Anda di halaman 1dari 2
RSIA NUN Surabaya ‘Sahabot Teri Keluarga Andi SURAT KF ISAN : Nomor : O12/8,KEP/DIR_A/RSIA. NUN/REV.3/1X/2022 KEDIUIAKAN P DIRSIA NUI SURABAYA Menimbang sa. Ba pelayanan dan peningkatan mutupelayanan kefarmasian di lingkungan RSIA NUN Surabaya maka dipandang perlu ditetapkan Surat Keputusan Direktur Tentang Kebijakan Pelayanan b (a), perlu ditetapkan melalui Surat Keput aya. Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika; 2. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 temtang Narkotika; 3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehat 4. Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit; 5. Kepmenkes RI No.1197/MENKES/SK/X/2004 tentang Standar Pelayanan Fanmasi di Rumah Sakit. 6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian.; MEMUTUSKAN Menetapkan PERTAMA —; Menetapkan tentang Kebijakan Pelayanan Farmasi RSIA NUN Surabaya sebagaimana terlampir dalam surat keputusan ini KEDUA + Kebijakan Pelayanan Farmasi adalah acuan untuk melaksanakan tugas bidang, pelayanan kefarmasian yang ada di RSIA NUN Surabaya KETIGA + Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini, akan diadakan perbaikan sebagaimana mestiny Ditetapkan di: Surabaya Tepat tanggal : 0 September 2022 Tembusan * Assip Office J Manukan Tengah 5134.6, ep ose a0g9 aaa Fox. °031-7415313 O31. 7415313 i fs1a_nuna@ RSIA NUN Surabaya ‘Sohabt Terbik Klug And ‘Semua daftar obat pasien dicatat di rekam medis pasien pada lembar obat secara lengkap beserta dosis, aturan pakai termasuk pemakaian kalau perlu, yaitu untuk: 2.1 Obat yang digunakan sebelum dirawat 2.2 Obat yang digunakan saat pertama masuk rumah sakit 2.3 Obat yang diberikan saat dirawat 3. Setiap obat yang diresepkan atau dipesan dan pemberian obat-obatan pada pasien telah dicatat pada rekam medis pasien. 4. Setiap pasien yang dilakukan konseling mengenai obat-obatan yang diterima pasien dicatat pada rekam medis pasien. 5. Pasien yang membawa obat-obatan dari rumah telah dilakukan pencatatan pada formulir rekonsiliasi obat di rekam medis 6. Setiap pasien dilakukan monitoring efek samping obat dan dicatat dalam formulir monitoring efek samping obat (MESO) dan catatan terintegrasi pada rekam medis. 7. Penggunaan obat narkotika dan psikotropika dilakukan pencatatan tersendiri dan dilaporkan secara rutin setiap bulan melalui sistem informasi SIPNAP. 8. Bila ada kejadian KNC maka dilakukan pencatatan dan pelaporan kepada tim KP (Keselamatan Pasien) dalam waktu 2x24 jam. 9. Instalasi Farmasi melakukan pencatatan waktu tunggu pelayanan obat sesuai dengan ketentuan yang berlaku di rumah sakit antara lain: 1, Waktu tunggu untuk pasien rawat jalan adalah 20 menit untuk obat non racikan dan 50 menit untuk obat racikan, 2. Waktu tunggu ini dihitung sejak resep diterima (transaksi di komputer rumah sakit) petugas farmasi -H, PENYIAPAN DAN PENYERAHAN 1. Rumah sakit menyediakan fasilitas bangunan, ruangan, dan peralatan yang memenuhi ketentuan perundangan kefarmasian yang berlaku. 2. Instalasi Farmasi menyiapkan dan mengeluarkan obat dalam lingkungan yang aman dan bersih. _3_Instalasi farmasi metakukan penyiapan dan penyerakan obatsecaraseragam 16

Anda mungkin juga menyukai