id
doi: 10.29303/cep.v2i1.1120
Abstrak
Kata Kunci: pembelajaran berbasis masalah, LKS, hasil belajar kimia, dan oksidasi reduksi.
This study was aimed to describe the effect of implementation of problem based learning on the
chemistry learning achievement of class X SMA Negeri 1 Kediri in the topic of oxidation-reduction
reactions. This study was quasi experiment with non equivalent pretest-posttest. The study population
consists of 115 students of class X distributed into five classes. Two classes were determined as sample
based on the meeting schedule, i.e. 5 class meetings. Class X A was then selected as the experimental
class which was given the instruction in the form of problem based learning using media of student
worksheet and class X B as the control class which was treated with direct instruction. Both classes
were given a pretest at the beginning of the program and the results for experiment class and the control
class were 10.15 and 13.49, respectively. A posttest was given at the end of the program and the results
for experimental class and control class were 47.84 and 47.1. Ancova analysis of the tests conclude that
the implementation of problem based learning using student worksheet positively affect student learning
Chemistry Education Practice, 2 (1), 2019 - 2
Fahmidani, Andayani, Srikandijana, Purwoko
achievement. This article elaborates more in detail the finding on the classroom observations to support
the above quantitative data.
Keywords: Problem based learning model, student worksheet, chemistry learning achievement,
oxidation-reduction reaction.
________________________________________________________________________________
menuliskannya dalam tabel yang disediakan. dengan lebih tersruktur sesuai dengan langkah-
Noordin (2011) menyatakan PBL memberikan langkah yang benar.
kesempatan bagi siswa untuk bekerja sama dan Pembelajaran yang dilakukan pada kelas
memecahkan masalah yang diberikan dengan kontrol mengikuti sintaks pembelajaran langsung
lebih baik. yaitu menyampaikan tujuan pembelajaran dan
Setelah melakukan praktikum sederhana, mempersiapkan siswa, mendemonstrasikan
siswa diberikan kesempatan berdiskusi bersama pengetahuan dan keterampilan, membimbing
anggota kelompok mereka untuk menemukan pelatihan, mengecek pemahaman dan
konsep yang relevan dengan hasil pengamatan memberikan umpan balik serta memberikan
mereka. Siswa diberikan kesempatan untuk kesempatan untuk pelatihan lanjut dan penerapan
mengemukakan pendapat dan melakukan konsep (Sofiyah, 2011). Sama halnya dengan
penyelidikan dengan mengkaji literatur terkait kelas eksperimen, siswa di kelas kontrol juga
peristiwa mikroskopis yang terjadi. Adanya diberikan apersepsi dengan memberikan contoh
lembar kerja siswa (LKS) berbasis masalah oksidasi reduksi seperti reaksi perkaratan secara
sangat membantu siswa dalam pelaksanaan lisan. Selanjutnya guru menjelaskan sedikit
diskusi, karena dalam LKS terdapat langkah- konsep oksidasi reduksi kemudian siswa
langkah sederhana untuk membantu siswa diberikan kesempatan untuk melakukan
menemukan konsep yang sebenarnya. Siswa eksperimen dan diskusi dalam proses
menjadi terbiasa berdiskusi dan berkolaborasi pembelajarannya. Selama proses pembelajaran,
untuk menyelesaikan tugas yang diberikan sesuai siswa di kelas kontrol cukup aktif bertanya
dengan tuntunan LKS. Jansson dkk (2015) terutama pada saat melakukan percobaan dan
menyatakan pembelajaran yang berpusat pada mengerjakan LKS. Penyusunan LKS yang
siswa membuat siswa lebih banyak berdiskusi digunakan pada kelas kontrol tidak menggunakan
dan berkolaborasi dengan kelompoknya. langkah-langkah pemecahan masalah, sehingga
Keadaan ini dapat meningkatkan keaktifan siswa siswa lebih banyak bertanya pada guru. Secara
sehingga dapat mencapai target hasil belajar yang umum, pembelajaran di kelas kontrol berjalan
diinginkan. dengan cukup baik. Pemahaman siswa di kelas
Tahap akhir pembelajaran berbasis kontrol juga mengalami peningkatan yang
masalah adalah menganalisis dan mengevaluasi ditunjukkan oleh jawaban posttest siswa kelas
pemecahan masalah. Proses ini memberikan kontrol sudah mampu menjawab soal yang
kesempatan bagi siswa menganalisis penyebab diberikan dengan langkah-langkah yang benar
dari masalah yang diberikan sehingga siswa dapat pula.
menyelesaikannya dengan baik. Siswa dituntun Jawaban siswa di kedua kelas hampir sama
untuk membangun pengetahuan mereka melalui pada soal-soal yang memerlukan perhitungan
berbagai pertanyaan yang relevan. Siswa dapat namun jawaban siswa sedikit berbeda ketika
membangun pengetahuan mereka berdasarkan diberikan pertanyaan yang membutuhkan
permasalahan yang diberikan. Fakta ini sejalan analisis. Siswa di kelas ekperimen mampu
dengan Magdalena (2014) yang mengungkapkan menjelaskan mengapa perkaratan terjadi pada
bahwa siswa aktif menemukan sendiri pagar yang tidak di cat. Artinya bahwa kelas
pengetahuannya dengan melakukan seragkaian ekperimen mampu menganalisis penyebab
kegiatan ilmiah seperti diskusi, observasi dan masalah. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi
praktikum, karena kegiatan tersebut dilakukan peningkatan pemahaman pada siswa kelas
berdasarkan rasa ingin tahu siswa. eksperimen. Siswa di kelas kontrol meskipun
Pada model PBL siswa dibimbing untuk mampu menjawab pertanyaan seputar masalah
dapat mengevaluasi pemecahan masalah melalui perkaratan yang terjadi pada pagar rumah, namun
pemberian tugas individu berupa latihan soal. jawaban yang diberikan belum sampai pada
Hasil pengamatan menunjukkan siswa awalnya kesimpulan yang diinginkan. Gorghiu (2014)
tidak dapat mengerjakan soal dengan baik, namun menyatakan bahwa pemberian masalah nyata
dengan latihan yang terus dilakukan siswa dapat dalam penerapan PBL dapat menyebabkan siswa
menyelesaikan soal dengan baik. Peningkatan lebih kritis dalam menemukan solusi dari suatu
pengetahuan siswa dapat dibuktikan dari permasalahan.
pengamatan bahwa awalnya siswa tidak mampu Berdasarkan pemaparan di atas, dapat
menuliskan langkah yang benar dalam dikatakan bahwa pembelajaran dengan
menentukan bilangan oksidasi senyawa namun menggunakan model pembelajaran berbasis
pada akhirnya siswa mampu menjawab soal masalah dapat meningkatkan rasa ingin tahu
Jansson, S., H, Soderstrom., Andersson, P. L., Sumintono, B dan Widhiarso, W. 2015. Aplikasi
dan Nording, M. L. 2015. Implementation Pemodelan Rasch pada Assessment
of Problem Based Learning in Pendidikan. Cimahi: Trim Komunikata.
Environmental Chemistry. Journal of
Chemical Education. 5 (4). 35-46.