Sepsis
Sepsis
PENDAHULUAN
Sepsis dan sepsis berat merupakan penyebab utama kematian pada pasien
insidens sepsis dalam populasi berkisar 22-240 kasus per 100.000 orang, sepsis
berat 13-300 kasus per 100.000 orang, dan syok septik 11 kasus per 100.000
orang, dengan angka kematian mencapai 30% untuk sepsis, 50% untuk sepsis
infeksi dan inflamasi. Sejak tahun 2016 definisi sepsis mengalami perubahan
menjadi disfungsi organ yang mengancam jiwa yang disebabkan oleh kelainan
regulasi respon host terhadap infeksi. Dulu Sepsis dibagi dalam derajat Systemic
Inflammatory Response Syndrome (SIRS), sepsis, sepsis berat, dan syok septik,
sekarang Sepsis hanya dibagi dalam derajat Sepsis dan Syok septik. Disfungsi
organ dinyatakan sebagai perubahan akut pada total skor Sequential Organ
Failure Assessment (SOFA) >2 poin sebagai konsekuensi dari infeksi. Nilai
SOFA dapat dianggap nol pada pasien yang tidak diketahui memiliki disfungsi
organ. Sementara skor SOFA >2 dihubungkan dengan risiko kematian kurang
1
lebih 10% pada populasi di rumah sakit umum dengan kecurigaan adanya infeksi.
(2)
Bila SIRS/sepsis tidak segera diberikan terapi maka penderita dapat jatuh ke
dalam syok septik, yang memiliki angka mortalitas tinggi. Penyebab kematian
klinik penyakit infeksi yang memerlukan tindakan segera. Angka morbiditas dan
penatalaksanaannya.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1 Definisi
berat, dan syok septik. Pertama, pada tahun 1991 the American College of
mengajukan konsep SIRS, sepsis, sepsis berat, dan syok septik. Kriteria SIRS
meliputi: 1) suhu tubuh >38◦C atau <36◦C per oral; 2) frekuensi nadi >90
(batang). (1)
Septic Shock (Sepsis-3) tahun 2016, definisi sepsis dan derajat sepsis
mengancam jiwa yang disebabkan oleh kelainan regulasi respon host terhadap
infeksi. Disfungsi organ dinyatakan sebagai perubahan akut pada total skor
dari infeksi. Nilai SOFA dapat dianggap nol pada pasien yang tidak diketahui
risiko kematian kurang lebih 10% pada populasi di rumah sakit umum dengan
3
Derajat Sepsis lama dikategorikan sebagai berikut.
berikut: (4)
4. Syok septik
SIRS yang terdapat dalam definisi sepsis terdahulu dianggap tidak bisa
menggambarkan respon host yang normal dan adaptif. Bahkan pasien dengan
intervensi yang cepat dan tepat. Dalam definisi terbaru ini, istilah “sepsis
4
berat” telah dihilangkan, hal ini bertujuan agar sepsis tidak dianggap ringan
infeksi yang diprediksi menjalani perawatan di ICU dalam jangka waktu lama
mmHg dan kadar laktat serum >2 mmol/L (18 mg/dL) walaupun telah diberi
2. 2 Epidemiologi
Amerika Serikat, ditunjukkan angka kejadian sepsis berat 0,56 kasus per-1000
5
(5,16 kasus per-1000 populasi) dan menurun dengan tajam pada kelompok
usia 10-14 tahun (0,2 kasus per-1000 populasi). Studi tersebut juga
menemukan lebih dari 4383 kematian per tahun, atau 10,3% dari total
kematian pada anak yang disebabkan oleh sepsis. Penelusuran rekam medik
menemukan persentase kejadian sepsis 19,3% dari 502 pasien anak dirawat di
Pediatric Intensive Care Unit (PICU) RSCM dengan angka mortalitas 10%.(6)
kasus per 100.000 populasi. Kira – kira setengah dari kasus tersebut terjadi di
luar ICU. Seperempat dari total pasien yang mengalami sepsis berat akan
2. 3 Etiologi
disfungsi organ di tempat lain dan hipotensi. Kultur darah yang positif hanya
meningkat seiring tingkat keparahan dari sepsis, yaitu mencapai 40-70% pada
6
pasien dengan syok septik. Bakteri Gram negatif atau positif mencakup sekitar
70% isolat, dan sisanya ialah jamur atau campuran mikroorganisme. Pada
Sepsis berat terjadi sebagai akibat dari infeksi yang didapat dari
mencapai setengah dari semua kasus, diikuti oleh infeksi intra-abdominal dan
2. 4 Patofisiologi
dan merusak jaringan melalui produksi toksin dan enzim ekstrasel. (1)
7
Respon host dideskripsikan terdiri dari tiga faktor yaitu reaksi
monosit, makrofag, basofil, dan trombosit berinteraksi dengan sel endotel via
tidak mampu memenuhi kebutuhan oksigen tubuh. Hal ini memicu terjadinya
hipotermia, takikardi yang tidak jelas, takipnea yang tidak jelas, tanda-tanda
vasodilatasi perifer, syok dan perubahan status mental yang tidak dapat
8
Anamnesa yang dapat ditemukan pada pasien sepsis yaitu di
demam yang tidak turun turun, adanya riwayat penyakit berat sebelumnya
yang dicuriga akan adanya infeksi. Dalam pemeriksaan fisik dapat ditemukan
adanya Suhu yang meningkat (hipertermi) 38C atau bahkan dapat ditemukan
hipotermi 35.6C, takikardi > 90x/m, takipneu (respirasi 20x/m), dan tensi
Gambar 1.
9
Berikut indikator pemeriksaan penunjang yang dapat digunakan untuk
Table 1
leukopenia
jumlah trombosit
pada DIC
Thromboplastin
Time) memanjang
10
Level kreatinin Meningkat Doubling-
menandakan cedera
ginjal akut
meningkat hipoperfusi
dengan tingkat
sitokin proinflamasi
protein (CRP)
mengancam jiwa yang disebabkan oleh kelainan regulasi respon host terhadap
11
(SOFA) untuk mengetahui kegagalan fungsi organ sebagain akibat dari
konsekuensi infeksi. Nilai SOFA dapat dianggap nol pada pasien yang tidak
dengan risiko kematian kurang lebih 10% pada populasi di rumah sakit umum
(SOFA)
buruk. Parameter ini berguna bagi klinisi untuk secara cepat mengidentifikasi
12
disfungsi organ serta memberikan terapi yang tepat dan sesegera mungkin.
Pada pasien yang dicurigai mengalami infeksi dan dirawat di ICU skor
sakit jika dibandingkan dengan skor SOFA, hal ini mungkin dipengaruhi oleh
curiga infeksi yang dirawat di luar ICU, validitas skor qSOFA untuk
Skor qSOFA menjadi 2 kelompok yaitu kelompok skor qSOFA >2 dan
<2. Pembagian ini didasarkan pada pustaka yang menyatakan bahwa skor
qSOFA >2 merupakan salah satu dasar untuk mendiagnosis apakah pasien
skor tersebut dapat menjadi prediktor mortalitas pada sepsis dan syok sepsis.
2. 6 Penatalaksanaan
13
Tata cara pengelolaan pasien secara terstruktur menurut Surviving
Terapi yang diarahkan oleh tujuan secara dini (Early goal directed
therapy)
oksigen jaringan yang diukur dengan saturasi oksigen vena, pH, atau kadar
berikut: (7)
1. Terapi cairan
14
2. Terapi vasopressor
Bila cairan tidak dapat mengatasi cardiac output (arterial pressure dan
3. Terapi inotropic
4. Terapi Antibiotik
inisial berupa satu atau lebih obat yang memiliki aktivitas melawan
patogen bakteri atau jamur dan dapat penetrasi ke tempat yang diduga
15
misalnya pada sepsis berat dan gagal multi organ. Pemberian
ada bukti bahwa terapi kombinasi lebih baik dari pada monoterapi. (2)
5. Corticosteroid
hemodinamik (lihat tujuan untuk Awal Resusitasi). Jika ini tidak dapat
16
BAB III
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Disfungsi organ dinyatakan sebagai perubahan akut pada total skor Sequential
Shock (Sepsis-3) tahun 2016 derajat sepsis SIRS dan sepsis berat telah
2012 yaitu insial resustasi, Early goal directed therapy, terapi cairan,
mungkin.
4.2 Saran
17
Mengetahui dan memahami definisi sepsis terbaru sangat penting
dengan sepsis dapat segera terdeteksi sebelum berlanjut ke syok sepsis, dan
DAFTAR PUSTAKA
1. Diana S, dkk dalam jurnal biomedik : mekanisme komplek sepsis dan syok
sepsis. 2018
2. Plevin, Rebecca. 2017. Update in sepsis guidelines: what is really new?. BMJ
Journals.
4. The Third International Consensus Definitions for Sepsis and Septic Shock
(Sepsis-3). JAMA.
18
19