Tugas Askeb Komplek Kelas 1c Kelompok 2
Tugas Askeb Komplek Kelas 1c Kelompok 2
TAHUN 2022
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI 2
BAB I 3
PENDAHULUAN 3
LATAR BELAKANG 3
BAB II 4
PEMBAHASAN 4
PENGERTIAN AGENESIS VAGINA 4
BAB III 8
KESIMPULAN 8
PENUTUP 8
DAFTAR ISI 10
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Agenesis vagina jarang terjadi, insidennya 1 per 4.000 hingga 1 per 5.000 wanita.
Agenesis vagina adalah kelainan kongenital pada uterus dan vagina yang dapat
ditemukan pada penyakit sindrom Mayer-Rokitansky-Kuster-Hauser, sindrom Turner,
sindrom Morris, ataupun sinrom insensitivitas androgen.1 Penderita agenesis vagina
dengan aplasia mulleri dapat mempunyai kariotipe normal 46,XX, fenotipe wanita
normal, hormon ovarium dan fungsi oosit yang normal. Perkembangan karakteristik seks
sekunder dan pubertas normal kecuali tidak dapat menarche.
Penanganan agenesis vagina dapat dilakukan dengan dua cara yaitu metode
operatif dan metode non operatif. Metode non operatif dilakukan dengan cara menekan
bagian cekungan vagina dalam jangka waktu tertentu menggunakan dilator.3,4 Namun
hal ini sangat tergantung dengan kedisiplinan dari penderita agar berhasil. Metode
operatif tentunya memerlukan operasi untuk membentuk vagina, bisa dengan jaringan
alat genital itu sendiri maupun dengan jaringan lain seperti jaringan usus.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Penyebab Agenesis Vagina
Penyebab Agenesis Vagina masih belum jelas. Namun, para ilmuwan menduga ini
terjadi bahwa pada waktu tertentu ketika usia kandungan masuk minggu ke-20,
perkembangan saluran mullerian tidak berkembang dengan baik. Akibatnya, vagina atau
rahim gagal terbentuk atau tidak terbentuk secara sempurna. Selain karena adanya faktor
perkembangan janin yang tidak sempurna, kejadian Vaginal Agenesis juga terkait dengan
beberapa kelainan kongenital lainnya, seperti Mayer-von Rokitansky-Küster-Hauser’s
Syndrome, Androgen Insensitivity syndrome (AIS), dan Disgenesis Gonadal Campuran.
4
B. Apakah Agenesis Vagina bisa diwariskan?
Hanya ada sedikit bukti bahwa Vaginal Agenesis bersifat diwariskan. Walaupun
kelainan ini termasuk kelainan bawaan yang terjadi secara genetik, namun riwayat
keluarga yang mengalami Agenesis Vaginal tidak termasuk faktor risiko pada kelainan
ini.
C. Gejala Agenesis Vagina
Ada beberapa gejala Agenesis Vagina yang bisa terlihat. Ada gejala yang bisa terlihat
sejak lahir dan ada yang baru terlihat ketika memasuki fase remaja. Berikut ini adalah
beberapa tanda dan gejala Agenesis Vagina:
1. Tidak ada lubang vagina
Penderita Vaginal Agenesis yang tidak memiliki vagina akan memiliki gejala berupa
tidak terlihatnya lubang vagina.
2. Amenore primer
Tanda dan gejala Agenesis Vagina seringkali baru diketahui ketika anak perempuan
tersebut mencapai usia remaja dan belum jua mengalami haid (karena tidak memiliki
rahim) padahal teman sebayanya sudah mengalami menstruasi.
3. Nyeri haid parah
Perempuan yang mengalami Vaginal Agenesis bisa saja mengalami periode
menstruasi. Akan tetapi, ada beberapa ketidaknyamanan yang akan dialami. Beberapa
wanita dengan kondisi Agenesis Vagina akan mengalami nyeri haid parah. Nyeri haid
yang parah bisa berupa kram rahim, sakit perut, dan susah bergerak. Rasa sakit yang
parah tersebut disebabkan karena adanya penumpukan aliran menstruasi yang
tersumbat akibat tidak adanya vagina.
D. Diagnosis Agenesis Vagina
Diagnosis Vaginal Agenesis tergantung pada usia dan kondisi pasien. Apabila gejala
Agenesis Vagina berupa tidak adanya lubang vagina, maka dokter cukup melihat kondisi
lubang vagina bayi perempuan.
Namun, jika usia pasien sudah menginjak fase remaja, maka ada beberapa tindakan
diagnosis lainnya. Tahap pertama yang akan dilakukan dokter adalah menggali informasi
riwayat kesehatan Anda dan melakukan pemeriksaan fisik terkait gejala yang dialami.
5
Berikut ini adalah beberapa pemeriksaan yang perlu dijalani oleh penderita Agenesis
Vagina yang sudah masuk usia remaja:
1. Pemeriksaan ginjal – untuk mengetahui kondisi dan kelainan yang muncul
Pemeriksaan tanda-tanda seks sekunder – perkembangan payudara, rambut kemaluan,
rambut ketiak
2. Tes darah – untuk melihat kromosom dan mengukur kadar hormon dalam rangka
menyingkirkan kemungkinan selain Agenesis Vagina
3. USG – untuk melihat kondisi rahim dan ovarium pasien
4. MRI – untuk mendapatkan visualisasi yang lebih jelas pada sistem reproduksi dan
ginjal pasien dan Pengobatan .
E. Komplikasi Vaginal Agenesis
Komplikasi yang terjadi pada kondisi Agenesis Vagina berbeda-beda tergantung kondisi
pasien. Berikut ini adalah beberapa komplikasi Vaginal Agenesis:
1. Tidak bisa hamil (jika ovarium dan rahim terganggu)
2. Tidak bisa memiliki anak (jika ovarium terganggu)
F. Pengobatan Agenesis
Vagina Pengobatan Agenesis Vagina yang banyak dilakukan terjadi pada kasus di mana
seorang wanita tidak memiliki vagina atau kurang sempurna. Berikut ini adalah beberapa
cara menangani Agenesis Vagina jika masalahnya terletak pada lubang vagina:
1. Self-dilation
Dokter akan merekomendasikan dilatasi (pelebaran) vagina tanpa operasi. Anda akan
diminta untuk menekan dilator pada kulit vagina selama 30 menit hingga 2 jam dalam
sehari. Mungkin butuh waktu hingga beberapa bulan agar mendapatkan hasil yang
sesuai.
2. Dilation
Melalui hubungan intim Selain dengan menggunakan dilator (alat pelebar khusus),
pelebaran lubang vagina juga bisa dilakukan melalui hubungan seksual. Ini dilakukan
pada pasien yang sudah memiliki pasangan.
6
3. Operasi
Apabila upaya pelebaran vagina baik dengan dilator maupun hubungan seksual tidak
berhasil, maka pengobatan Agenesis Vagina dilakukan dengan menempuh tindakan
operasi. Tindakan operasi yang dilakukan adalah Vaginoplasty untuk membuat
vagina.
7
BAB III
KESIMPULAN
A. PENUTUP
Agenesis Vagina adalah kelainan bawaan di mana seorang wanita tidak
memiliki vagina, leher rahim, rahim, saluran tuba, atau ovarium. Penderita
Agenesis Vagina bisa jadi memiliki organ-organ genital tersebut tetapi kurang
sempurna.
Kelainan kongenital ini termasuk kelainan bawaan yang langka dan tidak
terkait dengan ras mana pun. Prevalensi Agenesis Vagina adalah 1:5000. Sebagai
kelainan bawaan, tentu saja Vaginal Agenesis terjadi ketika seseorang masih
berada di dalam rahim ibunya. Pada saat itu, perkembangan organ genital kurang
sempurna atau gagal. Ketidaksempurnaan pada perkembangan tersebut
mengakibatkan salah satu atau beberapa organ genital tidak terbentuk sama sekali
atau kurang sempurna
Namun, selama wanita itu masih memiliki ovarium yang sehat, maka ia
tidak mengalami gangguan perkembangan seks sekunder dan masih berpeluang
memiliki anak meskipun dengan menjalankan program bayi tabung.
8
DAFTAR ISI
● Syifa’ MEDIKA, Vol 8( No. 2), Maret 2018
● MayoClinic: Vaginal Agenesis.
https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/vaginal-agenesis/symptoms-c
auses
● MayoClinic: Vaginal agenesis.
https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/vaginal-agenesis/diagnosis-tr
eatment/
● UrologyCare: What is Vaginal Agenesis?
https://www.urologyhealth.org/urologic-conditions/vaginal-abnormalities-vagi
nal-agenesis