Ahnad Yusri Maulidi - Makalah Kelompok 8 Etika Dan Profesi Keguruan
Ahnad Yusri Maulidi - Makalah Kelompok 8 Etika Dan Profesi Keguruan
Dosen Pengampu:
Miftahul Jannah, M. Pd
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
Belajar, Membimbing Diskusi Kelompok Dan Menutup Pelajaran” ini tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
ibu Miftahul Jannah, M.Pd. pada mata kuliah Etika dan Profesi Keguruan. Selain
itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Pendidikan
tugas sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang
studi yang ditekuni. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
makalah ini. Penulis menyadari makalah yang ditulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan dinantikan
Kelompok 8
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
manusia yang bertanggung jawab dalam bidang pendidikan dan dalam waktu
yang sama guru juga mengemban sejumlah tanggung jawab dalam bidang
keberhasilan seorang guru dalam mengajar. Saat ini masih terdapat banyak
dasar mengajar, diantaranya saja yang akan kita bahas dalam makalah ini
1
Apriyanti Widiansyah, Modul Etika Profesi Guru, (Jakarta: Universitas Bhayangkara,
2019), h. 107
1
2
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
PEMBAHASAN
seorang pelajar atau mahasiswa untuk mengerti suatu hal yang sebelumnya
tidak diketahui. Oleh karena itu supaya dalam proses kegiatan belajar
mengajar aktif, guru harus punya strategi dalam mengajar ataupun model
2
Anda Juanda, “Etika Profesi Keguruan”, CV. ELSI Pro, (2017), h. 74-75
3
4
mutlak, bagi syarat mutlak dalam proses pembelajaran yang efektif. Serta
hubungan baik antara guru dan siswa, serta antara siswa satu dengan siswa
kondisi belajar optimal, jika guru mampu mengatur siswa dan sarana
tersebut maka komponen pengelolaan kelas secara umum ada dua yaitu:
3
Heri Susanto, Profesi Keguruan, (Banjarmasin: Program Studi Pendidikan Sejarah
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lambung Mangkurat, 2020), Cet ke-1, h. 84-
85
4
Apriyanti Widiansyah, Modul…, h.116
5
terciptanya proses belajar mengajar yang efektif. Ada tiga cara yang
5
Nurtanio Agus P, “Mengelola Kelas Untuk Keberhasilan Proses Belajar Mengajar”,
Manajemen Pendidikan, No. 01, (April, 2006), h. 4-5
6
Imron Fauzi, Etika Profesi Keguruan, (Jember: IAIN Jember Pers, 2018), Cet ke-2, h.
271-272
6
diam kepada murid-murid adalah salah satu cara yang paling baik untuk
Segala sesuatu harus dilakukan secara rapi, benar, tertib, dan teratur,
begitu juga jika ingin menciptakan pembelajaran yang teratur dan optimal.
Proses-prosesnya harus diikuti dengan baik dan tidak boleh dilakukan secara
asal-asalan. Hal ini merupakan prinsip utama dalam ajaran Islam. Rasulullah
)َأح ُد ُك ْم َع َمالً َأ ْن يُْت ِقنَهُ (رواه الطربين ِ ِإ ّن اللَّه َتعاىل حُيِ ِإ
َ ب َذا َعم َل
ّ َ َ
sesuatu pekerjaan, dilakukan secara Itqan (tepat, terarah, jelas dan tuntas).”
(HR Thabrani)
SWT, maka akan tercapai kondisi belajar kelas yang teratur dan optimal
dimiliki oleh seorang guru. Hubungan antara guru dan siswa didalam proses
pembelajaran.
variasi bila guru dapat menunjukan perubahan dalam gaya mengajar, media
yang digunakan berganti-ganti, dan ada perubahan dalam pola interaksi antar
siswa dan guru. Variasi ini lebih bersifat proses daripada produk.7
media pengajaran, misalnya; variasi alat atau bahan yang dapat dilihat (visual
aids).
7
Muhammad Lutfi Hakim, et.al, “Pengaruh Variasi Mengajar Guru dan Lingkungan
Belajar Terhadap Motivasi Belajar Siswa”, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret, (Juli, 2013), h. 3
8
penampilan dari anggota tubuh seorang guru. Termasuk dalam hal ini adalah
pada bahan yang diajarkan. Pada aspek modal kesiapan berhubungan erat
dengan sikap yang harus diperhatikan guru selama mengajar, meliputi sikap
tubuh pada waktu mengajar, sikap terhadap kondisi ruang atau jumlah murid,
tujuan yang hendak dicapai, variasi harus digunakan secara lancar dan
dicantumkan dalam rencana pelajaran atau satuan pelajaran. Yaitu prinsip ini
balikan siswa. Yaitu lebih menekankan pada prinsip variasi dalam aspek gaya
mengajar guru.8
suatu interaksi tatap muka secara kooperatif untuk tujuan membagi informasi,
8
Muhammad Tahir, Elihami Elihami, “Peningkatan Variasi Mengajar Pada Proses
Pembelajaran Mahasiswa Semester Tiga Di Prodi Pendidikan Nonformal STKIP Muhammadiyah
Enrekang”, Universitas Muhammadiyah Parepare, h. 3-5
9
Apriyanti Widiansyah, Modul…, h. 117
10
harus ada dalam proses belajar-mengajar. Akan tetapi, tidak setiap guru
latihan. Oleh karena itu keterampilan ini perlu diperhatikan agar para guru
memberikan pendapat atau bertanya. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT
ْم ِة َوالْ َم ْو ِعظَ ِة احْلَ َس نَ ِة َو َج ِادهْلُ ْم بِالَّيِت ْ ِه َي ِ ِ َ ِّاُْدع اِىٰل س بِي ِل رب
َ ك باحْل ك َ َْ ُ
}١٢٥
pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang
sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat
Dari ayat di atas Allah telah memberikan pengajaran bagi umat islam
agar membantah atau berargumentasi dengan cara yang baik. Dan tidak lain
itu bisa ditemui dalam rangkaian acara yang biasa disebut diskusi. Diskusi
juga merupakan metode yang langsung melibatkan siswa untuk aktif dan
kreatif dalam pembelajaran. Diskusi bisa berjalan dengan baik jika siswa
dari inti materi tersebut. Akan tetapi jika siswa tidak paham akan hal tersebut
maka bisa dipastikan diskusi tersebut tidak sesuai yang diharapkan dalam
pembelajaran. Untuk itu peran guru sangat penting untuk membimbing siswa
atau dasar yang kuat dari pendapat siswa saat proses diskusi, dan lain
sebagainya.
beberapa peserta didik saja. Sementara itu, yang lain cenderung diam dan
Proses dan hasil diskusi harus mencerminkan dari hasil kerja kolektif
antar sesama peserta diskusi. Oleh karena itu setiap anggota diskusi harus
10
Ibid, h.117-121
13
D. Menutup Pelajaran
telah dipelajari, antara lain dengan cara merangkum kembali bahan yang
usaha dalam tingkat keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar, serta
guru dalam mengakhiri kegiatan inti suatu pelajaran. Memiliki maksud untuk
bertanya.
11
Ibid, h. 115-116
14
12
Lilis Seri Nurlaela, “Keterampilan Membuka Dan Menutup Pembelajaran Pada Kelas
Atas Di Mi Muhammadiyah Ajibarang Kulon, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas”,
Skripsi, (Purwokerto: IAIN Purwokerto, 2020), h. 5, t. d.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
dan efisien.
mengajar.
15
16
B. Saran
atas masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Adapun
nantinya penulis akan menerima kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca (dosen dan mahasiswa/i). Semoga atas kritik dan saran membangun
Fauzi, Imron, Etika Profesi Keguruan, Cet ke-2, Jember: IAIN Jember Pers, 2018.
Purwokerto, 2020.
Parepare, 2020.
2019.
17