Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Obstruksi uropati adalah sumbatan secara anatomi maupun fungsi dari saluran kemih untuk
mengalirkan urin pada semua level dari saluran kemih. Apabila sumbatan menyebabkan
penurunan fungsi ginjal disebut obstruksi nefropati. Hasil otopsi serial menunjukkan bahwa
obstruksi terjadi pada 3,1 % dari subjek penelitian. Laporan lain menyatakan bahwa 1 dari 500
pasien yang dirawat dirumah sakit di Amerika Serikat menderita obstruksi uropati. Sumbatan
aliran urin mengakibatkan peningkatan tekanan pada proksimal dari sumbatan, hidronefrosis,
kerusakan progresif nefron, hingga gagal ginjal terminal. Durasi dan derajat obstruksi berpengaruh
secara signifikan terhadap pemulihan fungsi ginjal. Pada obstruksi komplet yang dilakukan release
obstruksi segera, akan terjadi pemulihan total dari fungsi ginjal, semakin lama obstruksi terjadi, akan
terjadi penurunan fungsi ginjal semakin berat. Sukmagara dan Danarto (2013) melaporkan bahwa
faktor- faktor yang mempengaruhi penurunan kreatinin serum pascanefrostomi adalah tindakan
nefrostomi, durasi gejala, riwayat hipertensi dan grade hidronefrosis. 1, 2
Penelitian pada anjing menunjukkan bahwa setelah obstruksi total unilateral selama 1 minggu
pada ginjal akan terjadi pemulihan sempurna setelah dua minggu pasca release obstruksi, pemulihan
fungsi ginjal 70 % setelah obstruksi selama 14 hari, dan tidak ada pemulihan fungsi ginjal setelah
obstruksi total selama 6 minggu. Pemulihan fungsi ginjal pasca obstruksi pada manusia belum dapat
diperkirakan secara pasti. 1
Sebelum operasi defenitif, diperlukan parameter untuk memprediksi prognosis fungsi
ginjal pascaoperasi. Pemeriksaan renogram merupakan gold standard, namun pemeriksaan ini
masih terbatas dilakukan karena ketersediaan alat dan biaya yang mahal. Evaluasi lain dengan
penilaian hidronefrosis dan ketebalan dari korteks ginjal, meskipun belum menjadi suatu
konsensus. Oleh karena itu diperlukan parameter untuk menilai prognosis fungsi ginjal pada
obstruksi uropati apakah masih reversible atau ireversibel. 3


 
I.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian tersebut diatas, parameter apakah yang dapat digunakan sebagai
parameter prognosis perbaikan fungsi ginjal pada pasien obstruksi uropati?

I.3 Pertanyaan Penelitian

Variabel apakah yang dapat digunakan sebagai parameter prognosis perbaikan fungsi
ginjal pada pasien obstruksi uropati?

I.4 Hipotesis Penelitian

1. Diabetes merupakan parameter prognosis perbaikan fungsi ginjal. Peningkatan kadar gula
darah mengganggu reabsorbsi pada tubulus yang secara kronik. Sehingga peningkatan gula
darah myebabkan penurunan fungsi ginjal kronik dan ireversibel.
2. Tebal parenkim ginjal merupakan parameter prognosis perbaikan fungsi ginjal, semakin
tebal parenkim ginjal semakin banyak nefron yang berfungsi baik dan semakin baik pula
fungsi ginjal.
3. Hiperkalemia merupakan parameter prognosis perbaikan fungsi ginjal, hiperkalemia
menunjukkan gangguan fungsi ginjal dalam mengatur elektrolit, semakin tinggi kadar
kalium, semakin buruk fungsi ginjal.
4. Hemoglobin merupakan parameter prognosis perbaikan fungsi ginjal. Ginjal
menghasilkan menghasilkan eritropoetin yang digunakan pada pembentukan sel darah
merah pada sumsung tulang, penurunan kadar hemoglobin menunjukkan ketidak mampuan
ginjal dalam memproduksi eritropoetin yang cukup sebagai parameter penurunan fungsi
ginjal.
5. Rasio BUN/kreatinin merupakan parameter prognosis perbaikan fungsi ginjal.
Peningkatan rasio BUN dengan kreatinin menunjukkan ketidakmampuan dari tubulus
dalam melakukan fungsi reabsobsi terhadap BUN dan creatinin.
6. Etiologi obstruksi merupakan parameter prognosis perbaikan fungsi ginjal. Obstruksi
karena tumor terjadi secara perlahan-lahan atau kronik dan bersifat ireversibel, sedangkan
obstruksi karena batu dapat terjadi secara akut dengan prognosis baik bila segera dilakukan
diversi. Obstruksi karena batu memiliki prognosis yang lebih baik.


 
I.5 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui variabel yang dapat digunakan sebagai parameter prognosis perbaikan fungsi
ginjal pada pasien obstruksi uropati
2. Mengetahui adanya hubungan antara tebal parenkim ginjal, hiperkalemia, etiologi
obstruksi, diabetes melitus, anemia, GFR, serta rasio BUN/kreatinin terhadap pemulihan
fungsi ginjal pada pasien obstruksi uropati


 

Anda mungkin juga menyukai