Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN

TENTANG MENOMETRORAGIA

Disusun Oleh

RANDI DWI NURFATAH

18.087

2B

AKADEMI KEPERAWATAN RUMAH SAKIT DUTIRA

CIMAHI

2020
A. Konsep Dasar Teori
1. Pengertian
Menometroragia merupakan gangguan menstruasi yang terjadi
dengan interval atau jika terdapat insiden bercak darah atau perdarahan
diantara menstruasi. Pada bentuk pola perdarahan abnormal yang
bervariasi, dapat menjadi salah satu dari hal yang paling
membingungkan karena waktu terjadinya bercak darah atau perdarahan
tidak dapat di perkirakan (Zakir,Mardani dan Rosmadewi, 2017)
Pendarahan adalah kondisi dimana seseorang kehilangan darah rata
rata-rata dalam batas normal pendarahan yaitu 100-300cc, darah dapat
ditemukan pada organ tubuh dan pembuluh darah, apabila organ tubuh
atau pembuluh darah mengalami kerusakan, darah dapat mengalir
dengan bebas di dalam atau diluar tubuh ( Lammerrs,2009)
Sekitar 30% wanita datang ke pusat pelayanan kesehatan dengan
keluhan pendarahan uterus abnormal selama masa reproduktif mereka
(Singh dkk,2013)
Menometroragia yang berlarut akan menyebabkan anemia dengan
segala ikutannya terhadap berbagai sistem tubuh yang membahayakan
jiwa, dan juga pada beberapa kasus metroragia akan mempengaruhi
kesuburan wanita (Varney, 2007).
Anemia yang timbul dapat berupa Anemia Normositik (akibat
berkurangnya sekresi eritropoietin oleh ginjal), hipokromik mikrositer
( akibat gangguan penyerap zat besi) atau megaloblastik (akibat
gangguan penyerap vitamin B12) dalam hal ini neuropsikiatri
penderita dapat mengeluh sulit untuk berkonsentrasi , mudah lupa serta
mengalami depresi.

2. Etilogi (penyebab)
Menometroriagi adalah berasal dari luar uterus (gangguan pembekuan
darah, terjadi akibat infeksi pada uterus) atau berasal dari uterus sendiri
yaitu gangguan hormonal, artinya semata-mata akibat
ketidakseimbangan hormonal dalam siklus menstruasi yang
mengaturnya (Manuaba, 2008).
Menurut wiknjosastro (2009) menometroragia dapat disebabkan oleh
kelainan organik pada alat genital atau oleh kelainan fungsional.
1) Sebab-sebab organik Perdarahan dari uterus, tuba, dan ovarium
disebabkan oleh kelainan pada:
a) Serviks uteri, seperti polipus servisis uteri, erosi, ulkus pada
porsio uteri, karsinoma servisis uteri.
b) Korpus uteri, seperti polip endometrium, abortus imminens,
abortus sedang berlangsung, abortus inkompletus, mola hidatidosa,
koriokarsinoma, subinvolusio uteri, karsinoma korporis uteri,
sarkoma uteri, mioma uteri.
c) Tuba falopii, seperti kehamilan ektopik terganggu, radang tuba,
tumor tuba.
d) Ovarium, seperti radang ovarium, tumor ovarium
2) Sebab-sebab Fungsional
Perdarahan dari uterus yang tidak ada hubungannya dengan
sebab organik dinamakan perdarahan disfungsional Penelitian
menunjukkan bahwa perdarahan disfungsional dapat ditemukan
bersamaan dengan berbagai jenis endometrium diantaranya
endometrium jenis sekresi dan nonsekresi yang keduanya memiliki
arti penting dalam membedakan perdarahan yang anovulatoar dari
yang ovulatoar.
3) Pendarahan Ovulator
Untuk menegakkan diagnosa perdarahan ovulatoar, perlu
dilakukan kerokan pada masa mendekati menstruasi. Jika 19
karena perdarahan yang lama dan tidak teratur siklus menstruasi
tidak dikenali lagi, maka kadang-kadang bentuk kurve suhu basal
dapat menolong. Jika sudah dipastikan bahwa perdarahan berasal
dari endometrium tipe sekresi tanpa adanya sebab organik, maka
harus dipikirkan sebagai etiologinya:
a) Korpus luteum persistens; dijumpai perdarahan yang kadang-
kadang bersamaan dengan ovarium membesar.
b) Apopleksia uteri; wanita dengan hipertensi dapat terjadi
pecahnya pembuluh darah dalam uterus.
c) Kelainan darah; anemia, purpura trombositopenik, dan
d) korpus luteum karena kurangnya produksi
e) progesteron disebablan gangguan LH releasing factor.

3. Anatomi fisiologi
Anatomi

Fisiologi

Uterus (rahim) adalah organ yang tebal, berotot, berbentuk buah


pir, terletak di dalam pelvis (panggul), antara rektum di belakang dan
kandung kencing di depan. (Evelyn C. Pearce ,Anatomi dan Fisiologi
untuk Paramedis:2013 hal 316)
Uterus merupakan organ yang memiliki peranan besar dalam
reproduksi wanita, yakni dari saat menstruasi hingga melahirkan.
Bentuknya seperti buah pear, berongga, dan berotot. Sebelum hamil
beratnya 30-50 gram dengan ukuran panjang 9 cm dan lebar 6 cm
kurang lebih sebesar telur ayam kampung. Tetapi saat hamil mampu
membesar dan beratnya mencapai 1000 gram. (Tarwoto, Ratna Aryani,
Wartonah ,Anatomi dan Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan:2009
hal 243)

Diding rahim terdiri dari 3 lapisan :

1) Peritoneum

Yang meliputi dinding uterus bagian luar, dan merupakan


penebalan yang diisi jaringan ikat dan pembuluh darah limfe dan
urat saraf. Bagian ini meliputi tuba dan mencapai dinding abdomen
(perut).

2) Myometrium

Merupakan lapisan yang paling tebal, terdiri dari otot polos


yang disusun sedemikian rupa hingga dapat mendorong isinya
keluar saat proses persalinan.Diantara serabut-serabut otot terdapat
pembuluh darah, pembulh lymfe dan urat syaraf.

3) Endometrium

Merupakan lapisan terdalam dari uterus yang akan menebal


untuk mempersiapkan jika terjadi pembuahan. Tebalnya
sususnannya dan faalnya berubah secara siklis karena dipengaruhi
hormon-hormon ovarium. Dalam kehamilan endometrium berubah
menjadi decidua.
4. Patway/Fatofisiologi
Pada pendarahan anovulatoar, saat fase luteal tidak terjadi
perubahan maka corpus luteum akan mengalami npenurunan fungsi
sehingga sekresi estrogen mengalami penurunan-penurunan sekresi
estrogen tersebut menyebabkan endromatrium tidak mampu
mempertahankan startum kompakta dan startum spongiosa sehingga
terjadilah pendarahan yang disertai pembekuan trombosit di ujung
pembuluh darah dan pembentukan prostaglandin yang berfungsi
mengatur vakso konstriksiart spiralis. Oleh sebab itu pendarahan
berfungsi terjadi terus menerus dalam jumlah banyak
Penyebab blm diketahui

Faktor Keturunan Wanita nulipara dan kurang subur

Reseptor astrogen lebih banyak



Sel imatur uterus (otot polos dan jaringan ikat)

Cemas Tumor Fibromatosa

Mioma subserosum
Mioma - Terdapat di tumbuh diantara kedua
submukosum lapisan dinding uterus ligametum luteum menjadi
-tumbuh bertangkai Diantar
mioma intra ligameter
menjadi polip meometrium
-dilahirkan melalui
serviks
(myomgeburt)
Mioma intramural

Pendarahan abnormal (menometroragia)

5. Manisfestasi Klinik

1. Suklis menstruasi normal adalah 24-35


2. Perdarahan terjadi diantara dua kejadian menstruasi
3. Perdarahan terjadi dengan konsistensi bercak-bercak (Dutton,2011
dan Manuaba, 2008)
4. Kram selama haid tidak bisa dihilangkan dengan obat obatan.
Penderita juga sering mengalami kelemahan pusing mual muntah
berulang kali

Tanda dan Gejala

a. Perdarahan ovulatory

Perdarahan ini merupakan kuang lebih 10% dari perdarahan


disfungsional dengan siklus pendek (polimenore) atau panjang
(oligomenore). Untuk menegakkan diagnosis perdarahan ovulatori
perlu dilakukan kerokan pada masa mendekati haid. Jika karena
perdarahan yang lama dan tidak teratur siklus haid tidak dikenali lagi,
maka kadang-kadang bentuk survey suhu badan basal dapat menolong.
Jika sudah dipastikan bahwa perdarahan berasa dari endometrium tipe
sekresi tanpa adanya sebab organic,maka harus dipikirkan sebagai
etiologinya.

b. Pendarahan anovulatoir
timulasi dengan estrogen menyebabkan timbulnya
endometrium. Dengan menurunnya kadar estrogen dibawah tingkat
tertentu timbul perdarahan yang kadang-kadang bersifat siklik,
kadang-kadang tidak teratur sama sekali.

Fluktuasi kadar estrogen ada sangkutpaut nya dengan jumlah


folikel yang pada statu waktu fungsional aktif. Folikel-folikel ini
mengeluarkan estrogen sebelum mengalami atresia, dan kemuadian
diganti oleh folikel-folikel baru. Endometrium dibawah pengaruh
esdtrogen tumbuh terus dan dari endometrium yang mula-mula
ploriferasi dapat terjadi endometrium bersifat hiperplasia kistik
Jika gambaran ini diperoleh pada kerokan maka dapat
disimpulkan adanya perdarahan anovulatoir.
Perdarahan fungsional dapat terjadi pada setiap waktu akan
tetapi paling sering pada masa permulaan yaitu pubertas dan masa
pramenopause

6. Komplikasi/Dampak
1) Ketidakseimbangan hormon
2) Pertumbuhan Rahim
3) Adenomyosis
4) Endometriosis
5) Kurangnya ovulasi
6) Gangguan pembekuan darah

7. Penatalaksanaan Medis
Bila perdarahan sangat banyak, istirahan baring dan transfusi darah
Bila pemeriksaan gynecologik menunjukkan perdarahan berasal
dari uterus dan tidak ada abortus inkompletus, perdarahan untuk
sementara waktu dapat dipengaruhi dengan hormon steroid. Dapat
diberikan:
1. Estrogen dalam dosis tinggi
Supaya kadarnya dalam darah meningkat dan perdarahan
berhenti. Dapat diberikan secara IM di propionasestradiol 2,5
mg, atau benzoas estradi 1,5 mg, atau valeras estradiol 20 mg.
Tetapi apabila suntikan dihentikan perdarahan dapat terjadi lagi.

2. Progesteron
Pemberian progesteron mengimbangi pengaruh estrogen terhadap
endometrium, dapat diberikan kaproas hidroksi progesteron 125
mg, secara IM, atau dapat diberikan pes os seharinirethindrone
15 mg atau asetas medroksi progesteron (provera) 10 m, yang
dapat diulangi berguna dalam masa pubertas.

Terapi hormonal :
Setelah perdarahan teratasi berikan :
a. Conjugated oestrogen 2,5 mg per oral setiap hari selama
25 hari
b. Tambahkan 10 mg medroxyprogesteron acetat untuk 10
hari terakhir
c. Tunggu perdarahan lucut 5-7 hari pasca penghentian
terapi

8. Penatalaksanaan Medis
1) Penatalaksanaan hormonal
2) Perdarahan berat pada masa menarche dan perimenopause
seringkali memerlukanestrogen dosis tinggi ( kadang-kadang
diberikan intravena)
3) Perdarahan yang ringan : estrogen dosis rendah per oral yang
diikuti atau disertaidengan progestin, bila perdarahan masih belum
berhenti perlu dilakukan D & C
4) PUD seringkali memerlukan terapi dengan estrogen siklis 25 hari
dan pada hari ke10 – 15 dilanjutkan dengan pemberian progestin
5) Pemberian progestin secara siklis digunakan pada pasien
usia muda yangdiperkirakan sudah memiliki kadar estroen
endogen cukup untuk melakukan sensitisasireseptor progesterone
6) Pada pasien yang lebih ‘tua’ yang tidak memberikan respon
terhadap obat secaramemadai dan tidak menghendaki kehamilan
lagi dapat dilakukan tindakan radikal yangpermanen:

9. Pemeriksaan Penunjang Diagnostik


a. Pemeriksaan penting untuk menegakkan diagnosis PUD :
1. Ultrasonografi pelvik
2. Biopsi endometrium

b. Pemeriksaan laboratorium untuk diagnosa PUD :


1) Pemeriksaan laboratorium :
a. Darah Lengkap
b. Hitung trombosit
c. Serum Iron dan Iron – binding globulind.
d. Prothromibin dan partial prothrombine timee.
e. Bleeding tine
f. hCG urine
g. Fungsi tiroidh
h. Progesteron serum
i. Fungsi hepar
j. Kadar prolaktin
k. Kadar FSH2.
2) Prosedur diagnostik :
a. Sitologi servik ( papaniculoau smear )
b. Biopsi endometrium
c. Ultrasonografi panggul
d. Histeroskop

10. Terapi farmakologi


1) Terapi panas/kompres
2) Pijat
3) Biofeedback
4) Tens: stimulis elektrik transparan
5) Elaksasi progresif
6) Olah raga teratur
7) Farmakologi
8) Herbal

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien perlu diperhatikan adanya penyakit metabolik, penyakit
endrokrin dan penyakit menahun yang dicurigai sebagai
penyebab dari pendarahan ( wiknjosastro,2007)

b. Riwayat kesehatan keluarga


Pasien mengatakan bahwa keluarga tidak ada yang menderita
penyakit yang diderita pasien saat ini dan tidak ada riwayat
penyakit menular seperti HIV,TBC atau penyakit keturunan
seperti asma,diabetes,hipertensi
c. Riwayat Kesehatan Masa lalu
Apakah sebelumnya pasien pernah menderita karsinoma
vagina, perlukaan servik, karsinoma partio, erosi parsio, mioma
uteri, karsinoma karpus uteri, radang ovarium, kista ovarium,
vulvitis dan vaginitis..

d. Pemeriksaan Fisik
a) Kepala : dikaji untuk mengetahui bentuk kepala,keadaan
rambut rontok atau tidak, kebersihan kulit kepala , ada luka
atau tidak
b) Muka : dikaji untuk mengetahui keadaan muka adanya
oedem atau tidak , pucat atau tidak
c) Mata : dikaji untuk mengetahui keadaan mata sclera ikterik
atau tidak, konjungtiva anemin atau tidak
d) Hidung : dikaji untuk mengetahui kaeadaan hidung simetris
atau tidak,berish apa tidak,ada , ada infeksi tidak adanya
pernapasan cuping hidung apa tidak
e) Telinga : kaji kesimetrisan,kebersihan,kaji adanya
penumpukan secret atau tidak
f) Mulut : kaji kebersihan mulut , apa bibir pecahpecah atau
tidak, stomatitis atau tidak, gigi berlubang atau karies atau
tidak
g) Leher : dikaji untuk mengetahui apakah ada pembesaran
kelenjar tiroid, limpe,vena jungularis atau tidak
h) Dada : dikaji untuk mengetahui apakah simetris atau tidak,
pergerakan dinding dada,irama pernapasan , kesimetrikasan
fremitus,bunyi nafas,dan suara nafas tambahan
i) Abdomen : untuk mentahui apakah ada luka bekas oprasi
adanya nyeri tekan apa tidak, hal ini mengetahui adanya
kelainan pada abdomen. Pada radang panggul terdapat
nyeritekan pada abdomen bawah saat di palpasi
j) Ekstermitas : kaji kesimetrisan,bentuk,warna,turgor kulit
kembali normal apa tidak , akral hangan atau dingin ,
kebersihan tidak ada edema pada ekstermitas atas dan
bawah
k) Genetalia : kaji kebersihan vagina , cairan yang keluar dari
vagina terdapat bau apa tidak ,abses ataupunpengeluaran
yang tidak normal, adanya nyeri tekan pada serviks atau
tidak,dapat teraba adanya tumor karena pembentukan abses,
dibagian belakang rahimterjadi penimbunan nana atau tidak
l) Anus : dikaji untuk mengetahui apakah ada kelainan atau
tidak.

2. Diagnosa keperawatan
1) Gangguan rasa nyaman(nyeri) b.d pendarahan berlebihan
2) Resiko infeksi b.d pendarahan yang berlebih
3) Cemas b.d kurang pengetahuan tentang penyakit yang
diderita

3. Intervensi Keperawatn
1) Hambatan rasa nyaman( nyeri) b.d pendarahan
Definisi : merasa kurang nyaman,lega,dan sempurna
dalam dimensi fisik, psikospiritual,lingkungan, budaya ,
dan/atau social
Domain : 12 kenyamanan
Kelas : 1 kenyamanan fisik
NANDA.(2018). NANDA-1 diagnosa keperawatan:definisi dan
klasifikasi 2018-2020(T.H. Herdman & S. Kamitsuru,Eds.) (11
th ed.). Jakarta :EGC

Tujuan (NOC) Intervensi ( NIC) Rasional

Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri


1 agar pasien terus
keperawatan diharapkan 1 bantu keluarga dalam
bersemangat
hambatan rasa nyaman teratasi mencari
menjalani penyakit
dengan kriteria hasil
diderita
2 untuk memonitor
2 lakukan pengkajian nyeri
keadaan pasien
Indikator A T komprehensif yang
meliputi lokasi,
Ekspresi nyeri 1 4 karakteristik, onset/durasi,
wajah frekuensi,kualitas,insensitas
Menggerang dan atau beratnya nyeri dan
menangis 1 4 faktor pencetus dan
Kehilangan nafsu menyedian dukungan
makan 1 4
3 agar rasa nyeri
3 dukung istirahat/tidur
1 : berat tidak terlalu terasa
yang adekuat untuk
2 : cukup berat pada pasien
membantu menurunkan
3 : sedang
nyeri
4 : Ringan
5 : Tidak ada
4 berikan informasi
4 agar pihak
mengenai nyeri ,seperti
keluarga mengerti
penyebab nyeri berapa
mengenai penyebab
lama akan dirasakan dan
dan lama pada rasa
antisipasi dari
nyeri
ketidaknyamanan akibat
Moorhead,dkk.2016. prosedur
Nursing Ountcomes
Bulechek,
classification (NOC)
dkk.2016. Nursing
pengukuran Outcome
Intervention
Kesehatan Edisi Lima.
Classfication (NIC)
Singapore:Elsevier len.
Edisi keenam.
Singapore : Elsevier
Icn.

2) Resiko infeksi b.d pendarahan berlebih


Definisi : rentan mengalami invasi dan multiplikasi organisme
patogenik yang dapat menggagu kesehatan
Domain : 11 keamanan/perlindungan
Kelas : 1 infeksi
NANDA.(2018). NANDA-1 diagnosa keperawatan:definisi dan
klasifikasi 2018-2020(T.H. Herdman & S. Kamitsuru,Eds.) (11
th ed.). Jakarta :EGC

Tujuan (NOC) Intervensi (NIC) Rasional


Setelah dilakukan tindakan Kontrol infeksi
keperawatan 2x24 jam 1 ajarkan pasien atau 1 agar klie atau
resiko infeksi dapat tercapai keluarga mengenai keluarga
dengan kriteria hasil bagaimana mengetahui cara
Indikator A T menghindari infeksi menghindari
Mengidentifikas infeksi
i faktor resiko 2 ajarkan pasien
mengenai teknik cuci 2 agar klien dapat
Mengenalri area genetalia dengan mengetahui cara
perubahan status tepat membersihkan
kesehatan sistem reproduksi
3 bersihkan lingkungan 3 agar terhindar
Monitor faktor dengan baik setelah dari infeksi
resiko individu digunakan untuk setiap
pasien

4 Ajarkan pasien dan 4 agar klie dan


keluarga mengenai keluarga
tanda dan gejala infeksi mengetahui tanda
dan kapan harus dan gejala infeksi
melapor kepada dan segera melapor
perawat kesehata ke perawat
Moorhead,dkk.2016. Bulechek, kesehatan
Nursing Ountcomes dkk.2016.
classification (NOC) Nursing
pengukuran Intervention
Outcome Kesehatan Classfication
Edisi Lima. (NIC) Edisi
Singapore:Elsevier keenam.
len. Singapore :
Elsevier Icn.
3) Cemas b.d kurangnya pengetahuan tentang penyakit dan
penatalaksanaannya.

Definisi : perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran


yang sama disertai respons otonom ( sumber sering kali tidak
spesifk atau tidak diketahui oleh individu ) perasaan takut yang
disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya hal ini merupakan
isyarat kewaspadaan yang memperingatkan individu akan
adanya bahaya dan memampukan individu untuk bertindak
menghadapi ancaman,
Domain : 9 koping/toleransi stress
Kelas : 2 respons koping
NANDA.(2018). NANDA-1 diagnosa keperawatan:definisi dan
klasifikasi 2018-2020(T.H. Herdman & S. Kamitsuru,Eds.) (11
th ed.). Jakarta :EGC

Tujuan (NOC) Intervensi (NIC) Rasional


Setelah dilakukan tindakan ...x24 1. Kaji tanda vital 1. Pasien mengkin
jam ansietas teratasi dengan dan non verbal tidak
kriteria hasil: kecemasan. menunjukan
indikator awal target 2. Gunakan masalah secara
Distrensi pendekatan yang langsung tetapi
tenang dan kata
Perasaan
menyenangkan. kata/tindakan
gelisah
Rasa cemas 3. Bantu klien dapat
yang untuk mengerti menunjukan
disampaikan dan meksripsi marah dan
secra lisan yang realitas gelisah
Peningkatan mengenai 2. Membantu
tekanan kejadiaan yang perhatian
darah akan datang. mengosonglan
Keterangan :
1. Berat 4. Instruksikan klien kembali dan
2. Cukup berat untuk meningkatkan
3. Sedang menggunakan relaksasi
4. Sedang teknik relaksasi. meningakatkan
5. Ringan teknik relaksasi
6. Tidak ada 3. Membantu
Bulechek Butcher pasien
Mood Johnson Mass Swans Dochterman Waner menerima apa
(NIC) yang terjadi dan
dapat
menurunkan
tingkat nyeri.
4. Memberikan
kesempatan
untuk pasien
menangani
ansietas .

Doengoes. Edisi
3
DAFTAR PUSTAKA

Evelyn C. Pearce ,Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis Jakarta

Tarwoto, Ratna Aryani, Wartonah ,2009 . Anatomi dan Fisiologi untuk


Mahasiswa Keperawatan Jakarta

Gianti Wijianto; drg. Anastasia L. Juwono; Yasmin Scheiber 2011,Nursing:


Menafsirkan Tnada-Tanda dan Gejala Penyakit: Jakarta

Manuaba, chandradinata.dkk. 2004. Gawat-darurat Obstetri-ginekologi & Obsetri-


ginekologi sosial untuk profesi bidan. Jakarta: EGC

Galle, Danielle. Charette, Jane.2000. Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi.


EGC. Jakarta

NANDA.(2018). NANDA-1 diagnosa keperawatan:definisi dan klasifikasi 2018-


2020(T.H. Herdman & S. Kamitsuru,Eds.) (11 th ed.). Jakarta :EGC

Moorhead,dkk.2016. Nursing Ountcomes classification (NOC) pengukuran


Outcome Kesehatan Edisi Lima. Singapore:Elsevier len.

Bulechek, dkk.2016. Nursing Intervention Classfication (NIC) Edisi keenam.


Singapore : Elsevier Icn.

Anda mungkin juga menyukai