Anda di halaman 1dari 5

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak adalah harta yang paling berharga untuk setiap orang tua. Karena

setiap orang tua pasti akan memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya agar

tumbuh menjadi anak yang sehat, kuat dan cerdas. Sehingga anaknya dapat

menjadi orang dewasa yang sehat fisik, mental, dan sosial yang dapat mencapai

produktifitas sesuai dengan kemampuannya dan berguna bagi nusa dan bangsa

(Meitawati, 2013).

Tahap perkembangan anak terdiri atas periode perinatal, masa bayi, masa

kanak-kanak awal, masa kanak-kanak pertengahan, masa kanak-kanak akhir.

Pada masa kanak-kanak awal yaitu usia 1-6 tahun dimana anak prasekolah yaitu

antara usia 3 sampai 6 tahun (Wong, 2009).

Berdasarkan Sensus Demografi Kesehatan Indonesia (SKDI) dalam

Widiawati (2015) jumlah anak usia (0-6 tahun) sebanyak 26,09 juta, dari jumlah

tersebut, 13,5 juta diantaranya berusia 0-3 tahun dan anak usia 4-5 tahun

mencapai 12,6 juta anak. Menurut Widiawati (2015) pada saat anak berusia 4

tahun merupakan puncak dari peningkatan pembelajaran yang penting dalam hal

memori dan belajar secara cepat.

Taman kanak-kanak sebagai salah satu bentuk pendidikan prasekolah

yang ada di jalur pendidikan yang memberikan layanan bagi anak usia dini

hingga memasuki tahapan pendidikan dasar. Menurut Femmi (2015)

menyebutkan bahwa “anak prasekolah adalah anak yang berusia antara 3-6

1
2

tahun. Mereka biasanya mengikuti program prasekolah. Di Indonesia, pada

umumnya anak mengikuti program tempat penitipan anak 3 bulan hingga 5

tahun dan kelompok bermain usia 3 tahun, sedangkan pada usia 4-6 tahun

biasanya mereka mengikuti program taman kanak-kanak”.

Pendidikan pada taman kanak-kanak diarahkan untuk mengembangkan

potensi anak semaksimal mungkin sesuai dengan tahapan perkembangan anak

melalui kegiatan bermain sambil belajar. Selain itu, taman kanak-kanak

diharapkan juga berusaha untuk mengembangkan segi kepribadian anak dalam

rangka menjembatani pendidikan dalam keluarga, pendidikan dalam lingkungan

sekolah. Karena pada tahapan ini, anak tidak lagi berkumpul dan bergaul

bersama keluarga dirumah namun sudah berkumpul bersama dengan figur baru

yaitu guru dan teman sebayanya. Anak harus dibimbing untuk memperoleh

keterampilan sosial yang berhubungan dengan emosional (Femmi, 2015).

Salah satu materi pembelajaran di dalam taman kanak-kanak ialah

pembelajaran mengenai pendidikan religius atau agama sebagai pendidikan yang

sangat dibutuhkan bagi anak, dimana hal tersebut secara langsung berpengaruh

terhadap perilaku dan perkembangan anak. Pendidikan religius merupakan

pendidikan dasar yang harus diterapkan kepada anak sejak usia dini (Ariffiana,

2017).

Pengalaman religius berkembang semenjak usia dini melalui proses

perpaduan antara potensi bawaan keagamaan dengan pengaruh yang datang dari

luar diri manusia tersebut. Perkembangan religius pada anak, mempunyai peran
3

yang sangat penting, baik bagi perkembangan anak pada usia tersebut maupun

pada usia anak selanjutnya (Setiaji, 2012).

Berdasarkan pengambilan data awal di TK Al-Munawarah Sentani

diketahui bahwa setiap tahunnya anak yang dititipkan berjumlah 52 anak dari

tahun 2016 dan meningkat pada tahun 2017 sebanyak 54 anak.

Berdasarkan hasil wawancara dari delapan orang tua, empat orang tua

mengatakan bahwa alasan mereka menitipkan anaknya di TK Al-Munawarah

yaitu karena TK tersebut berbasis agama Islam sehingga ketika anaknya besar

nanti bisa lebih mengetahui ajara agama Islam, dua orang tua mengatakan bawah

TK tersebut berada di dekat rumahnya sehingga mudah untuk mengantarkan dan

menjemput anaknya ketika pulang sekolah, selain itu jaga TK tersebut berbasis

agama Islam sehingga anaknya bisa mempelajari agama Islam dengan lebih baik,

dan dua orang tua lainnya mengatakan bahwa alasan mereka menitipkan anaknya

di TK Al-Munawarah yaitu karena anaknya dirumah tidak mempunyai teman

dan selalu bermain sendiri, sehingga ibunya berinisiatif untuk memasukkan

anaknya ke TK Al-Munawarah.

Berdasarkan hasil wawancara dari lima anak TK, kelimanya mengatakan

bahwa mereka tidak mengetahui alasan orang tua mereka menitipkan mereka di

TK Al-Munawarah.

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas maka peneliti tertarik

untuk meneliti mengenai hubungan karakteristik responden dengan dimensi

religi pada anak usia prasekolah di TK Al-Munawarah Sentani.


4

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah ada Hubungan

antara Karakteristik Responden dengan Dimensi Religi pada Anak Usia

Prasekolah di TK Al-Munawarah Sentani Kabupaten Jayapura”?.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umun

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan Karakteristik

Responden dengan Dimensi Religi pada Anak Usia Prasekolah di TK Al-

Munawarah Sentani Kabupaten Jayapura.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui hubungan karakteristik usia dengan dimensi religi pada anak

usia prasekolah di TK Al-Munawarah Sentani Kabupaten Jayapura.

b. Mengetahui hubungan karakteristik jenis kelamin dengan dimensi religi

pada anak usia prasekolah di TK Al-Munawarah Sentani Kabupaten

Jayapura

c. Mengetahui hubungan karakteristik status orang tua dengan dimensi religi

pada anak usia prasekolah di TK Al-Munawarah Sentani Kabupaten

Jayapura.

d. Mengetahui hubungan karakteristik pekerjaan orang tua dengan dimensi

religi pada anak usia prasekolah di TK Al-Munawarah Sentani Kabupaten

Jayapura.
5

e. Mengetahui hubungan karakteristik pendidikan orang tua dengan dimensi

religi pada anak usia prasekolah di TK Al-Munawarah Sentani Kabupaten

Jayapura.

f. Mengetahui hubungan karakteristik perbedaan religi orang tua dengan

dimensi religi pada anak usia prasekolah di TK Al-Munawarah Sentani

Kabupaten Jayapura.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Taman Kanak-Kanak

Instrumen penelitian ini dapat digunakan sebagain alat ukur untuk

mengetahui sejauh mana kemampuan anak mengenal agama yang dianutnya

khususnya bagi anak yang beragama islam.

2. Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi dalam

mengembangkan pengetahuan keperawatan anak yang berbasis religius.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data awal dalam

melanjutkan penelitian mengenai dimensi-dimensi religi dalam agama Islam.

Anda mungkin juga menyukai