Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

STUDI AL QUR’AN

‘‘PERMASALAHAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEMU’JIZATAN

AL QUR’AN’’

DOSEN PENGAMPU :

KHAINUDDIN, M.Ag

Oleh

Kelompok 9 :

Rita Laila Tatimatul Husna (21206049)

Kristina Damayanti (21206081)

Nabillah Aura Assyayuarahma (21206083)

FAKULTAS TARBIYAH

PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

IAIN KEDIRI

2021/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
hidayah kepada kita semua, sehingga berkat karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
“permasalahan yang berhubungan dengan kemu’jizatan dalam Al Qur'an”.Dalam penyusunan
makalah ini, kami tidak lupa mengucapkan banyak terimakasih pada semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan tugasmakalah ini sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Studi Qur'an

Dalam penyusunan makalah ini kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi penyusun sendiri maupun kepada pembaca umumnya. Kami mohon maaf apabila ada
kekurangan maupun kesalahan pada penulisan makalah ini untuk itu kami berterima kasih
apabila pembaca memberi saran atau kritikan kepada kami.

Kediri, 15 November 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………...………..

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………...……...i

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………..…………..2

BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………………………………...3

A. LATAR BELAKANG…………………………………………………………………….3
B. RUMUSAN MASALAH………………………………………………………………….3
C. TUJUAN PENELITIAN…………………………………………………………………..3

BAB 2 PEMBAHASAN………………………………………………………………..................4

A. Pengertian I’jazul Qur’an……….……………………………………………………..4


B. Pendapat ulama mengenai I’jazul Qur’an.…………………………………………….5
C. Kadar kemu’jizatan al-Qur’an………..……………………………………………….6
D. Aspek-aspek kemu’jizatan al-Qur’an……………..…………………………………..7

BAB 3 PENUTUP………………………………………………………………………………...9

A. KESIMPULAN……………………………………………………………………………9
B. SARAN……………………………………………………………………………………9
C. MANFAAT………………………………………………………………………………10

DAFTAR PUSAKA……………………………………………………………………………..11

2
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tiada satu bacaan pun seperti Al-Qur’an yang dipelajari, dibaca, dan dipelihara aneka
riwayat cara membacanya. Dan tiada sedikitpun selain AlQur’an yang diatur tata cara
membacanya, mana yang harus dipanjangkan, dipendekkan, dipertebal atau diperhalus
ucapannya. Dimana tempat boleh atau harus bermula dan berhenti, bahkan diatur lagu dan
irama yang diperkenankan atau tidak, sampai pada etika membacanya.

Keistimewaan Al-Qur’an inilah yang menjadi daya tarik tersendiri, dari jus, surat, ayat,
kalimat bahkan apa yang ada dalam huruf perhuruf di AlQur’an itu merupakan anugerah dari
Allah. Kemukjizatan Al-Qur’an adalah sesuatu yang diberikan Allah untuk sang kekasihnya,
beliau Nabi Muhammad saw. Inilah yang merupakan keistimewaan tersendiri dari Al-Qur’an
sekaligus sebagai mukjizat rahmatan lil ‘alamin.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian I’jazul Qur’an?


2. Bagaimana pendapat ulama mengenai I’jazul Qur’an?
3. Apa yang dimaksud kadar kemu’jizatan al-Qur’an?
4. Apa saja aspek-aspek kemu’jizatan al-Qur’an?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian adalah untuk memenuhi tugas dari Bapak Khainuddin, M.Ag selaku
dosen pengampu mata kulian STUDI QUR’AN. Kami berharap makalah dapat bermanfaat bagi
para pembaca.

3
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Pengertian I’jazul Qur’an

Secara etimologis kata “i’jaz” berasal dari Bahasa Arab yakni “a’jaza”. yang berarti
“Melemahkan atau menjadikan tidak mampu”.1 Pelakunya (yang melemahkan dinamakan mu’jizat
dan bila kemampuannya melemahkan pihak lain amat menonjol sehingga mampu membungkam
lawan, maka dinamakan mu’jizat.2

Sedangkan ditinjau dari segi etimologis, para ulama berbeda pendapat. Manna’ Khalil al-
Qhatan mengatakan mu’jizat yaitu: “Menampakkan kebenaran Nabi dalam pengakuannya sebagai
Rasul, dengan menampakkan kelemahan orang-orang Arab untuk menghadapi mu’jizat yang
abadi, yaitu al-Quran dan kelemahan generasi-generasi sesudah mereka. Dan mu’jizat adalah
sesuatu hal yang luar biasa yang disertai tantangan dan selamat dari perlawanan’’. 3

Sementara Ali Ashabuni, mengatakan mu’jizat adalah “Melihat kelemahan orang dalam
menetapkan seumpamanya, suatu hal yang luar kebiasaan, keluar dari sebab-sebab umum yang
diketahui manusia”.4 Selanjutnya, Dawud al-Aththar mengatakan mu’jizat adalah “Sesuatu yang
membuat manusia tidak mampu, baik secara sendiri maupun bersama-sama, untuk mendatangkan
yang seperti itu”.5

Kemudian Imam Shayuti sebagaimana yang dikutip oleh M. Chadziq Charisma


mengatakan bahwa al-Qur’an adalah “Kalamullah atau firman Allah yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad Saw, untuk melemahkan orang yang menantangnya sekalipun dengan surat yang
pendek, membacanya termasuk ibadah’’. Sementara Quraish Shihab mendifinisikan al-Qur’an

1
A.W. Munawwir, Kamus Al-Munawwir: Arab Indonesia Telengkap. (Yogyakarta: Pondok Pesantren al-Munawwir,
1984), hal. 1403.
2
Lihat, Quraish Shihab, Mu’jizat al-Qur’an. cet. IV, (Bandung: Mizan, 1998), hal. 23. 5Manna’ Khalil al-Qhatan,
Studi Ilmu-Ilmu alQur’an. cet. VI, terj. Muzakkir As, (Jakarta: Lintera Antar Nusa, 2001), hal. 371.
3
Manna’ Khalil al-Qhatan, Studi Ilmu-Ilmu alQur’an. cet. VI, terj. Muzakkir As, (Jakarta: Lintera Antar Nusa,
2001), hal. 371.
4
M. Ali Ashbuni, al-Tibyan fi ‘Ulumil Qur’an. (Beirut: Alimul Qutub, 1985), hal. 93.
5
M. Chadziq Charisma, Tiga Aspek Mu’jizat Kemukjizatan Al-Qur’a. (Surabaya: Bina Ilmu, 1991), hal. 3.

4
adalah “Firman Allah yang disampaikan oleh Malaikat Jibril as. sesuai dengan redaksinya kepada
Nabi Muhammad Saw, dan diterima oleh umat Islam secaara mutawatir”. 6

Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bahwa yang dinamakan dengan mu’jizat al-
Qur’an adalah kelebihankelebihan yang ada di dalam al-Qur’an itu sendiri sebagai bukti
kebenaran, bukti-bukti kebenaran yang datang dari luar al-Qur’an bukanlah termasuk mukjizat al-
Qur'an.

Terjadi mu’jizat akal itu selalu dikhususkan kepada orang-orang yang memiliki ketajaman
pandangan sebagai mana disabdakan oleh nabi:

‫مامن النبياء نبي اال اعطي ما مثله ا من عليه البشر و انما‬


‫كان الذي اوتيته و حيا اوحاه هللا الي فا رجو ان اكون اكثر‬
‫هم تابعا‬

(‫اخرجه اللبخارى‬ )

Artinya : “Tidak ada diantara para nabi kecuali ada seorang nabi yang dapat dipercaya manusia,
sedangkan aku( nabi Muhammad SAW) telah diberi wahyu dari Allah SWT dan aku berharap agar
sebagian besar mereka menjadi pengikutku”. (H.R. Bukhari)

Sebagian riwayat mngatakan bahwa mu’jizat para nabi itu berlaku hanya pada masa hidupnya
para nabi itu, yang disaksikan oleh orang-orang hidup pada waktu itu. Sedangkan Al-Qur’an,
kemu’jizatannya terus berlangsung hingga hari kiamat.

B. Pendapat ulama mengenai I’jazul Qur’an

Dalam ilmu kalam, terjadi perbedaan pandangan para ulama tentang apakah al-Qur’an itu
merupakan makhluk atau bukan. Hal itu juga mendasari perbedaan pendapat mengenai mu’jizat
al-Qur’an. Pendapat mereka terbagi menjadi beberapa ragam, antara lain:

Abu Ishaq Ibrahim al-Nizam dan pengikutnya dari kaum Syiah berpendapat bahwa
kemu’jizatan al-Qur’an adalah dengan cara shirfah. Maksudnya ialah bahwa Allah memalingkan

6
Shihab, Mu’jizat ... 43.

5
orang-orang arab yang menentang Al-Qur’an, padahal sebenarnya mereka mampu untuk
menghadapinya. Pendapat ini merupakan pendapat yang salah.

Satu golongan ulama berpendapat bahwa al-Qur’an itu bermu’jizat dengan balaghahnya
yang mencapai tingkat tinggi dan tidak ada bandingannya dan ini adalah pendapat ahli bahasa.
Sebagian yang lain berpendapat bahwa segi kemu’jizatan al-Qur’an adalah karena mengandung
badi’ yang sangat unik dan berbeda dengan apa yang dikenal dalam perkataan orang arab pada
umumnya.

Golongan yang lain berpendapat bahwa al-Qur’an itu kemu’jizatannya terletak pada
pemberitaannya tentang hal-hal yang ghaib, yang telah lalu dan yang akan datang yang tidak ada
seorang pun yang tahu.

Satu golongan berpendapat bahwa mu’jizat al-Qur’an itu terjadi karena ia mengandung
berbagai macam ilmu hikmah yang dalam.

Demikian berbagai pandangan ulama mengenai kemu’jizatan al-Qur’an. Sebenarnya


peninjauan hal itu hanya berdasarkan keilmuan yang mereka miliki. Perbedaan itu disebabkan oleh
keilmuan yang mereka miliki berbeda-beda antara satu ulama dengan ulama yang lain.

C. Kadar kemu’jizatan al-Qur’an

Yang dimaksud dengan kadar I’jaz adalah batasan ( banyak sedikit,besar – kecilnya ) I’jaz
yang dimiliki oleh Al-Qur’an. Para ulama’ telah berusaha mengetahuinya hingga terjadi
kesimpulan, bahwa Al-Quran secara keseluruhan adalah mu’jizat meskipun masih ada perbedaan
pendapat, contohnya :

1. Golongan Mu’tazilah menyatakan I’jaz meliputi keseluruhan Al Qur’an bukan


sebagiannya.
2. Sebagian golongan mengatakan, sedikit ( sebagian juz ) dan banyak ( gabungan, kulliyat )
dari Al – Qur’an adalah mu’jizat.
3. Sebagian kelompok lagi menyatakan, I’jaz berkaitan dengan surat secara menyeluruh,
bahkan satu ayat pun merupakan mu’jizat.

6
Dengan mempelajari I’jaz Al – Qur’an kita menjadi lebih yakin bahwa Al-Qur’an memang
bukan buatan manusia, bukan buatan Nabi Muhammad SAW, tetapi memang ia benar – benar dari
Allah SWT.

D. Aspek-aspek kemu’jizatan al-Qur’an

Pada dasarnya, para ulama berbeda pendapat dalam membicarakan tentang aspek-aspek
kemu’jizatan al-Qur’an. Dalam hal ini, Quraish Shihab mengatakan ada tiga aspek kemu’jizatan
al-Qur’an, yaitu: aspek bahasa, isyarat ilmiah dan pemberitaan gaib. 7

1. Mukjizat dari Aspek Bahasa

Sebelum seseorang terpesona dengan keunikan kesan yang dikandung oleh Al-Qur’an,
terlebih dahulu dia akan terpukau oleh beberapa hal yang berkaitan dengan susunan kata dan
kalimatnya yaitu berupa keindahan nada dan suara singkat dan padat isinya, uaraiannya
memuaskan para pemikir dan orang kebanyakan juga memuaskan akal dan jiwa serta kesenangan
redaksi-redaksi dalam Al-Qur’an.8 Pada dasarnya, ada beberapa hal kemukjizatan Al-Qur’an yang
terkandung dari segi bahasa ini, antara lain: susunan kata dan kalaimat serta kesimbangan redaksi
alQur’an itu sendiri.

2. Mukjizat dari Aspek Ilmiah

Sebelumnya perlu menjadi catatan kita semua bahwa Al-Qur’an bukanlah kitab ilmiah
sebagaimana kitab-kitab ilmiah lainnya yang kita lihat sekarang isyarat ilmiah yang terkandung di
dalamnya adalah jawaban atas tantangan-tantangan dan pertanyaan–pertanyaan yang datang dari
berbagai pihak. Ia hadir untuk membuktikan kebenaran risalah Muhammad Saw di sini tidak ada
segi kekurangan yang bisa menumbuhkan keraguan ke dalam hati manusia kecuali manusia yang
memiliki penyakit di dalam hatinya. 9 Banyak sekali ayat Al-Qur’an yang memberikan isyarat-
isyarat tentang ilmu pengetahuan. Misalnnya mengenai embrio (Q.S At-Tariq ayat 6-7).

7
Ibid, hal. 111, 165 dan 193.
8
al-Qhattan, Studi ... hal. 379.
9
al-Qhattan, Studi ... hal. 384.

7
)٦(ٍ
‫ِق‬ َ ‫ء‬
‫داف‬ ٍ‫ا‬ٓ‫م‬ ‫َ م‬
َّ ‫ِن‬ ‫ِق‬‫ُل‬
‫خ‬

Artinya: "Dia diciptakan dari air yang dipancarkan."

)٧(ِ‫ِب‬
‫ائ‬ ‫َّر‬
َٓ ‫ْبِ و‬
‫َٱلت‬ ‫ُّل‬
‫ْنِ ٱلص‬
‫بي‬َ ۢ
‫ِن‬ ‫ُج‬
‫ُ م‬ ‫يخْر‬
َ
Artinya: "yang keluar dari antara tulang sulbi laki-laki dan tulang dada perempuan."

8
3. Mu’jizat dari pemberitaan ghaib

Hal-hal yang bersifat ghaib yang diungkap dalam Al-Qur’an dapat dipilah menjadi 2
(dua) yaitu :

Pertama, berita menyangkut masa lalu. Sebagai contohnya: kisah Nabi Adam a.s., Nabi
Nuh a.s., Nabi Ibrahim a.s., dan Nabi Ismail as., Nabi Musa a.s., dan kisah lain di masa
lalu. Salah satu contoh lainnya sebagaimana diungkapkan dalam QS. Yunus : 92

َ
‫ِن‬ِّ ‫ًا‬
‫م‬ ‫ْر‬ ‫َث‬
‫ِي‬ ‫َّ ك‬
‫ِن‬ ‫ً و‬
‫َا‬ ۗ‫ي‬
‫ة‬ َٰ ‫ْف‬
‫َكَ ا‬ ‫ْ خ‬
‫َل‬ ‫َن‬ ِ َ
‫لم‬ ‫ْن‬‫ُو‬
‫َك‬‫لت‬ِ َ‫ِك‬
‫دن‬ََ
‫ِب‬‫ْكَ ب‬ ‫َج‬
ِّ
‫ِي‬ ُ َ
‫نن‬ ‫ْم‬‫َو‬ ْ َ
‫الي‬ ‫ف‬
َ
‫ْن‬‫ُو‬
‫ِل‬ ‫َا َلغ‬
‫ٰف‬ ‫ِن‬ ٰٰ
‫يت‬ ‫ْ ا‬‫َن‬‫َّاسِ ع‬
‫الن‬

Artinya: “Maka pada hari ini Kami selamatkan jasadmu agar engkau dapat menjadi
pelajaran bagi orang-orang yang datang setelahmu, tetapi kebanyakan manusia tidak
mengindahkan tanda-tanda (kekuasaan) Kami.”

Ayat tersebut menceritakan tentang Fir’aun yang diawetkan dengan cara dibalsem,
sehingga utuh sampai sekarang. Hal itu bersifat ghaib, karena tidak ada orang yang
mengenalnya. Akan tetapi berita Al-Qur’an itu ternyata terbukti kebenarannya kemudian.

Kedua, berita tentang peristiwa-peristiwa yang akan terjadi baik di dunia maupun di akhirat.
Salah satu contoh sebagaimana diungkapkan dalam QS. Ar Rum : 1-3

)١(ٓ ٓ
‫الم‬
)٢(ُ ‫ُّوم‬‫َتِ ٱلر‬
‫ِب‬‫ُل‬
‫غ‬
)٣(َ
‫ُون‬
‫ِب‬‫ْل‬
‫َغ‬‫ْ سَي‬
‫ِم‬ ‫َب‬
‫ِه‬ ‫َل‬ ‫ْد‬
‫ِ غ‬ َ ۢ
‫بع‬ ‫ِن‬ ‫َه‬
ِّ ‫ُم‬
‫م‬ ِْ
‫ض و‬ ‫ٱْلَر‬
ْ ‫نى‬ َْ
َ‫د‬ ‫ٓ أ‬‫ِى‬
‫ف‬
Ayat tersebut menceritakan tentang kemenangan bangsa Romawi atas bangsa Persia.
Padahal ketika ayat ini diturunkan, belum terjadi peperangan yang dimaksudkan ayat tersebut.
Akan tetapi kebenaran berita itu terbukti sembilan tahun kemudian.

9
BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. I’jazul Qur’an (kemukjizatan Al-Qur’an) merupakan kekuatan, keunggulan, dan
keistimewaan yang dimiliki oleh Al-Qur’an yang menetapkan kelemahan manusia, baik
secara berpisah-pisah maupun secara berkelompok, untuk mendatangkan sesuatu yang
serupa Al-Qur’an.
2. Ulama berpendapat bahwa Al-Qur’an itu bermu’jizat dengan balaghahnya yang mencapai
tingkat tinggi dan tidak ada bandingannya dan ini adalah pendapat ahli bahasa. Sebagian
yang lain berpendapat bahwa segi kemu’jizatan Al-Qur’an adalah karena mengandung
badi’ yang sangat unik dan berbeda dengan apa yang dikenal dalam perkataan orang arab
pada umumnya.
3. Kadar kemu’jizatan Al-Qur’an adalah batasan ( banyak sedikit,besar – kecilnya ) I’jaz yang
dimiliki oleh Al-Qur’an. Para ulama’ telah berusaha mengetahuinya hingga terjadi
kesimpulan, bahwa Al-Quran secara keseluruhan adalah mu’jizat meskipun masih ada
perbedaan pendapat.
4. Pada dasarnya, para ulama berbeda pendapat dalam membicarakan tentang aspek-aspek
kemu’jizatan Al-Qur’an. Dalam hal ini, Quraish Shihab mengatakan ada tiga aspek
kemu’jizatan Al-Qur’an, yaitu: aspek bahasa, isyarat ilmiah dan pemberitaan gaib.
B. Saran

Kami sadar bahwa masih banyak kekurangan dari makalah yang kami buat, baik dari tulisan
maupun bahasa yang kami buat. Oleh karena itu, mohon diberikan sarannya agar kami bisa
membuat makalh lebih baik lagi, dan semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

10
C. Manfaat

Dengan belajar kemu'jizatan Al-Qur’an kita dapat mengetahui banyak sekali kebaikan dan
hikmah dibalik Al-Qur’an, berikut beberapa mafaat mempelajari kemu’jizatan Al-Qur’an:

1. Memberikan ketenangan hati pada kita.


2. Mempelajarinya kita mendapat pahala yang lebih besar dari sholat sunnah.
3. Menjadikan obat segala penyakit dll.
4. Menjadi syafaat untuk kita dihari kiamat.

Masih banyak lagi kemanfaatan Al-Qur’an yang terjadi dikehidupan kita. Mari kita teladani dan
kita amalkan apa yang ada di dalam Al-Qur’an.

11
DAFTAR PUSAKA

A.W. Munawwir, Kamus Al-Munawwir: Arab Indonesia Telengkap. (Yogyakarta: Pondok


Pesantren al-Munawwir, 1984), hal. 1403.
Lihat, Quraish Shihab, Mu’jizat al-Qur’an. cet. IV, (Bandung: Mizan, 1998), hal. 23. 5Manna’
Khalil al-Qhatan, Studi Ilmu-Ilmu alQur’an. cet. VI, terj. Muzakkir As, (Jakarta: Lintera Antar
Nusa, 2001), hal. 371.
Manna’ Khalil al-Qhatan, Studi Ilmu-Ilmu alQur’an. cet. VI, terj. Muzakkir As, (Jakarta: Lintera
Antar Nusa, 2001), hal. 371.
M. Ali Ashbuni, al-Tibyan fi ‘Ulumil Qur’an. (Beirut: Alimul Qutub, 1985), hal. 93.
M. Chadziq Charisma, Tiga Aspek Mu’jizat Kemukjizatan Al-Qur’a. (Surabaya: Bina Ilmu, 1991),
hal. 3.
Shihab, Mu’jizat hal 43.
Ibid, hal. 111, 165 dan 193.
al-Qhattan, Studi ... hal. 379.
al-Qhattan, Studi ... hal. 384.

12

Anda mungkin juga menyukai