REPUBLIK INDONESIA
DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN KHUSUS ANAK
Jalan Medan Merdeka Barat Nomor 15, Jakarta 10110
Telepon (021) 3842638,3805563, Faksimile (021) 3805562, 3805559
Situs : Https//:kemenpppa.go.id – Email: persuratan@kemenppa.go.id
Kepada Yth.
Kepala Dinas yang membidangi Pemberdayaan Perempuan dan Anak Tingkat Provinsi
( Terlampir )
Data hasil Global School-Based Health Survey (GSHS) dari WHO pada tahun 2015, bahwa sejumlah 5,2%
siswa SMP dan SMA di Indonesia memiliki keinginan untuk bunuh diri, yang sangat terkait dengan kondisi emosional
yang penuh tekanan dan depresif.
Kondisi tersebut erat kaitannya dengan anak yang mengalami gangguan psikososial, yakni merupakan salah
satu ragam disabilitas mental, juga termasuk anak yang memerlukan perlindungan khusus sebagaimana tercantum
dalam pasal 59 ayat (2) Undang-undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak.
Dalam rangka meningkatkan pemahaman pihak sekolah dan guru di satuan pendidikan terkait upaya
Perlindungan Anak melalui penanganan peserta didik yang mengalami gangguan psikososial, Kementerian
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak c.q Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak bermaksud
menyelenggarakan “Bimbingan Teknis Penanganan Gangguan Psikososial pada Peserta Didik”.
Sekaitan dengan hal tersebut, kami mohon Saudara dapat hadir sebagai Peserta Aktif dan membantu untuk
melakukan koordinasi kegiatan ini dengan Dinas Pendidikan dan Kementerian Agama untuk mengundang Satuan
Pendidikan Sekolah Ramah Anak jenjang SD/MI, SMP/MA dan SMA/SK/MA di Wilayah masing-masing dengan
menghadirkan perwakilan Kepala Sekolah/Madrasah, Guru Kelas, Guru BK dan PJOK.
Terlampir disampaikan Term of Reference (TOR) dan Agenda Kegiatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat
menghubungi Sdri. Diana di nomor 0812-1846-7240 dan Sdri. Prima di nomor 0812-9758-6168, atau melalui email
asdepakk@gmail.com Demikian disampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima kasih.
Elvi Hendrani
Tembusan Yth:
Sekretaris Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
Lampiran 1
Surat Nomor : B- /D.PKA.3/KA.01.02/03/2021
Tanggal : Maret 2022
1. Kepala Dinas yang menangani Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Aceh;
2. Kepala Dinas yang menangani Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Sumatera Utara;
3. Kepala Dinas yang menangani Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Sumatera Barat;
4. Kepala Dinas yang menangani Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Riau;
5. Kepala Dinas yang menangani Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Kepulauan Riau;
6. Kepala Dinas yang menangani Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Jambi;
7. Kepala Dinas yang menangani Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Sumatera Selatan;
8. Kepala Dinas yang menangani Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung;
9. Kepala Dinas yang menangani Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Lampung;
10. Kepala Dinas yang menangani Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi DKI Jakarta;
11. Kepala Dinas yang menangani Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Banten;
12. Kepala Dinas yang menangani Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Jawa Barat;
13. Kepala Dinas yang menangani Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Jawa Timur;
14. Kepala Dinas yang menangani Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi D.I Yogyakarta;
15. Kepala Dinas yang menangani Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Bali;
16. Kepala Dinas yang menangani Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi NTB;
17. Kepala Dinas yang menangani Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi NTT;
18. Kepala Dinas yang menangani Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Kalimantan Barat;
19. Kepala Dinas yang menangani Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Kalimantan Tengah;
20. Kepala Dinas yang menangani Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Kalimantan Selatan;
21. Kepala Dinas yang menangani Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Kalimantan Timur;
22. Kepala Dinas yang menangani Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Kalimantan Utara;
23. Kepala Dinas yang menangani Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Sulawesi Utara;
24. Kepala Dinas yang menangani Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Gorontalo;
25. Kepala Dinas yang menangani Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Sulawesi Tengah;
26. Kepala Dinas yang menangani Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Sulawesi Barat;
27. Kepala Dinas yang menangani Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Sulawesi tenggara;
28. Kepala Dinas yang menangani Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Maluku Utara;
29. Kepala Dinas yang menangani Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Maluku;
30. Kepala Dinas yang menangani Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Papua;
31. Kepala Dinas yang menangani Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Papua Barat
Lampiran 2
Surat Nomor : B- /D.PKA.3/KA.01.02/03/2021
Tanggal : Maret 2022
Hari Pertama
No. Waktu (WIB) Acara Penyaji
1. 08.00 - 08.30 Peserta memasuki zoom meeting MC : KemenPPPA
(30’) • Admit peserta Host & C0-Host:
• Penayangan virtual banner KemenPPPA
• Penayangan tata tertib acara
• Lagu KemenPPPA
• Pemutaran video Child Safeguarding
• Pemutaran video Dokumenter Semangat Anak
Penyandang Disabilitas dalam masa pandemic
Covid-19
A. Latar Belakang
Berdasarkan Hasil Riset Kesehatan Dasar yang dilaksanakan Kementerian Kesehatan Tahun 2018,
didapat prevalensi gangguan mental emosional pada penduduk berumur ≥ 15 tahun rata-rata 9,8% dari
jumlah penduduk Indonesia, atau sekitar 26.678.478 jiwa. Tentu saja diantaranya adalah yang masih berusia
dibawah 18 tahun masuk dalam kategori anak.
Ketika anak memasuki usia 12 – 18 tahun, umumnya mengalami masalah- masalah antara lain
pengelolaan emosi, membuat keputusan yang tepat, mengatasi tekanan teman sebaya, tuntutan berprestasi
atau masalah lainnya. Masalah ini jadi semakin rumit karena memang mereka masih berproses untuk bisa
mengelola diri. Ketika proses ini terhambat akibat tidak didukung oleh lingkungan, maka anak di usia ini
rentan untuk mengalami masalah sosial yang membuat keseharian anak terganggu. Kondisi ini dikenal
sebagai gangguan psikososial1.
Gangguan psikososial merupakan salah satu ragam dari disabilitas mental, dimana anak penyandang
disabilitas ini merupakan salah satu anak yang memerlukan perlindungan khusus berdasarkan Pasal 59
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak.
Dalam rangka memberikan perlindungan terhadap anak, termasuk anak yang mengalami gangguan
psikososial, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak melalui Deputi Bidang
Perlindungan Anak pada tahun 2019 telah menyusun buku panduan untuk mengenal gangguan psikososial
untuk orang tua. Kemudian, upaya ini dilanjutkan dengan pembuatan ‘’Buku Panduan Penanganan
Gangguan Psikososial Pada Peserta Didik’’ untuk mendukung kerja sama di dalam lingkungan sekolah sosial
agar peserta didik dapat lepas dari risiko gangguan psikososial.
Kondisi gangguan psikososial yang dialami anak, tidak banyak disadari dan diketahui oleh pihak
sekolah maupun guru di satuan pendidikan. Akibat tidak disadarinya kondisi tersebut, membuat pihak sekolah
maupun guru memberikan penanganan yang kurang tepat pada anak.
Dalam rangka upaya Perlindungan Anak melalui penanganan gangguan psikososial pada peserta
didik, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak c.q Deputi Bidang Perlindungan
Khusus Anak menyelenggarakan “Bimbingan Teknis Penanganan Gangguan Psikososial Pada Peserta
Didik” untuk memberikan pemahaman dan peningkatan peran pihak sekolah termasuk guru dalam
penanganan anak gangguan psikososial agar anak mendapatkan intervensi yang sesuai dengan
kebutuhannya.
1
Panduan Penanganan Gangguan Psikososial pada Peserta Didik, 2020
B. Tujuan
C. Agenda Kegiatan
Hari Pertama
No. Waktu Acara Penyaji
1. 08.00 - 08.30 Peserta memasuki zoom meeting MC : KemenPPPA
(30’) • Admit peserta Host & C0-Host:
• Penayangan virtual banner KemenPPPA
• Penayangan tata tertib acara
• Lagu KemenPPPA
• Pemutaran video Dokumenter Semangat Anak
Penyandang Disabilitas dalam masa pandemic
Covid-19
D. Peserta
Peserta dalam kegiatan ini berasal dari 31 Provinsi selain yang telah diintervensi pada tahun 2021
yang terdiri dari pihak sekolah di satuan pendidikan jenjang SD, SMP dan SMA yakni Kepala Sekolah, Guru
Kelas, Guru BK dan Guru PJOK.
E. Pembiayaan
Anggaran Pelaksanaan kegiatan ini berasal dari DIPA Satker Deputi Bidang Perlindungan Khusus
Anak, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Tahun 2022.