Anda di halaman 1dari 4

C.

Implementasi Proses Transkripsi dan Translasi pada Sintesis Protein

Setelah mempelajari sintesis protein yang terjadi melalui dua tahap yaitu
transkripsi dan translasi, contoh implementasi kedua proses tersebut juga penting
untuk difahami dalam kasus yang nyata pada tubuh mahluk hidup. Beberapa
penjelasan dari contoh di bawah ini diharapkan mampu menjadikan pemahaman
mengenai bagaimana proses sintesis protein terjadi pada sel mahluk hidup. Selain itu,
contoh implementasi dari proses sintesis protein ini diharapkan dapat menambah
pemahaman terhadap istilah-istilah dalam sintesis protein.

1. Tentukanlah sense, antisense, kodon dan antikodon dari sekuen gen berikut!
5’ ATT ATG CCG GTG AGG TGA TAA CAG 3’

a. Sense : merupakan satu rantai untaian DNA dengan arah 5’  3’,


disebut juga dengan non-template. Sehingga sense pada DNA tersebut adalah:
DNA Sense : 5’ ATT ATG CCG GTG AGG TGA TAA CAG 3’

b. Antisense : merupakan satu rantai untaian DNA dengan arah 3’  5’,


disebut juga dengan template. Antisense ditentukan berdasarkan
komplementer/ kebalikan dari basa nitrogen sensenya dengan pasangan basa
berikut A-T, G-C Sehingga antisense pada DNA tersebut adalah:
DNA Sense : 5’ ATT ATG CCG GTG AGG TGA TAA CAG 3’
DNA Antisense : 3’ TAA TAC GGC CAC TCC ACT ATT GTC 5’

c. Kodon : merupakan proses pencetakan mRNA berdasarkan cetakan


(template) DNAnya. Penyalinan dari arah 3 ke 5 ini menghasilkan basa
mRNA yang berkebalikan dari DNA template, namun basa timin diganti
menjadi urasil pada molekul RNA. Sehingga pasangan basa nitrogennya
menjadi A-U dan G-C, dan menghasilkan susunan mRNA berikut:
DNA Sense : 5’ ATT ATG CCG GTG AGG TGA TAA CAG 3’
DNA Antisense : 3’ TAA TAC GGC CAC TCC ACT ATT GTC 5’
mRNA/ Kodon : 5’ AUU AUG CCG GUG AGG UGA UAA CAG 3’

Hasil dari mRNA/ kodon inilah yang akan diterjemahkan menjadi spesifik
asam amino dalam ribosom. Namun untuk menjadi satu asam amino, mRNA
ini perlu dipasangkan dengan antikodon yang dibawa oleh tRNA sehingga
berikatan dan menjadi asam amino spesifik yang membentuk rantai
polipeptida. Rantai polipeptida tersebut kemudian diproses oleh Retikulum
Endoplasma (RE) dan badan golgi menjadi protein fungsional yang akan
ditransfer pada organ target yang membutuhkannya.

d. tRNA/ Antikodon : merupakan komplementer/ kebalikan dari basa


nitrogen kodonnya dengan pasangan basa berikut A-U, G-C Sehingga
antikodon pada tRNA tersebut adalah:
DNA Sense : 5’ ATT ATG CCG GTG AGG TGA TAA CAG 3’
DNA Antisense : 3’ TAA TAC GGC CAC TCC ACT ATT GTC 5’
mRNA/ Kodon : 5’ AUU AUG CCG GUG AGG UGA UAA CAG 3’
tRNA/ Antikodon : 3’ UAA UAC GGC CAC UCC ACU AUU GUC 5’

2. Terjemahkan mRNA dari sekuen gen di atas menjadi asam amino spesifik yang
menyusun rantai polipeptida!
mRNA/ Kodon : 5’ AUU AUG CCG GUG AGG UGA UAA CAG 3’

Setiap satu kodon mRNA di atas ditranslasikan menjadi satu asam amino spesifik
berdasarkan urutan-urutan huruf pada kodon mRNA. Kodon mRNA yang
diterjemahkan dalam proses translasi hanya kodon yang dimulai dengan kodon
start sampai bertemu dengan kodon stop.
Kodon start dimiliki oleh methionine (AUG) sementara kodon stop dimiliki oleh
UAA, UAG atau UGA.

Sehingga mRNA di atas yang dapat ditranslasikan hanya kodon berikut: AUG
– CCG – GUG – AGG – UGA . Susunan basa nitrogen tersebut diterjemahkan
berdasarkan tabel susunan 20 jenis protein berikut:
Maka, produk polipeptida disusun oleh asam amino berikut: Methionine (start)
– Prolin – valin – Arginine. Rantai mRNA yang tersusun atas 8 kodon ternyata
hanya menghasilkan 4 asam amino spesifik yang membentuk polipeptida.
Polipeptida tersebut kemudian keluar dari ribosom dan melalui proses
selanjutnya untuk menjadikannya protein fungsional dan dapat langsung
digunakan oleh organ target yang membutuhkan.

Susunan huruf basa nitrogen pada sintesis protein tidak hanya bermakna sebatas huruf
-huruf biasa, namun juga memegang peran penting dalam keberlangsungan
metabolisme tubuh makhluk hidup. Apabila ada satu susunan yang tidak sesuai maka
dapat menimbulkan kecacatan, ketidaksesuaian susunan ini dinamakan dengan
mutasi.
Sehingga mempelajari susunan kode-kode ini bukanlah sekedar menyusun huruf-
huruf, namun lebih dari itu dan tidak bisa dianggap sepele. Mempelajari susunan-
susunan huruf ini haikatnya adalah memahami keberaturan penciptaan Tuhan di alam
semesta. Apabila keberaturan ini terganggu, maka terganggu pula kehidupan ciptaan
Tuhan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai