Anda di halaman 1dari 37

MAKALAH KEPERAWATAN ANAK 2

“TREND ISSUE ASKEP ANAK”

Dosen Pengampu :

Disusun Oleh :

1. Ade Faiz Ahmadi (203210001)


2. Agus Prasetyo (203210002)
3. Ainiatul Mardiah (203210003)
4. Alifah Deva Septiana (203210004)
5. Alvi Nur Aprillia (203210005)
6. Anita Rahmabangun (203210006)
7. Badriyah (203210007)
8. Diana Susilawati (203210008)
9. Eka Erna Widyaningrum (203210010)
10. Fitriani Nabila (203210011)

PROGRAM STUDI SI ILMU KEPERAWATAN INSTITUT TEKNOLOGI


SAINS DAN KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah. Shalawat dan salam semoga
dilimpahkan kepada Rassulallah. Dengan mengucapkan syukur
kehadirat Allah Subhanahu wa ta’ala, kami telah dapat menyusun
Makalah dengan judul ”Trend issue askep Anak” dimana
penulisan ini bertujuan untuk memenuhi tugas Keperawatan
Anak.

Makalah ini disusun berdasarkan beberapa rujukan yang


digabungkan untuk membentuk susunan konsep, dan teori. Materi
diuraikan dalam kalimat yang mudah dimengerti. Makalah ini
terdiri dari tiga BAB yaitu BAB I Pendahuluan yang berisi latar
belakang, masalah, dan tujuan ; BAB II yang terdiri atas uraian
materi, dan BAB III Penutup yang berisi kesimpulan dan saran.

Makalah ini belum sempurna dan masih terdapat berbagai


kekurangan. Oleh karenanya kami sangat mengharapkan kritik dan
saran dari berbagai pihak demi lebih baiknya makalah ini.

Kami sampaikan terima kasih kepada pihak yang telah membantu


terselesaikannya makalah ini. Semoga segala bantuannya menjadi
amal baik yang mendapatkan balasan kebaikan yang tiada henti-
hentinya dari Allah SWT. Amin.

Jombang, 21 Mei 2022

Kelompok 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB 1......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Tujuan........................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
2.1 Konsep Dasar Imunisasi.................................................................................3
2.2 Jenis, Cara Pemberian dan Tempat Imunisasi................................................4
2.3 Penyimpanan Vaksin..................................................................................7
2.4 Persiapan Sebelum Imunisasi......................................................................10
2.5 Imunisasi pada anak.....................................................................................11
2.6 Pengertian Pijat Bayi....................................................................................13
2.7 Manfaat Pijat Bayi........................................................................................13
2.8 Waktu yang Tepat Untuk Pijat Bayi.............................................................15
2.9 Tempat Untuk Pijat Bayi..............................................................................15
2.10 Hal-hal yang Dianjurkan dan yang Tidak Dianjurkan Selama Pijat Bayi
16
2.11 Gerakan Dasar Pijat Bayi...........................................................................17
2.12 Urutan Teknik Pijat Bayi............................................................................18
BAB III..................................................................................................................32
PENUTUP..............................................................................................................32
3.1 Kesimpulan...................................................................................................32
3.2 Saran.............................................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................34
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Anak yang sehat merupakan impian setiap orang tua, namun
untuk mewujudkan anak yang sehat diperlukan berbagai usaha dan
perhatian dari orang tua. Apalagi dewasa ini angka kesakitan dan
kematian pada bayi dan balita cukup tinggi (Widjaja, 2002). Hal
tersebut bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Padahal penyakit ini
sebagian dapat dicegah dengan pemberian kekebalan terhadap bayi dan
balita melalui imunisasi.

Imunisasi adalah usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak


terhadap penyakit- penyakit tertentu ( Soekidjo Notoatmojo, 1997 ).
Imunisasi adalah suatu prosedur rutin yang akan menjaga kesehatan
anak. Kebanyakan dari imunisasi ini adalah untuk memberi
perlindungan menyeluruh terhadap penyakit-penyakit yang berbahaya
dan sering terjadi pada tahun-tahun awal kehidupan seorang anak.
Walaupun pengalaman sewaktu mendapatkan vaksinasi tidak
menyenangkan untuk bayi anda (karena biasanya akan mendapatkan
suntikan), tapi rasa sakit yang sementara akibat suntikan ini adalah
untuk kesehatan anak dalam jangka waktu panjang.

Memberikan suntikan imunisasi pada bayi anda tepat pada


waktunya adalah faktor yang sangat penting untuk kesehatan bayi .
Yakinlah bahwa dengan membawa bayi untuk melakukan imunisasi
adalah salah satu yang terpenting dari bagian tanggung jawab
sorang tua. Imunisasi (atau “vaksinasi”) diberikan mulai dari lahir
sampai awal masa kanak -kanak. Imunisasi biasanya diberikan selama
waktu pemeriksaan rutin ke dokter atau klinik. Imunisasi dapat
diperoleh di rumah sakit, puskesmas , bkia / rumah bersalin,
posyandu, praktek dokter swasta (terutama dokter specialis anak).
Peran perawat dimasyarakat untuk mempromosikan program
imunisasi ini dengan harapan dapat meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat umumnya dan bayi/ balita khususnya.

1.2 Rumusan masalah


1. Kurangnya pengetahuan ibu dan perawat tentang jenis-jenis,
cara, dan manfaat imunisasi pada anak
2. Kurang meratanya imunisasi dan jadwal imunisasi di semua
tempat di Indonesia
3. Kurangnya perhatian keluarga dan pemerintah dalam imunisasi
4. Pelaksanaan imunisasi yang belum optimal di masyarakat
5. Apa itu pengertian Pijat Bayi
6. Apa itu manfaat pijat bayi
7. Kapan waktu yang tepat pijat bayi
1.3 Tujuan
1. Untuk meningkatkan pengettahuan Ibu khususnya dan perawat
tentang pengertian imunisasi dan pijat bayi, jenis-jenis imunisasi,
cara pemberian imunisasi, jadwal pemberian imunisasi, manfaat
imunisasi dan pijat bayi, dan efek samping imunisasi
2. Meningkatkan kesadaran Ibu khususnya dan masyarakat umumnya
akan pentingnya imunisasi dan pijat bayi pada anak
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dasar Imunisasi
Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu
penyakit dengan memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan
terhadap penyakit yang sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang.
Imunisasi berasal dari kata imun yang berarti kebal atau resisten. Imunisasi
terhadap suatu penyakit hanya akan memberikan kekebalan atau resistensi
pada penyakit itu saja, sehingga untuk terhindar dari penyakit lain diperlukan
imunsisasi lainnya.

Imunisasi biasanya lebih fokus diberikan kepada anak-anak karena


sistem kekebalan tubuh mereka masih belum sebaik orang dewasa, sehingga
rentan terhadap serangan penyakit berbahaya. Imunisasi tidak cukup hanya
dilakukan satu kali, tetapi harus dilakukan secara bertahap dan lengkap
terhadap berbagai penyakit yang sangat membahayakan kesehatan dan
hidup anak.

Tujuan dari diberikannya suatu imunitas dari imunisasi adalah untuk


mengurangi angka penderita suatu penyakit yang sangat membahayakan
kesehatan bahkan bisa menyebabkan kematian pada penderitanya. Beberapa
penyakit yang dapat dihindari dengan imunisasi yaitu seperti hepatitis B,
campak, polio, difteri, tetanus, batuk rejan, gondongan, cacar air, tbc, dan lain
sebagainya.

a. Macam-macam imunisasi ada dua macam:


1) Imunitas Aktif : Didapat secara alami : Tubuh anak akan
membuat sendiri anti bodi setelah diberi suntikan antigen,
kekebalan yang didapat akan bertahan selama bertahun-
tahun.
2) Imunitas Pasif :Tubuh tidak membuat sendiri anti boodi tetapi
mendapatkannya dengan cara penyuntikan serum yang telah
mengandung anti bodi, kekebalan yang diperoleh biasanya akan
berlangsung selama 1-2 bulan
b. Efek samping
1) Reaksi atopik : terjadi beberapa menit- beberapa jam
(Shock, gatal diseluruh tubuh, pucat, sianosis, kejang- kejang,
kematian ).
2) Serum Sicknes : terjadi + 6- 24 hari Gejala :Panas, urtikaria
pada daerah glotis
2.2 Jenis, Cara Pemberian dan Tempat Imunisasi
A. Imunisasi Dasar Lengkap
1) Imunisasi BCG
Vaksin BCG tidak dapat mencegah seseorang terhindar dari infeksi
M. tuberculosa 100%, tapi dapat mencegah penyebaran penyakit lebih
lanjut, Berasal dari bakteri hidup yang dilemahkan ( Pasteur Paris 1173
P2), Ditemukan oleh Calmette dan Guerin. Diberikan sebelum usia 2
bulan Disuntikkan intra kutan di daerah insertio m. deltoid dengan
dosis 0,05 ml, sebelah kanan. Imunisasi ulang tidak perlu, keberhasilan
diragukan.

Vaksin BCG berbentuk bubuk kering harus dilarutkan dengan 4 cc


NaCl 0,9%. Setelah dilarutkan harus segera dipakai dalam waktu 3
jam, sisanya dibuang. Penyimpanan pada suhu < 5°C terhindar dari
sinar matahari (indoor day-light).

Cara penyuntikan BCG

1. Bersihkan lengan dengan kapas air


2. Letakkan jarum hampir sejajar dengan lengan anak dengan
ujung jarum yang berlubang menghadap keatas.
3. Suntikan 0,05 ml intra kutan merasakan tahan benjolan kulit yang
pucat dengan pori- pori yang khas diameter 4-6 mm
2) Imunisasi Hepatitis B
- Vaksin berisi HBsAg murni
- Diberikan sedini mungkin setelah lahir
- Suntikan secara Intra Muskular di daerah deltoid, dosis 0,5 ml.
- Penyimpanan vaksin pada suhu 2-8°C
- Bayi lahir dari ibu HBsAg (+) diberikan imunoglobulin
hepatitis B 12 jam setelah lahir + imunisasi Hepatitis B
- Dosis kedua 1 bulan berikutnya
- Dosis ketiga 5 bulan berikutnya (usia 6 bulan)
- Imunisasi ulangan 5 tahun kemudian
- Kadar pencegahan anti HBsAg > 10mg/ml
3) Imunisasi Polio
- Vaksin dari virus polio (tipe 1,2 dan 3) yang dilemahkan, dibuat
dlm biakan sel-vero : asam amino, antibiotik, calf serum dalam
magnesium klorida dan fenol merah.
- Vaksin berbentuk cairan dengan kemasan 1 cc atau 2 cc dalam
flacon, pipet.
- Pemberian secara oral sebanyak 2 tetes (0,1 ml)
- Vaksin polio diberikan 4 kali, interval 4 minggu
- Imunisasi ulangan, 1 tahun berikutnya, SD kelas I, VI
- Anak diare akibat gangguan penyerapan vaksin.
- Ada 2 jenis vaksin
1. IPV salk
2. OPV sabin IgA lokal
- Penyimpanan pada suhu 2-8°C
- Virus vaksin bertendensi mutasi di kultur jaringan maupun
tubuh penerima vaksin
- Beberapa virus diekskresi mengalami mutasi balik menjadi virus
polio ganas yang neurovirulen
4) Imunisasi DPT
Terdiri dari:

- toxoid difteri yaitu racun yang dilemahkan


- Bordittela pertusis yaitu bakteri yang dilemahkan
- toxoid tetanus yaitu racun yang dilemahkan (+) aluminium fosfat
dan mertiolat
- Merupakan vaksin cair. Jika didiamkan sedikit berkabut,
endapan putih didasarnya
- Diberikan pada bayi > 2 bulan oleh karena reaktogenitas
pertusis pada bayi kecil.
- Dosis 0,5 ml secara intra muskular di bagian luar paha.
- Imunisasi dasar 3x, dengan interval 4 minggu.
- Vaksin mengandung Aluminium fosfat, jika diberikan sub kutan
menyebabkan iritasi lokal, peradangan dan nekrosis setempat.
5) Imunisasi Campak
Vaksin dari virus hidup (CAM 70- chick chorioallantonik
membrane) yang dilemahkan + kanamisin sulfat dan eritromisin
Berbentuk beku kering, dilarutkan dalam 5 cc pelarut aquades.

- Diberikan pada bayi umur 9 bulan oleh karena masih ada antibodi
yang diperoleh dari ibu.
- Dosis 0,5 ml diberikan sub kutan di lengan kiri
- Disimpan pada suhu 2-8°C, bisa sampai – 20 derajat celsius
- Vaksin yang telah dilarutkan hanya tahan 8 jam pada suhu 2-8°c.
- Jika ada wabah, imunisasi bisa diberikan pada usia 6 bulan,
diulang 6 bulan kemudian
6) Imunisasi HIB
- Untuk mencegah infeksi SSP oleh karena Haemofilus influenza
tipe B
- Diberikan MULAI umur 2-4 bulan, pada anak > 1 tahun diberikan
1 kali
- Vaksin dalam bentuk beku kering dan 0,5 ml pelarut dalam
semprit.
- Dosis 0,5 ml diberikan IM
- Disimpan pada suhu 2-8°C
7) Imunisasi MMR
- Merupakan vaksin hidup yang dilemahkan terdiri dari:
- Measles strain moraten (campak)
- Mumps strain Jeryl lynn (parotitis)
- Rubela strain RA (campak jerman)
- Diberikan pada umur 15 bulan. Ulangan umur 12 tahun
- Dosis 0,5 ml secara sub kutan, diberikan minimal 1 bulan
setelah suntikan imunisasi lain.
8) Imunisasi Typhus
Tersedia 2 jenis vaksin:

- suntikan (typhim) ® >2 tahun


 Typhim (Capsular Vi polysaccharide-Typherix) diberikan
dengan dosis 0,5 ml secara IM. Ulangan dilakukan setiap 3
tahun.
 Disimpan pada suhu 2-8°C
 Tidak mencegah Salmonella paratyphi A atau B
 Imunitas terjadi dalam waktu 15 hari sampai 3 minggu
setelah imunisasi oral (vivotif) ® > 6 tahun, 3 dosis
9) Imunisasi Varicella
Vaksin varicella (vaRiLrix) berisi virus hidup strain OKA yang
dilemahkan. Bisa diberikan pada umur 1 tahun, ulangan umur 12 tahun.
Vaksin diberikan secara sub kutan Penyimpanan pada suhu 2-8°C.

10) Imunisasi Hepatitis A


Imunisasi diberikan pada daerah kurang terpajan, pada anak umur >
2 tahun. Imunisasi dasar 3x pada bulan ke 0, 1, dan 6 bulan kemudian.
Dosis vaksin (Harvix- inactivated virus strain HM 175) 0,5 ml secara
IM di daerah deltoid. Reaksi yag terjadi minimal kadang demam, lesu,
lelah, mual-muntah dan hialng nafsu makan.

11) Vaksin Combo


Gabungan beberapa antigen tunggal menjadi satu jenis produk
antigen untuk mencegah penyakit yang berbeda, misal DPT + hepatitis
B +HiB atau Gabungan beberapa antigen dari galur multipel yg
berasal dari organisme penyakit yang sama, misal: OPV. Tujuan
pemberian:

- Jumlah suntikan kurang


- Jumlah kunjungan kurang
- Lebih praktis, compliance dan cakupan naik
- Penambahan program imunisasi baru mudah
- Imunisasi terlambat mudah dikejar
- Biaya lebih murah
2.3 Penyimpanan Vaksin
Penyelenggaraan program imunisasi di Indonesia telah terbukti efektif
antara lain dengan terbasminya penyakit cacar, dimana Indonesia dinyatakan
bebas cacar sejak tahun 1974. Dalam penyelenggaraan program imunisasi
dibutuhkan dukungan vaksin, alat suntik dan rantai dingin (cold chain) agar
kualitas vaksinasi sesuai dengan standar guna menumbuhkan imunitas yang
optimal bagi sasaran imunisasi. Penyelenggaraan program imunisasi di
Indonesia telah terbukti efektif antara lain dengan terbasminya penyakit
cacar, dimana Indonesia dinyatakan bebas cacar sejak tahun 1974. Dalam
penyelenggaraan program imunisasi dibutuhkan dukungan vaksin, alat suntik
dan rantai dingin (cold chain) agar kualitas vaksinasi sesuai dengan standar
guna menumbuhkan imunitas yang optimal bagi sasaran imunisasi.

Vaksin adalah suatu produk biologis yang terbuat dari kuman,


komponen kuman, atau racun kuman yang telah dilemahkan atau dimatikan
yang berguna untuk merangsang timbulnya kekebalan tubuh seseorang. Bila
vaksin diberikan kepada seseorang, akan menimbulkan kekebalan spesifik
secara aktif terhadap penyakit tertentu.

Sebagai produk biologis, vaksin memiliki karakteristik tertentu dan


memerlukan penanganan yang khusus sejak diproduksi di pabrik hingga
dipakai di unit pelayanan. Suhu yang baik untuk semua jenis vaksin adalah +
2 ºC s/d + 8 ºC.

Penyimpangan dari ketentuan yang ada dapat mengakibatkan


kerusakan vaksin sehingga menurunkan atau menghilangkan potensinya
bahkan bila diberikan kepada sasaran dapat menimbulkan kejadian ikutan
pasca imunisasi (KIPI) yang tidak diinginkan. Kerusakan vaksin dapat
mengakibatkan kerugian sumber daya yang tidak sedikit, baik dalam
bentuk biaya vaksin, maupun biaya-biaya lain yang terpaksa dikeluarkan
guna menanggulangi masalah KIPI atau kejadian luar biasa.

Selama ini masih banyak petugas kesehatan yang beranggapan bahwa


bila ada pendingin maka vaksin sudah aman, malahan ada yang berfikir kalau
makin dingin maka vaksin makin baik. Pendapat itu perlu diluruskan!
Semua vaksin akan rusak bila terpapar panas atau terkena sinar matahari
langsung. Tetapi beberapa vaksin juga tidak tahan terhadap pembekuan,
bahkan dapat rusak secara permanen dalam waktu yang lebih singkat
dibandingkan bila vaksin terpapar panas.

Berdasarkan sensitivitas terhadap suhu, penggolongan vaksin adalah


sebagai berikut:

a. Vaksin sensitive beku (Freeze sensitive = FS), adalah golongan


vaksin yang akan rusak terhadap suhu dingin dibawah 0ºC
(beku) yaitu: Hepatitis B, DPT, DPT-HB, DT, TT
b. Vaksin sensitive panas (Heat Sensitive = HS), adalah golongan
vaksin yang akan rusak terhadap paparan panas yang berlebih yaitu:
BCG, Polio, Campak.
Pemantauan suhu vaksin sangat penting dalam menetapkan secara
cepat apakah vaksin masih layak digunakan atau tidak. Untuk membantu
petugas dalam memantau suhu penyimpanan dan pengiriman vaksin ini, ada
berbagai alat dengan indikator yang sangat peka seperti Vaccine Vial
Monitor (VVM), Freeze watch atau Freezetag serta Time Temperatur Monitor
(TTM).

Dengan menggunakan alat pantau ini, dalam berbagai studi diketahui


bahwa telah terjadi berbagai kasus paparan terhadap suhu beku pada vaksin
yang peka terhadap pembekuan seperti Hepatitis B, DPT dan TT. Dengan
adanya temuan ini maka telah dilakukan penyesuaian pengelolaan vaksin
untuk mencegah pembekuan vaksin.

 K erusakan Vaksi n Terhadap Suhu


Suhu tempat penyimpanan yang tidak tepat akan menimbulkan kerusakan vaksin.
Hal ini dapat dilihat dari keterangan seperti pada tabel di bawah ini:

a. Suhu terlalu dingin


Pada vaksin Hepatitis B, DPT-HB di suhu - 0,5 ºC dapat bertahan
selama maksimum ½ jam dan DPT, DT, TT pada suhu - 5 ºC S/D -10 ºC
dapat bertahan selama maksimum 1,5 – 2 jam.

b. Suhu terlalu panas


Sedangkan vaksin DPT, DPT-HB, DT pada suhu beberapa ºC diatas
suhu udara luar (ambient temperature < 34 ºC) dapat bertahan 14 hari
sedangkan Hepatitis B dan TT dapat bertahan 30 hari.

c. Vaksin Sensitif Panas


Sementara Poliobeberapa ºC diatas suhu udara luar (ambient
temperature < 34 ºC) dapat bertahan selama 2 hari sedangkan Campak
dan BCG beberapa ºC diatas suhu udara luar dapat bertahan 7 hari.

Terlihat bahwa rusaknya vaksin sensitif beku akibat terpapar suhu


terlalu dingin, jauh lebih cepat daripada rusaknya vaksin sensitif panas
akibat terpapar suhu terlalu panas. Oleh karena itu tidak mengherankan
bila lebih banyak vaksin yang rusak akibat terpapar suhu terlalu dingin
dibandingkan terpapar suhu terlalu panas.

2.4 Persiapan Sebelum Imunisasi


Sebulan sebelum waktu pelaksanaan perlu disampaikan pesan-pesan
kepada masyarakat antara lain:

- Pentingnya imunisasi bagi bayi dan balita


- Mempersiapkan jadwal pelaksanaan dan tempat-tempat/pos kapsul
vitamin atau vaksin dan pelayanan imunisasi campak (pakai poster
“Pos Vaksin X” yang telah dikirim)
- Bawa anti anafilaktik untuk mengatasi bila terjadi anaphylactic
shock karena imunisasi
- Pada hari H-1 semua sarana pelayanan telah mendistribusikan:
1) Data sasaran balita (alamat, nama ayah, nama ibu, tanggal lahir,
umur). “Undangan “ kepada sejumlah sasaran yang telah
terdata.
2) Kapsul vitamin/ vaksin sebanyak 125 % jumlah sasaran.
3) Pakai kapsul vitamin/ ampul vaksin yang diterima lebih awal
terlebih dahulu, perhatikan tanggal kadaluwarsa.
4) Alat suntik sesuai jumlah sasaran. Perhatian, Alat suntik ini
bersifat sekali pakai (autodestruct), maka torak tidak boleh
ditarik sebelum jarum tersebut ditusukkan kedalam vial vaksin.
Torak yang sudah ditarik sebelum diisi vaksin tidak akan dapat
digunakan lagi
5) Vaksin campak sesuai kebutuhan , dengan perhitungan jumlah
vial sama dengan jumlah sasaran dibagi 8 (untuk vial 10 dosis).
6) Vaksin campak harus disimpan didalam termos berisi es dengan
suhu berkisar 2-8 °C
7) Insenerator/kotak karton untuk memusnahkan alat suntik bekas
pakai.
2.5 Imunisasi pada anak
1. Imunisasi HIB
- Untuk mencegah infeksi SSP oleh karena Haemofilus influenza
tipe B
- Diberikan mulai umur 2-4 bulan, pada anak > 1 tahun diberikan 1
kali
- Vaksin dalam bentuk beku kering dan 0,5 ml pelarut dalam
semprit.
- Dosis 0,5 ml diberikan IM
- Disimpan pada suhu 2-8°C
- Di Asia belum diberikan secara rutin
- Imunisasi rutin diberikan di negara Eropa, Amerika, Australia.
2. Imunisasi MMR
- Merupakan vaksin hidup yang dilemahkan terdiri dari:
- Measles strain moraten (campak)
- Mumps strain Jeryl lynn (parotitis)
- Rubela strain RA (campak jerman)
- Diberikan pada umur 15 bulan. Ulangan umur 12 tahun
- Dosis 0,5 ml secara sub kutan, diberikan minimal 1 bulan
setelah suntikan imunisasi lain
3. Imunisasi Typhus

Tersedia 2 jenis vaksin:

1) Suntikan (typhim) ® >2 tahun

2) Oral (vivotif) ® > 6 tahun, 3 dosis


- Typhim (capsular vi polysaccharide-typherix) diberikan dengan
dosis 0,5 ml secara im. ulangan dilakukan setiap 3 tahun.

- Disimpan pada suhu 2-8°c

- Tidak mencegah salmonella paratyphi a atau b

- Imunitas terjadi dalam waktu 15 hari sampai 3 minggu setelah


imunisasi

- Reaksi pasca imunisasi: demam, nyeri ringan, kadang ruam kulit


dan eritema, indurasi tempat suntikan, daire, muntah.

4. Imunisasi Varicella

Vaksin varicella (vaRiLrix) berisi virus hidup strain OKA


yang dilemahkan. Bisa diberikan pada umur 1 tahun, ulangan
umur 12 tahun. Vaksin diberikan secara sub kutan. Setiap anak
yang berumur 12-18 bulan dan belum pernah menderita
cacar air dianjurkan untuk menjalani imunisasi varisella. Anak-
anak yang mendapatkan suntikan varisella sebelum
berumur 13 tahun hanya memerlukan 1 dosis vaksin.

Kepada anak-anak yang berumur 13 tahun atau lebih, yang


belum pernah mendapatkan vaksinasi varisella dan belum pernah
menderita cacar air, sebaiknya diberikan 2 dosis vaksin dengan
selang waktu 4-8 minggu. Penyimpanan pada suhu 2-8°C.
5. Imunisasi Hepatitis A
Imunisasi diberikan pada daerah kurang terpajan, pada anak umur
> 2 tahun. Imunisasi dasar 3x pada bulan ke 0, 1, dan 6 bulan
kemudian. Dosis vaksin (Harvix-inactivated virus strain HM 175) 0,5
ml secara IM di daerah deltoid. Reaksi yang terjadi minimal kadang
demam, lesu, lelah, mual-muntah dan hilang nafsu makan.

6. Imunisasi Pneumokokus Konjugata


Imunisasi pneumokokus konjugata melindungi anak terhadap
sejenis bakteri yang sering menyebabkan infeksi telinga. Bakteri ini
juga dapat menyebabkan penyakit yang lebih serius, seperti meningitis
dan bakteremia (infeksi darah). Kepada bayi dan balita diberikan 4
dosis vaksin. Vaksin ini juga dapat digunakan pada anak-anak yang
lebih besar yang memiliki resiko terhadap terjadinya infeksi
pneumokokus.

7. Imunisasi Combo
Gabungan beberapa antigen tunggal menjadi satu jenis produk
antigen untuk mencegah penyakit yang berbeda, misal DPT +
hepatitis B +HiB atau Gabungan beberapa antigen dari galur multipel
yg berasal dari organisme penyakit yang sama, misal: OPV.

- Jumlah suntikan kurang


- Jumlah kunjungan kurang
- Lebih praktis, compliance dan cakupan naik
- Penambahan program imunisasi baru mudah
- Imunisasi terlambat mudah dikejar
- Biaya lebih murah
2.6 Pengertian Pijat Bayi
Pijat bayi disebut juga sebagai stimulus touch atau terapi sentuh, karena melalui
pijat bayi akan terjadi komunikasi yang nyaman dan aman antara ibu dan buah hatinya.
Pijat bayi ini merupakan salah satu cara mengungkapkan kasih antara orang tua dengan
anak, melalui sentuhan pada kulit yang berdampak luar biasa pada perkembangan fisik,
emosi dan tumbuh kembang anak (Riksani, 2012).

Menurut Roesli (2001) Pijat bayi adalah pemijatan yang dilakukan lebih mendekati
usapan-usapan halus atau rangsangan raba (taktil) yang dilakukan dipermukaan kulit,
manipulasi terhadap jaringan atau organ tubuh bertujuan untuk menghasilkan efek
terhadap syaraf otot, dan system pernafasan serta memperlancar sirkulasi darah.

Sentuhan pemijatan terhadap jaringan otot peredaran darah dapat meningkatkan


jaringan otot ataupun posisi otot dapat dipulihkan dan diperbaiki sehingga dapat
meningkatkan fungsi - fungsi organ tubuh dengan sebaik - baiknya (Widyani, 2007).

Pijat bayi adalah mengurut bagian tubuh untuk melemaskan otot sehingga
peredaran darah lancar yang dilakukan pada seluruh tubuh permukaan bayi. Seni pijat
adalah terapi sentuhan kulit dengan menggunakan tangan. Pijat meliputi manipulasi
terhadap jaringan atau dengan organ tubuh dengan tujuan pengobatan serta sebagai
istilah yang digunakan untuk menggambarkan gerakan manipulasi tertentu dari
jaringan lunak tubuh (Lowe, 2003).

2.7 Manfaat Pijat Bayi


Manfaat pijat bayi dalam aspek kesehatan;

1) Meningkatkan daya tahan tubuh


Pijat bayi juga meningkatkan produksi serotonin sehingga meningkatkan daya tahan
tubuh. Pemijatan akan meningkatkan neurotransmitter serotonin yaitu peningkatan
kapasitas sel yang berfungsi meningkatkan glucorcoticoid (adrenalin suatu hormon
stress). Proses ini menyebabkan terjadinya penurunan kadar hormon adrenalin
(hormon stress). Penurunan kadar hormon stress ini akan meningkatkan daya tahan
tubuh terutama IgM dan IgG (Roesli, 2008 ).

2) Meningkatkan berat badan


Hasil penelitian yang dilakukan oleh Tiffany Field di Florida, menyatakan bahwa
pijat bayi yang dilakukan secara rutin bisa merangsang kerja saraf vagus. Saraf vagus
berfungsi meningkatkan daya peristaltik, yaitu gerakan kontraksi berirama diperut dan
usus yang menggerakkan makanan melewati saluran pencernaan sehingga akan
menstimulasi dan membantu kesehatan saluran pencernaan bayi (Riksani, 2012).

3) Meningkatkan produksi ASI


Pemijatan yang teratur bayi dapat beristirahat dengan efektif yang membuatnya
mempunyai energi yang cukup untuk beristirahat setelah bangun dari tidurnya. Bayi
akan beraktivitas dengan optimal yang menyebabkan akan cepat lapar dan nafsu
makannya meningkat. Bayi yang nafsu makannya baik tentu memerlukan asupan
nutrisi, dalam hal ini asi yang mencukupi setiap hari. Maka semakin sering bayi
menghisap maka asi akan diprosuksi lebih banyak (Riksani, 2012).

4)Meningkatkan efektifitas istirahat tidur

Pemijatan pada otot-otot akan mengakibatkan aliran darah mengalami


vasodilatasi sehingga oksigen dan nutrisi jumlahnya meningkat dan curah jantung
meningkat. Kebanyakan bayi akan tidur dengan waktu yang lama begitu pemijatan
usai dilakukan (Roesli, 2008).

Manfaat pijat bayi dalam aspek psikologis;

1) Sentuhan ibu membuat bayi merasa nyaman


Sentuhan dan pijat setelah kelahiran dapat memberikan jaminan adanya kontak
tubuh berkelanjutan yang dapat mempertahankan perasaan aman pada bayi. Kulit
merupakan organ tubuh yang berfungsi sebagai reseptor terluas yang dimiliki
manusia, sensasi sentuh atau raba adalah indra yang aktif dan berfungsi sejak awal.
Ujung ujung syaraf yang terdapat pada permukaan kulit akan bereaksi terhadap
sentuhan-sentuhan. Selanjutnya akan mengirim pesan-pesan ke otak melalui jaringan
syaraf yang berada ditulang belakang. Sentuhan pun akan merangsang peredaran
darah dan akan menambah energi karena gelombang oksigen yang segar akan lebih
banyak dikirim ke otak dan keseluruh tubuh (Riksani, 2012).

2) Membina ikatan kasih sayang orang tua dan anak


Sentuhan dan pandangan kasih orang tua kepada bayinya akan mengalirkan
kekuatan jalinan kasih diantara keduanya. Pada perkembangan anak, sentuhan orang
tua merupakan dasar perkembangan komunikasi yang akan memupuk cinta kasih
secara timbal balik. Semua ini akan menjadi penentu bagi anak untuk secara potensial
menjadi anak berbakti, budi pekerti, dan memiliki rasa percaya diri yang bagus
(Riksani, 2012).

2.8 Waktu yang Tepat Untuk Pijat Bayi


Putri Alissa (2009) pemijatan dapat dilakukan kapanpun, namun waktu yang
dianjurkan, antara lain:

1) Pagi hari
Pemijatan dapat dilakukan pagi hari sebelum mandi, sebab sisa- sisa minyak
pijat akan lebih mudah dibersihkan, selain itu pemijatan pada pagi hari memberikan
nuansa ceria bagi bayi.

2) Malam hari
Pemijatan malam hari sangatlah baik. Sebab, setelah pemijatan biasanya bayi akan
santai dan mengantuk, hal ini berguna utuk membantu bayi tidur lebih nyenyak.
Pemijatan dilakukan 15 menit setelah si kecil makan. Pemijatan segera setelah
makandapat menyebabkan gangguan pencernaan, bahkan muntah. Hal ini terjadi
karena lambung masih belum siap diguncang dan gerak peristaltik masih berlangsung
untuk mengantar makanan kesaluran pencernaan (Subakti, 2008).

2.9 Tempat Untuk Pijat Bayi


Menurut Subakti & Anggraini (2008), tempat pemijatan untuk bayi, antara lain:

1. Ruangan yang hangat tapi tidak panas.


2. Ruangan kering dan tidak pengap.
3. Ruangan tidak berisik.
4. Ruangan yang peneranganya cukup.
5. Ruangan tanpa aroma meyengat dan mengganggu.
6. Suasana yang tenang saat pemijatan.
Menurut Subakti & Angraini (2008) agar suasana menjadi tenang saat pemijatan
lebih baik dilakukan:

1. Saat si kecil ceria.


2. Saat kondisi perut yang sudah terisi makanan.
3. Saat suasana hati pemijat tenang.
4. Dengan mimik wajah tersenyum dan menebar kasih sayang.
5. Dengan memutar musik klasik.
Persiapan Sebelum Melakukan Pijat Bayi

Menurut Roesli (2001) dan Maharani (2009) sebelum melakukan pemijatan harus
memperhatikan hal-hal berikut ini:

1. Tangan bersih dan hangat.


2. Hindari agar kuku dan perhiasan tidak mengakibatkan goresan pada kulit bayi.
3. Ruang untuk memijat diupayakan hangat dan tidak pengap.
4. Bayi sudah selesai makan atau sedang tidak lapar.
5. Sediaka waktu untuk tidak diganggu minimal selama 15 menit guna melakukan
seluruh tahap-tahap pemijatan.
6. Duduklah pada posisi nyaman dan tenang.
7. Baringkanlah bayi diatas permukaan kain yang rata, lembut, dan bersih.
8. Siapkan handuk, popok, baju ganti dan minyak bayi (baby oil/ lotion).
9. Mintalah izin pada bayi sebelum melakukan pemijatan dengan cara membelai
wajah dan kepala bayi sambil mengajaknya berbicara. (Williams, Frances. 2003).

2.10 Hal-hal yang Dianjurkan dan yang Tidak Dianjurkan Selama Pijat
Bayi
Hal-hal yang dianjurkan:

1. Ciptakan suasana yang tenang atau lembut selama pemijatan.


2. Memandang mata bayi selama pemijatan dengan disertai pancaran kasih sayang.
3. Melakukan sentuhan ringan pada awal pemijatan, kemudian secara bertahap
tambahkanlah tekanan pada sentuhan tersebut.
4. Sesering mungkin lumurkan minyak atau baby oil sebelum dan selama pemijatan.
5. Melakukan gerakan pembukaan berupa sentuhan ringan di sepanjang sisi muka
bayi atau mengusap rambutnya dengan mengajak bicara.
6. Dianjurkan melakukan gerakan urutan dari bagian kaki, karena umumnya bayi
lebih menerima apabila dipijat pada daerah kaki.
7. Tanggap dengan isyarat atau respon yang diberikan oleh bayi pada saat pemijatan.
8. Hindarkan mata bayi dari percikan atau lelehan minyak atau baby oil.
9. Memandikan bayi segera pemijatan agar merasa segar dan bersih. (Hamasah,
Putri. 2010).
Hal-hal yang tidak dianjurkan selama pemijatan bayi

1. Memijat bayi langsung setelah makan. Waktu terbaik pemijatan adalah 2 jam
setelah makan makanan padat. Pada jam tersebut diasumsikan bayi tidak dalam
kondisi terlalu lapar ataupun kelewat kenyang.
2. Membangunkan bayi khusus untuk pemijatan.
3. Memijat bayi pada saat bayi dalam keadaan tidak sehat.
4. Memijat bayi pada saat bayi tidak mau dipijat.
5. Memaksakan posisi pijat tertentu pada bayi. (Roesli,2001)
2.11 Gerakan Dasar Pijat Bayi
1. Gerakan usapan
Berkhasiat untuk menenangkan anak. Ahli fisioterapi menganjurkan agar usapan
dilakukan sedikit lebih bertenaga dengan usapan mengarah kejantung, terutama pijat
bagian peripheral (lengan, bahu, tangan, kaki, betis, paha). Gerakan usapan
merangsang aliran darah getah bening. Lancarnya aliran darah dan getah bening
menyebabkan metabolisme tubuh bayi lebih baik sehingga membuatnya tenang dan
nyaman.

2. Gerakan remasan
Gerakan remasan dapat membuat otot bayi menjadi lebih kuat sekaligus melancarkan
peredaran darah. Remasan ini juga ditujukan untuk memperlancar peredaran darah
dan kelenjar. Dengan remasan, otot bayi terlatih untuk berkontraksi dan relaksasi bila
disertai dengan latihan peregangan.

3. Gerakan kocokan
Gerakan kocokan bermanfaat untuk mengendurkan jaringan otot. Sebab, bayi masih
jarang berlatih dan bergerak seperti orang dewasa. Ketika sekali atau dua kali
bergerak, ototnya akan cepat tegang sehingga perlu dikendurkan kembali.

4. Gerakan urut lingkar


Gerakan ini memberikan stimulus pada permukaan jaringan otot dan jaringan otot
yang lebih dalam. Dengan tehnik ini aliran darah akan meningkat dan pembuluh
darah akan lebih lebar. Gerakan urut dan lingkar bermanfaat untuk stimulus bagi otot
dan saraf untuk lebih aktif. (Alissa, Putri. 2009)

2.12 Urutan Teknik Pijat Bayi


1. Melakukan pemijatan pada daerah kaki
a. Perahan cara India
1) Peganglah kaki bayi pada pangkal paha, seperti
memegang pemukul soft ball.
2) Gerakkan tangan ke bawah secara bergantian, seperti
memerah susu.
b. Peras dan putar
1) Pegang kaki bayi pada pangkal paha dengan kedua
tangan secara bersamaan.
2) Peras dan putar kaki bayi dengan lembut dimulai dari
pangkal paha ke arah mata kaki.

c. Telapak kaki
1) Urutlah telapak kaki dengan kedua ibu jari secara
bergantian, dimulai dari tumut kaki menuju jari-jari di
seluruh telapak kaki.

2) Tarikan lembut jari


1. Pijatlah jari-jari satu persatu dengan gerakan
memutar menjauhi telapak kaki, diakhiri
dengan tarikan kasih sayang lembut pada tiap
ujung jari.
3) Gerakan peregangan (strecth)
1. Dengan mempergunakan sisi jari telunjuk, pijat
telapak kaki mulai dari batas jari-jari kearah
tumit, kemudian ulangi lagi dari perbatasan jari
ke arah tumit.
2. Dengan jari tangan lain regangkan dengan
lembut punggung kaki pada daerah pangkal
kaki kearah tumit.

4) Titik tekanan
Tekan-tekanlah kedua ibu jari secara bersamaan di
seluruh permukaan telapak kaki dari arah tumit ke jari-jari.
5) Punggung kaki
6) Dengan mempergunakan kedua ibu jari secara bergantian
pijatlah punggung kaki dari pergelangan kaki ke arah jari-
jari secara bergantian.

a. Peras dan putar pergelangan kaki (anklecircles)


1) Buatlah gerakan seperti memeras dengan
mempergunakan ibu jari dan jari-jari lainnya
dipergelangan kaki bayi.
b. Perahan secara Swedia
1) Peganglah pergelangan kaki bayi.
2) Gerakkan tangan anda secara bergantian dari
pergelangan kaki ke pangkal paha.
c. Gerakan menggulung
Pegang pangkal paha dengan kedua tangan anda. Buatlah gerakan
menggulung dari pangkal paha menuju pergelangan kaki.

d. Gerakan akhir
1) Setelah gerakan 1 sampai 10 dilakukan pada kaki
kanan dan kiri, repatkan kedua kaki bayi.
2) Letakkan kedua tangan anda secara bersamaan pada
pantat dan pangkal paha.
3) Usap kedua kaki dengan tekanan lembut dari paha
ke arah pergelangan kaki. Ini merupakan gerakan
akhir bagian kaki.
2. Memijat bagian perut
Catatan : hindari pemijatan pada tulang rusuk atau ujung tulang
rusuk.
a. Mengayuh sepeda.
Lakukan gerakan memijat pada perut bayi seperti mengayuh pedal
sepeda, dari atas ke bawah perut, bergantian dengan tangan kanan
dan kiri.

b. Mengayuh sepeda dengan kaki diangkat.


1) Angkat kedua kaki bayi dengan salah satu tangan.
2) Dengan tangan yang lain, pijat perut bayi dari perut
bagian atas sampai ke jari-jari kaki.
c. Ibu jari ke samping.
1) Letakkan kedua ibu jari di samping kanan kiri pusar
bayi.
2) Gerakkan kedua ibu jari ke arah tepi perut kanan
dan kiri.

d. Bulan – matahari.
1) Buat lingkaran searah jarum jam dengan jari tangan
kiri mulai dari perut sebelah kanan bawah (daerah
usus buntu) ke atas, kemudian kembali ke daerah
kanan bawah (seolah membentuk gambar matahari)
beberapa kali.
(2) Gunakan tangan kanan untuk membuat gerakan
setengah lingkaran mulai dari bagian kanan bawah
perut bayi sampai bagian kiri perut bayi (seolah
membentuk gambar bulan).
3) Lakukan kedua gerakan ini bersama-sama. Tangan
kiri selalu membuat bulatan penuh (matahari),
sedangkan tangan kanan akan membuat gerakan
setengah lingkaran (bulan).
e. Gerakan I Love You.
1) ”I” Pijatlah perut bayi mulai dari bagian kiri atas ke
bawah dengan menggunakan jari-jari tangan kanan
membentuk huruf ”I”.
2) ”LOVE” Pijatlah perut bayi membentuk huruh ”L”
terbalik, mulai dari kanan atas ke kiri atas,
kemudian dari kiri atas ke kiri bawah.
3) ”YOU” Pijatlah perut bayi membentuk huruf ”U”
terbalik, mulai dari kanan bawah (daerah usus buntu)
ke atas, kemudian ke kiri, ke bawah, dan berakhir di
perut kiri bawah.

f. Gelembung atau jari-jari berjalan (walking fingers).


1) Letakkan ujung jari-jari satu tangan pada perut
bagian kanan.
2) Gerakkan jari-jari anda pada perut dari bagian
kanan ke bagian kiri guna mengeluarkan
gelembung-gelembung udara.
3. Memijat daerah dada
a. Jantung besar.
1) Buatlah gerakan yang menggambarkan jantung
dengan meletakkan ujung-ujung jari kedua tangan
anda di tengah dada bayi/ulu hati.
2) Buat gerakan keatas sampai di bawah leher,
kemudian ke samping di atas tulang selangka, lalu
ke bawah membentuk bentuk jantung, dan kembali
ke ulu hati.
b. Kupu-kupu.
1) Buatlah gerakan diagonal seperti gambaran kupu-
kupu, dimulai dengan tangan kanan membuat
gerakan memijat menyilang dari tengah dada/ ulu
hati ke arah bahu kanan, dan kembali ke ulu hati.
2) Gerakan tangan kiri anda ke bahu kiri dan kembali
ke ulu hati.
4. Memijat daerah tangan
a. Memijat ketiak (armpist).
1) Buatlah gerakan memijat pada daerah ketiak dari
atas ke bawah. Perlu diingat, kalau terdapat
pembengkaan kelenjar di daerah ketiak, sebaiknya
gerakan ini tidak dilakukan.
b. Perahan cara India
1) Peganglah lengan bayi bagian pundak dengan
tangan kanan seperti memegang pemukul soft ball,
tangan kiri memegang pergelangan tangan bayi.
2) Gerakkan tangan kanan mulai dari bagian pundak
kearah pergelangan tangan, kemudian gerakkan
tangan kiri dari pundak ke arah pergelangan tangan.
3) Demikian seterusnya, gerakkan tangan kanan dan
kiri ke bawah secara bergantian dan berulang-ulang
seolah memerah susu sapi.
c. Peras dan Putar (squeeze and twist)
Peras dan putar lengan bayi dengan lembut mulai dari pundak ke
pergelangan tangan.
d. Membuka tangan
1) Pijat telapak tangan dengan kedua ibu jari, dari
pergelangan tangan ke arah jari-jari.
2) Putar jari-jari.
3) Pijat lembut jari bayi satu per satu menuju ke arah
ujung jari dengan gerakan memutar.
4) Akhirilah gerakan ini dengan tarikan lembut pada
tiap ujung jari.
e. Punggung tangan
1) Letakkan tangan bayi di antar kedua tangan anda.
2) Usap punggung tangannya dari pergelangan tangan
ke arah jari-jari dengan lembut.
f. Peras dan putar pergelangan tangan (wirstcirclr)
Peraslah sekeliling pergelangan tangan dengan ibu jari dan
jari telunjuk.
g. Perahan cara Swedia Pijatan ini berguna untuk mengalirkan
darah ke jantung dan paruparu.
1) Gerakkan tangan kanan dan kiri anda secara
bergantian mulai pergelangan tangan kanan bayi
kearah pundak.
2) Lanjutkan dengan pijatan dari pergelangan kiri bayi
ke arah pundak.
h. Gerakan menggulung
1) Peganglah lengan bayi bagian atas/bahu dengan
kedua telapak tangan.
2) Bentuklah gerakan menggulung dari pangkal lengan
menuju ke arah pergelangan tangan/ jari-jari.
5. Memijat daerah muka
a. Dahi: menyetrika dahi (open book)
1) Letakkan jari-jari kedua tangan anda pada
pertengahan dahi.
2) Tekankan jari-jari anda dengan lembut mulai dari
tengah dahi keluar ke samping kanan dan kiri seolah
menyetrika dahi atau membuka lembaran buku.
Gerakkan ke bawah ke daerah pelipis, buatlah lingkaran-
lingkaran kecil di daerah pelipis, kemudian gerakkan ke
dalam melalui daerah pipi di daerah mata.
b. Alis: menyetrika alis.
1) Letakkan kedua ibu jari anda di antara kedua alis
mata.
2) Gunakan kedua ibu jari untuk memijat secara
lembut pada alis mata dan di atas kelopak mata,
mulai dari tengah ke samping seolah menyetrika alis.
c. Hidung: Senyum I
1) Letakkan kedua ibu jari anda pada pertengahan alis.
2) Tekankan ibu jari anda dari pertengahan kedua alis
turun melalui tepi hidung ke arah pipi dengan
membuat gerakan ke samping dan ke atas seolah
membuat bayi tersenyum.
d. Mulut bagian atas : Senyum II
1) Letakkan kedua ibu jari anda di atas mulut di bawah
sekat hidung.
2) Gerakkan kedua ibu jari anda dari tengah ke
samping dan ke atas ke daerah pipi seolah membuat
bayi tersenyum.
e. Mulut bagian bawah : Senyum III
1) Letakkan kedua ibu jari anda di tengah dagu.
2) Tekankan dua ibu jari pada dagu dengan gerakan
dari tengah ke samping, kemudian ke atas ke arah
pipi seolah membuat bayi tersenyum.
f. Lingkaran kecil di rahang (small circlesaround jaw).
1) Dengan jari kedua tangan, buatlah lingkaran-
lingkarang kecil daerah rahang bayi.
g. Belakang telinga
1) Dengan mempergunakan ujung-ujung jari, berikan
tekanan lembut pada daerah belakang telinga kanan
dan kiri.
2) Gerakkan ke arah pertengahan dagu di bawah dagu.
6. Memijat daerah punggung
a. Gerakan maju mundur (kursi goyang).
1) Tengkurapkan bayi melintang di depan anda dengan
kepala di sebelah kiri dan kaki di sebelah kanan
anda.
2) Pijatlah sepanjang punggung bayi dengan gerakan
maju mundur menggunakan kedua telapak tangan,
dari bawah leher sampai ke pantat bayi, lalu
kembali ke leher.
b. Gerakan menyetrika.
1) Pegang pantat bayi dengan tangan kanan.
2) Dengan tangan kiri, pijatlah mulai dari leher
kebawah sampai bertemu dengan tangan kanan yang
menahan pantat bayi seolah menyetrika pungung.

c. Gerakan menyetrika dan mengangkat.


Ulangi gerakan menterika punggung, hanya kali ini tangan kanan
memegang kaki bayi dan gerakan dilanjutkan sampai tumit kaki
bayi.
d. Gerakan melingkar.
1) Dengan jari-jari kedua tangan anda, buatlah
gerakan-gerakan melingkar kecil-kecil mulai dari
batas tengkuk turun ke bawah di sebelah kanan dan
kiri tulang punggung sampai ke pantat
2) Mulai dengan lingkaran-lingkaran kecil di daerah
leher, kemudian lingkaran yang lebih besar di
daerah pantat.
e. Gerakan mengaruk.
1) Tekankan dengan lembut kalima jari-
jari tangan kanan anda pada punggung
bayi.
Buat gerakan menggaruk ke bawah
memanjang sampai ke pantat bayi
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Imunisasi itu sangat penting untuk mrngurangi
mortalitas dan morbiditas pada anak. Imunisasi yang penting
bagi anak itu ada 5 macam yaitu BCG, DPT1, DPT2, DPT3,
Polio, dan campak. Masing-masing imunisasi itu berguna
untuk mencegah penyakit dan menghindari infeksi pada anak.

Sebelum melakukan imunisasi diperlukan persiapan


yang optimal baik persiapan alat maupun persiapan teknis
terutama penyampaian pentingnya imunisasi pada
masyarakat. Dalam pelaksanaannya dibutuhkan kerja sama
dari semua pihak.

Setiap pemberian imunisasi dapat dilakukan pada


beberapa tempat, tergantung imunisasi yang diberikan.
Misalnya polio melalui oral, DPT melalui suntikan paha, dan
campak dan BCG di lengan (deltoideus).

Penyimpanan vaksin dapat dilakukan tanpa kulkas.


Misalnya dengan cara menggabungkan vaksin dengan dua
tipe gula sebelum perlahan-lahan dikeringkan dalam kertas
filter. Hal ini akan mengawetkan vaksin sehingga bila
sewaktu-waktu dibutuhkan dapat langsung diaktifkan. Gula
yang dipakai adalah jenis sukrosa dan trehalose yang biasa
digunakan dalam bahan pengawet.

Asuhan keperawatan pada anak yang akan diberikan


imunisasi meliputi persiapan pra imunisasi, diagnose
NANDA, hasil NOC, dan Intervensi NIC. Adapun diagnose
yang dipilih yaitu Kesiagaan untuk meningkatkan status
imunisasi dan kecemasan.
Pijat bayi disebut juga sebagai stimulus touch atau terapi sentuh,
karena melalui pijat bayi akan terjadi komunikasi yang nyaman dan aman
antara ibu dan buah hatinya. Pijat bayi ini merupakan salah satu cara
mengungkapkan kasih antara orang tua dengan anak, melalui sentuhan
pada kulit yang berdampak luar biasa pada perkembangan fisik, emosi dan
tumbuh kembang anak (Riksani, 2012).

3.2 Saran
Berdasarkan isi dari makalah banyak kekurangan yang
terdapat pada isi yang dijelaskan dan bahasa yang di gunakan
penulis sebagian besar masih teksbook. Hal ini di sebabkan
karena kurangnya pemahaman dari penulis.

Hendaknya dimasa yang akan datang diharapkan para


penulis dan penerus selanjutnya lebih memahami lagi
terhadap materi yang akan dibuatnya.
DAFTAR PUSTAKA
Herdman, T. Hesther.2009. NANDA International
Nursing Diagnosis: definition & Classification 2009-
2011.Singapura: Markono Print Media Pte Ltd

Hidayat, Aiziz Alimul. Pengantar Ilmu keperawatan Anak.


Buku 1. jakarta: Salemba Medika. 2006

http//:vaksinasi/penyimpanan-vaksin.html

Johnson, Marion, dkk.2000. Nursing Outcomes


Classification (NOC). Amerika : Library Of Congress
Cataloging-in-Publication Data

Kompas. 19 Februari 2010 . kini vaksin bias awet


tanpa kulkas. Di akses pada 17 Maret 2010.
(http://www.tribunjabar.co.id)

McCloskey & bulechek. 1996. Nursing Interventions


Classificatio (NIC). Amerika: Graphic World,Inc.

Wong, Donna L. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik.


Edisi 4. jakarta: EGC. 2003
www.scribd.com/doc/7035278/Persiapan-Alat-Imunisas

Anda mungkin juga menyukai