Anda di halaman 1dari 40

Referat

FISIOLOGI HAID
&
PERDARAHAN UTERUS ABNORMAL
Mia Audina (18710102)

Pembimbing dr. Maria Diah , Sp.OG


Definisi Haid Normal

Suatu proses fisiologis dimana terjadi pengeluaran darah,


mukus (lendir) dan seluler debris dari uterus secara periodik
dengan interval waktu tertentu yang terjadi sejak menarche
sampai menopause.
Menstruasi/Haid Normal

Jumlah
Durasi - 30-80 ml Interval
- 4-7 hari - 2-5 kali ganti 24-25 hari
pembalut
Siklus menstruasi terdiri dari 4 fase yaitu :

1. Fase Menstruasi yaitu peristiwa luruhnya sel ovum matang yang


tidak dibuahi bersamaan dengan dinding endometrium yg robek.
Diakibatkan juga karena berhentinya sekresi hormone estrogen dan
progresteron sehingga kandungan hormon dalam darah menjadi tida
k ada.
2. Fase Proliferasi/fase Folikuler  menurunnya
hormon progesteron
sehingga memacu kelenjar hipofisis untuk mensekresikan FSH
dan merangsang folikel dalam ovarium, serta dapat membuat
hormone estrogen diproduksi kembali. Sel folikel berkembang
menjadi folikel de Graaf yang masak dan menghasilkan hormon
e estrogen yang merangsang keluarnya LH dari hipofisis.
3. Fase Ovulasi/fase Luteal  sekresi LH yang memacu matangnya
sel ovum pada hari ke-14 sesudah mentruasi. Sel ovum yg matang
akan meninggalkan folikel  mengkerut dan berubah menjadi corpu
s luteum. Corpus luteum berfungsi untuk menghasilkan hormon prog
esteron yang berfungsi untuk mempertebal dinding endometrium yg
kaya akan pembuluh darah.
4. Fase pasca ovulasi/fase Sekresi  Corpus luteum yg mengecil
dan menghilang dan berubah menjadi Corpus albicans yang ber
fungsi untuk menghambat sekresi hormone estrogen dan
progesteron sehingga hipofisis aktif mensekresikan FSH dan LH.
Dengan terhentinya sekresi progesteron maka penebalan dinding
endometrium akan terhenti sehingga menyebabkan endometrium
mengering dan robek  fase pendarahan/menstruasi.
Hormon-hormon yang berhubungan dengan siklus menstruasi
ialah ;
Hormon-hormon yang dihasilkan gonadotropin hipofisis :
o Luteinizing Hormon (LH)
o Folikel Stimulating Hormon (FSH)
o Prolaktin Releasing Hormon (PRH)
Sistem hormonal yang mempengaruhi siklus menstruasi adalah:
FSH-RH (follicle stimulating hormone releasing hormone) yang
dikeluarkan hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluar
kan FSH
LH-RH (luteinizing hormone releasing hormone) yang dikeluarka
n hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan LH
PIH (prolactine inhibiting hormone)yang menghambat hipofisis
untuk mengeluarkan prolaktin
Pada tiap siklus dikenal 3 masa utama yaitu:
1. Masa menstruasi berlangsung selama 2-8 hari.
Pada saat itu endometrium (selaput rahim) dilepaskan sehingga timbul perdar
ahan dan hormon-hormon ovarium berada dalam kadar paling rendah

2. Masa proliferasi darah menstruasi berhenti sampai hari ke-14. Setelah


menstruasi berakhir, dimulailah fase proliferasi dimana terjadi pertumbuhan
dari desidua fungsionalis untuk mempersiapkan rahim untuk perlekatan janin
Pada fase ini endometrium tumbuh kembali. Antara hari ke-12-14 dapat
terjadi pelepasan sel telur dari indung telur (disebut ovulasi)
3. Masa sekresi  masa sesudah terjadinya ovulasi. Hormon progesteron dike
luarkan dan mempengaruhi pertumbuhan endometrium untuk membuat kon
disi rahim siap untuk implantasi (perlekatan janin ke rahim)
Fisiologi haid
DEFINISI

PERDARAHAN UTERUS ABNORMAL (PUA)

Istilah yang digunakan untuk menggambarkan


semua kelainan haid baik dalam hal jumlah
maupun lamanya.
KLASIFIKASI
BERDASARKAN JENIS PENDARAHAN

PERDARAHAN TENGAH
PUA AKUT PUA KRONIK (INTERMENSTRUAL
BLEEDING)

Pendarahan haid yang


banyak sehingga perlu Pendarahan haid yang
PUA yang telah
dilakukan terjadi diantara 2 siklus
terjadi lebih dari
penanganan segera haid yang teratur.
3 bulan
unt mencegah
kehilangan darah
KLASIFIKASI
KLASIFIKASI
Pertumbuhan endometrium berlebih yang bersifat lokal
mungkin tunggal atau ganda, berukuran mulai dari
POLIP beberapa milimeter sampai sentimeter. Polip endometrium
terdiri dari kelenjar, stroma, dan pembuluh darah
endometrium.

Invasi endometrium ke dalam lapisan miometrium,


menyebabkan uterus membesar, difus, dan secara
mikroskopik tampak sebagai endometrium ektopik, non
ADENOMIOSIS neoplastik, kelenjar endometrium, dan stroma yang
dikelilingi oleh jaringan
miometrium yang mengalami hipertrofi dan hiperplasia.

Tumor jinak fibromuscular pada permukaan myometrium.


LEIOMIOMA UTERI Berdasarkan lokasinya, leiomioma dibagi menjadi:
submukosum, intramural, subserosum
KLASIFIKASI
Pertumbuhan abnormal berlebihan dari kelenjar
endometrium. Gambaran dari hiperplasi endometrium
MALIGNANCY AND
dapat dikategorikan sebagai: hiperplasi endometrium
HYPERPLASIA simpleks non atipik & atipik, dan hiperplasia endometrium
kompleks non atipik dan atipik

COAGULOPATHY Kelainan hemostasis sistemik yang mengakibatkan PUA

Kegagalan terjadinya ovulasi yang menyebabkan


OVULATORY ketidakseimbangan hormonal yang dapat menyebabkan
DYSFUNCTION terjadinya pendarahan uterus abnormal
KLASIFIKASI
Pendarahan uterus abnormal yang terjadi pada
ENDOMETRIAL perempuan dengan siklus haid teratur akibat gangguan
hemostasis lokal endometrium

PUA yang berhubungan dengan penggunaan obat-obatan


IATROGENIK hormonal (estrogen, progestin) ataupun non hormonal
(obat-obat antikoagulan) atau AKDR

Kategori ini dibuat untuk penyebab lain yang jarang atau


NOT YET CLASSIFIED sulit dimasukkan dalam klasifikasi (misalnya adalah
endometritis kronik atau malformasi arteri-vena).
ANAMNESIS
• Jarak waktu antara siklus menstruasi (berapa hari, teratur atau
tidak)
• Volumenya (banyak, sedikit atau bervariasi)
• Durasi haid (normal, atau memanjang, konsisten atau bervariasi)
• Mulainya perdarahan abnormal (menjelang waktu menstruasi,
mendadak, perlahan –lahan)
• Faktor pemicu (setelah berhubungan intim, setelah melahirkan,
setelah minum pil KB, setelah berat badan bertambah atau
berkurang)
• Gejala lain yang berhubungan (gejala sindrom premenstrual,
dismenorea, dispareunia, galaktorea, hirsutisme)
• Obat-obatan yang diminum (hormon, antikoagulan,dan lain-lain)
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Fisik Umum

• Pemeriksaan fisik pertama kali dilakukan untuk menilai stabilitas


keadaan hemodinamik.
• Pastikan bahwa perdarahan berasal dari kanalis servikalis dan
tidak berhubungan dengan kehamilan.
• Pemeriksaan indeks massa tubuh, tanda tanda hiperandrogen,
pembesaran kelenjar tiroid atau manifestasi
hipotiroid/hipertiroid, galaktorea (hiperprolaktinemia), gangguan
lapang pandang (adenoma hipofisis), purpura dan ekimosis
wajib diperiksa.
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Ginekologi

• Pemeriksaan ginekologi yang teliti perlu dilakukan


termasuk pemeriksaan pap smear.
• Harus disingkirkan pula kemungkinan adanya mioma uteri,
polip, hiperplasia endometrium atau keganasan
PEMERIKSAAN FISIK
Penilaian Ovulasi

• Siklus haid yang berovulasi berkisar 22-35 hari.


• Jenis perdarahan uterus abnormal karena gangguan ovulasi
bersifat ireguler dan sering diselingi amenorea.
• Konfirmasi ovulasi dapat dilakukan dengan pemeriksaan
progesteron serum fase luteal madya atau USG
transvaginal bila diperlukan
PEMERIKSAAN FISIK
Penilaian Endometrium

• Pengambilan sampel endometrium tidak harus dilakukan pada semua pasien PUA.
• Pengambilan sampel endometrium hanya dilakukan pada:
 Perempuan umur > 45 tahun
 Terdapat faktor risiko genetik
 USG transvaginal menggambarkan penebalan endometrium kompleks yang
merupakan faktor risiko hiperplasia atipik atau kanker endometrium
 Terdapat faktor risiko diabetes mellitus, hipertensi, obesitas, nulipara
 Perempuan dengan riwayat keluarga nonpolyposis colorectal cancer memiliki risiko
kanker endometrium sebesar 60% dengan rerata umur saat diagnosis antara 48-50
tahun
• Pengambilan sampel endometrium perlu dilakukan pada perdarahan uterus
abnormal yang menetap (tidak respons terhadap pengobatan).
• Beberapa teknik pengambilan sampel endometrium seperti D & K dan biopsi
endometrium dapat dilakukan
PEMERIKSAAN FISIK
Penilaian Kavum Uteri

• Bertujuan untuk menilai kemungkinan adanya polip


endometrium atau mioma uteri submukosum.
• USG transvaginal merupakan alat penapis yang tepat dan
harus dilakukan pada pemeriksaan awal PUA.
• Bila dicurigai terdapat polip endometrium atau mioma uteri
submukosum disarankan untuk melakukan histeroskopi.
Keuntungan dalam penggunaan histeroskopi adalah
diagnosis dan terapi dapat dilakukan bersamaan
PEMERIKSAAN FISIK
Penilaian Miometrium

• Bertujuan untuk menilai kemungkinan adanya mioma uteri


atau adenomiosis.
• Miometrium dinilai menggunakan USG (transvaginal,
transrektal dan abdominal), histeroskopi atau MRI.
• Pemeriksaan adenomiosis menggunakan MRI lebih unggul
dibandingkan USG transvaginal
DIAGNOSIS
Gangguan Haid

Anamnesis dan Pemeriksaan


Ya Gangguan Kehamilan Tidak

Tatalaksana Gangguan Kehamilan Penyebab Iatrogenik

Stop Penyebab Iatrogenik Ya Tidak Penyakit Sistemik

Medikamentosa Ya Tidak Patologi Pada Panggul


Tidak
Ya Perdarahan Uterus Disfungsi

Penanganan Perdarahan Uterus Abnormal


PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan Pertama

Kondi si Hemodina mik

Tidak Stabil Stabil

Masuk rumah sakit Perbaikan KU

Tatalaksana untuk menghentikan perdarahan


Perdarahan Akut dan Banyak
1. Remaja dengan
gangguan
koagulopati
Dilatasi dan
Kuretase
Penanganan
Medikamentosa

Dilakukan bila ada kecurigaan keganasan
dan kegagalan denga terapi
medikamentosa

PUA dengan risiko keganasan bila usia
>35 tahun, obesitas, dan siklus anovulasi
kronis

Dilatasi dan kuretase


Kombinasi estroden progestin: dosis awl 2x1 tablet
selama 5-7hari. Setelah perdarahan<< dilanjutkan 1x1
tablet selama 3-6 siklus.

Estrogen: estrogen konjugasi dengan dosis 1,25 mg atau
17ᵝ estradiol 2 mg setiap 6 jam selama 24 jam.

Progestin: MPA 10 mg 1 x 1 tablet sehari, pengobatan
dilakukan selama 14 hari dan dihentikan selama 14
haridiulang selama 3 bulan

Medikamentosa
Perdarahan Ireguler

Evaluasi penyebab ●
● Periksa TSH: evaluasi penyakit hipotiroid dan hipertiroid
Periksa prolaktin: bila ada oligomenorea atau
hipomenorea
sistemik terlebih ●


Lakukan PAP smear: bila didapatkan perdarahan pasca
senggama
Lakukan biopsi endometrium dan USG transvagina: bila
curiga atau terdapat risiko keganasan endometrium
dahulu

Bila evaluasi tidak ●


Kombinasi estrogen progestin: berikan pil
kontrasepsi kombinasi dosis 1 x 1 tablet sehari,
dapat dilakukan, dapat ●
diberikan secara siklik selama 3 bulan
Progestin: MPA 10 mg 1 x 1 tablet sehari,
pengobatan dilakukan selama 14 hari dan
diberikan tatalaksana dihentikan selama 14 haridiulang selama 3
bulan
medikamentosa
Tindakan bedah
Ablasi endometrium
bila terapi


Reseksi histeroskopi
medikamentosa ●
Histerektomi
gagal
Menoragia

Kombinasi
estrogen Progestin
progestin

AKDR berisi
NSAID
Medikamentosa Nonhormonal
Antifibrinolisis:
Meningkatkan
NSAID: asam
mefenamat 250-500 Asam
mg 2-4 kali sehari
traneksamat
kualitas hidup
Menurunkan risiko
anemia
Mengurangi jumlah
darah yang keluar
Terapi Bedah

Histerekt Ablasi
omi endometrium

Reseksi Histerosko
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai