Anda di halaman 1dari 8

KASUS PERSEPSI SENSORI

Seorang perempuan berusia 64 tahun tinggal di panti sejak lima tahun yang lalu. Klien
mengalami penglihatan kabur dan gangguan gaya berjalan. Klien mengatakan tidak
berani berjalan jauh karena takut jatuh disebabkan lingkungan sekitar panti yang
berundak dan lantai yang licin. Klien juga sulit beraktifitas karena keterbatasan
melihat. Kalau berjalan harus memakai tongkat dan kacamata. Klien mengatakan
pandangan mata kabur, kemerah-merahan dan silau jika melihat cahaya atau lampu.
Klien sering terbangun dimalam hari karena BAK dan pernah hampir terjatuh saat
terburu-buru ke kamar mandi. Berdasarkan hasil pemeriksaan inspeksi mata
didapatkan gambaran lensa mata yang berkabut.

1. PENGKAJIAN
A. Data Umum
Nama : Ny.B
Usia : 64 tahun
Agama : Islam
Suku : Minang
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Tidak bekerja
Pendidikan : SMA
Alamat : panti jaya bunda padang
No.RM : 2837391739
Keluhan Utama
Klien mengatakan penglihatan kabur dan gangguan gaya berjalan
Riwayat Kesehatan Sekarang :
Klien mengatakan pandangan mata kabur, kemerah-merahan dan silau jika
melihat cahaya atau lampu. Klien mengalami gangguan gaya berjalan. Klien
mengatakan tidak berani berjalan jauh karena takut jatuh disebabkan
lingkungan sekitar panti yang berundak dan lantai yang licin..

B. Status Kesehatan Pola Kebutuhan Dasar (Data bio-psiko-sosio-kultural-


spiritual)
a. Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan
Klien mengatakan pandangan mata kabur, kemerah-merahan
dan silau jika melihat cahaya atau lampu, serta gangguan gaya berjalan.
b. Pola Nutrisi-Metabolik
 Sebelum sakit : tidak mengalami gangguan
 Saat sakit : tidak mengalami gangguan
c. Pola Eliminasi
1) BAB
o Sebelum sakit : klien dapat BAB dengan lancar
o Saat sakit : Tidak ada keluhan BAB
2) BAK
o Sebelum sakit : klien dapat BAK dengan lancar
o Saat sakit : Tidak ada keluhan BAK

d. Pola Aktivitas dan Latihan


1) Aktivitas
Kemampuan
0 1 2 3 4
Perawatan Diri
Makan dan minum √
Mandi √
Toileting √
Berpakaian √
Berpindah √
0: mandiri, 1: Alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3:
dibantu orang lain dan alat, 4: tergantung total
2) Latihan
o Sebelum sakit
Klien dapat beraktivitas
o Saat sakit
Aktivitas dan latihan terganggu karena klien mengalami
gangguan gaya berjalan dan penglihatan klien kabur, kemerah-
merahan dan silau jika melihat cahaya atau lampu

e. Pola Kognitif dan persepsi


Klien mengatakan pandangan kabur serta klien gangguan gaya
berjalan.
f. Pola Persepsi dan Konsep diri
Pola persepsi dan konsep diri pada kasus diatas tidak dikaji

g. Pola tidur dan istirahat


 Sebelum sakit : 
Klien dapat tidur dan istirahat dengan teratur
 saat sakit :
klien sering terbangun dimalam hari karena BAK.

h. Pola peran dan hubungan


Klien sudah 5 tahun tinggal di panti.

i. Pola Seksual-Reproduksi
Pola seksual pada kasus diatas tidak dikaji

j. Pola Toleransi Stress-Koping


Pola toleransi stress-koping pada kasus diatas tidak dikaji

k. Pola Nilai-Kepercayaan
Pola nilai-kepercayaan pada kasus diatas tidak dikaji

C. Pengkajian Fisik
a. Pemerikasaan Fisik
1) Keadaan Umum
penglihatan kabur dan gangguan gaya berjalan. Klien mengatakan tidak
berani berjalan jauh karena takut jatuh disebabkan lingkungan sekitar
panti yang berundak dan lantai yang licin. Klien juga sulit beraktifitas
karena keterbatasan melihat.
Tingkat kesadaran : komposmentis
2) Tanda-tanda vital
Tidak dikaji
3) Pemeriksaan Head to toe
No Bagian/region Hasil pemeriksaan

1 Kepala Inspeksi:
warna rambut putih, kulit rambut bersih, tidak ada lesi
pada kulit kepala.
Palplasi: Tidak ada nyeri tekan atau
benjolan pada kepala klien.

2 Wajah/muka Inspeksi:
Wajah Bentuk muka klien normal, tidak ada benjolan,
kulit wajah bersih dan lembab, tidak ada luka atau lesi.
Palpasi: Tidak ada nyeri tekan pada wajah klien.
3 Mata Inspeksi:
gambaran lensa mata yang berkabut. Mata kanan dan kiri
simetris, tidak ada cairan abnormal yang keluar dari
mata, konjungtiva non anemis, terlihat kantung mata.
Palpasi: Tidak ada nyeri tekan
4 Telinga Inspeksi:
Telinga klien bersih, bentuk simetris antara kanan dan
kiri, tidak ada lesi atau luka, klien masih mampu
mendengar dengan baik.
Palpasi: Tidak ada nyeri tekan pada telinga, tidak teraba
benjolan.
5 Mulut dan gigi Inspeksi:
Mulut klien bersih, simetris antara atas dan bawah, gigi
beberapa sudah tanggal, warna gigi menguning
kehitaman, tidak terdapat stomatitis, lidah bersih
6 Leher Inspeksi:
Leher klien bersih, warna kulit merata, reflek telan
baik.
Palpasi: Tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran
kelenjar limfe atau tiroid.
7. Dada Inspeksi:
Tidak tampak retraksi dinding dada

8. Jantung Inspeksi:
Tidak nampak pembesaran pada permukaan jantung
Palpasi: Tidak ada nyeri pada area jantung
Auskultasi: terdengar bunyi lup dup secara teratur tanpa
adanya bunyi tambahan
9. Abdomen Inspeksi:
Warna kulit merata, tidak ada lesi atau luka
Auskultasi: bising usus 10x/menit
Palpasi: tidak ada nyeri tekan pada area abdomen
Perkusi: bunyi timpani
10. Ekstremitas atas Inspeksi: Warna cokelat, kering, tidak terdapat lesi
dan bawah Kekuatan otot:
3333 3333

3333 3333

a. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan

2. ANALISIS DATA
No. Data Etiologi Diagnosa
Keperawatan

1. DO: Gangguan Gangguan Persepsi


 berdasarkan hasil inspeksi penglihatan Sensori
mata didapatkan gambaran
lensa mata klien yang
berkabut

DS:
 klien mengatakan
penglihatan buram pada
kedua mata
 Klien mengatakan silau dan
kemerah-merahan jika
melihat cahaya
 Klien mengatakan
menggunakan kacamata bila
beraktivitas
2. DS : Gangguan Resiko jatuh
 Klien mengatakan takut penglihatan
jatuh disebabkan lingkungan
licin dan berundak
 Klien mengatakan jika
beraktivas menggunakan
tongkat
 Klien mengatakan ada
gangguan gaya berjalan
 Klien mengatakan
penglihatannya buram

3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Gangguan persepsi sensori b.d gangguan penglihatan d.d lensa mata klien
berkabut, klien mengatakan penglihatan buram, Klien mengatakan silau dan
kemerah-merahan jika melihat cahaya, jika berjalan klien menggunakan
kacamata
b. Risiko jatuh b.b Gangguan penglihatan d.d klien mengatakan takut jatuh
disebabkan lingkungan licin dan berundak, klien mengatakan jika beraktivas
menggunakan tongkat, klien mengatakan ada gangguan gaya berjalan, Kklien
mengatakan penglihatannya buram.

4. INTERVENSI KEPERAWATAN
No. SDKI SLKI SIKI

1. Gangguan persepsi Setelah dilakukan Minimalisasi Rangsangan


sensorib.d gangguan tindakan keperawatan
penglihatan d.d diharapkan fungsi
Observasi :
lensa mata klien sensori klien
berkabut, klien membaik dengan  Periksa status mental,
mengatakan kriteria sebagai status sensori, dan tingkat
penglihatan buram, berikut : kenyamanan klien
Klien mengatakan
 Ketajaman Terapeutik
silau dan kemerah-
penglihatan
merahan jika  Diskusikan tingkat
membaik dari 2
melihat cahaya, jika toleransi terhadap beban
(cukup menurun)
berjalan klien sensori (terlalu terang)
ke 4 (cukup
menggunakan
meningkat)  Batasi stimulasi lingkungan
kacamata
(cahaya)

Edukasi

 Ajarkan cara
meminimalkan stimulus
(mengatur pencahayaan
ruangan)

2. Risiko jatuh b.b Setelah dilakukan Pencegahan Jatuh :


Gangguan tindakan keperawatan
Observasi
penglihatan d.d klien diharapkan fungsi
mengatakan takut sensori klien  Identifikasi faktor resiko
jatuh disebabkan membaik dengan jatuh
lingkungan licin dan kriteria sebagai
 Identifikasi faktor
berundak, klien berikut :
lingkungan yang
mengatakan jika
 Ketajaman meningkatkan resiko jatuh
beraktivas
penglihatan
menggunakan Teraperutik
membaik dari 2
tongkat, klien
(cukup menurun)  Orientasikan ruangan pada
mengatakan ada
ke 4 (cukup pasien dan keluarga
gangguan gaya
berjalan, Kklien  Gunakan alat bantu
mengatakan meningkat) berjalan
penglihatannya
Edukasi
buram.
 Anjurkan memanggil
perawat jika membutuhkan
bantuan untuk berpindah

 Anjurkan menggunakan
alas kaki yang tidak licin

Anda mungkin juga menyukai