
dunia, dan menjadi bagian dalam inovasi kemajuan sains dan
teknologi. Sedangkan kecerdasan emosional adalah
kecerdasan yang dipersiapkan agar dapat beraktualisasi diri
dengan tatanan masyarakat, yang memiliki keragaman etnik,
bahasa, budaya dan agama. Sehingga dapat menciptakan
harmonisasi dalam setiap pergaulan. Adapun kecerdasan
kinestetik adalah kecerdasan yang bertujuan mewujudkan
citra ideal generasi yang sehat, bugar, berdaya tahan, dan
kuat. Sehingga memungkinkan untuk dapat berdaya saing
dan tahan banting terhadap situasi dan permasalahan yang
dihadapi. Sedangkan kecerdasan spiritual adalah kecerdasan
yang dimiliki agar dapat beraktualisasi diri dalam dimensi
keimanan, ketakwaan, akhlak mulia dan budi luhur serta
menjadi masyarakat global dengan memiliki integritas dalam
keberagaman.!
D. Metode Pembelajaran Tuntas Berbasis Al-Qur’an
Perbedaan mendasar metode pembelajaran tuntas
dengan metode pembelajar tuntas qurani adalah dalam
tujuan pembelajaran. Dalam pembelajaran tuntas qur’ani
selain diberikan ketuntasan pembelajaran dengan pemberian
waktu penuh, dan tujuan pembelajaran tidak hanya terpusat
pada pendidikan formal dan bernilai kognitif atau
2 Dede Rosyada, “Madrasah dan Profesionalisme Guru”, Jakarta:
Kencana, 2017, hal. 160-161.1B] Wtetode Pembetajaran Tuntas dalam Pendidikan Kepramukaan
intelektual. Al-Qur’an | memberikan gambaran dalam
pembelajaran tuntas bagaimana pembelajaran dan kegiatan
yang dilakukan manusia berorientasi melaksanakan
tugasnya sebagai penjaga alam (khalifah fi al-aradh), dengan
memberikan sumbangsih pengetahuan dan keterampilan
dalam kehidupan bermasyarakat. Isyarat tersebut terdapat
dalam Al-Qur’an surat al-Baqarah (2) ayat 30:
Baie tect Ey ea basis ts Ak op
pts Yu Let oy
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat:
"“Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di
muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak
menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami
senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan
Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui
apa yang tidak kamu ketahui.”
Al-Maraghi menafsirkan khalifah yaitu jenis makhluk lain
dari sebelumnya yang diberikan tugas dan menjadi pengganti
Allah Swt. untuk melaksanakan perintah-perintah Allah
kepada manusia di bumi.2 M. Quraish Shihab juga
menjelaskan bahwa khalifah tersebut bermakna menggantikan
Allah Swt. dalam menerapkan dan melaksanakan aturan-
aturan dan ketentuan-ketentuan Allah Swt. yang diberlakukan
2 Ahmad Musthafa Al-Maraghi, “Tafsir al-Maraghi”, Beirut: Darul
Kutub, hal. 134.Pendahutuan: Problematika Ketuntasan datam Proses...
di bumi. Tujuannya adalah Allah akan menguji manusia dan
memberi penghormatan.?>
Dari penafsiran di atas, manusia memiliki fungsi
sebagai khalifah yang diberi tugas untuk melaksanakan
perintah Allah Swt. dan menjaga alam ini. Kemampuan
manusia sebagai penjaga alam harus diimbangi dengan
kemampuan pengetahuan, emosi dan spiritual. Untuk itu
fungsi manusia lainnya adalah sebagai abid.
Abid bermakna seseorang yang benar-benar tunduk
dan pasrah terhadap kehendak Allah Swt. Hamba yang
memiliki tingkat kepatuhan dan ketundukan kepada Allah
Swt. dalam melaksanakan perintah dan larangan Allah serta
ketentuan yang berlaku dalam kehidupan. Isyarat tersebut
terdapat dalam Al-Qur’an QS. al-Bagarah/2: 186, QS. al-
Maidah/5: 118, QS. al-Fajr (89): 29, QS. al-Bayyinah/98: 5,
QS. Adzariyat/51: 56, QS. al-Fatiah/1: 5.
Pembelajaran tuntas dalam pandangan Al-Qur’an
memberikan warna yang berbeda, dimana setiap individu
memiliki peran sebagai pengatur dan penjaga alam (khalifah)
dan juga sebagai hamba yang taat (abid). Untuk itu tujuan
pendidikan dalam Al-Qur’an tidak hanya dalam kehidupan
sehari-hari di dunia akan tetapi mempersiapkan kehidupan
di akhirat. Isyarat tersebut tertera dalam QS. al-Hasyr/59: 18:
«ten
iat
3 M. Quraish Shihab Shihab, “Tafsir al-Mishbah, Pesan, Kesan dan
Keserasian Al-Qur’an”, dalam Lentera Hati, Vol. 1, No. 5 Tahun 2015, hal.
142.2D| Metade Pembelajaran Tuntas dalam Pendidikan Kepramukaan
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah
dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah
diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah
kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa
yang kamu kerjakan.
Ayat ini menjelaskan bahwa pekerjaan yang dilakukan
tidak hanya sebatas untuk kehidupan dunia, akan tetapi Al-
Qur’an memberikan stimulus agar setiap orang dalam
kehidupannya dapat beramal sampai akhirat. Ketuntasan
dalam proses pembelajaran dan pekerjaan dalam Al-Qur’an
telah memberikan nilai spiritual yang akan menghantarkan
setiap orang melakukan pekerjaan berorientasi kepada Allah
Swt. Penjewantahan nilai khalifah dan abid setiap manusia
akan menghadirkan dan menguatkan nilai intelektual,
emosional dan spiritual. Sebagaimana yang diterangkan
dalam Al-Qur’an sebagai berikut:
Dan Katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-
Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu
itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang
Mengetahui akan yang gaib dan yang nyata, lalu
diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu
kerjakan.” (QS. at-Taubah/9: 105).
Demikian pula konsep ketuntasan belajar dikemukakan
oleh al-Ghazali yang menjelaskan bahwa terdapat faktor
yang mempengaruhinya yaitu kebersihan dan kesucian hati,
menjaga jarak hubungan dengan keluarga dan daerahPendahutuan: Problematika Ketuntasan datam Proses... (21
kelahiran agar belajar kerasan, belajar sesuai dengan
kemampuan masing-masing individu dengan memperhatikan
dan menghargai perbedaan individual, memiliki tujuan yang
jelas dalam mempelajari suatu ilmu sampai pada memahami
hakikat ilmu, dan adanya sinergi antara guru dan peserta didik
yang ditandai dengan saing menghormati, menghargai dan
membangun kepedulian antara peserta didik dan guru.
Kesungguhan al-Ghazali dalam mempelajari sesuatu ditandai
dengan sikapnya untuk mempelajari dan memahami sesuatu
sampai menguasainya.”4
Uraian di atas | menunjukkan bahwa _ terdapat
permasalahan dengan metode pembelajaran yang memerlukan
solusi yang komprehensif dan integratif. Namun_ penulis
belum menemukan karya ilmiah yang membahas tentang
modul pembelajaran tuntas pada pendidikan kepramukaan
berbasis Al-Qur’an. Oleh sebab itu tulisan ini adalah sesuatu
yang baru dan layak dijadikan sebagai sebuah referensi
akademik dan ilmiah dalam proses pembelajaran dan
pendidikan untuk masa yang akan datang.
xroO0~
24 AL-Ghazali, “Duhai Anakku: Wasiat Imam Ghazali untuk Murid
Kesayangan”, Solo: Pustaka Yawiyah, 2011, hal. 34.