Anda di halaman 1dari 12

BIDANG MANAJEMEN

Pengaruh Rekrutmen dan Pelatihan Terhadap Kinerja Atlet pada


PB Djarum Indonesia

IRA RATNATI
ratnati@hotmail.com

Abstrak
Penurunan kinerja atlet PB Djarum Indonesia yang dilihat dari pencapaian prestasi di tahun 2012
dan 2013 bisa menjadi merupakan dampak dari perubahan pola rekrutmen dan pelatihan yang
dilakukan oleh PB Djarum. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dan
menguji faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja atlet dengan variabel rekrutmen dan pelatihan
pada PB Djarum secara parsial dan simultan.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan tiga variabel yaitu Rekrutmen dan Pelatihan sebagai
variabel independent (X) dan Kinerja sebagai variabel dependent (Y). Sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah 202 atlet PB Djarum. Analisis statistik yang digunakan adalah SEM
dengan tingkat signifikan (α) 5% dan dengan bantuan penggunaan program LISREL 8.72.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan bahwa selama periode penelitian secara parsial
rekrutmen berpengaruh tidak signifikan terhadap kinerja atlet dan rekrutmen berpengaruh
signifikan terhadap kinerja atlet. Secara simultan rekrutmen dan pelatihan mempengaruhi kinerja
atlet. Besarnya pengaruh tersebut adalah 58%. Sedangkan sisanya sebesar 42 % dipengaruhi
faktor lain di luar penelitian atau di luar persamaan regresi.

Kata Kunci: Rekrutmen, Pelatihan dan Kinerja

Abstract
PB Djarum athletes’ performance has been decreased in 2012 and 2013. This could be an effect
from the recruitment and training changes. The aim of this research is to know and to evaluate
the influence between the recruitment and training variables towards performance at PB Djarum
individually and simultaneously.
In this research the author used three variabels : Recruitment and Training as an independent
variable (X) and Athlete Performance as the dependent variable (Y). The sample in used is 202
athtele at PB Djarum. Statistical analysis used was SEM with significant (α) level 5% with the
help of the use of the program LISREL 8.72.
Based on the result of research and discussion suggest that partially, recruitment showed that
partially influence didn’t significantly to athlete performance and training showed that partially
influence significantly to athlete performance. The result for the simultaneous test showed that
there is influence between recruitment and training with athlete performance. The influence is
58%. The other 42% influenced by another factors outside the research or the regression model.

Key Words : Recruitmet, Training and Performance

Perencanaan bisnis (Business Plan)

1|Halaman
BIDANG MANAJEMEN

1. Pendahuluan Djarum terus mengalami pengembangan


Permainan bulutangkis adalah salah satu dari tahun ke tahun seperti penambahan
jenis olahraga yang tidak banyak fasilitas, menambah metode latihan, dan
jumlahnya, yang dapat dimainkan oleh bahkan mendatangkan pelatih dari luar
regu-regu campuran pria dan wanita dalam negeri. Tercatat Fang Kaixiang, seorang
pertandingan daerah dan nasional (Jhonson, pelatih dari China pernah menjadi bagian
1984:5). Mengenai tujuan dan cara dari pelatihan PB Djarum dan berhasil
bermainnya menyerupai tennis, keduanya memunculkan nama seperti Riyanto
menggunakan lapangan yang berbentuk Subagja yang tahun ini sudah berada di
empat persegi panjang dan raket untuk Pemusatan Latihan Nasional (Pelatnas).
memukul suatu benda yang dimainkan. Prestasi atlet-atlet PB Djarum cukup
Bulutangkis menjadi salah satu cabang olah mencolok di tahun 2010 dan 2011. Dari
raga andalan Indonesia sejak puluhan tahun sembilan Sirkuit Nasional (Sirnas), atlet-
lalu. atlet PB Djarum berhasil membuat klub ini
menjadi klub paling berprestasi.
Untuk mendapat atlet berkualitas, PB
Djarum melakukan rekrutmen setiap Tercatat di tahun 2010, sebanyak 41 gelar
tahunnya. Rekrutmen menurut Yuniarsih juara dikumpulkan mereka, dan meningkat
dan Suwatno (2008:102) merupakan di tahun 2011 dimana mereka menyabet 46
kegiatan untuk mendapat sejumlah tenaga gelar juara dari 135 gelar yang diperebutkan
kerja dari berbagai sumber, sesuai dengan di tiga kelompok umur. Namun, di tahun
kualifikasi yang dibutuhkan, sehingga 2012 dan 2013 PB Djarum justru
mereka mampu menjalankan misi menunjukkan penurunan, saat gelar yang
organisasi untuk merealisasikan visi dan diperebutkan di ajang yang sama bertambah
tujuannya. PB Djarum melaksanakan yakni total 150 gelar diperebutkan.
Audisi Umum satu kali setahun dimana Menurunnya prestasi atlet-atlet PB Djarum
dalam tiga tahun terakhir mereka berhasil dalam dua tahun terakhir ini, bisa menjadi
menjaring lebih dari 1.000 peserta untuk merupakan efek dari mundurnya usia atlet
berebut tempat sebagai atlet muda PB yang direkrut PB Djarum. Atlet-atlet yang
Djarum dan di tahun 2013 lalu, atlet yang mengikuti proses rekrutmen melalui audisi
berhasil lolos audisi adalah 14 orang. PB tahun 2012 dan 2013 kemungkinan baru
Djarum pun dalam dua tahun terakhir akan bisa berprestasi dalam dua atau tiga
mencari bibit yang lebih muda. Jika tahun kemudian. Dan pola pelatihan yang
sebelumnya PB Djarum melakukan diberikan kurang maksimal berbanding
rekrutmen untuk atlet usia 12-16 tahun, terbalik dengan fasilitas yang sudah
maka tahun 2012 dan 2013 lalu PB Djarum diberikan oleh PB Djarum. Sehingga
mensyaratkan bahwa peserta yang boleh mempengaruhi kinerja atlet dalam
mengikuti audisi harus berusia 10-15 tahun. pencapaian prestasi yang diraih dalam dua
tahun terakhir.
Setelah atlet melalui proses rekrutmen, (http://www.pbdjarum.org/klub/petakarir).
maka atlet-atlet melakukan proses
pelatihan. Menurut Nitisemito (2004:26) Apa yang dicapai seorang atlet tentu bisa
menyatakan bahwa pelatihan adalah suatu menjadi sebuah indicator dari kinerjanya.
kegiatan dari perusahaan yang dimaksud Menurut Mangkunegara (2007:67)
untuk memperbaiki dan mengembangkan menyatakan bahwa istilah kinerja berasal
sikap, tingkah laku, keterampilan dan dari kata job performance yaitu prestasi
pengetahuan dari karyawan sesuai dengan kerja atau actual performance yaitu prestasi
keinginan perusahaan yang bersangkutan. yang dicapai oleh seseorang. Kinerja atlet
Sebagai sebuah klub yang sudah pernah dapat terlihat dari beberapa juara dan proses
mencetak atlet berprestasi pelatihan di PB kegiatan pelatihan di PB Djarum. Proses

2|Halaman
BIDANG MANAJEMEN

rekrutmen dan pelatihan bagi atlet telah dapat bekerja di perusahaan dan menempati
dilakukan oleh PB Djarum untuk persiapan posisi dengan yang di inginkan.
dalam menghadapi berbagai pertandingan.
Pengukuran rekrutmen dapat dilakukan
Dengan latar belakang tersebut dapat dilihat dalam beberapa cara salah satunya adalah
bahwa prestasi dari atlet PB Djarum menurut Malthis (2010:112) yaitu melalui:
dipengaruhi oleh rekrutmen dan pelatihan 1. Perencanaan Rekrutmen
yang dilakukan oleh PB Djarum. Maka dari 2. Proses Seleksi
itu, penelitian ini memilih judul 3. Penempatan
“PENGARUH REKRUTMEN DAN
PELATIHAN TERHADAP KINERJA
ATLET PB DJARUM INDONESIA” 2.2. Pelatihan
Setiap atlet pada cabang olahraga apapun
2. Kajian Pustaka tidak akan berprestasi secara baik apabila
2.1. Rekrutmen hanya mengandalkan bakat atau
kemampuan yang dibawanya sejak lahir.
Rekrutmen (recruitment) merupakan Seorang atlet cenderung akan mencapai
serangkaian aktivitas untuk mencari dan
prestasi yang tinggi apabila diberikan
memikat pelamar kerja dengan motivasi, latihan yang komprehensif,
kemampuan, keahlian dan pengetahuan berkesinambungan, sistematis, dan
yang diperlukan guna menutupi kekurangan progresif.
yang diidentifikasikan dalam perencanaan
kepegawaian. Aktivitas rekrutmen dimulai Sebagaimana dikemukakan Harsono
pada saat calon mulai dicari dan berakhir (2001:13) menyatakan bahwa pelatihan
tatkala lamaran mereka diserahkan. Melalui adalah suatu proses yang sistematis dari
rekrutmen individu yang memiliki keahlian berlatih atau bekerja yang dilakukan secara
yang dibutuhkan didorong membuat berulang-ulang dengan kian hari kian
lamaran untuk lowongan kerja yang bertambah jumlah beban latihan atau
tersedia di perusahaan. pekerjaannya. Menurut Mathis (2006:301)
menyatakan bahwa pelatihan adalah suatu
Menurut Simamora (2006:170) menyatakan proses dimana orang-orang mencapai
bahwa hasil rekrutmen adalah sekumpulan kemampuan tertentu untuk membantu
pelamar kerja yang akan diseleksi untuk
mencapai tujuan organisasi. Oleh karena
menjadi karyawan baru. Proses rekrutmen itu, proses ini terikat dengan berbagai
juga berinteraksi dengan aktivitas-aktivitas tujuan organisasi, pelatihan dapat
sumber daya manusia lainnya, terutama dipandang secara sempit maupun luas.
evaluasi kinerja, kompensasi, pelatihan dan
pengembangan dan hubungan karyawan.
Adapun pengertian pelatihan itu sendiri
Sedangkan rekrutmen menurut Hasibuan menurut Nitisemito (2004:26), adalah
(2009:40) adalah usaha mencari dan sebagai berikut: Pelatihan adalah suatu
mempengaruhi tenaga kerja, agar dapat kegiatan dari perusahaan yang dimaksud
melamar lowongan pekerjaan yang ada untuk memperbaiki dan mengembangkan
dalam suatu perusahaan. sikap, tingkah laku, keterampilan dan
pengetahuan dari para karyawan sesuai
dengan keinginan dari perusahaan yang
Jadi dari beberapa pendapat ahli diatas bersangkutan. Sementara di dalam olah
dapat disimpulkan bahwa secara raga, training atau pelatihan adalah sebagai
keseluruhan proses rekrutmen merupakan proses yang sistematis dari berlatih atau
suatu usaha untuk mencari tenaga kerja dan bekerja, yang dilakukan secara berulang-
memikat calon tenaga kerja tersebut untuk ulang dengan kian hari kian menambah
jumlah beban latihan atau pekerjaannya

3|Halaman
BIDANG MANAJEMEN

(Harsono, 2001:101). Harre (1982:11) 2.3. Kinerja


menjelaskan dalam pengertian luas, Istilah kinerja berasal dari kata job
pelatihan olahraga adalah keseluruhan performance atau actual performance yang
proses persiapan yang sistematik bagi atlet berarti prestasi kerja atau prestasi
untuk mencapai prestasi tinggi. Latihan sesunggunya yang dicapai seseorang.
adalah suatu proses berlatih yang Kinerja karyawan (employee performance)
berencana, menurut jadwal, menurut pola adalah tingkat terhadap mana para
dan sistem tertentu, metodis, dari mudah karyawan mencapai persyaratan-
kesukar, teratur, dari sederhana ke yang persyaratan pekerjaan (Simamora
lebih komplek yang dilakukan secara 1995:327).
berulang-ulang dan yang kian hari jumlah
beban latihannya kian bertambah. Menurut Mangkunegara (2009:67)
menyatakan bahwa kinerja adalah hasil
Dan untuk menilai pelatihan yang sudah kerja secara kualitas dan kuantitas yang
dilakukan apakah sudah sesuai dan dicapai oleh seseorang karyawan dalam
dianggap baik maka dilakukan pengukuran melaksanakan tugasnya sesuai dengan
dengan beberapa cara. Menurut Edwin B tanggung jawab yang diharapkan yang
Flippo (1995:76) pengukuran pelatihan diberikan kepadanya. Hasibuan (2003:94)
dapat dilakukan dengan memperhatikan : berpendapat bahwa kinerja adalah suatu
1. Manfaat Pelatihan hasil kerja yang dicapai seseorang dalam
2. Sarana dan Fasilitas Pelatihan melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan
3. Coach/ Pelatih kepadanya yang didasarkan atas kecakapan,
pengalaman dan kesungguhan serta waktu”.
Jadi menurut pendapat-pendapat para ahli
di atas dapat penulis simpulkan, bahwa Sedangkan menurut Kusriyanto (1991:3)
proses mengajarkan karyawan baru atau kinerja karyawan adalah perbandingan hasil
yang ada sekarang dengan mencapai yang dicapai dengan peran serta tenaga
kemampuan tertentu untuk membantu kerja persatuan waktu (jam). Thoyib
mencapai tujuan organisasi atau (2005:11) mengemukakan bahwa istilah
perusahaan. Melalui pelatihan, para pekerja lain dari kinerja adalah human output yang
akan menjadi lebih trampil dan karenanya dapat diukur dari produktivitas, absensi,
akan lebih produktif, serta mencapai turnover, citizenship, dan satisfacation”.
kemampuan baru yang berguna baik bagi
pekerjaannya saat ini maupun di masa Menurut Bernadin dan Russel dalam
mendatang, sekalipun manfaat - manfaat Faustino (2003:142) alat ukur yang
tersebut harus diperhitungkan dengan waktu digunakan dalam menilai kinerja atlet
yang tersita ketika pekerja sedang dilatih. adalah:
1. Prestasi Kerja
Dalam definisi ini dijelaskan bahwa 2. Sikap Kerja
pelatihan merupakan sebuah upaya untuk 3. Disiplin Kerja
bisa meningkatkan performa karyawan atau
yang tengah bertugas untuk bekerja. Agar Dari beberapa pengertian yang telah
efektif, pelatihan harus melibatkan dikemukakan diatas, maka dapat
pengalaman, menjadi sebuah kegiatan disimpulkan bahwa kinerja merupakan
organisasi yang direncanakan, dan menjadi suatu tindakan yang berpengaruh pada
desain untuk respon terhadap identifikasi kinerja yaitu individu (kemampuan kerja),
kebutuhan. Idealnya, pelatihan harus usaha kerja (keinginan untuk bekerja), dan
didesain untuk memenuhi tujuan dari dukungan organisasional (kesempatan
organisasi serta disaat yang bersamaan untuk bekerja) yang diselesaikan dalam
memenuhi target individu karyawan. kurun waktu tertentu sehingga dapat diukur
kinerja dari individu tersebut.

4|Halaman
BIDANG MANAJEMEN

3. Metode variabel rekruitmen, masing-masing


Dalam pelaksanaannya, peneliti indikator mewakili satu pernyataan
menganalisis mengenai pengaruh rekrutmen
dan penelitian terhadap kinerja atlet pada
PB Djarum Indonesia. Analisis yang
digunakan adalah SEM, pengujian hipotesis
melalui uji t dan F. metode yang digunakan
adalah metode analisis deskriptif dan
verifikatif dengan pendekatan kualitatif dan
kuantitaif.

Sumber data yang digunakan oleh penulis Tabel di atas mengisyaratkan bahwa ketiga
dalam penelitian ini adalah data primer dan sub variabel yang membangun rekrutmen
sekunder tentang bagaimana pengaruh atlet di PB Djarum, perencanaan rekrutmen,
rekrutmen dan pelatihan terhadap kinerja proses seleksi dan penempatan
atlet. Data primer untuk meng-cross check mendapatkan tanggapan baik, yang
data yang telah diolah oleh penulis dengan ditunjukkan dengan rata-rata skor 75,61,
mewawancarai bagian personalia PB 81,73 dan 69,89 (baik) masih perlu untuk
Djarum. Data sekunder disajikan antara lain lebih di tingkatkan lagi dalam hal ketiga
dalam bentuk data-data, tabel-tabel, sub variabel tersebut agar mendapatkan
diagram atau segala informasi yang berasal hasil yang maksimal dalam proses
literatur yang ada hubungannya dengan rekrutmen. Dan selalu dilakukan continues
teori-teori mengenai topik penelitian. Data improvement agar kedepannya menjadi
sekunder dalam penelitian ini berupa lebih baik lagi.
kuesioner dan persentase kinerja atlet pada Berdasarkan tabel diatas, untuk mencari
PB Djarum Indonesia.
bagaimana sebenarnya tanggapan
Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah responden terhadap rekrutmen, dapat
seluruh karyawan yang bekerja yang digunakan rumus sebagai berikut:
berjumlah 406 orang di PT. Proyekimagi
Indonesia (WADEZIG). Penarikan sampel
dilakukan dengan menggunakan teknik
penarikan simlpe random sampling, Berdasarkan perhitungan diatas, maka dapat
penggunaan sampel yang pada penelitian ini diketahui bahwa tanggapan responden
adalah sebanyak 202 atlet PB Djarum terhadap rekrutmen adalah sebesar 78,80%.
Indonesia. Hal tersebut menunjukkan bahwa
Adapun teknik pengumpulan data yang rekrutmen berada dalam kategori baik.
digunakan, diperoleh melalui beberapa cara,
yaitu melakukan studi kepustakaan,
wawancara, kuesioner. 4.2 Deskriptif Variabel Pelatihan
Pelatihan memiliki tiga indikator,
4. Hasil dan Pembahasan Deskriptif diantaranya manfaat pelatihan, sarana
4.1. Deskriptif Variabel Rekrutmen dan fasilitas pelatihan, dan
Rekruitmen memiliki tiga indikator, coach/pelatih. Dalam kuesioner,
diantaranya perencanaan rekruitmen, terdapat sepuluh pernyataan yang
proses seleksi dan penempatan. Dalam berhubungan dengan variabel pelatihan.
kuesioner, terdapat sembilan
Berikut ini tanggapan responden
pernyataan yang berhubungan dengan
mengenai pelatihan atlet di PB Djarum:

5|Halaman
BIDANG MANAJEMEN

Tabel di atas mengisyaratkan bahwa ketiga


sub variabel yang membangun kinerja atlet
di PB Djarum, prestasi kerja, sikap kerja
dan disiplin kerja mendapatkan tanggapan
baik, yang ditunjukkan dengan rata-rata
skor 79,30, 78,36 dan 78,31 (baik) masih
perlu untuk lebih di tingkatkan lagi dalam
hal ketiga sub variabel tersebut agar
Tabel di atas mengisyaratkan bahwa ketiga mendapatkan hasil yang maksimal dalam
sub variabel yang membangun pelatihan proses pelatihan. Dan selalu dilakukan
atlet di PB Djarum, manfaat pelatihan, continues improvement agar kedepannya
sarana dan prasarana pelatihan dan menjadi lebih baik lagi.
coach/pelatih mendapatkan tanggapan baik,
yang ditunjukkan dengan rata-rata skor Berdasarkan tabel diatas, untuk mencari
78,31, 78,63 dan 76,36 (baik) masih perlu bagaimana sebenarnya tanggapan
untuk lebih di tingkatkan lagi dalam hal responden terhadap kinerja, dapat
ketiga sub variabel tersebut agar digunakan rumus sebagai berikut:
mendapatkan hasil yang maksimal dalam
proses pelatihan. Dan selalu dilakukan
continues improvement agar kedepannya
menjadi lebih baik lagi. Berdasarkan perhitungan diatas, maka dapat
diketahui bahwa tanggapan responden
Berdasarkan tabel diatas, untuk mencari terhadap kinerja adalah sebesar 78,75%.
bagaimana sebenarnya tanggapan Hal tersebut menunjukkan bahwa kinerja
responden terhadap pelatihan, dapat berada dalam kategori baik.
digunakan rumus sebagai berikut:

5 Hasil dan Pembahasan Verifikatif


5.1 Uji Kecocokan Model
Terdapat tiga jenis uji kecocokan
Berdasarkan perhitungan diatas, maka dapat
model, yaitu uji kecocokan keseluruhan
diketahui bahwa tanggapan responden
terhadap pelatihan adalah sebesar 77,86%. model, uji kecocokan model
Hal tersebut menunjukkan bahwa pelatihan pengukuran, dan uji kecocokan model
berada dalam kategori baik. struktural.
Gambar 4.6.
4.3 Deskriptif Variabel Kinerja Basic Model Estimates
Kinerja memiliki tiga indikator, diantaranya
prestasi kerja, sikap kerja dan disiplin kerja.
Dalam kuesioner, terdapat tujuh pernyataan
yang berhubungan dengan variabel kinerja.
Berikut ini tanggapan responden mengenai
kinerja atlet di PB Djarum:

Sumber: Pengolahan Data Peneliti

6|Halaman
BIDANG MANAJEMEN

Gambar 4.7.
Basic Model Standardized Solution

Sumber: Pengolahan Data Peneliti


Tabel 4.9 diatas menunjukkan bahwa
Gambar 4.8.
terdapat tiga ukuran derajat kecocokan yang
Basic Model T-values
kurang baik (poor fit), enam ukuran derajat
kecocokan yang cukup baik (marginal fit),
dan tiga ukuran derajat kecocokan yang
baik (good fit), sehingga dapat disimpulkan
bahwa kecocokan keseluruhan model
adalah cukup baik.

5.3 Uji Kecocokan Model Pengukuran

Berikut ini merupakan persamaan model


pengukuran dari output metode SEM
menggunakan software LISREL 8.72:
Sumber:Pengolahan Data Peneliti

5.2 Uji Kecocokan Keseluruhan Model

Uji kecocokan keseluruhan model ini akan


mengevaluasi apakah model yang
dihasilkan merupakan model fit atau tidak.

7|Halaman
BIDANG MANAJEMEN

sebesar 40% informasi yang terkandung


dalam variabel manifes (indikator) dapat
terwakili dalam variabel laten rekruitmen.
Dapat disimpulkan variabel laten
rekruitmen memiliki reliabilitas yang baik.

Pengujian validitas dan reliabilitas variabel


laten rekruitmen dapat dilihat secara
lengkap pada Tabel berikut ini:

5.5 Pelatihan
Pengujian validitas dan reliabilitas variabel
laten pelatihan dapat dilihat pada Tabel 4.9
dibawah ini:

Tabel menunjukkan bahwa terdapat sepuluh


5.4 Rekruitmen variabel manifes atas variabel laten
pelatihan lolos uji validitas karena telah
Terdapat sembilan variabel manifes atas memenuhi persyaratan, yaitu nilai
variabel laten rekruitmen lolos uji validitas Standardized Loading Factors ≥ 0,50 dan
karena telah memenuhi persyaratan, yaitu T-values ≥ 1,96. Selanjutnya, uji reliabilitas
nilai Standardized Loading Factors ≥ 0,50 variabel laten rekruitmen menghasilkan
dan T-values ≥ 1,96. nilai yang baik pula. Dapat dilihat bahwa
nilai Construct Reliability sebesar 0,85 ≥
Selanjutnya, uji reliabilitas variabel laten 0,70. Variance Extracted yang diperoleh
rekrutmen menghasilkan nilai yang baik dari kesepuluh indikator variabel laten
pula. Dapat dilihat bahwa nilai Construct rekruitmen sebesar 0,37. Hal tersebut
Reliability sebesar 0,86 ≥ 0,70. Variance menandakan bahwa sebesar 37% informasi
Extracted yang diperoleh dari kesembilan yang terkandung dalam variabel manifes
indikator variabel laten rekruitmen sebesar (indikator) dapat terwakili dalam variabel
0,40. Hal tersebut menandakan bahwa laten rekruitmen. Sehingga dapat

8|Halaman
BIDANG MANAJEMEN

disimpulkan bahwa variabel laten diketahui apakah hipotesis model penelitian


rekruitmen memiliki reliabilitas yang baik. diterima atu ditolak.

Ketiga variabel laten diukur dari dua puluh


enam variabel manifes yang berbentuk
5.6 Kinerja pernyataan dengan rincian sebagai berikut:
Terdapat tujuh variabel manifes atas variabel laten rekruitmen memiliki
variabel laten kinerja lolos uji validitas sembilan variabel manifes, variabel laten
karena telah memenuhi persyaratan, yaitu pelatihan memiliki sepuluh variabel
nilai Standardized Loading Factors ≥ 0,50 manifes dan variabel laten kinerja memiliki
dan T-values ≥ 1,96. Selanjutnya, uji tujuh variabel manifes. Pada hubungan
reliabilitas variabel laten kinerja yang signifikan, T-value harus lebih besar
menghasilkan nilai yang baik pula. Dapat dari T-tabel. Hubungan yang signifikan
dilihat bahwa nilai Construct Reliability akan ditandai dengan T-value yang
sebesar 0,83 ≥ 0,70. Variance Extracted berwarna hitam pada path diagram dengan
yang diperoleh dari ketujuh indikator nilai ≤ -1,96 atau ≥ 1,96. Sedangkan
variabel laten kinerja sebesar 0,42. Hal hubungan yang tidak signifikan ditandai
tersebut menandakan bahwa sebesar 42% dengan T-value yang berwarna merah pada
informasi yang terkandung dalam variabel path diagram dengan nilai -1,96 ≤ T-value
manifes (indikator) dapat terwakili dalam ≤ 1,96. Berikut ini merupakan persamaan
variabel laten kinerja. Sehingga dapat model struktural dari output metode SEM
disimpulkan bahwa variabel laten kinerja menggunakan software LISREL 8.72.
memiliki reliabilitas yang baik.

Pengujian validitas dan reliabilitas variabel


laten kinerja dapat dilihat secara lengkap
pada Tabel berikut ini:

5.7 Uji Kecocokan Model Struktural


Hipotesis H1 menyatakan bahwa terdapat
Berdasarkan uji kecocokan yang telah
hubungan antara Rekruitmen dengan
dilakukan sebelumnya pada model
kinerja. Pada path diagram, hasil pengujian
pengukuran, seluruh variabel penelitian
model struktural memperlihatkan bahwa T-
telah lolos uji validitas dan reliabilitas,
value sebesar 0,24 dengan angka berwarna
sehingga dapat dilakukan uji kecocokan
merah, artinya T-value berada diantara T-
model struktural. Uji kecocokan model
tabel dan T-tabel 0,24 lebih kecil dari 1,96.
struktural dilakukan untuk mengetahui
Hal ini menandakan hubungan yang ada
bagaimana hubungan antara variabel laten
pada hipotesis H1 adalah tidak signifikan.
rekruitmen dan pelatihan terhadap variabel
Sehingga dapat disimpulkan bahwa
laten kinerja. Dengan pengujian ini akan
hipotesis H1 ditolak. Selanjutnya, hipotesis

9|Halaman
BIDANG MANAJEMEN

H2 menyatakan bahwa terdapat hubungan agar dapat lebih berprestasi di PB djarum


antara pelatihan dengan kinerja. Hasil yang di masa yang akan datang.
baik diperlihatkan path diagram dengan T-
value sebesar 2,07 yang bernilai lebih besar
dari 1,96. Hal tersebut membuktikan bahwa 5.8.2 Hipotesis H2
terdapat hubungan yang signifikan antara Pengujian hipotesis H2 diterima karena t-
pelatihan dengan kinerja, sehingga hipotesis hitung bernilai 2,07 yang menandakan nilai
H2 diterima. t-hitung lebih besar dari nilai t-tabel (2,07 ≥
1,96). Penerimaan hipotesis H2
Berdasarkan pengujian hipotesis yang telah menunjukkan adanya hubungan yang
dilakukan, dari dua hipotesis penelitian signifikan antara variabel laten pelatihan
membuktikan adanya hubungan yang dengan variabel laten kinerja. Nilai
signifikan. Tabel dibawah ini merupakan koefisien pelatihan menuju kinerja secara
kesimpulan pengujian hipotesis: langsung adalah sebesar 0,69 yang berarti
nilai koefisien yang baik menciptakan
Kesimpulan Pengujian Hipotesis hubungan yang kuat dan signifikan antara
pelatihan dan kinerja.

Selain itu, terdapat pengaruh tidak langsung


yang dihasilkan oleh jalur variabel laten
pelatihan menuju variabel laten kinerja
melalui display dengan nilai koefisien
sebesar 0,64. Nilai tersebut merupakan hasil
perkalian nilai koefisien pelatihan menuju
display dengan nilai koefisien pelatihan
menuju kinerja (0,93 X 0,69 = 1,33).
5.8 Pengujian Hipotesis Secara Parsial
Sehingga, pengaruh total yang dihasilkan
5.8.1 Hipotesis H1
oleh jalur variabel laten pelatihan menuju
Pengujian hipotesis H1 diterima karena t-
variabel laten kinerja baik secara langsung
hitung bernilai 0,24 yang menandakan nilai
maupun tidak langsung adalah sebesar 1,33.
t-hitung 0,24 kurang dari 1,96. Penerimaan
hipotesis H1 menunjukkan adanya Berdasarkan hasil yang didapat dari
hubungan yang tidak signifikan antara penelitian yang dilakukan oleh penulis,
variabel laten rekruitmen dengan variabel sebagian dari kinerja atlet di PB Djarum
laten kinerja. Nilai koefisien rekruitmen yang mengikuti pelatihan. Pelatihan
menuju kinerja secara langsung adalah memiliki peran dalam mempengaruhi
sebesar 0,08 yang berarti nilai koefisien kinerja atlet di PB Djarum. Keefektifan
tidak menciptakan hubungan yang kuat dan pelatihan akan mempengaruhi kualitas
signifikan antara rekruitmen dan kinerja. kinerja dan prestasi atlet yang
dihasilkannya di PB Djarum (Mukti
Hasil diatas ternyata mendukung teori yang
Rahardjo 2008). Penulis menyatakan bahwa
menyatakan bahwa rekruitmen dapat
kinerja atlet berhubungan kuat dengan
mempengaruhi kinerja (Hasibuan,2009:27).
pelatihan disebabkan mutu pelatihan yang
Penulis menyatakan bahwa kinerja atlet di
semakin baik, dimana metode pelatihan
PB Djarum tidak berhubungan kuat dengan
yang digunakan sudah sesuai dengan
rekruitmen yang dilakukan PB Djarum. Hal
kegiatan di PB Djarum, pelatih sudah
tersebut dapat disebabkan oleh metode dan
berpengalaman dan benar-benar menguasai
prosedur rekrutmen yang diterapkan belum
materi pelatihan serta fasilitas pelatihan
berjalan efektif. Untuk itu, upaya untuk
sudah tersedia dengan baik juga.
meningkatkan efektifitas rekruitmen akan
diperlukan untuk meningkatkan kinerja atlet

10 | H a l a m a n
BIDANG MANAJEMEN

5.8.3 Pengujian Hipotesis Secara kinerja atlet PB Djarum Indonesia


Simultan artinya jika rekrutmen dan pelatihan
dilakukan dengan baik maka kinerja
Untuk menguji apakah variabel laten akan meningkat.
rekruitmen dan pelatihan secara bersama-
sama berpengaruh terhadap kinerja atlet di 6.2 Saran
PB Djarum, maka digunakan statistik uji F Berdasarkan kesimpulan di atas, maka
dengan rumus sebagai berikut: penulis dapat memberikan saran sebagai
berikut:
1. PB Djarum perlu melakukan review
terhadap proses rekrutmen yang sudah
dijalankan dan diprogramkan.
2. PB Djarum mempertahankan program
pelatihan yang sudah dinilai baik dan
tetap menjaga kualitas sarana dan
prasarana latihan, agar kinerja atlet PB
Djarum dimasa yang akan datang akan
semakin meningkat.
Dari hasil perhitungan pengujian hipotesis 3. PB Djarum menjaga kualitas faktor
secara simultan, didapat nilai F-hitung pelatihan dan pendukung pelatihan
sebesar 137,40 dan nilai F-tabel sebesar agar kinerja PB Djarum bisa terjaga
3,04 yang berarti bahwa nilai F-hitung lebih bahkan meningkat.
besar dari F-tabel. Hal tersebut
mengindikasikan bahwa variabel laten Daftar Pustaka
rekruitmen dan pelatihan secara bersama-
sama berpengaruh signifikan terhadap Flippo, Edwin B. 1995. Manajemen
kinerja atlet di PB Djarum. Personalia. Diterjemahkan oleh M.
Masud. Edisi Keenam. Jakarta:
Erlangga.
6. Kesimpulan dan Saran
6.1 Kesimpulan Harre, dietrich. 1982. Principles of Sports
Berdasarkan hasil analisis data dan Training; Introdution to The Theory
pembahasan yang telah dilakukan, maka and Methods of Training. Berlin:
penulis mengambil kesimpulan sebagai sportvlag.com
berikut:
1. Rekrutmen, pelatihan dan kinerja atlet Harsono, 2001. Latihan Kondisi Fisik.
di PB Djarum Indonesia sudah baik. Bandung: Senerai Pustaka.
2. Rekruitmen mempunyai pengaruh
yang tidak signifikan terhadap kinerja Hasibuan, S.P. Malayu, 2009. Manajemen
atlet PB Djarum Indonesia artinya Sumber Daya Manusia, cetakan
apabila rekrutmen yang dilakukan ketujuh. Jakarta: Penerbit PT Bumi
kurang baik tidak akan mempengaruhi Aksara.
kinerja atlet PB Djarum Indonesia.
3. Pelatihan mempunyai pengaruh yang Kusriyanto. 1991. Meningkatkan
signifikan terhadap kinerja atlet PB Produktifitas Karyawan. Jakarta:
Djarum Indonesia artinya pelatihan Gramedia.
dan kinerja berbanding lurus. Jika Mangkunegara, Anwar Prabu. 2009.
pelatihan dilakukan dengan baik maka Evaluasi Kinerja Sumber Daya
kinerja juga akan meningkat. Manusia. Bandung: Penerbit Refika
4. Rekrutmen dan pelatihan secara Aditama.
bersama-sama berpengaruh terhadap

11 | H a l a m a n
BIDANG MANAJEMEN

Mathis, Robert L & John H. Jackson. 2006.


Human Resource Management :
Manajemen Sumber Daya Manusia
Edisi ke-10. Edisi Bahasa Indonesia.
Jakarta: Salemba Empat.

Nitisemito, Alex S. 2004, Manajemen


Personalia, Jakarta: Ghalia Indonesia.

Rahardjo, Mukti. (2008). Analisis


Pelaksanaan Pelatihan dalam
Meningkatkan Produktivitas Kerja
Karyawan. Jurnal Manajemen. Vol.2.
No.2. Juni 2008

Russel, Bernandin. 2003. Human Resources


Management. Yudistira, Jakarta

Simamora, Henry. 1995. MSDM.


Yogyakarta: Bagian Penerbit. Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.

Simamora, Henry. 2006. Manajemen


Sumber Daya Manusia, Edisi 2,
Yogyakarta: STIE KPN.

Thoyib, Armanu. 2005. Hubungan


Kepemimpinan, Budaya, Strategi, dan
Kinerja: Pendekatan Konsep. Jurnal.
Staf Pengajar Fakultas Ekonomi
Universitas Brawijaya Malang.

Yuniarsih, Tjutju dan Suwatno. 2008.


Manajemen Sumber Daya Manusia.
Bandung : Alfabeta

www.pbdjarum.org/klub

12 | H a l a m a n

Anda mungkin juga menyukai