Anda di halaman 1dari 2

Anjaliya Salma Putri

01311940000068
SDGs atau tujuan pembangunan berkelanjutan merupakan konsep yang diyakini dapat
menjawab berbagai masalah terkait perkembangan lingkungan dan pembangunan. SDGs
memiliki 17 tujuan sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat,
kualitas lingkungan hidup. Terdapat 17 (tujuh belas) indikator dalam mencapai tujuan SDGs,
yaitu: (1) tanpa kemiskinan; (2) tanpa kelaparan; (3) kehidupan sehat dan sejahtera; (4)
pendidikan berkualitas; (5) kesetaraan gender; (6) air bersih dan sanitasi layak; (7) bersih dan
terjangkau; (8) pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi; (9) industri, inovasi, dan
infrastruktur; (10) berkurangnya kesenjangan; (11) kota dan pemukiman yang berkelanjutan;
(12) konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab; (13) penanganan perubahan iklim; (14)
ekosistem lautan; (15) ekosistem daratan; (16) perdamaian, keadilan, dan kelembagaan yang
tangguh; (17) kemitraan untuk mencapai tujuan.
Analisis mengenai dampak lingkungan pertama kali diatur dalam UU No. 4 Tahun 1982
kemudian diubah pada UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup yakni upaya upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan
fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan
hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan
penegakan hukum. Amdal memiliki kaitan erat dengan SDGs dengan salah satu tujuan menjamin
kehidupan yang sehat dan meningkatkan kesejahteraan penduduk seluruh usia. Prakiraan dampak
merupakan "trade mark" dalam dokumen ANDAL, dan merupakan ciri pembeda dengan
dokumen-dokumen riset lainnya. Dengan pendekatan ini maka pakar ilmu sosial yang terlibat
dalam penyusunan Amdal tidak hanya memprakirakan kondisi sosial/ekonomi/budaya yang akan
terjadi bila ada proyek pembangunan, tetapi juga harus memprakirakan kondisi
sosial/ekonomi/budaya bila tanpa ada proyek pembangunan. Selain prakiraan besaran dampak,
yang sangat menentukan adalah prakiraan sebaran dampak. Prakiraan sebaran dampak ini akan
lebih informatif apabila divisualisasikan dalam bentuk informasi geospasial. Dalam UU No. 32
tahun 2009 dimuat enam faktor yang menentukan dampak lingkungan dapat bersifat penting,
yakni
a. Jumlah manusia yang terkena dampak
b. Luas wilayah persebaran dampak
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
d. Banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak
e. Sifat kumulatif dampak
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak.

Dalam rangka mencapai target sistem pembangunan berkelanjutan, Kementerian


Lingkungan Hidup telah membangun sistem Kajian Dampak Lingkungan (KDL) yang meliputi
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal), UKL-UPL, audit lingkungan hidup dan
analisis risiko lingkungan hidup. Adapun sistem KDL tersebut mengacu kepada ketentuan
peraturan-peraturan PSDA dan PPLH yang terinterkoneksi berbagai sistem pembangunan
berkelanjutan lainnya yaitu: 1. Sistem penataan ruang; 2. Sistem perizinan lingkungan; 3. Sistem
perizinan sektor; 4. Sistem penaatan; dan 5. Sistem perbankan (green banking).

Anda mungkin juga menyukai