Anda di halaman 1dari 17

KOMPUTASI STATISTIKA

Fitur Dasar R

JURUSAN STATISTIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021
Materi

❑ Manipulasi Sederhana untuk Bilangan dan Vektor.


• Vektor dan Assignment.
• Vektor Aritmatika.
• Barisan.
• Vektor Logika.
• Missing Value.
• Vektor Karakter.
❑ Objek dan Atribut.
• Atribut (attribute).
• Kelas (class) Objek.

STATISTIKA | FMIPA UNP


Vektor dan Assignment
❑ R bekerja berdasarkan jenis struktur datanya. Struktur data paling sederhana adalah
vektor. Misalkan pembuatan vektor numerik x yang mempunyai lima bilangan
11.0, 16.2, 7.2, 1.3, 8.3. Perintah yang digunakan pada layar/prompt
(>) R sebagai berikut:
> x <- c(11.0, 16.2, 7.2, 1.3, 8.3)
> x
[1] 11.0 16.2 7.2 1.3 8.3
Maka akan muncul hasil berupa vektor x yang memiliki lima bilangan.

! ! ! Tekan “enter” untuk menjalankan syntax.

STATISTIKA | FMIPA UNP


Vektor dan Assignment
❑ Perintah ini merupakan assignment dengan menggunakan fungsi c(), sedangkan
assignment operator adalah “<-” yang terdiri dari tanda kurang dari “<“ dan tanda
minus “-”. Assignment tersebut di atas dapat juga dilakukan dengan menggunakan
fungsi assign():
> assign("y", c(11.0, 16.2, 7.2, 1.3, 8.3))
> y
[1] 11.0 16.2 7.2 1.3 8.3
Maka akan muncul hasil berupa vektor y yang memiliki lima bilangan.

! ! ! X (besar) berbeda dengan x (kecil).

STATISTIKA | FMIPA UNP


Vektor dan Assignment
❑ Fungsi assign() identik dengan operator “<-”. Selain vektor x terletak di
sebelah kiri, pada R vektor x tersebut dapat juga diletakkan di sebelah kanan dan
dengan menggunakan tanda assignment “->” yang berlawanan dengan tanda
assignment sebelumnya, seperti berikut ini:
> c(11.0, 16.2, 7.2, 1.3, 8.3) -> z
> z
[1] 11.0 16.2 7.2 1.3 8.3
Maka akan muncul hasil berupa vektor z yang memiliki lima bilangan.

! ! ! Tekan tanda panah atas (↑) pada keyboard untuk menavigasi perintah/syntax ke
sebelum-sebelumnya, sehingga bisa diedit atau digunakan ulang.

STATISTIKA | FMIPA UNP


Vektor dan Assignment
❑ Perintah berikut:
> a <- c(x,0,y)
> a
[1] 11.0 16.2 7.2 1.3 8.3 0.0 11.0 16.2 7.2 1.3 8.3
akan meng-assign vektor a dengan panjang 11 elemen, yang merupakan
penggabungan (concatenation) vektor x, dengan 0, dan vektor y.
Maka akan muncul hasil berupa vektor a yang memiliki sebelas bilangan.

! ! ! R akan menyimpan vektor yang telah dibuat dalam historinya. Sehingga vektor
yang sebelumnya telah dibuat dapat dipanggil kembali.

STATISTIKA | FMIPA UNP


Vektor Aritmatika

Operator Fungsi
+, -, *, /, ^ Penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, dan perpangkatan.
log, exp, sin, cos, Logaritma basis 10, eksponensial, sinus, cosinus, tangen, akar kuadrat,
tan, sqrt, mean, var nilai rata-rata, dan varian.
min, max, range,
Nilai minimum, maksimum, jangkauan vektor, dan panjang vektor.
length
sum, prod Jumlah total elemen vektor dan product (perkalian) vektor.

STATISTIKA | FMIPA UNP


Barisan
❑ R juga mempunyai sejumlah fasilitas untuk membangkitkan (generate) barisan
bilangan. Fungsi yang digunakan adalah sequence seq(). Sebagai contoh, untuk
menuliskan suatu barisan dari 1 hingga 20, kita tidak perlu menuliskan satu persatu
elemen ke dalam vektor, cukup menuliskan:
> seq(1,20) atau
> s <- c(seq(1,20)) atau
> seq(from=1, to=20)

STATISTIKA | FMIPA UNP


Barisan
❑ Barisan bilangan juga dapat dibangkitkan dengan cacah kelipatan tertentu.
Misalkan:
> s3 <- seq(from=-5, to=5, by=.5) atau
> s3 <- seq(-5,5,by=.5) atau
> s3 <- seq(length=21, from=-5, by=.5)

! ! ! Lakukan pemanggilan s3 pada setiap perintah diatas, perhatikan hasilnya.


Dan analisa perbedaan dari ketiga perintah diatas.

STATISTIKA | FMIPA UNP


Barisan
❑ Pembangkitan barisan bilangan yang elemennya merupakan pengulangan dapat
dilakukan dengan menggunakan fungsi rep(), misalkan:
> s4 <- rep(x, times=5)
> s5 <- rep(4, each=5)

! ! ! Lakukan pemanggilan s4 dan s5 ada setiap perintah diatas, perhatikan


hasilnya. Dan analisa perbedaan dari syntax times dan each.

STATISTIKA | FMIPA UNP


Vektor Logika
❑ Elemen dari suatu vektor logika dapat bernilai Boolean (TRUE atau FALSE) atau
NA (untuk “not available” (tidak tersedia)). TRUE dan FALSE masing-masing
biasa disingkat T dan F. Dalam hal ini T dan F hanyalah sebagai variabel yang
di set nilainya TRUE dan FALSE secara defaultnya, tetapi bukan merupakan
reserved word, sehingga dapat digunakan sebagai variabel/vektor dengan tipe
lainnya. Vektor logika dibangkitkan dengan menggunakan perintah kondisi, seperti:
> uji <- x < 13
> uji
[1] TRUE FALSE TRUE TRUE TRUE
❑ Vektor logika dapat digunakan pada operator aritmatika, dimana nilai FALSE
dinyatakan sebagai 0 dan TRUE sebagai 1. Tetapi juga vektor logika dengan
nilai numeriknya tidak ekuivalen.

STATISTIKA | FMIPA UNP


Missing Value
❑ Dalam beberapa kasus dijumpai adanya komponen yang tidak lengkap dari suatu
vektor. Nilai atau elemennya menjadi “not available” atau “missing value”, dan
untuk alasan statistika, biasanya digantikan dengan nilai khusus NA. Sebagai
contoh, fungsi is.na(x) memberikan vektor logika yang mempunyai panjang
yang sama dengan x dengan nilai TRUE jika dan hanya jika elemen yang
berkorespondensi dalam x adalah NA.
> z <- c(1:3,NA); ind <- is.na(z)
> z
[1] 1 2 3 NA
> ind
[1] FALSE FALSE FALSE TRUE

STATISTIKA | FMIPA UNP


Missing Value
❑ Dalam beberapa kasus dijumpai adanya komponen yang tidak lengkap dari suatu
vektor. Nilai atau elemennya menjadi “not available” atau “missing value”, dan
untuk alasan statistika, biasanya digantikan dengan nilai khusus NA. Sebagai
contoh, fungsi is.na(x) memberikan vektor logika yang mempunyai panjang
yang sama dengan x dengan nilai TRUE jika dan hanya jika elemen yang
berkorespondensi dalam x adalah NA.
> z <- c(1:3,NA); ind <- is.na(z)
> z
[1] 1 2 3 NA
> ind
[1] FALSE FALSE FALSE TRUE
❑ Terkadang pada operasi perhitungan juga akan dijumpai hasil NaN (Not a Number)
untuk kalkulasi yang tidak mempunyai nilai. Misal: mengkalkulasi data huruf atau
kata.

STATISTIKA | FMIPA UNP


Vektor Karakter
❑ Vektor karakter sering digunakan dalam R, misalkan dalam memberikan label pada
suatu plot data. Vektor ini menggunakan tanda petik dua (") atau tanda petik satu
(') untuk string karakter, dan biasanya di print dalam petik dua (") (kadang tanpa
tanda petik). Sebagai contoh:
> vektor_karakter <- paste(c("X","Y"), 1:6, sep="")
> vektor_karakter
[1] "X1" "Y2" "X3" "Y4" "X5" "Y6"
Syntax diatas membuat vektor karakter X dan Y secara bergantian terhadap 1 : 6,
dengan menambahkan separator (sep) tanda petik dua (" ").

STATISTIKA | FMIPA UNP


Atribut (attribute)
❑ Fungsi attribute (objek) menampilkan/mandapatkan daftar semua atribut non-
instrinstik yang didefinisikan untuk suatu objek. Fungsi:
attr(object, name)
dapat digunakan untuk memilih suatu atribut tertentu. Sebagai contoh:
> attr(x, "dim") <- c(5,1)
> x
[,1]
[1,] 11.0
[2,] 16.2
[3,] 7.2
[4,] 1.3
[5,] 8.3
Mendefinisikan bahwa x memiliki mode sebagai matriks berukuran 5 x 1.

STATISTIKA | FMIPA UNP


Kelas (class) Objek
❑ Semua objek di R mempunyai kelas, dengan menggunakan fungsi class(). Kelas
objek yang merupakan atribut spesial digunakan dalam pemrograman berorientasi
objek di R. Sebagai contoh, suatu objek dengan kelas “data.frame”. Secara
umum, suatu kelas objek mempunyai tampilan yang berbeda-beda. Untuk
menghilangkan sementara efek dari kelas, maka dapat digunakan fungsi
unclass(). Sebagai contoh, jika nama.tahun berkelas “data.frame”, maka:

STATISTIKA | FMIPA UNP


Kelas (class) Objek

nama memiliki kelas “character”, tahun memiliki kelas “numeric”.


nama.tahun dicetak dalam bentuk “data frame”, yang mirip tampilan matriks.

STATISTIKA | FMIPA UNP

Anda mungkin juga menyukai