Anda di halaman 1dari 14
BI Mletade Pembelajaran Cuntas dalam Pendidikan Kepramukaan Kemampuan hard skill dapat diperoleh melalui pengembangan bakat kerja peserta didik yang dilatih terus menerus sehingga menghasilkan sebuah karya dalam bentuk pekerjaan. Untuk itu dalam upaya menguatkan kemampuan hard skill harus menanamkan kecintaan kepada anak untuk belajar, berlatih serta memiliki kecintaan kepada ilmu dan adab. Sedangkan kemampuan soft skill adalah kemampuan anak dalam mengelola diri (intrapersonal skill) dan kemampuan membangun hubungan baik orang lain (interpersonal skill). Kemampuan mengelola diri adalah kemampuan untuk menjadikan diri yakin, dan percaya diri juga memiliki sikap dan sifat bijaksana, baik itu berkaitan dengan agama, hukum, sosial dan budaya, serta memiliki profesionalitas dalam bekerja, bertanggung jawab, berani mengambil risiko, keterampilan rumah tangga, visioner. Sedangkan kemampuan mengembangkan hubungan dengan orang lain adalah dengan melakukan komunikasi yang santun serta memiliki kecakapan untuk menghargai setiap orang yang diajak berbicara dan menanggapi pembicaraan dengan positif.! B. Urgensi Pembelajaran Tuntas pada Mata Pelajaran Pendekatan pembelajaran tuntas ini mengintegrasikan kemampuan fisik, psikis, pikiran dan hati menjadi satu kesatuan yang saling menguatkan, ditambah dengan memberikan kesempatan dan waktu juga motivasi kepada peserta didik. Integrasi ini berdampak terhadap sikap dan kemampuan peserta didik dalam menerima pembelajaran. 1 Ramayulis, “Ilmu Pendidikan Islam”, hal. 95. Pendahuluan: Problematika Ketuntasan dalam Prases... |B Hal ini beririsan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Damavandi, Majid. E. dan Shekari Kashani, Zahra. Penelitiannya mengenai pengaruh metode pembelajaran penguasaan terhadap kinerja, sikap peserta didik yang lemah dalam bidang kimia, metode pembelajaran tuntas efektif untuk peserta didik yang lemah pada materi pelajaran yang lebih tinggi dibandingkan ada mata pelajaran yang bersifat umum. Metode pembelajaran tuntas ini dapat berdampak meningkatkan perubahan positif dalam sikap peserta didik yang lemah terhadap pembelajaran kimia.!? Dalam penelitian tersebut menjelaskan bahwa metode mastery learning lebih efektif disampaikan pada peserta didik pada mata pelajaran Kimia. Metode ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan penguasaan secara_tuntas kepada peserta didik dengan cara memberikan peluang dan waktu untuk menyelesaikan materi yang disesuaikan dengan kemampuan peserta didik. Selain dalam bidang Kimia, pembelajaran tuntas juga dapat membantu peserta didik dalam materi pelajaran lainnya. Rosyidah dan Dedy Kurniawan menguatkan bahwa penelitian di mata pelajaran kimia juga dapat memberikan sumbangsih keberhasilan dalam mata pelajaran Bahasa pada pokok bahasan gramatika dan kosakata di SMA. Penelitian ini mengungkapkan bahwa (1) metode pembelajaran penguasaan berhasil digunakan di dua sekolah PASCH, (2) penguasaan peserta didik tata bahasa dan kosakata Jerman 12 Damavandi, Majid.E., Shekari Kashani, Zahra, “Effect of Mastery Learning Method on Performance, Attitude of the Weak Students in Chemistry”, dalam Procedia Social and Behavioral Science, Vol. 05 Tahun 2010, hal. 1574-1579. 1D] Wtetode Pembetajaran Tuntas dalam Pendidikan Kepramukaan berkisar dari yang baik sampai yang sangat baik, dan (3) metode ini dianggap efektif, efisien, dan Menarik.3 Selanjutnya, selain bermanfaat dan memiliki kemampuan untuk menyelesaikan permasalahan dalam pembelajaran, metode mastery learning ini juga memberikan hasil yang baik pada kegiatan komunikasi dan interaksi sosial. Hal ini berdasarkan peneliti Laney, James D. And Others menyatakan bahwa metode ini dapat menjadi (a) umpan balik yang positif dan spesifik; (b) konteks sosial untuk upaya berkelanjutan dan keterlibatan dalam suatu topik; (c) pertukaran komunikasi anak-anak; dan (d) pertukaran komunikasi dewasa-anak.'4 Merujuk pada hasil riset di atas, pembelajaran tunas memberikan sumbangsih pada kemampuan sikap positif peserta didik dalam menerima pembelajaran Kimia, sehingga menjadikan peserta didik memiliki semangat dan hasil yang lebih baik, karena kesempatan dan waktu juga motivasi yang diberikan dalam pola pembelajaran tuntas ini. Selain memberikan sikap positif, pembelajaran tuntas juga dapat memperbaiki sisi bahasa peserta didik, karena proses yang dilakukan bukan berorientasi pada hafalan akan tetapi pada kemampuan membaca, menelaah, dan melakukan 6 Rosyidah Deddy, “Penerapan Pembelajaran Tuntas untuk Pokok Bahasan Gramatika dan Kosa Kata di SMA” dalam https:/ / www.google.com/search?q=penerapan+pembelajaran+tuntastu ntuk+pokok+pembelajaran+tuntas+untuk+pokok+bahasan+ gramatika+ dan+kosakata+di+sma+olehtrosyidah, diakses pada 6 Januari 2020. 4 Laney, James D. And Others, “The Effect of Cooperative and Mastery Learning Methods on Primary Grade Students’ Learning and Retention of Economic Concepts”, dalam https/feric.ed.gov/contentdelivery/serolet/ERICSerolet?accno=ED40122,1 diakses pada 6 Januari 2020. Pendahuluan: Prablematika Ketuntasan dalam Proses:... pengulangan pembelajaran sampai benar-benar paham, sehingga peserta didik dalam menerima materi (Kimia) yang berkaitan dengan bahasa Jerman dapat memahami bahasa tersebut serta baik dalam gramatika bahasanya. Hal lain yang memberikan efek positif dari pembelajaran tuntas adalah terdapat komunikasi yang efektif dan positif yang antar guru dan peserta didik juga antar peserta didik dan guru. Ini dikarenakan orientasi pembelajaran tuntas lebih menekankan pada aspek pemahaman, sehingga antar peserta didik juga guru terjalin komunikasi yang hangat dalam setiap materi pembelajaran. Manfaat lain dari mastery learning, selain di bidang yang telah disebutkan di atas, juga dapat bermanfaat dalam kajian kedokteran. Friederichs dkk menjelaskan, mastery learning (pembelajaran tuntas) meningkatkan keterampilan peserta didik dalam memasukkan akses intravena, yaitu sebuah pre- post-study menyimpulkan bahwa pembelajaran penguasaan adalah bentuk yang efektif untuk mengajarkan keterampilan praktis kepada mahasiswa kedokteran, yang memungkinkan persiapan menyeluruh untuk tantangan praktik klinis harian.5 Kelebihan dari metode mastery learning selain dapat dijadikan sebagai metode dalam pembelajaran, juga dapat digabungkan dengan metode lain seperti metode proyek. Hasil penelitian tersebut berdasarkan Jazayeri, Mehdi yang menggabungkan pembelajaran penguasaan dengan pembelajaran berbasis proyek dalam kegiatan pemrograman 8 Friederichs, Hendrik. Brouwer, Britta. Marschall, Bernhard. Weissenstein, Anne. “Mastery Learning Improves Students Skills in Inserting Intravenous Access: A Pre-Poststudy”, dalam GMS Journal for Medical Education, Vol. 33 No. 4 Tahun 2016, hal 1-12. 12| IMetade Pembelajaran Guntas- dalam Pendidikan Kepramukaan mengenai laporan pengalaman, pembelajaran berbasis penguasaan cocok untuk keterampilan konkret seperti tugas pemrograman dasar. Mastery learning juga dapat dijadikan metode dalam bidang peradilan. Menurut Kessler, David A. dan Swatt, Marc, Penguasaan ajaran, penulisan ulang tugas dan pembelajaran peserta didik tentang metode penelitian peradilan pidana, Metode penelitian peradilan pidana setuju untuk penguasaan pembelajaran karena isi kursus bersifat kumulatif; peserta didik perlu mengetahui setiap langkah sebelum melanjutkan ke yang _ berikutnya. Belajar penguasaan dilaksanakan dengan meminta peserta didik menulis ulang latihan sampai mereka memperoleh nilai yang sempurna.!¢ Jika diamati dari berbagai hasil penelitian tersebut, mastery learning dapat menjadi warna baru dalam upaya memberikan metode pembelajaran peserta didik dalam berbagai disipin ilmu, seperti Kimia, Bahasa, Kedokteran dan Peradilan serta dapat menjadi metode pendekatan dalam melakukan komunikasi dan hubungan sosial antar peserta didik dan pendidik untuk meningkatkan proses pembelajaran. Metode pembelajaran tuntas ini pun masih memiliki kekurangan, di antaranya yaitu pengelompokkan berdasarkan potensi peserta didik yang memiliki perbedaan dalam menguasai materi ajar. Peserta didik yang cepat menangkap pelajaran akan dikelompokkan sesuai dengan 16 Kessler, David A. Swatt, Marc. “Mastery Learning, Rewriting Assignments and Student Learning of Criminal Justice Research Methods’, dalam Journal of Criminal Justice Education, Vol. 12 Issue 1 Tahun 2001, hal. 127-146 Pendahutuan: Problematika Ketuntasan datam Proses... iB kelasnya, demikian bagi peserta didik yang memerlukan waktu belajar dan atensi lebih dari gurunya. Model ini adalah model klasikal dari metode mastery learning.” Selain penelitian yang mendukung tentang mastery learning, terdapat pula penelitian yang berseberangan dengan metode tersebut. Penelitian ini dilaksanakan oleh Sigit Widiyarto mengenai Pengaruh Metode Cooperative Scrift dan Peran Orangtua Terhadap Prestasi Belajar Bahasa Indonesia. Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa metode mastery learning dianggap kurang optimal dalam menstimulus aktivitas peserta didik.'8 Cooperative scrift adalah suatu metode yang dilakukan dengan cara membentuk kelompok antar peserta didik yang bertujuan untuk bekerjasama menyelesaikan permasalahan dalam pembelajaran.!9 Fuchs, Lynn S.And Others juga menambahkan penelitian dari Sigit mengenai perbandingan prosedur mastery learning (pembelajaran tuntas), Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pencapaian bacaan peserta didik kemampuan tinggi tidak dipengaruhi oleh jenis metode pembelajaran tuntas, sedangkan pencapaian bacaan peserta didik dengan kemampuan rendah ditingkatkan dengan metode tuntas. 17 Sigit Widiyarto, “Pengaruh Metode Penyalinan Kooperatif dan Pengaruh Orangtua terhadap Prestasi Belajar Bahasa Indonesia”, The Treasury, Volume 11, Edisi 1, Januari 2018, hal 35-40. 48 Sigit Widiyarto, “Pengaruh Metode Penyalinan Kooperatif dan Pengaruh Orangtua terhadap Prestasi Belajar Bahasa Indonesia”, ... , hal 35-40. 1 Suyatno, Jelajahi dan Inovasi Pembelajaran, Sidoarjo; Mas Media Buana Pustaka, 2009, hal. 1. 51. 14] Metade Pembelajaran Cuntas dalam Pendidikan Kepramukaan C. Pembelajaran Tuntas dan Kegiatan Ekstrakurikuler Selain dapat diberikan pada mata pelajaran seperti yang telah dijelaskan di atas, pembelajaran tuntas juga dapat diaplikasikan pada kegiatan ekstrakurikuler, dan kegiatan ekstrakurikuler yang diwajibkan di Indonesia adalah kepramukaan. Pentingnya ekstrakurikuler dalam mengembangkan kemampuan siswa beririsan dengan hasil penelitian Thomas J. Stanley yang mengidentfikasi 100 faktor yang dapat memengaruhi tingkat kesuksesan seseorang berdasarkan survei terhadap 733 millioner di Amerika Serikat. Hasil penelitian tersebut menjelaskan bahwa nilai yang baik (yakni NEM, IPK dan rangking) menjadi urutan ke 30 dalam meraih kesuksesan. Sementara faktor IQ berada pada urutan ke-21, dan bersekolah di universitas/sekolah favorit berada diurutan ke-23. Pada penelitian ini faktor yang memiliki andil besar terhadap kesuksesan seseorang adalah melalui kegiatan ekstrakurikuler. Penelitian tersebut juga sejalan dengan pandangan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan 2019-2024 Nadiem Makarim. Dalam pernyataannya menjelaskan tiga hal yang tidak terlalu berpengaruh terhadap kesuksesan yaitu: NEM, IPK dan rangking. betapa tidak relevannya ketiga konsep di atas terhadap kesuksesan.?° 2 Menurut riset Stanley berikut ini adalah sepuluh faktor teratas yang akan memengaruhi kesuksesan: Kejujuran (Being honest with all people), disiplin keras (Being well-disciplined), mudah bergaul (Getting along with people), dukungan pendamping (Having a supportive spouse), kerja keras (Working harder than most people), kecintaan pada yang dikerjakan (Loving my career/business), kepemimpinan (Having strong leadership qualities), kepribadian kompetitif (Having a very competitive spiripersonality), hidup teratur (Being very well-organized) dan kemampuan menjual ide (Having an ability to sell myideas/products). Pendahutuan: Problematika Ketuntasan dalam Proses... \IG Upaya membangun skill dan keterampilan peserta didik di sekolah lebih intensif dengan kegiatan ekstrakurikuler yaitu kegiatan pendidikan dan pembelajaran berbasis kognitif, afektif dan psikomotorik ,yang dilakukan oleh pendidik kepada peserta didik di luar proses kegiatan belajar dan mengajar di dalam kelas dilakukan di bawah bimbingan sekolah dengan mengacu kepada kurikulum agar fungsi dan tujuan pendidikan dalam mengembangkan setiap kemampuan bisa terealisasi dengan baik,dengan karakter positif. Dengan keterangan tersebut, maka _ kegiatan ekstrakurikuler di dalam dan luar sekolah dapat mengembangkan keterampilan yang mumpuni. Prinsip-prinsip yang harus dirumuskan dalam kegiatan ekstrakurikuler adalah prinsip personal (individu), yaitu kegiatan ekstrakurikuler yang didasarkan pada _potensi, bakat dan minat masing-masing peserta didik agar dapat merangsang kegiatan ekstrakurikuler; prinsip pilihan kedua (gratis), yaitu sukarela sesuai keinginan peserta didik. Kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan diisi dengan waktu ekstrakurikuler dengan memilih jenis ekstrakurikuler yang disukai; ketiga, prinsip partisipasi aktif dan partisipasi penuh yaitu kegiatan ekstrakurikuler yang membutuhkan partisipasi penuh dan terkonsentrasi merupakan kegiatan wajib di sekolah seperti Pramuka; Keempat, asas fun yaitu kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan dengan penuh suka Hampir kesemua faktor ini tidak terjangkau dengan NEM dan IPK, Dalam kurikulum semua ini kita kategorikan softskill. Biasanya peserta didik memperolehnya dari kegiatan —ekstra-kurikuler— pramuka, dalam https: / /pewarta-indonesia.com/2019/12/untuk-nadiem-makarim- bravo-mematahkan-mitos-nem-ipk-dan_rangking/?, diakses pada 6 Januari 2020. IB] 9tetode Pembelajaran Guntas dalam Pendidikan Kepramukaan cita dan semangat, tanpa beban dan paksaan. Kelima, prinsip etika profesi, yaitu melalui stimulasi berbagai aktivitas untuk mengembangkan kognisi, emosi dan gerakan spiritual untuk membangun semangat dan determinasi, sehingga dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik dan berhasil. Keenam, prinsip kepentingan sosial yang bermanfaat bagi individu. Berdasarkan prinsip tersebut, kegiatan ekstrakurikuler dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menumbuhkan minat, bakat dan kemampuannya dalam membentuk dimensi kognitif, afektif dan psikomotorik. Selain itu eksrakulikuler juga termasuk kegiatan yang dapat mengembangkan potensi diri yang dilakukan atas pilihan secara pribadi untuk secara aktif melaksanakan kegiatan dan kerjasama antar individu yang lain sehingga memunculkan semangat kerjasama dan kebersamaan yang dapat berguna untuk pribadi dan lingkungan sosial. Dalam Pendidikan kepramukaan selain membangun kemandirian fisik, setiap peserta didik diberikan latihan dan keterampilan untuk mengembangkan bakat, skill dan wawasannya dengan selalu berpegang teguh pada percaya diri, cinta tanah air, dan kerja sama, sehingga akan menghasilkan generasi yang mencintai diri, cinta tanah air dan bangsa sebagaimana tertera dalam tri satya dan dasa darma pramuka. Pendidikan kepramukaan merupakan _ kegiatan pengembangan diri bagi peserta didik, karena melalui kegiatan tersebut peserta didik dibekali dengan materi- materi yang berkaitan dengan intelektual, emosional, kinestetik, hubungan secara_ sosial, problem solving, pembentukan team work, kerja sama, kekompakkan, dan kesetiaan. Kegiatan tersebut bukan saja bermanfaat untuk Pendahutuan: Problematika Ketuntasan datam Proses... IT kepentingan pribadi akan tetapi juga untuk kegiatan kelompok dan pengembangan kegiatan di masyarakat. Dengan kecerdasan intelektual yang dimiliki manusia sebagai aktualisasi diri terhadap kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, ternyata mampu beradaptasi dengan kemajuan dunia, dan menjadi bagian dalam inovasi kemajuan sains dan teknologi. Sedangkan kecerdasan emosional adalah kecerdasan yang dipersiapkan agar dapat beraktualisasi diri dengan tatanan masyarakat, yang memiliki keragaman etnik, bahasa, budaya dan agama. Sehingga dapat menciptakan harmonisasi dalam setiap pergaulan. Adapun kecerdasan kinestetik adalah kecerdasan yang bertujuan mewujudkan citra ideal generasi yang sehat, bugar, berdaya tahan, dan kuat. Sehingga memungkinkan untuk dapat berdaya saing dan tahan banting terhadap situasi dan permasalahan yang dihadapi. Sedangkan kecerdasan spiritual adalah kecerdasan yang dimiliki agar dapat beraktualisasi diri dalam dimensi keimanan, ketakwaan, akhlak mulia dan budi luhur serta menjadi masyarakat global dengan memiliki integritas dalam keberagaman.! D. Metode Pembelajaran Tuntas Berbasis Al-Qur’an Perbedaan mendasar metode pembelajaran tuntas dengan metode pembelajar tuntas qurani adalah dalam tujuan pembelajaran. Dalam pembelajaran tuntas qur’ani selain diberikan ketuntasan pembelajaran dengan pemberian waktu penuh, dan tujuan pembelajaran tidak hanya terpusat pada pendidikan formal dan bernilai kognitif atau 2 Dede Rosyada, “Madrasah dan Profesionalisme Guru”, Jakarta: Kencana, 2017, hal. 160-161. 1B] Wtetode Pembetajaran Tuntas dalam Pendidikan Kepramukaan intelektual. Al-Qur’an | memberikan gambaran dalam pembelajaran tuntas bagaimana pembelajaran dan kegiatan yang dilakukan manusia berorientasi melaksanakan tugasnya sebagai penjaga alam (khalifah fi al-aradh), dengan memberikan sumbangsih pengetahuan dan keterampilan dalam kehidupan bermasyarakat. Isyarat tersebut terdapat dalam Al-Qur’an surat al-Baqarah (2) ayat 30: Baie tect Ey ea basis ts Ak op pts Yu Let oy Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "“Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” Al-Maraghi menafsirkan khalifah yaitu jenis makhluk lain dari sebelumnya yang diberikan tugas dan menjadi pengganti Allah Swt. untuk melaksanakan perintah-perintah Allah kepada manusia di bumi.2 M. Quraish Shihab juga menjelaskan bahwa khalifah tersebut bermakna menggantikan Allah Swt. dalam menerapkan dan melaksanakan aturan- aturan dan ketentuan-ketentuan Allah Swt. yang diberlakukan 2 Ahmad Musthafa Al-Maraghi, “Tafsir al-Maraghi”, Beirut: Darul Kutub, hal. 134. Pendahutuan: Problematika Ketuntasan datam Proses... di bumi. Tujuannya adalah Allah akan menguji manusia dan memberi penghormatan.?> Dari penafsiran di atas, manusia memiliki fungsi sebagai khalifah yang diberi tugas untuk melaksanakan perintah Allah Swt. dan menjaga alam ini. Kemampuan manusia sebagai penjaga alam harus diimbangi dengan kemampuan pengetahuan, emosi dan spiritual. Untuk itu fungsi manusia lainnya adalah sebagai abid. Abid bermakna seseorang yang benar-benar tunduk dan pasrah terhadap kehendak Allah Swt. Hamba yang memiliki tingkat kepatuhan dan ketundukan kepada Allah Swt. dalam melaksanakan perintah dan larangan Allah serta ketentuan yang berlaku dalam kehidupan. Isyarat tersebut terdapat dalam Al-Qur’an QS. al-Bagarah/2: 186, QS. al- Maidah/5: 118, QS. al-Fajr (89): 29, QS. al-Bayyinah/98: 5, QS. Adzariyat/51: 56, QS. al-Fatiah/1: 5. Pembelajaran tuntas dalam pandangan Al-Qur’an memberikan warna yang berbeda, dimana setiap individu memiliki peran sebagai pengatur dan penjaga alam (khalifah) dan juga sebagai hamba yang taat (abid). Untuk itu tujuan pendidikan dalam Al-Qur’an tidak hanya dalam kehidupan sehari-hari di dunia akan tetapi mempersiapkan kehidupan di akhirat. Isyarat tersebut tertera dalam QS. al-Hasyr/59: 18: «ten iat 3 M. Quraish Shihab Shihab, “Tafsir al-Mishbah, Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an”, dalam Lentera Hati, Vol. 1, No. 5 Tahun 2015, hal. 142. 2D| Metade Pembelajaran Tuntas dalam Pendidikan Kepramukaan Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Ayat ini menjelaskan bahwa pekerjaan yang dilakukan tidak hanya sebatas untuk kehidupan dunia, akan tetapi Al- Qur’an memberikan stimulus agar setiap orang dalam kehidupannya dapat beramal sampai akhirat. Ketuntasan dalam proses pembelajaran dan pekerjaan dalam Al-Qur’an telah memberikan nilai spiritual yang akan menghantarkan setiap orang melakukan pekerjaan berorientasi kepada Allah Swt. Penjewantahan nilai khalifah dan abid setiap manusia akan menghadirkan dan menguatkan nilai intelektual, emosional dan spiritual. Sebagaimana yang diterangkan dalam Al-Qur’an sebagai berikut: Dan Katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul- Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. at-Taubah/9: 105). Demikian pula konsep ketuntasan belajar dikemukakan oleh al-Ghazali yang menjelaskan bahwa terdapat faktor yang mempengaruhinya yaitu kebersihan dan kesucian hati, menjaga jarak hubungan dengan keluarga dan daerah Pendahutuan: Problematika Ketuntasan datam Proses... (21 kelahiran agar belajar kerasan, belajar sesuai dengan kemampuan masing-masing individu dengan memperhatikan dan menghargai perbedaan individual, memiliki tujuan yang jelas dalam mempelajari suatu ilmu sampai pada memahami hakikat ilmu, dan adanya sinergi antara guru dan peserta didik yang ditandai dengan saing menghormati, menghargai dan membangun kepedulian antara peserta didik dan guru. Kesungguhan al-Ghazali dalam mempelajari sesuatu ditandai dengan sikapnya untuk mempelajari dan memahami sesuatu sampai menguasainya.”4 Uraian di atas | menunjukkan bahwa _ terdapat permasalahan dengan metode pembelajaran yang memerlukan solusi yang komprehensif dan integratif. Namun_ penulis belum menemukan karya ilmiah yang membahas tentang modul pembelajaran tuntas pada pendidikan kepramukaan berbasis Al-Qur’an. Oleh sebab itu tulisan ini adalah sesuatu yang baru dan layak dijadikan sebagai sebuah referensi akademik dan ilmiah dalam proses pembelajaran dan pendidikan untuk masa yang akan datang. xroO0~ 24 AL-Ghazali, “Duhai Anakku: Wasiat Imam Ghazali untuk Murid Kesayangan”, Solo: Pustaka Yawiyah, 2011, hal. 34.

Anda mungkin juga menyukai