Anda di halaman 1dari 2

LAPORAN KASUS

Seorang wanita (Ny. N) berusia 45 tahun datang ke Unit Rawat Jalan (URJ)
T.H.T.K.L. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Soetomo Surabaya pada tanggal 23
September 2015. Penderita dirujuk dari RSUD di Papua dengan nyeri kepala hebat.

Anamnesis didapatkan nyeri kepala sejak tiga bulan yang lalu. Nyeri kepala awalnya
ringan dan membaik dengan pemberian obat anti nyeri sejak satu tahun yang lalu. Pada tiga
bulan terakhir keluhan nyeri kepala tidak membaik dengan pemberian obat anti nyeri. Nyeri
kepala disertai rasa mual, rasa pusing berputar, dan kepala terasa seperti berat. Keluhan
telinga, hidung, dan tenggorok tidak didapatkan. Riwayat penyakit dahulu terdapat bersin
setiap pagi disertai nyeri kepala. Hipertensi dan diabetes melitus disangkal. Penderita
sebelumnya berkonsultasi dan mendapat terapi di URJ Neurologi Dr. Soetomo Surabaya,
nyeri kepala tidak berkurang dan dilakukan computed tomography scan (CT scan).
Berdasarkan hasil CT scan penderita didapatkan perselubungan pada sinus sfenoid kanan dan
dirujuk ke poli T.H.T.K.L. RSUD Dr. Soetomo.

Pemeriksaan rinoskopi anterior tidak tampak sekret pada kavum nasi kiri dan kanan,
kedua konka inferior dalam batas normal, tidak didapatkan massa. CT scan sinus paranasal
(21 September 2015) menunjukkan perselubungan sinus sfenoid kanan, ekspansi ke dinding
antarsfenoidal dengan diagnosis banding granuloma dan tumor

Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang, maka penderita didiagnosis


sinusitis sfenoid kanan, pasien direncanakan menjalani operasi Bedah Sinus Endoskopik
Fungsional (BSEF) dengan pendekatan sfenoidektomi untuk membuka drainase dan ventilasi
sinus sfenoid kanan.

Bedah Sinus Endoskopik Fungsional (BSEF) dilakukan dengan anestesi umum di


Gedung Bedah Pusat Terpadu (GBPT) RSUD dr. Soetomo Surabaya pada tanggal 2 Oktober
2015. Pada saat operasi didapatkan mukosa yang menutup ostium sinus sfenoid kanan,
dilakukan konkotomi parsial pada konka media kanan agar lapangan operasi terlihat jelas dan
mempermudah evaluasi sinus sfenoid kanan dengan nasoendoskopi, membuka mukosa yang
menutupi ostium sinus sfenoid kanan, ostium lalu diperlebar.

Pada saat ostium sinus sfenoid telah lebar, didapatkan bentukan massa berwarna
coklat, tebal, dan sedikit pus pada sinus sfenoid kanan dan diputuskan untuk diekstraksi
sampai bersih (Gambar 2). Massa di dalam sinus sfenoid kanan diambil dan dikultur untuk
pemeriksaan mikrobiologi.

Terapi pasca operasi diberikan ceftriaxon 2 x 1 gram intra vena, ranitidin 2 x 50


miligram intra vena, ketorolac 3 x 10 miligram intra vena, dan metoclopramide 3 x 10
miligram intra vena.

Hari pertama pasca operasi didapatkan keluhan nyeri kepala berkurang, tidak tampak
perdarahan baik dari anterior maupun posterior kavum nasi, tidak tampak tampon yang jatuh
ke orofaring, terapi medikamentosa dilanjutkan.
Hari kedua pasca operasi, keluhan nyeri minimal dan tidak didapatkan perdarahan,
terapi sama seperti hari pertama. Hari ketiga dilakukan nasoendoskopi di URJ THTKL dan
evaluasi sebelum penderita keluar rumah sakit.

Hasil evaluasi nasoendoskopi didapatkan sinus sfenoid kanan tampak debris jamur,
ostium sinus sfenoid tampak lebar, terdapat sedikit bekuan darah, lalu penderita diberikan
terapi cuci hidung larutan garam fisiologis 5 x 100 cc. Penderita kontrol ke poli T.H.T.K.L
satu minggu setelah keluar rumah sakit.

Kontrol pertama pada tanggal 9 Oktober 2015, keluhan nyeri kepala berkurang,
sedikit nyeri pada bekas operasi dan penderita menyerahkan hasil mikrobiologi. Hasil
patologi anatomi pada pengecatan gram ditemukan bentukan kuman batang gram negatif dan
KOH positif di daerah mukosa dengan gambaran spora dan hifa jamur. Pada rinoskopi
anterior pada kavum nasi kanan tampak krusta. Hasil endoskopi hidung kanan tidak tanpak
sekret pada cavum nasi kanan dan ostium sinus sfenoid tampak lebar tidak didapatkan sisa
debris pada sinus sfenoid kanan. Penderita diberikan terapi cuci hidung larutan garam
fisiologis 2 x 100 cc, kontrol 3 minggu.

Kontrol kedua pada tanggal 11 Oktober 2015, tidak didapatkan keluhan nyeri kepala
dan keluhan lain. Rinoskopi anterior pada kavum nasi kanan tidak tampak sekret. Hasil
endoskopi hidung tidak tampak sekret dan ostium sinus sfenoid tampak lebar, penderita
menyerahkan hasil kultur jamur dan didapatkan spesies Candida Zelanoides pada sinus
sfenoid kanan. Penderita dinyatakan sembuh dan kontrol jika terdapat keluhan. Pasien diikuti
selama 2 bulan, tidak didapatkan sakit kepala

DAFTAR PUSTAKA
Gustarini. Indah Asmara, Kristyono. Irwan. SINUSITIS SFENOID JAMUR. Jurnal THT -
KL Vol.9, No.2, Mei - Agustus 2016, hlm. 50 - 55

Anda mungkin juga menyukai