Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PEMANFAATAN MINYAK JELANTAH


MENJADI BIODIESEL

GURU PEMBIMBING

Yashinta Ch. Renyaan, S.Ag

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 1

1. Aileen V. Rondonuwu
2. Kathlyn Q. Mokoginta
3. Gilbberto J. Lengkong
4. William B. V. Sampouw

SMP KATOLIK THEODORUS KOTAMOBAGU


KELAS IX
ANGKATAN 62
MEI 2022
LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul Makalah : Pemanfaatan Minyak Jelantah Menjadi Biodiesel


2. Peserta
a. Ketua kelompok : Aileen V. Rondonuwu
b. Anggota 1 : Kathlyn Q. Mokoginta
c. Anggota 2 : Gilbberto J. Lengkong
d. Anggota 3 : William B. V. Sampouw
3. Guru pembimbing : Yashinta Ch. Renyaan, S.Ag

Kotamobagu, Mei 2022

Menyetujui,

Guru Pembimbing Ketua Kelompok

Yashinta Ch. Renyaan, S.Ag Aileen V. Rondonuwu

Mengetahui,

Kepala Sekolah

Sr. Herlina H. Simanjorang, OSU, S.Pd

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kemampuan, kekuatan, waktu, serta tenaga, maupun pikiran kepada
penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pemanfaatan
Minyak Jelantah Menjadi Biodiesel” tepat pada waktunya.

Dalam penulisan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan


hambatan. Akan tetapi, dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa
teratasi. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:

1. Sr. Herlina H. Simanjorang, OSU, S.Pd, selaku Kepala SMP Katolik


Theodorus Kotamobagu yang telah memberikan kesempatan untuk
menggunakan fasilitas sekolah guna menunjang pembuatan produk
PBL.
2. Ibu Yashinta Ch. Renyaan, S. Ag, selaku guru pembimbing kelompok
kami, yang telah memberikan dorongan dan masukan kepada kami.
3. Orang tua kami yang telah membantu dan mendukung kami dari awal
pembuatan proyek hingga selesai.
4. Para guru dan teman-teman yang telah menyemangati dan mendukung
kami.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca untuk penyempurnaan makalah ini.

Demikian makalah ini disusun sebagaimana mestinya. Semoga makalah


ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.

Kotamobagu, Mei 2022

Penulis

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN......................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
2.1 Tinjauan Teori...........................................................................................3
2.2 Biodiesel....................................................................................................4
2.3 Bahan-Bahan dalam Pembuatan Biodiesel dari Minyak Jelantah.............6
2.4 Alat-Alat dalam Pembuatan Biodiesel dari Minyak Jelantah...................6
2.5 Cara Membuat Biodiesel dari Minyak Jelantah........................................6
2.6 Anggaran untuk Membuat 1 Liter Minyak Jelantah Menjadi Biodiesel...8
2.7 Waktu Pembuatan Biodiesel dari Minyak Jelantah...................................8
2.8 Keunggulan/ Manfaat Biodiesel dari Minyak Jelantah.............................9
BAB III..................................................................................................................10
PENUTUP..............................................................................................................10
3.1 Kesimpulan..............................................................................................10
3.2 Saran........................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11
DAFTAR LAMAN................................................................................................12

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagai lembaga pendidikan, sekolah mengajarkan para peserta didik


untuk memperdalam dan mengembangkan pengetahuan dan kreativitasnya,
serta dapat memecahkan masalah yang dihadapinya. SMP Katolik Theodorus
Kotamobagu mengharapkan para peserta didik untuk memperdalam dan
mengembangkan pengetahuan dan kreativitasnya agar dapat memecahkan
masalah yang dihadapinya. Untuk dasar itulah SMP Katolik Theodorus
Kotamobagu menjadikan Project Based Learning (PBL) sebagai salah satu
syarat kelulusan bagi para peserta didik. Hal ini dilakukan agar para peserta
didik dapat memperoleh pengalaman dan mengembangkan kreativitas dengan
melakukan dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan Project Based Learning
(PBL).

Project Based Learning (PBL) merupakan metode pembelajaran yang


berpusat pada peserta didik untuk melakukan suatu investigasi yang
mendalam terhadap suatu topik. Dalam kegiatan ini, peserta didik diharapkan
dapat mengembangkan keterampilan berpikir, keterampilan dalam mengatasi
masalah, dan meningkatkan kerjasama.

Dalam kegiatan ini para peserta didik diberikan kebebasan untuk memilih
dan menentukan judul sesuai dengan kemampuan kelompok. Maka kelompok
kami memilih judul “Pemanfaatan Minyak Jelantah Menjadi Biodiesel”.

Judul ini sengaja kami pilih karena berangkat dari keprihatinan tentang
masalah lingkungan hidup, dalam hal ini menyangkut limbah rumah tangga,
yakni minyak jelantah (minyak goreng bekas). Karena minimnya
pengetahuan, banyak orang tidak tahu bahwa minyak jelantah bisa diolah
kembali menjadi bahan bakar yang disebut biodiesel. Banyak juga pelaku
bisnis yang mengolah minyak jelantah untuk dijual kembali sebagai minyak

1
goreng, dengan menyasar masyarakat pedesaan yang masih minim
pengetahuan tentang bahaya penggunaan kembali minyak jelantah sebagai
minyak goreng. Berangkat dari realita tersebut, kami berupaya membuat
proyek ini agar dapat membantu orang-orang untuk memanfaatkan minyak
jelantah dengan cara yang baik dan bijaksana.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang hendak kami angkat dalam penulisan


makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa sajakah bahan-bahan yang diperlukan dalam pembuatan biodiesel dari
minyak jelantah?
2. Apa sajakah alat-alat yang diperlukan dalam pembuatan biodiesel dari
minyak jelantah?
3. Bagaimana cara membuat biodiesel dari minyak jelantah?
4. Berapa banyak anggaran yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 liter
biodiesel dari minyak jelantah?
5. Berapa lama waktu pembuatan biodiesel dari minyak jelantah?
6. Apa sajakah keunggulan/manfaat biodiesel dari minyak jelantah?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun maksud dan tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah
ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui apa saja bahan-bahan yang diperlukan dalam pembuatan
biodiesel dari minyak jelantah;
2. Mengetahui apa saja alat-alat yang diperlukan dalam pembuatan biodiesel
dari minyak jelantah;
3. Mengetahui bagaimana cara membuat biodiesel dari minyak jelantah;
4. Mengetahui berapa banyak anggaran yang dibutuhkan untuk menghasilkan
1 liter biodiesel dari minyak jelantah;
5. Mengetahui waktu pembuatan biodiesel dari minyak jelantah;
6. Mengetahui keunggulan/manfaat biodiesel dari minyak jelantah.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Tinjauan Teori


Project Based Learning (PBL) atau Pembelajaran Berbasis Proyek (PBP)
adalah metode pengajaran yang bercirikan adanya permasalahan nyata
sebagai konteks untuk para peserta didik belajar berpikir kritis dan
keterampilan memecahkan masalah, dan memperoleh pengetahuan (Duch,
1995). Finkle dan Torp (1995) menyatakan bahwa PBP merupakan
pengembangan kurikulum dan sistem pengajaran yang mengembangkan
secara simultan strategi pemecahan masalah dan dasar-dasar pengetahuan dan
keterampilan dengan menempatkan para peserta didik dalam peran aktif
sebagai pemecah permasalahan sehari-hari yang tidak terstruktur dengan baik.
Dua definisi di atas mengandung arti bahwa PBL atau PBP merupakan setiap
suasana pembelajaran yang diarahkan oleh suatu permasalahan sehari-hari.
PBP bermula dari suatu program inovatif yang dikembangkan di Fakultas
Kedokteran Universitas McMaster, Kanada (Neufeld & Barrows, 1974).
Program ini dikembangkan berdasarkan kenyataan bahwa banyak lulusannya
yang tidak mampu menerapkan pengetahuan yang mereka pelajari dalam
praktek sehari-hari. Dewasa ini PBP telah menyebar ke banyak bidang seperti
hukum, ekonomi, arsitektur, teknik, dan kurikulum sekolah.
Menurut Boud dan Felleti (1991, dalam Saptono, 2003), “Project Based
Learning is a way of constructing and teaching course using problem as a
stimulus and focus on student activity”. H.S. Barrows (1982), sebagai pakar
PBL menyatakan bahwa definisi PBL adalah sebuah metode pembelajaran
yang didasarkan pada prinsip bahwa masalah (problem) dapat digunakan
sebagai titik awal untuk mendapatkan atau mengintegrasikan ilmu
(knowledge) baru. PBL adalah metode belajar yang menggunakan masalah
sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan
pengetahuan baru (Suradijono, 2004).

3
Berdasarkan pendapat pakar-pakar tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa Project Based Learning (PBL) merupakan metode pembelajaran yang
mendorong peserta didik untuk mengenal cara belajar dan bekerjasama dalam
kelompok untuk mencari penyelesaian masalah-masalah di dunia nyata.
Simulasi masalah digunakan untuk mengaktifkan keingin-tahuan peserta
didik sebelum mulai mempelajari suatu subyek. PBL menyiapkan peserta
didik untuk berpikir secara kritis dan analitis, serta mampu untuk
mendapatkan dan menggunakan secara tepat sumber-sumber pembelajaran.
Sehingga dapat diartikan bahwa PBL adalah proses pembelajaran yang
titik awal pembelajaran berdasarkan masalah dalam kehidupan nyata, lalu
dari masalah ini peserta didik dirangsang untuk mempelajari masalah
berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang telah mereka miliki
sebelumnya (prior knowledge) sehingga dari prior knowledge ini akan
terbentuk pengetahuan dan pengalaman baru. Diskusi dengan menggunakan
kelompok kecil merupakan poin pertama dalam penerapan PBL. PBL
merupakan suatu proses pembelajaran dimana masalah merupakan pemandu
utama ke arah pembelajaran tersebut. Dengan demikian, masalah yang ada
digunakan sebagai sarana agar peserta didik dapat belajar sesuatu yang dapat
menyokong keilmuannya.

2.2 Biodiesel

Biodiesel adalah sumber energi yang dapat diperbarui karena bahan


dasarnya adalah minyak nabati, apalagi jika menggunakan minyak jelantah
(minyak gorang bekas) sebagai bahan dasar pembuatan biodiesel. Selain
dapat diperbarui, dengan menggunakan minyak jelantah kita juga sudah
menyelamatkan bumi dari pencemaran lingkungan. Sedangkan solar tidak
dapat diperbarui, karena bahan dasarnya adalah minyak bumi.
Tim Abdi Guru (dalam Buku IPA Terpadu Untuk SMP/MTs Kelas VII,
2016: 227) mengatakan bahwa sumber energi yang dapat diperbarui adalah
sumber energi dengan jumlah tak terbatas di alam. Sumber energi yang dapat
diperbarui, diantaranya energi angin, air, matahari, dan pasang-surut air laut.
Sedangkan sumber energi yang tidak dapat diperbarui adalah sumber energi

4
dengan persediaan terbatas di alam dan suatu saat akan habis jika terus-
menerus dipakai,contohnya bahan bakar minyak (BBM), batu bara, dan gas
alam.
Biodiesel merupakan bahan bakar yang terdiri dari campuran mono
alkaly ester dari rantai panjang asam lemak, yang dipakai sebagai alternatif
bagi bahan bakar dari mesin diesel dan terbuat dari sumber terbarui seperti
minyak sayur atau minyak hewan.
Bahan baku biodiesel tidak hanya dari lemak hewan atau dari tanaman
jarak pagar yang sudah dikenal, tetapi juga dapat dibuat dari limbah
penggorengan yang tidak sulit didapat, sehingga memungkinkan produksi
dalam skala kecil-menengah dan juga dapat membuka lapangan kerja baru.
Dalam pembuatan biodiesel tidak harus dengan menggunakan teknologi
tinggi. Biodiesel dapat dibuat dengan menggunakan alat-alat sederhana yang
berada di sekitar kita. Limbah dari biodiesel ini merupakan gliserin. Gliserin
ini merupakan bahan dasar pembuatan sabun, sehingga ramah lingkungan dan
mengurangi polusi. Limbahnya pun bisa menjadi berguna.
Biodiesel bisa digunakan pada mesin diesel biasa dengan sedikit atau
tanpa penyesuaian. Penyesuaian dibutuhkan jika penyimpanan atau wadah
biodiesel terbuat dari bahan yang sensitif dengan biodiesel seperti seal,
gasket, dan perekat terutama mobil lama dan yang terbuat dari karet alam dan
karet nitril. Namun dalam beberapa kasus, biodiesel kurang cocok digunakan
pada beberapa mesin diesel modern. BMW dan Mercedes-Benz misalnya,
mereka hanya merekomendasikan Dex, Shell Diesel, dan solar berkualitas
tinggi lainnya.
Biodiesel harus disimpan di wadah tertutup untuk menghindari kontak
langsung dengan udara luar, air, dan sinar matahari agar terhindar dari proses
oksidasi. Hindari pula tempat penyimpanan dari bahan kuningan, perunggu,
tembaga, timbal, timah, dan seng yang dapat mengoksidasi biodiesel.
Sebaiknya menggunakan tempat penyimpanan berbahan alumunium, steel,
fluorinated polyethylene, fluorinated polypropylene, teflon, nylon, dan viton
yang tidak terpengaruh oleh biodiesel.

5
2.3 Bahan-Bahan dalam Pembuatan Biodiesel dari Minyak Jelantah
Berikut ini adalah bahan-bahan yang diperlukan dalam pembuatan
biodiesel dari minyak jelantah:
1) Bahan utama: Minyak jelantah (minyak goreng bekas) yang sudah di
saring; sebanyak 1 liter
2) Methanol; sebanyak 200 ml
3) Natrium/ sodium hidroksida (soda api); sebanyak 3 gram

2.4 Alat-Alat dalam Pembuatan Biodiesel dari Minyak Jelantah


Berikut ini adalah alat-alat yang diperlukan dalam pembuatan biodiesel
dari minyak jelantah:
1) Gelas ukur;
2) Botol kaca bekas;
3) Corong;
4) Kompor dan panci;
5) Termometer cairan;
6) Timbangan;
7) Botol plastik bekas;
8) Masker medis;
9) Saringan.

2.5 Cara Membuat Biodiesel dari Minyak Jelantah


Berikut ini adalah cara membuat biodiesel dari minyak jelantah:
1) Saring minyak jelantah dengan menggunakan saringan yang di atasnya
diletakkan kertas saring, kain, atau filter udara dari masker. Penyaringan
dapat dilakukan satu kali atau lebih;
2) Pindahkan minyak jelantah yang telah disaring ke gelas ukur untuk
mengukur jumlah minyak yang didapatkan. Dalam proyek ini, kami
memperoleh minyak jelantah yang telah disaring sebanyak satu setengah
liter, tapi kami hanya menggunakan sebanyak satu liter. Kemudian
pindahkan minyak jelantah tersebut ke dalam panci;
3) Timbang natrium hidroksida (soda api) dengan takaran 3 gram natrium
hidroksida / 1 liter minyak jelantah. Kemudian masukkan natrium

6
hidroksida kedalam botol kaca berukuran sedang. Diharuskan untuk
menggunakan botol kaca karena akan terjadi reaksi kimia yang cukup
panas, apabila menggunakan botol plastik reaksi kimia yang terjadi dapat
mengakibatkan plastik mengalami kebocoran atau meleleh;
4) Tuangkan methanol ke dalam gelas ukur dengan takaran 200 ml
methanol / 1 liter minyak jelantah. Setelah itu masukkan ke dalam
botol kaca yang ada natrium hidroksida dan campurkan kedua bahan
tersebut dengan cara dikocok. Proses pencampuran ini akan
menghasilkan temperatur yang cukup panas;
5) Panaskan minyak jelantah yang telah disaring sampai dengan suhu antara
50oC – 60oC. Diharapkan untuk menggunakan termometer agar dapat
mengukur suhu minyak dengan akurat. Apabila suhu minyak terlalu
panas atau terlalu dingin maka nanti akan memengaruhi proses
selanjutnya sehingga tidak dapat berjalan dengan maksimal;
6) Masukkan minyak jelantah yang telah dipanaskan tadi ke dalam botol
berukuran 1,5 liter atau lebih. Kemudian masukkan juga larutan methanol
dan natrium hidroksida yang telah dicampur sebelumnya. Setelah itu
tutup botol dan campur bahan-bahan tersebut dengan cara dikocok;
7) Pindahkan minyak jelantah yang sudah tercampur dengan methanol dan
natrium hidroksida ke dalam wadah transparan agar lebih mudah diamati.
Setelah itu diamkan selama 24 jam untuk memisahkan minyak dari
produk samping, yaitu lapisan asam lemak gliserol. Setelah didiamkan
selama 24 jam, lapisan asam lemak gliserol akan berada di bawah,
sedangkan minyak akan berada di atas;
8) Siapkan botol dengan lubang paku pada penutup botol dan pindahkan
minyak bagian atas yang telah diendapkan ke dalam botol tersebut.
Kemudian cuci minyak tersebut dengan air hangat sekitar 50oC dengan
ukuran 2 liter air hangat / 1 liter minyak jelantah. Hal ini dilakukan
agar methanol dan natrium hidroksida yang berlebih dapat larut bersama
dengan air hangat. Intinya, dari proses ini kita akan menjernihkan minyak
biodiesel dari pengotor yaitu methanol dan natrium hidroksida yang tidak
bereaksi. Pencucian dilakukan dengan cara memutar botol pelan-pelan

7
hingga air berubah menjadi putih pekat. Setelah air berubah menjadi
putih pekat, cabut paku pada tutup botol untuk membuang air. Lakukan
proses pencucian minyak beberapa kali hingga lapisan air tidak terlalu
putih pekat. Minyak yang telah dicuci kemudian di tampung di dalam
botol;
9) Panaskan minyak biodiesel hingga air, methanol dan natrium hidroksida
yang masih terikat di dalam minyak biodiesel mengalami penguapan.
Kemudian matikan kompor dan biarkan air mengalami proses
penguapan;
10) Pastikan minyak sudah tidak panas, agar dapat dikemas. Minyak
biodiesel pun sudah dapat digunakan.

2.6 Anggaran untuk Membuat 1 Liter Minyak Jelantah Menjadi Biodiesel

Berikut ini adalah (perkiraan) biaya yang dibutuhkan untuk pengadaan


bahan:
1) Minyak jelantah = gratis; karena kami mengumpulkan dan menggunakan
minyak jelantah yang ada di rumah masing-masing.
Catatan: yang kami gunakan sebanyak 1.000 ml (1 liter)
2) Methanol 500 ml = Rp 13.000,-
Catatan: yang kami gunakan sebanyak 200 ml (Rp 5.200,-)
3) Natrium/sodium hidroksida (soda api) 500 gram = Rp 25.000,-
Catatan: yang kami gunakan sebanyak 3 gram (Rp 150,-)
4) Biaya transportasi = Rp 0.- (tempat jual bahan masih bisa dijangkau
dengan berjalan kaki)

Total biaya : Rp 5.350,-


Perkiraan harga jual : Rp 8.000,- s.d.10.000,- /liter
*Biodiesel yang kami produksi dari 1 liter minyak jelantah adalah 840
ml.

2.7 Waktu Pembuatan Biodiesel dari Minyak Jelantah

Waktu pembuatan biodiesel dari minyak jelantah mulai dari tanggal 27


s.d. 29 April 2022 dan dilanjutkan pada tanggal 9 Mei 2022.

8
Keterangan:
Tgl 27 s.d. 29 April 2022: Proses peyaringan minyak jelantah sampai menjadi
biodiesel.
Tgl 09 Mei 2022 : Melakukan uji coba biodiesel.

2.8 Keunggulan/ Manfaat Biodiesel dari Minyak Jelantah

Berikut ini adalah keunggulan/ manfaat biodiesel dari minyak jelantah:


1) Menghasilkan emisi karbon dioksida yang lebih bersih. Emisi karbon
dioksida yang dihasilkan oleh bahan bakar ini relatif lebih rendah sekitar
75% dibandingkan dengan solar lainnya;
2) Mengurangi penggunaan minyak sawit sebesar 1,16 juta ton per tahun.
Hal itu kemudian berkontribusi pada penyelamatan 321 ribu hektare
hutan dari ekspansi perkebunan sawit;
3) Biodiesel yang berasal dari minyak jelantah (minyak goreng bekas) dapat
mengurangi pencemaran lingkungan.
Dengan menggunakan minyak jelantah sebagai bahan utama pembuatan
biodiesel, kita sudah mengurangi limbah minyak;
4) Meningkatkan pertumbuhan ekonomi
Biodiesel yang telah diproduksi dapat dijual, sehingga mampu
meningkatkan pertumbuhan ekonomi;
5) Membuka lapangan kerja dan mengurangi kemiskinan
Dalam produksi skala besar, tentu membutuhkan tenaga kerja yang lebih
banyak agar dapat memproduksi lebih banyak biodiesel dan bisa cepat
selesai. Hal ini tentu dapat membuka kesempatan untuk menciptakan
lapangan pekerjaan dan mengurangi angka kemiskinan.

9
BAB III

PENUTUP

2.1 Kesimpulan
Project Based Learning (PBL) ternyata sangat bermanfaat bagi peserta
didik. Selain kerjasama kelompok, banyak hal lain yang boleh ditemukan
dalam metode pembelajaran ini karena peserta didik turun langsung pada
permasalahan nyata yang menuntut peserta didik berpikir kritis dan kreatif.
Dalam hal ini permasalahannya adalah mengolah minyak jelantah menjadi
bahan bakar alternatif yaitu biodiesel yang ternyata memiliki banyak manfaat.

Minyak jelantah biasanya hanya dibuang sehingga mengakibatkan


pencemaran lingkungan, tetapi dengan menggunakan minyak jelantah sebagai
bahan baku biodiesel, kita dapat mengurangi pencemaran lingkungan dari
limbah minyak rumah tangga. Minyak jelantah yang awalnya tidak memiliki
nilai jual, setelah diolah menjadi biodiesel, dapat memberikan penghasilan
dan dapat dijadikan sebagai lapangan pekerjaan baru, sehingga dapat
memperluas kesempatan kerja bagi banyak orang.

2.2 Saran
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyarankan agar tidak membuang
minyak jelantah/ minyak goreng bekas sembarangan karena hal tersebut dapat
mengakibatkan pencemaran lingkungan, serta tidak memanfaatkan teknik
penyaringan dan penjernihan, sebagaimana yang sudah dijelaskan dalam
makalah ini, untuk mencari keuntungan dengan cara menjual minyak jelantah
menjadi minyak goreng. Intinya, penulis berharap agar para pembaca dapat
menggunakan informasi yang diperoleh dengan bijak.

10
DAFTAR PUSTAKA

Tim Abdi Guru. 2016. IPA Terpadu Untuk SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: Penerbit
Erlangga.

11
DAFTAR LAMAN

https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/mengelola-pembelajaran-berbasis-
project-based-learning. (diakses tanggal 25 April 2022)

https://id.wikipedia.org/wiki/Biodiesel. (diakses tanggal 26 April 2022)

https://www.kompas.com/edu/read/2021/04/22/161500771/mendikbud-
nadiem-dorong-pembelajaran-project-based-learning-seperti-apa-?page=all.
(diakses tanggal 25 April 2022)

https://www.pikiran-rakyat.com/ekonomi/pr-011804243/pakai-biodiesel-
simak-beberapa-hal-ini-yang-perlu-diperhatikan. (diakses tanggal 26 April
2022)

https://youtu.be/SQMIvRNhqAo. (diakses tanggal 23 April 2022)

12

Anda mungkin juga menyukai