Anda di halaman 1dari 3

VIDEO

Letakkan saringan di atas gelas ukur, kemudian letakkan masker medis di atas saringan, dan
tuangkan minyak jelantah.

Setelah semua minyak jelantah disaring, pindahkan ke gelas ukur untuk mengukur jumlah
minyak yang didapatkan. Dalam proyek ini kami menggunakan sebanyak 1 liter. Kemudian
pindahkan ke dalam panci untuk dipanaskan.

Sebelum memanaskan minyak, terlebih dahulu tuangkan methanol ke dalam gelas ukur
dengan takaran 200 ml methanol / 1 liter minyak jelantah. Setelah itu masukkan ke dalam botol kaca
berukuran sedang. Diharuskan untuk menggunakan botol kaca karena akan terjadi reaksi kimia yang
cukup panas, apabila menggunakan botol plastik reaksi kimia yang terjadi dapat mengakibatkan
plastik mengalami kebocoran

Selanjutnya timbang natrium hidroksida dengan takaran 3 gram natrium hidroksida / 1 liter
minyak jelantah. Kemudian masukkan ke dalam botol yang sama dengan methanol dan kocok
sampai natrium hidroksida larut.

Setelah itu panaskan minyak sampai dengan suhu antara 50 oC – 60oC. (Diharapkan untuk
menggunakan termometer agar dapat mengukur suhu minyak dengan akurat. Apabila suhu minyak
terlalu panas atau terlalu dingin maka nanti akan memengaruhi proses selanjutnya sehingga tidak
dapat berjalan dengan maksimal.)

Masukkan minyak jelantah yang telah dipanaskan tadi ke dalam botol berukuran 1,5 liter
atau lebih. Kemudian masukkan larutan methanol dan natrium hidroksida yang telah dicampur
sebelumnya. Setelah itu tutup botol dan dikocok sampai mengalami perubahan warna.

Siapkan botol yang telah dipotong bagian bawahnya, lalu keringkan bagian dalam botol.

Masukkan minyak jelantah yang sudah tercampur dengan methanol dan natrium hidroksida.
Setelah itu diamkan selama 24 jam untuk memisahkan minyak dari produk samping, yaitu lapisan
asam lemak gliserol.

Setelah didiamkan selama 24 jam, lapisan asam lemak gliserol akan berada di bawah,
sedangkan minyak akan berada di atas.

Siapkan botol dengan lubang paku pada penutup botol dan masukkan minyak bagian atas
yang telah diendapkan.
Kemudian cuci minyak tersebut dengan air hangat sekitar 50oC dengan ukuran 2 liter air
hangat / 1 liter minyak jelantah. Hal ini dilakukan agar methanol dan natrium hidroksida yang
berlebih dapat larut bersama dengan air hangat. (Intinya, dari proses ini kita akan menjernihkan
minyak biodiesel dari pengotor yaitu methanol dan natrium hidroksida yang tidak bereaksi.)

Pencucian dilakukan dengan cara memutar botol pelan-pelan hingga air berubah menjadi
putih pekat.

Setelah air berubah menjadi putih pekat, cabut paku pada tutup botol untuk membuang air.

Lakukan proses pencucian minyak beberapa kali hingga lapisan air tidak terlalu putih pekat.

Minyak yang telah dicuci kemudian di tampung di dalam botol.

Panaskan minyak biodiesel hingga air, methanol dan natrium hidroksida yang masih terikat
di dalam minyak biodiesel mengalami penguapan. Kemudian matikan kompor dan biarkan air
mengalami proses penguapan.

Pastikan minyak biodiesel sudah tidak panas, agar dapat dikemas.


Etanol : Dapat dikonsumsi, asalkan tidak terkontaminasi dan tidak dirubah sifatnya.

Metanol : Tidak dapat dikonsumsi, beracun, dan bisa menyebabkan kerusakan system saraf
dan organ bahkan sampai memicu kanker karena bersifat karsinogenik.

Anda mungkin juga menyukai