Anda di halaman 1dari 31

PUTRI GILY DE LA GLORY

Subtitle
GINTING
ANATOMI UTERUS
• Uterus adalah sebuah organ muskuler dengan bentuk, berat, dan dimensi yang sangat
bervariasi, tergantung pada stimulasi estrogen dan riwayat persalinan.
• Uterus mempunyai ukuran panjang 7 - 8 cm, lebar 4 - 5 cm serta tebal 3-4 cm, berat
±57gram dan tergantung pada lig.latum.
• Uterus dibagi menjadi 4 bagian, yaitu:
Fundus uteri: letaknya di bagian kranial dan mempunyai permukaan yang bundar.

Korpus uteri: merupakan bagian yang utama, terletak menghadap ke arah kaudal dan
dorsal. Fasies vesikalis uteri dipisahkan dari vesika urinaria oleh spasium
uterovesikalis. Fasies intestinalis uteri dipisahkan dari kolon sigmoid di bagian kranial
dan dorsal oleh excavatio rektouterina. Pada margo lateralis melekat lig.latum uteri.
Isthmus uteri: bagian ini mengecil, panjang kira-kira 1 cm. Pada masa gravid bagian ini
menjadi bagian dari korpus uteri dan dalam klinis disebut ”segmen bawah rahim”
Serviks uteri: letak mengarah ke kaudal dan dorsal. Merupakan bagian yang terletak
antara isthmus uteri dan vagina.
1
ENDOMETRIUM
Endometrium terdiri atas epitel pubik, kelenjar-kelenjar dan jaringan dengan banyak  pembuluh darah. 
Dua pertiga bagian atas kanal servikal dilapisi selaput lendir dan sepertiga bawah dilapisi epitel berlapis
gepeng dan menyatu dengan epitel vagina.
Endometrium merupakan bagian dalam dari korpus uteri yang membatasi cavum uteri. Pada endometrium
terdapat lubang-lubang kecil yang merupakan muara-muara dari saluran
saluran kelenjar uterus yang dapatmenghasilkan secret alkalis yang membasahi cavum uteri.

2
MYOMETRIUM
Lapisan otot polos di sebelah dalam berbentuk sirkuler dan di sebelah luar berbentuk longitudinal.
Di antara kedua lapisan itu terdapat lapisan otot oblik, berbentuk anyaman, lapisan
ini paling kuat dan menjepit pembuluh-pembuluh darah.
Di antara serabut-serabut otot terdapat pembuluh-pembuluh darah, pembuluh lympa dan saraf.

3
PERIMETRIUM
Lapisan ini merupakan membran serosa ganda, perluasan dari peritoneum, yang menutupi uterus, melapisi
semua bagian kecuali celah sempit di kedua sisi dan dinding nterior serviks supravagia, tempat lapisan ini
melipat ke atas menutupi kandung kemih
FISIOLOGI MENSTRUASI
Pada setiap siklus menstruasi, FSH yang dikeluarkan oleh hipofisis merangsang perkembangan
folikel-folikel di dalam ovarium (indung telur). Folikel tersebut berkembang menjadi folikel de
graaf yang membuat estrogen. Estrogen ini menekan produksi FSH, sehingga hipofisis
mengeluarkan hormon yang kedua yaitu LH.
Produksi hormon LH maupun FSH berada di bawah pengaruh releasing hormones yang
disalurkan hipotalamus ke hipofisis. Penyaluran RH dipengaruhi oleh mekanisme umpan balik
estrogen terhadap hipotalamus. Produksi hormon gonadotropin (FSH dan LH) yang baik akan
menyebabkan pematangan dari folikel de graaf yang mengandung estrogen.
Estrogen mempengaruhi pertumbuhan dari endometrium. Di bawah pengaruh LH, folikel de
graaf menjadi matang sampai terjadi ovulasi. Setelah ovulasi terjadi, dibentuklah korpus rubrum
yang akan menjadi korpus luteum, di bawah pengaruh hormon LH dan LRH, Korpus luteum
menghasilkan progesteron yang dapat mempengaruhi pertumbuhan kelenjar endometrium.
Bila tidak ada pembuahan maka korpus luteum berdegenerasi dan mengakibatkan penurunan
kadar estrogen dan progesteron. Penurunan kadar hormon ini menyebabkan degenerasi,
perdarahan, dan pelepasan dari endometrium. Proses ini disebut menstruasi. Apabila terdapat
pembuahan dalam masa ovulasi, maka korpus luteum tersebut dipertahankan
BATASAN PARAMETER MENTRUASI NORMAL PADA
USIA REPRODUKSI
PARAMETER MENSTRUASI DEFINISI KLINIS BATAS NORMAL

Frekuensi menstruasi (hari) Sering < 24


Normal 24-38
Jarang > 38
Keteraturan siklus menstruasi Tidak ada Tidak ada pendarahan
Variasi dari siklus ke siklus selama 12 Reguler Variasi ± 2-20 hari
bulan (hari)
Ireguler Variasi > 20 hari
Durasi menstruasi Panjang >8
Normal 4- 8
Pendek <4
Volume darah haid (ml) Banyak > 80
Normal 5 - 80
Sedikit <5
POLIP
Polip endometrium merupakan pertumbuhan aktif stroma dan kelenjar endometrium secara fokal, terutama pada
daerah fundus atau korpus uteri. Usia penderita berkisar antara 12 - 81 tahun tetapi angka kejadian tertinggi pada usia
30-59 tahun. Polip endometrial sering kali berupa penonjolan langsung dari lapisan endometrium atau merupakan
tumor bertangkai dengan pembesaran dibagian ujungnya.
Gambaran Klinis : Perdarahan diluar siklus yang non spesifik, sering ditemukan dari hasil pemeriksaan histeroskopi,
ultrasonografi dan kuretase atas dugaan hyperplasia endometrium. Polip endometrium mempunyai konsistensi yang
lebih kenyal dan berwarna lebih merah daripada polip serviks.

ADENOMYOSIS
Merupakan invasi endometrium ke dalam lapisan miometrium, menyebabkan uterus membesar, difus, dan secara
mikroskopik tampak sebagai endometrium ektopik, non neoplastik, kelenjar endometrium, dan stroma yang dikelilingi
oleh jaringan miometrium yang mengalami hipertrofi dan hiperplasia.
Gejala Klinis : menoragia dan dismenorea yang semakin lama akan semakin berat, terutama pada perempuan berusia 40
tahunan. Dismenorea yang terjadi bersifat kolik sebagai akibat kontraksi yang kuat dan pembengkakan intramural oleh
timbunan darah didalam pulau-pulau jaringan endometrium.

LEIOMIOMA/ MIOMA UTERI


Tumor jinak yang struktur utamanya adalah otot polos. Walaupun sering asimptomatik, gejala yang mungkin
ditimbulkan sangat bervariasi seperti metroragia, nyeri, menoragia, hingga infertilitas. Mioma berwarna lebih pucat,
relatif bulat, kenyal, berdinding licin dan apabila dibelah bagian dalamnya akan menonjol keluar sehingga mengesankan
bahwa permukaan luarnya adalah kapsul.
Berdasarkan lokasinya, leiomioma dibagi menjadi: submukosum, intramural, subserosum.
MALIGNANCY & HYPERPLASIA
Pertumbuhan hiperplastik atau pertumbuhan ganas dari lapisan endometrium.
Gejala Klinis : perdarahan uterus abnormal.
Diagnostik pasti ditegakkan berdasarkan pemeriksaan histopatologi.

COAGULOPATHY
Gangguan hemostatis sistemik yang berdampak terhadap perdarahan uterus.
Gejalanya Klinis : perdarahan uterus abnormal.
Terminologi koagulopati digunakan untuk kelainan hemostatis sistemik yang terkait dengan PUA.
13 % perempuan dengan perdarahan haid banyak memiliki kelainan hemostatis sistemik, dan yang paling sering
ditemukan adalah penyakit von Willebrand.

OVULATORY DYSFUNCTION
Kegagalan ovulasi yang menyebabkan terjadinya perdarahan uterus.
Gejalanya Klinis : perdarahan uterus abnormal dan jumlah darah yang bervariasi, amenorea, perdarahan ringan dan
jarang, hingga perdarahan haid banyak.
Gangguan ovulasi dapat disebabkan oleh sindrom ovarioum polikistik, hiperprolaktenemia, hipotiroid, obesitas,
penurunan berat badan, anoreksia atau olahraga berat yang berlebihan.
ENDOMETRIAL
PUA pada perempuan dengan siklus haid teratur akibat gangguan hemostasis lokal endometrium.

IATROGENIK
Perdarahan uterus abnormal yang berhubungan dengan intervensi medis seperti penggunaan estrogen, progestin,
AKDR. Perdarahan haid diluar jadwal yang terjadi akibat penggunaan estrogen atau progestin dimasukkan dalam istilah
perdarahan sela atau breakthrough bleeding. Perdarahan sela terjadi karena rendahnya konsentrasi estrogen dalam
sirkulasi yang disebabkan oleh sebagai berikut :
1) Pasien lupa atau terlambat minum pil kontrasepsi
2) Pemakaian obat tertentu seperti rifampisin
3) Perdarahan haid banyak yang terjadi pada perempuan pengguna anti koagulan ( warfarin, heparin, dan low molecular
weight heparin) dimasukkan ke dalam klasifikasi

NOT YET CLASSIFIED (PUA-N)


Kategori not yet classified dibuat untuk penyebab lain yang jarang atau sulit dimasukkan dalam klasifikasi. Kelainan
yang termasuk dalam kelompok ini adalah endometritis kronik atau malformasi arteri-vena. Kelainan tersebut masih
belum jelas kaitannya dengan kejadian PUA.
MIOMA UTERI
Merupakan neoplasma jinak yang struktur
utamanya adalah otot polos rahim disertai
jaringan ikatnya dan bermanifestasi selama usia
produktif. Ukuran rata rata 15cm, berat ±45kg.

MIOMA SUBMUKOSA MIOMA INTRAMURAL


Menempati lapisan dibawah Mioma yang berkembang diantara
MIOMA SUBSEROSA
endometrium dan menonjol ke dalam Tumbuh dibawah lapisan serosa
miometrium, disebut juga mioma
(kavum uteri), dapat bertangkai uterus dan dapat bertumbuh ke arah
intraepithelial. Biasanya multiple
maupun tidak. Berpengaruh pada luar dan juga bertangkai. Mioma
apabila masih kecil tidak menambah
vaskularisasi dan luas permukaan tumbuh keluar dinding uterus
bentuk uterus tetapi bila membesar
endometrium yang menyebabkan sehingga menonjol pada permukaan
akan menyebabkan uterus berbenjol-
perdarahan ireguler. uterus yang diliputi oleh serosa.
benjol.

02 03
01
Click icon to add picture

1. bertangkai dangkal dibawah selaput


lender rahim (submucosa miom)

2. Miom bertangkai dilapisan luar


dinding rahim (pedunculated
subserous miom)

3. Miom diantara lapisan otot rahim

4. Miom dibawah lapisan dinding rahim


(subserous miom)
ETIOLOGI :
Pengaruh-pengaruh hormon dalam pertumbuhan
dan perkembangan mioma:

ESTEROGEN PROGESTERON
Mioma uteri dijumpai setelah Reseptor progesteron terdapat di
HORMON PERTUMBUHAN
menarche, setelah terdapat miometrium dan mioma sepanjang
Level hormon pertumbuhan
pertumbuhan tumor yang cepat siklus menstruasi dan kehamilan.
menurun selama kehamilan, tetapi
selama kehamilan. Progesteron merupakan antagonis
hormon yang mempunyai struktur
Mioma uteri akan mengecil pada natural dari estrogen.
dan aktivitas biologik serupa,
saat menopause dan setelah Progesteron menghambat
terlihat pada periode ini memberi
pengangkatan ovarium. pertumbuhan mioma dengan dua
kesan bahwa pertumbuhan yang
Mioma uteri banyak ditemukan cara yaitu:
cepat dari mioma selama kehamilan
bersamaan dengan anovulasi -Mengaktifkan 17-Beta
mungkin merupakan hasil dari aksi
ovarium dan wanita dengan sterlitas. hidroxydesidrogenase
sinergistik antara hormon
Pada mioma reseptor estrogen dapat -Menurunkan jumlah reseptor
pertumbuhan dan estrogen.
ditemukan sepanjang siklus estrogen pada mioma.
menstruasi.
02 03
01
FAKTOR RESIKO
Kondisi perubahan hormonal tubuh dalam kaitannya dengan pertumbuhan mioma uteri
FAKTOR PREDISPOSISI EFEK DAN RESIKO HORMONAL

Post menopause Menurun Hipoestrogen

Menstruasi dini Meningkat Paparan estrogen dalam waktu yang


lebih lama
Obesitas Meningkat Meningkatkan konversi androgen
menjadi estrogen

Kehamilan Menurun Menghentikan paparan kronik dari


estrogen dan remodelling uterus pada
saat involusi post partum

Pengguanaan kontrasepsi oral Menurun Paparan estrogen dilawan oleh


kombinasi progesteron
Merokok Menurun Tingkat serum estrogen menurun
Ras Amerika- Afrika Meningkat Perbedaan genetik dalam penghasil
hormon atau metabolisme
Pengaruh riwayat keluarga Meningkat Perbedaan genetik dalam penghasil
hormon dan metabolisme
PATOFISIOLOGI
• Terjadi karena adanya sel-sel yang belum matang dan pengaruh esterogen.
Menyebabkan terjadinya proliferasi di uterus atau perkembangan yang berlebihan dari
garis endometrium dan terjadilah pertumbuhan mioma. Menyebabkan pecahnya
pembuluh darah pada submukosa, sehingga terjadi kontraksi otot uterus yang
menyebabkan perdarahan pervaginam lama dan banyak dan akan terjadi resiko
kekurangan volume cairan dan gangguan peredaran darah ditandai dengan adanya
nekrosa dan perlengketan sehingga timbul rasa nyeri.
• Mioma uteri bertumbuh karena lingkungan yang hiperestrogen.
• Mioma uteri memiliki densitas reseptor esterogen yang lebih hebat sehingga ikatan
estradiol akan lebih besar.
• Mioma uteri mengkonversikan sedikit esterogen menjadi estrone yang lemah.
• Mioma uteri memiliki kadar sitokrom P450 aromatase yang lebih tinggi dibandingkan
miosit normal. Sitokrom ini mengkatalis konversi androgen menjadi esterogen yang
akan mendorong pertumbuhan mioma uteri.
Kondisi yang berhubungan dengan peningkatan esterogen :
• Awal menarche
• Mengingkatnya BMI
Wanita obesitas memproduksi lebih banyak esterogen dari peningkatan adiposa dari
androgen menjadi esterogen, dan akibatnya menurunnya produksi sex-hormon binding
globulin di hepar.

Kondisi yang berhubungan dengan penurunan esterogen :


• Progesteron : antagonis natural dari estrogen.
Progesteron menghambat pertumbuhan mioma dengan dua cara yaitu:
- Mengaktifkan 17-Beta hidroxydesidrogenase
- Menurunkan jumlah reseptor estrogen pada mioma.
• Mioma uteri mengecil jika diberikan GnRH agonist, jika progesteron diberikan bersamaandengan
GnRH agonist, maka akan terjadi peningkatan pertumbuhan tumor.
GEJALA
GEJALA KLINIS
KLINIS

PERDARAHAN
PERDARAHANUTERUS
UTERUSABNORMAL
ABNORMAL::
NYERI
Gejala
Gejala klasik:
klasik: Hipermenore,
Hipermenore, - Mioma tidak menyebabkan nyeri
menometroragia
menometroragia EFEK PENEKANAN
dalam pada uterus, kecuali
•• Diakibatkan
Diakibatkan oleh
oleh hambatan
hambatan
terjadi gangguan vaskuler. - Penekanan pada vesika
pasokan
pasokan darah
darah endometrium,
endometrium, - Timbul karena nekrotis setempat urinaria : poliuri dan
tekanan,
tekanan, dan
dan bendungan
bendungan
dan peradangan. Pada mioma kerentanan kandung kencing
pembuluh
pembuluh darah
darah di di area
area tumor
tumor
submukosum yang dilahirkan (bladder irritabillity).
(terutama
(terutama vena)
vena) atau
atau ulserasi
ulserasi
dapat menyempit canalis - Pada ureter : hidroureter dan
endometrium
endometrium di di atas
atas tumor.
tumor.
servikalis sehingga menimbulkan
•• Terdapat
Terdapat tumor
tumor bertangkai
bertangkai yangyang hidronefrosis.
dismenore.
menyebabkan
menyebabkan trombosis
trombosis vena vena dan
dan - Pada rectum : konstipasi dan
nekrosis
nekrosis endometrium
endometrium akibat akibat sakit pada waktu defekasi.
tarikan
tarikan dan
dan infeksi.
infeksi. GEJALA SEKUNDER - Pada pembuluh darah dan
-- Dismenorea
Dismenorea :: efek
efek tekanan,
tekanan, Anemia limfe : edema tungkai dan
kompresi,
kompresi, termasuk
termasuk hipoksia
hipoksia Lemah
nyeri panggul.
lokal
lokal miometrium.
miometrium. Pusing-pusing
-- Anemia
Anemia defisiensi
defisiensi zat
zat besi.
besi. Sesak nafas
Fibroid heart, sejenis degenerasi
01 myocard. 02
Erythrocytosis.
DIAGNOSIS
01

ANAMNESIS
• Cari keluhan utama serta gejala klinis mioma lainnya
• Faktor risiko serta kemungkinan komplikasi yang terjadi
• Riwayat pervaginam terutama pada wanita usia 40-an

02
PEMERIKSAAN FISIK
• Melalui pemeriksaan bimanual rutin uterus.
• Diagnosis mioma uteri menjadi jelas bila dijumpai gangguan kontur uterus oleh satu
atau lebih massa yang licin.
• Biasanya teraba massa menonjol keluar dari jalan lahir yang dirasakan bertambah
panjang.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Ultrasonografi transabdominal dan transvaginal
Gambarannya bervariasi tergantung rasio otot polos dan jaringan ikatnya, secara khas menggambarkan
irregularitas kontur maupun pembesaran uterus.
Adanya kalsifikasi ditandai oleh fokus-fokus hiperekoik dengan bayangan akustik.
Degenerasi kistik ditandai adanya daerah yang hipoekoik.

Histeroskopi & Histerosalpingography (HSG)


Untuk melihat kavum endometrium jika terdapat keluhan menoragia, dismenorea atau infertilitas yang dicurigai karena
tumor.
Dapat dilihat adanya mioma uteri submukosa, jika tumornya kecil serta bertangkai. Tumor tersebut sekaligus dapat diangkat.

MRI ( Magnetic Resonance Imaging )


Akurat dalam menggambarkan jumlah, ukuran dan lokasi mioma.
Pada MRI, mioma tampak sebagai massa gelap terbatas tegas dan dapat dibedakan dari miometrium yang normal. MRI
dapat mendeteksi lesi sekecil 3 mm yang dapat dilokalisasi dengan jelas, termasuk mioma submukosa.

Doppler imaging
Untuk membedakan mioma uteri dengan polip endometrium atau adenomiosis .
DIAGNOSA BANDING

Neoplasma
Kehamilan Adenomyosis
ovarium
PENATALAKSANAAN
a. Konservatif
- Observasi dengan pemeriksaan pelvis secara periodik setiap 3-6 bulan
- Bila anemia, Hb <8g/dl di transfusi PRC
- Pemberian suplemen yang mengandung zat besi
- Penderita dengan mioma kecil dan tanpa gejala tidak memerlukan pengobatan, tetapi harus

diawasi perkembangan tumornya. Jika mioma lebih besar dari kehamilan 10-12 munggu,
tumor yang berkembang cepat, terjadi torsi pada tangkai, perlu diambil tindakan operasi.
b. Medikamentosa
Terapi yang dapat memperkecil volume atau menghentikan pertumbuhan mioma uteri
secara menetap belum tersedia pada saat ini.
Terapi medikamentosa masih merupakan terapi tambahan atau terapi pengganti sementara
dari operatif.
GnRH Agonist
Efek maksimal dari analog GnRH baru terlihat setelah 3 bulan. Cara kerjanya menekan produksi estrogen
dengan sangat kuat, sehingga kadarnya dalam darah menyerupai kadar estrogen wanita usia menopause.
Mioma submukosa dan mioma intramural merupakan mioma uteri. Keuntungan :
1. Mengurangi volume uterus dan volume mioma uteri
2. Mengurangi anemia akibat pendarahan
3. Mengurangi pendarahan pada saat operasi
4. Tidak diperlukan insisi yang luas pada uterus saat pengangkatan mioma
5. Mempermudah tindakan histerektomi vaginal
6. Mempermudah pengangkatan mioma submukosa dengan histeroskopi

Obat-obat hormonal (pil KB)


NSAID
Vitamin
TINDAKAN OPERATIF, bila :
Ukuran tumor lebih besar dari ukuran uterus 12-14 minggu.
Pertumbuhan tumor cepat
Mioma subserosa bertangkai dan torsi
Bila dapat menjadi penyulit pada kehamilan berikutnya
Hipermenorea pada mioma submukosa
Penekanan pada organ sekitarnya

1) Miomektomi
pengambilan sarang mioma saja tanpa pengangkatan uterus. Tindakan ini dapat dikerjakan misalnya pada
mioma mioma submukosa pada mioma geburt dengan cara ekstirpasi lewat vagina.

2) Histerektomi
Pengangkatan uterus, yang umumnya tindakan terpilih. Histerektomi total umumnya dilakukan dengan
alasan mencegah akan timbulnya karsinoma servisis uteri.

3) Embolisasi arteri uterus (Uterin Artery Embolization / UAE)


Injeksi arteri uterina dengan butiran polyvinyl alkohol melalui kateter yang nantinya akan menghambat
aliran darah ke mioma dan menyebabkan nekrosis.
Nyeri setelah UAE lebih ringan daripada setelah pembedahan mioma dan pada UAE tidak dilakukan insisi
serta waktu penyembuhannya yang cepat
KOMPLIKASI
a. Degenerasi ganas
Kecurigaan akan keganasan uterus apabila mioma uteri cepat membesar dan apabila terjadi pembesaran
sarang mioma dalam menopause.
b. Torsi (putaran tangkai)
Sarang mioma yang bertangkai dapat mengalami gangguan sirkulasi akut sehingga mengalami nekrosis
dan infeksi, dan terjadilah sindrom abdomen akut.
Jika torsi terjadi perlahan-lahan, gangguan akut tidak terjadi.
c. Perdarahan sampai terjadi anemia
d. Pengaruh mioma terhadap kehamilan
Infertilitas, abortus, persalinan prematuritas dan kelainan letak, inersia uteri, gangguan jalan persalinan,
perdarahan post partum, retensi plasenta.
e. Pengaruh kehamilan terhadap mioma uteri
Mioma cepat membesar karena rangsangan esterogen dan kemungkinan torsi mioma uteri bertangkai

PROGNOSIS
Histerektomi dengan mengangkat seluruh mioma adalah kuratif.
Myomectomi yang extensif dan secara significant melibatkan miometrium atau menembus endometrium,
maka diharusken SC (Sectio caesaria) pada persalinan berikutnya.
Myoma yang kambuh kembali (rekurens) setelah myomectomi terjadi pada 15-40% pasien dan 2/3nya
memerlukan tindakan lebih lanjut.
INTERPRETASI INFORMASI KLINIS
Hb : 12-16 gr/dL
Leukosit : 4500-10000 sel/mm3
Trombosit : 150.000-400.000/mm
USG : Massa padat di uterus

Anda mungkin juga menyukai