ANATOMI UTERUS
• Uterus mempunyai dinding terdiri dari otot-otot polos. Ukuran panjang
uterus adalah 7 – 7,5 cm, lebar di atas 5, 25 cm, tebal 2,5 cm dan tebal
dinding uterus adalah 1,25 cm.
• Bagian uterus terdiri dari:
1. Fundus uteri
2. Korpus uteri
3. Serviks uteri
FISIOLOGI MENSTRUASI
FISIOLOGI MENSTRUASI
Fase folikuler
Siklus
Ovarium
Fase luteal
Siklus
menstruasi
Fase proliferasi
Siklus
Fase sekretorik
Endometrium
Fase menstruasi
SIKLUS OVARIUM (FASE FOLIKULER)
• Pertumbuhan folikel:
1. Peningkatan diameter 2-3 kali lipat dari ovum diikuti
pertumbuhan lapisan sel-sel granulose → folikel primer
2. Perkembangan folikel antral:
• Konsentrasi FSH dan LH dari sedikit menjadi sedang → FSH
lebih awal dan lebih besar dari LH → mempercepat 6-12
folikel primer → proliferasi sel-sel granulose dan sel-sel
berbentuk kumparan dihasilkan dari interstitium ovarium
berkumpul di luar sel granulose (sel teka)
3. Perkembangan folikel vesikuler:
• Estrogen disekresikan ke dalam folikel→ ↑ reseptor FSH
pada sel-sel granulose → sensitivitas sel-sel granulose thd
FSH ↑
• FSH + Estrogen → memacu reseptor LH sel-sel granulose
→ rangsangan LH → sekresi folikular yang lebih cepat ↑
• ↑ Estrogen + ↑ LH → proliferasi sel teka ↑ dan sekresi
folikuler ↑
↓ Hormon-hormon ovarium
Involusi endometrium
Nekrosis endometrium
Darah akan merembes ke lapisan vaskular endometrium
Ca korpus :
. Lebih jarang
. Saat menopause, nulipara lebih sering
COAGULOPATHY
1. Terminologi koagulopati digunakan untuk kelainan hemostasis
sistemik yang terkait dengan PUA
2. 13% perempuan dengan perdarahan menstruasi banyak memiliki
kelainan hemostasis sistemik, dan yang paling sering ditemukan
adalah penyakit von willebrand
OVULATORY DYSFUNCTION
1. Gangguan ovulasi merupakan salah satu penyebab PUA dengan
manifestasi klinik perdarahan yang sulit diramalkan dengan jumlah
darah yang bervariasi
2. Dahulu termasuk kriteria perdarahan uterus disfungsional (PUD)
3. Gejala bervariasi mulai dari amenorea, perdarahan ringan dan
jarang, hingga perdarahan menstruasi banyak
4. Gangguan ovulasi dapat disebabkan oleh sindrom ovarium polikistik
(SOPK), hiperprolaktinemia, hipotiroid, obesitas, penurunan berat
badan, anoreksia, atau olahraga yang berat
5. Pada beberapa kasus, gangguannya dapat berasal dari faktor
iatrogenik seperti penggunaan steroid atau obat yang mempengaruhi
metabolisme dopamin (penggunaan fenotiazin dan antidepresan
trisiklik)
ENDOMETRIAL
1. Perdarahan uterus abnormal yang terjadi pada siklus menstruasi
yang teratur
2. Penyebab perdarahan pada kelompok ini adalah gangguan
hemostasis lokal endometrium
IATROGENIK
1. Penggunaan estrogen, progestin, atau AKDR
2. Penggunaan obat atau alat medis dapat langsung mempengaruhi
endometrium, mengganggu mekanisme hemostasis lokal
endometrium, atau mempengaruhi ovulasi
3. Perdarahan endometrium di luar jadwal yang terjadi akibat
penggunaan estrogen atau progestin dimasukkan dalam istilah
perdarahan sela atau breaktrough bleeding (BTB)
4. Perdarahan sela terjadi karena rendahnya konsentrasi estrogen
dalam sirkulasi yang disebabkan tingkat kepatuhan pasien yang
rendah (lupa atau telat minum pil kontrasepsi). Hal tersebut akan
mengakibatkan turunnya penekanan pada FSH yang memproduksi
estrogen endogen sehingga akan menstimulasi endometrium dan
menyebabkan perdarahan sela. Turunnya kontrasepsi estrogen dalam
sirkulasi dapat juga disebabkan oleh pemakaian obat tertentu
(rifampisin dan griseofulvin)
5. Perdarahan menstruasi banyak sering terjadi pada perempuan
pengguna obat anti koagulan (warfarin, heparin, dan low molecular
weight heparin). Karena perempuan yang menggunakan obat
tersebut diatas biasanya mempunyai kelainan hemostasis bawaan
maka menurut kesepakatan kelompok ini dimasukkan kedalam
kategori PUA-C
NOT YET CLASSIFIED
1. Untuk penyebab lain yang jarang atau yang susah untuk
digolongkan ke dalam kategori lainnya.
2. Termasuk di dalamnya yakni beberapa keadaan lain pada
endometrium seperti endometritis kronik atau malformasi arteri -
vena
MIOMA UTERI
Etiologi
Menurut Manuaba, 2 faktor penyebab mioma teori:
1. Teori stimulasi estrogen
Pemeriksaan laboratorium
1. Anemia, Hb < 12 g/dl
2. Gangguan fungsi ginjal, ureum dan kreatinin meningkat.
Pemeriksaana penunjang
1. USG
2. Sitologi : menentukan tingkat keganasannya.
3. Histerekopi
4. MRI
Penatalaksanaan
Penanganan konservatif
1. Observasi periodik setiap 3 – 6 bulan
2. Monitor Hb
3. Pemberian zat besi
4. Penggunaan agonis GnRH.
Penanganan operatif
1. Miomektomi
2. Histerektomi
Komplikasi
• Mengurangi kemungkinan hamil
• Kemungkinan abortus bertambah
• Kelainan letak janin
• Menghalang-halangi lahirnya bayi
• Inersia uteri/atonia uteri
• Mempersulit lepasnya plasenta
• Perdarahan masif