Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH BENTUK-BENTUK KEADAAN TANAH YANG

MENGALAMI KERUSAKAN DAN SUMBER-SUMBER SAMPAH

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 5
Anggie DwiSalda Br Saragih P00933221007
Fuan Sari Natalia Hasugian P00933221022
Hana Eliza Girsang P00933221025
Ikram Affandi P00933221027
Muhammad Arif Al Fiqri Sitompul P00933221035
Muhammad Azhar Wirandi Pane P00933221036
Naomi Karen Margaretha P00933221038
Nur Rizky Aulia Lubis P00933221040
Nurhasanah Siregar P00933221041

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN


POLTEKKES KEMENKES MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat, rahmat-
Nyalah sehingga saya dapat menyelesaikan tugas laporan penyehatan tanah ini dengan baik.

Saya dituntut untuk mengetahui dan memahami segala sesuatu yang berhubungan
dengan Penyehatan Tanah dan Sumber-Sumber Sampah. Maka dari itu, saya membuat
laporan ini agar lebih mengetahui tentang Penyehatan Tanah dan Sumber-Sumber Sampah.

Saya sebagai manusia menyadari bahwa masih ada kelemahan dan kekurangan dalam
penyusunan tugas laporan ini dan untuk menyempurnakannya saya sangat mengharapkan
kritik dan sarannya.

Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi siapapun terutama pada diri saya sendiri.
Akhir kata, saya ucapkan banyak terima kasih.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanah merupakan salah satu media tumbuh tanaman, baik tanaman semusim maupun
tanaman tahunan untuk kemaslahatan manusia dan makhluk hidup lainnya. Tubuh tanah
terdiri atas udara (20-30%), air (20-30%), bahan mineral (45%), dan bahan organik (5%).
Tanah memiliki arti yang lebih khusus dan penting sebagai media tumbuh tanaman darat.
Tanah berasal dari hasil pelapukan batuan bercampur dengan sisa bahan organik dari
organisme (vegetasi atau hewan) yang hidup di atasnya atau di dalamnya. Selain itu di dalam
tanah terdapat pula udara dan air yang berasal dari hujan yang ditahan oleh tanah sehingga
tidak meresap ke tempat lain. Dalam proses pembentukan tanah, selain campuran bahan
mineral dan bahan organik terbentuk pula lapisan-lapisan tanah yang disebut horizon. Dengan
demikian tanah dapat didefenisikan sebagai kumpulan benda alam di permukaan bumi yang
tersusun dalam horizon-horizon, terdiri dari campuran bahan mineral, bahan organik, air dan
udara, dan merupakan media tumbuhnya tanaman.

Sifat fisik tanah yang terpenting adalah : solum, tekstur, struktur, kadar air tanah,
drainase dan porisitas tanah, dll. Sifat kimia tanah meliputi : kadar unsur hara tanah, reaksi
tanah (pH), kapasitas tukar kation tanah (KTK), kejenuhan basa (KB), kemasaman dapat
dipertukarkan (Al dan H), dan lain-lain. Sedangkan sifat biologi tanah meliputi : bahan
organik tanah, flora dan fauna tanah (khususnya mikroorganisme penting : bakteri, fungi dan
Algae), interaksi mikroorganisme tanah dengan tanaman (simbiosa) dan polusi tanah.

Tanah adalah salah satu komponen lahan berupa lapisan teratas kerak bumi yang
terdiri dari bahan mineral dan bahan organik serta mempunyai sifat fisik, kimia, biologi, dan
mempunyai kemampuan menunjang kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa penyebab kerusakan tanah ?
2. Apa dampak kerusakan tanah bagi lingkungan ?
3. Bagaimana cara mempertahankan tanah agar tetap sehat ?
Tujuan

·         Untuk mengetahui unsur – unsur tanah


·         Untuk mengetahui cara penyehatan tanah
·         Untuk mengetahui mekanisme mempertahankan tanah tetap sehat

Manfaat
·         Mengetahui unsur – unsur tanah
·         Mengetahui cara penyehatan tanah
·         Mengetahui mekanisme mempertahankan tanah tetap sehat
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Tanah

Tanah berasal dari hasil pelapukan batuan bercampur dengan sisa bahan organik dari
organisme (vegetasi atau hewan) yang hidup di atasnya atau di dalamnya. Selain itu di dalam
tanah terdapat pula udara dan air yang berasal dari hujan yang ditahan oleh tanah sehingga
tidak meresap ke tempat lain. Dalam proses pembentukan tanah, selain campuran bahan
mineral dan bahan organik terbentuk pula lapisan-lapisan tanah yang disebut horizon.Tanah
merupakan suatu benda alam yang tersusun dari padatan (bahan mineral dan bahan organik),
cairan dan gas, yang menempati permukaan daratan, menempati ruang, dan dicirikan oleh
salah satu atau kedua berikut: horison-horison, atau lapisan-lapisan, yang dapat dibedakan
dari bahan asalnya sebagai hasil dari suatu proses penambahan, kehilangan, pemindahan dan
transformasi energi dan materi, atau berkemampuan mendukung tanaman berakar di dalam
suatu lingkungan alami (Soil Survey Staff, 1999).

Schoeder (1972) mendefinisikan tanah sebagai suatu sistem tiga fase yang
mengandung air, udara dan bahan-bahan mineral dan organik serta jasad-jasad hidup, yang
karena pengaruh berbagai faktor lingkungan pada permukaan bumi dan kurun waktu,
membentuk berbagai hasil perubahan yang memiliki ciri-ciri morfologi yang khas, sehingga
berperan sebagai tempat tumbuh bermacam-macam tanaman. Menurut Jooffe dan Marbut
(1949), dua orang ahli Ilmu Tanah dari Amerika Serikat, Tanah adalah tubuh alam yang
terbentuk dan berkembang sebagai akibat bekerjanya gaya-gaya alam terhadap bahan-bahan
alam dipermukaan bumi.
Jenis-Jenis Tanah

1. Tanah Aluvial

Tanah aluvial merupakan jenis tanah yang terjadi karena endapan lumpur biasanya yang
terbawa karena aliran sungai. Tanah ini biasanya ditemukan dibagian hilir karena dibawa dari
hulu. Tanah ini biasanya bewarna coklat hingga kelabu.

Karakteristik

Tanah ini sangat cocok untuk pertanian baik pertanian padi maupun palawija seperti
jagung, tembakau dan jenis tanaman lainnya karena teksturnya yang lembut dan mudah
digarap sehingga tidak perlu membutuhkan kerja yang keras untuk mencangkulnya.

Persebaran

Tanah ini banyak tersebar di Indonesia dari sumatera, Kalimantan, Sulawesi, papua dan jawa.

2. Tanah Andosol

Tanah andosol merupakan salah satu jenis tanah vulkanik dimana terbentuk karena
adanya proses vulkanisme pada gunung berapi. Tanah ini sangat subur dan baik untuk
tanaman.

Karakteristik

Warna dari tanah andosol coklat keabu-an. Tanah ini sangat kaya dengan mineral,
unsure hara, air dan mineral sehingga sangat baik untuk tanaman. Tanah ini sangat cocok
untuk segala jenis tanaman yang ada di dunia. persebaran tanah andosol biasanya terdapat di
daerah yang dekat dengan gunung berapi.

Persebaran

Di Indonesia sendiri yang merupakan daerah cincin api banyak terdapat tanah andosol seperti
di daerah jawa, bali, sumatera dan nusa tenggara.

 
3. Tanah Entisol
Tanah entisol merupakan saudara dari tanah andosol namun biasaya merupakan
pelapukan dari material yang dikeluarkan oleh letusan gunung berapi seperti debu, pasir,
lahar, dan lapili.

Karakteristik

Tanah ini juga sangat subur dan merupakan tipe tanah yang masih muda. Tanah ini
biasanya ditemukan tidak jauh dari area gunung berapi bisa berupa permukaan tanah tipis
yang belum memiliki lapisan tanah dan berupa gundukan pasir seperti yang ada di pantai
parangteritis Jogjakarta.

Persebaran

Persebaran tanah entisol ini biasanya terdapat disekitar gunung berapi seperti di pantai
parangteritis Jogjakarta, dan daerah jawa lainnya yang memiliki gunung berapi.

4. Tanah Grumusol

Tanah grumusol terbentuk dari pelapukan batuan kapur dan tuffa vulkanik. Kandungan
organic di dalamnya rendah karena dari batuan kapur jadi dapat disimpulkan tanah ini tidak
subur dan tidak cocok untuk ditanami tanaman.

Karakteristik

Tekstur tanahnya kering dan mudah pecah terutama saat musim kemarau dan
memiliki warna hitam. Ph yang dimiliki netral hingga alkalis. Tanah ini biasanya berada di
permukaan yang tidak lebih dari 300 meter dari permukaan laut dan memiliki bentuk
topografi datar hingga bergelombang. Perubahan suhu pada daerah yang terdapat tanah
grumusol sangat nyata ketika panas dan hujan.

Persebaran

Persebarannya di Indonesia seperti di Jawa Tengah (Demak, Jepara, Pati, Rembang),


Jawa Timur (Ngawi, Madiun) dan Nusa Tenggara Timur. Karena teksturnya yang kering
maka akan bagus jika ditanami vegetasi kuat seperti kayu jati.
5. Tanah Humus

Tanah humus merupakan tanah yang terbentuk dari pelapukan tumbuh-tumbuhan.


Mengandung banyak unsur hara dan mineral dan sangat subur.

Karakteristik

Tanah Humus sangat baik untuk melakukan cocok tanam karena kandungannya yang
sangat subur dan baik untuk tanaman. Tanah ini memiliki unsur hara dan mineral yang
banyak karena pelapukkan tumbuhan hingga warnanya agak kehitam hitaman.

Persebaran

Tanah ini terdapat di daerah yang ada banyak hutan. Persebarannya di Indonesia
meliputi daerah Sumatera, Kalimantan, Jawa, Papua dan sebagian wilayah dari Sulawesi.

6. Tanah Inceptisol

Inceptol terbentuk dari batuan sedimen atau metamorf dengan warna agak kecoklatan dan
kehitaman serta campuran yang agak keabu-abuan. Tanah ini juga dapat menopang
pembentukan hutan yang asri.

Karakteristik

Ciri-ciri tanah ini adalah adanya horizon kambik dimana horizon ini kurang dari 25%
dari horizon selanjutnya jadi sangatlah unik. Tanah ini cocok untuk perkebunan seperti
perkebunan kelapa sawit.Serta untuk berbagai lahan perkebunan lainnya seperti karet.

Persebaran

Tanah inseptisol tersebar di berbagai derah di Indonesia seperti di sumatera,


Kalimantan dan papua.
7. Tanah Laterit

Tanah laterit memiliki warna merah bata karena mengandung banyak zat besi dan
alumunium. Di indonesia sendiri tanah ini sepertinya cukup fimiliar di berbagai daerah,
terutama di daerah desa dan perkampungan.

Karakteristik

Tanah laterit termasuk dalam jajaran tanah yang sudah tua sehingga tidak cocok untuk
ditanami tumbuhan apapun dan karena kandungan yang ada di dalamnya pula.

Persebaran

Persebarannya sendiri di Indonesia meliputi Kalimantan, Lampung, Jawa Barat, dan


Jawa Timur.

8. Tanah Latosol

Jenis tanah ini juga salah satu yang terdapat di Indonesia, tanah ini terbentuk dari
pelapukan batuan sedimen dan metamorf.

Karakteristik

Ciri-ciri dari tanah latosol adalah warnanya yang merah hingga kuning, teksturnya
lempung dan memiliki solum horizon. Persebaran tanah litosol ini berada di daerah yang
memiliki curah hujan tinggi dan kelembapan yang tinggi pula serta pada ketinggian berkisar
pada 300-1000 meter dari permukaan laut. Tanah latosol tidak terlalu subur karena
mengandung zat besi dan alumunium.

Persebaran

Persebaran tanah latosol di daerah Sulawesi, lampung, Kalimantan timur dan barat,
Bali dan Papua.
9. Tanah Litosol

Tanah litosol merupakan tanah yang baru mengalami perkembangan dan merupakan
tanah yang masih muda. Terbentuk dari adanya perubahan iklim, topografi dan adanya
vulkanisme.

Karakteristik

Untuk mengembangkan tanah ini harus dilakukan dengan cara menanam pohon
supaya mendapatkan mineral dan unsur hara yang cukup. tekstur tanah litosol bermacam-
macam ada yang lembut, bebatuan bahkan berpasir.

Persebaran

Biasanya terdapat pada daerah yang memiliki tingkat kecuraman tinggi seperti di bukit
tinggi, nusa tenggara barat, Jawa tengah, Jawa Barat dan Sulawesi.

10. Tanah Kapur

Seperti dengan namanya tanah kapur berasal dari batuan kapur yang mengalami pelapukan.

Karakteristik

Karena terbentuk dari tanah kapur maka bisa disimpulkan bahwa tanah ini tidak subur
dan tidak bisa ditanami tanaman yang membutuhkan banyak air. Namun jika ditanami oleh
pohon yang kuat dan tahan lama seperti pohon jati dan pohon keras lainnya.

Persebaran

Tanah kapur tersebar di daerah yang kering seperti di gunung kidul Yogyakarta, dan
di daerah pegunungan kapur seperti di Jawa Tengah, Jawa Barat, Nusa Tenggara Timur.
Jenis-Jenis Kerusakan Tanah

Arsyad (2006 dalam Tolaka, 2013) menyatakan kerusakan tanah adalah hilangnya atau
menurunnya fungsi tanah, baik sebagai sumber unsur hara tumbuhan maupun sebagai matriks
tempat akar tumbuhan berjangkar dan tempat air tersimpan. Pemanfaatan tanah dengan
intensitas tinggi berpotensi mengalami kerusakan tanah.

Perlu kita ketahui bersama bahwa kerusakan yang terjadi pada tanah ini jenisnya ada
bermacam- macam. Karena kerusakan yang bermacam- macam ini pula maka terlihat kondisi
tanah yang berbeda- beda pula. Mengenai beberapa jenis kerusakan pada tanah, adalah
sebagai berikut:

1. Ablasi

Pengertian ablasi adalah erosi yang disebabkan oleh tenaga air yang tanah, batuan atau
material diatasnya. Contoh ablasi adalah erosi di sungai yang membentuk aliran, meander,
tebing sungai atau oxbow lake. Ablasi juga banyak membentuk parit-parit di permukaan
tanah. Ablasi banyak dengan mudah dijumpai di sekitar kita saat terjadi hujan dan aliran air
mengikis tanah di kebun atau lapangan misalnya.

2. Deflasi

Pengertian deflasi adalah erosi yang disebabkan oleh tenaga angin yang menerbangkan butiran-
butiran pasir atau debu kemudian mengendap di suatu tempat. Contoh dari deflasi adalah gumuk pasir
di Parangtritis Yogyakarta.

3. Eksarasi

Jenis erosi tanah yang selanjutnya adalah eksarasi. Eksarasi merupakan erosi tanah yang
disebabkan oleh gletser. Pengertian eksarasi adalah erosi yang disebabkan oleh aliran es yang
mencair sehingga menghancurkan material yang dilewatinya. Eksarasi banyak terjadi di
daerah pegunungan salju seperti Alpen dan di Puncak Jaya Wijaya. Contoh fenomena hasil
eksarasi adalah moraine.
4. Abrasi

Pengertian abrasi adalah erosi yang disebabkan oleh gelombang air laut yang mengikis
bibir pantai. Abrasi dapat diminimalisir dengan menanam pohon mangrove di pantai.

Penyebab kerusakan tanah

1. Bencana Alam

Saat banjir, lapisan unsur hara tanah akan hilang terbawa arus air sehingga membuat
tanah tersebut tercemar. Saat gunung berapi meletus, tanah akan tertutup abu vulkanik, pasir,
dan material lainnya yang membuat tanah menjadi kering. Tetapi saat kembali ke keadaan
normal, tanah yang tertutup tersebut akan menjadi subur.

2. Kebakaran Hutan

Selain dapat menyebabkan pencemaran udara dan air, kebakaran hutan jyga dapat
menyebabkan pencemaran udara. Hutan yang sudah terbakar akan sulit ditanami kembali
karena unsur-unsur penting dalam tanah sudah hilang, rusak, bahkan mati.

3. Limbah Anorganik
Limbah anorganik adalah limbah yang sulit untuk diuraikan. Meskipun dapat
diuraikan, waktu yang dibutuhkan sangatlah lama.

4. Limbah Organik

Meskipun lebih mudah diurai dan tidak membutuhkan waktu lama, limbah yang
banyak berasal dari aktivitas industri kecil dan rumah tangga ini tetap saja dapat mencemari
tanah. Dalam jumlah yang besar, limbah ini akan memengaruhi pertumbuhan tanaman.

5. Limbah Industri

Limbah industri berasal dari aktivitas industry pabrik dan aktivitas industry
masyarakat sehingga jumlahnya sangat banyak. Limbah ini jauh lebih berbahaya
dibandingkan dengan limbah-limbah lainnya karena mengandung zat-zat kimia yang lebih
berbahaya.

6. Limbah Rumah Tangga

Limbah yang disebut juga dengan limbah domestik ini berasal dari kegiatan rumah
tangga, seperti memasak dan mencuci. Limbah tersebut akan terserap dan mencemari tanah.

7. Limbah Pertambangan
Kegiatan pertambangan dapat menjadi penyebab udara tercemar karena menghasilkan
banjir lumpur atau limbah logam. Tanah yang tercemar oleh limbah pertambangan akan
membuat tanaman yang hidup di sekitarnya mati.

8. Limbah Pertanian

Penggunaan pestisida dan pupuk kimia yang berlebih dapat menyebabkan tanah
tercemar. Pestisida dan pupuk tersebut akan terserap ke dalam tanah sehingga membuat tanah
menjadi tidak subur.

Itulah sebab-sebab pencemaran tanah. Mulai saat ini, kita dapat melakukan aktivitas
yang lebih ramah lingkungan untuk menjaga tanah tetap subur.

Dampak Kerusakan Tanah

Timbunan sampah yang berasal dari limbah domestik dapat mengganggu/ mencemari
karena: lindi (air sampah), bau dan estetika. Timbunan sampah juga menutupi permukaan
tanah sehingga tanah tidak bisa dimanfaatkan. Timbunan sampah bisa menghasilkan gas
nitrogen dan asam sulfida, adanya zat mercury, chrom dan arsen pada timbunan sampah bisa
timbulkan pencemaran tanah / gangguan terhadap bio tanah, tumbuhan, merusak struktur
permukaan dan tekstur tanah. Limbah lainnya adalah oksida logam, baik yang terlarut
maupun tidak menjadi racun di permukaan tanah Yang menyebabkan lapisan tanah tidak
dapat ditembus oleh akar tanaman dan tidak tembus air adalah sampah anorganik. Sampah
anorganik tidak ter-biodegradasi, sehingga peresapan air dan mineral yang dapat
menyuburkan tanah hilang dan jumlah mikroorganisme di dalam tanahpun akan berkurang,
oleh sebab itu tanaman sulit tumbuh dan bahkan mati sebab tidak mendapatkan makanan
untuk berkembang.
Tinja, deterjen, oli bekas, cat, adalah limbah cair rumah tangga. Peresapannya
kedalam tanah akan merusak kandungan air tanah dan zat kimia yang terkandung di
dalamnya dapat membunuh mikro-organisme di dalam tanah. Inilah salah satunya yang
disebutkan sebagai pencemaran tanah. Padatan, lumpur, bubur yang berasal dari proses
pengolahan adalah limbah padat hasil buangan industri.
Adanya reaksi kimia yang menghasilkan gas tertentu menyebabkan penimbunan
limbah padat ini busuk yang selain menyebabkan pencemaran tanah juga menimbulkan bau
di sekitarnya karena Tertimbunnya limbah ini dalam jangka waktu lama menyebabkan
permukaan tanah menjadi rusak dan air yang meresap ke dalam tanah terkontaminasi bakteri
tertentu dan berakibat turunnya kualitas air tanah pada musim kemarau oleh karena telah
terjadinya pencemaran tanah. Timbunan yang mengering akan dapat mengundang bahaya
kebakaran. Sisa hasil industri pelapisan logam yang mengandung zat-zat seperti tembaga,
timbal, perak,khrom, arsen dan boron adalah limbah cair yang sangat beracun terhadap
mikroorganisme.
Peresapannya ke dalam tanah akan mengakibatkan kematian bagi mikroorganisme
yang memiliki fungsi sangat penting terhadap kesuburan tanah dan dalam hal ini pun
menyebabkan pencemaran tanah. Pupuk yang digunakan secara terus menerus dalam
pertanian akan merusak struktur tanah, yang menyebabkan kesuburan tanah berkurang dan
tidak dapat ditanami jenis tanaman tertentu karena hara tanah semakin berkurang. Dalam
kondisi ini tanpa disadari justru pupuk juga mengakibatkan pencemaran tanah.

Sumber sumber sampah

1) Sampah dari Rumah Tangga.


Biasanya sampah rumah tangga berupa sisa pengolahan makanan, perlengkapan rumah
tangga bekas, kertas, kardus, gelas, kain, sampah/kebun/halaman, dan lain-lain.
2) Sampah dari Pertanian.
Sampah dari kegiatan pertanian tergolong bahan organik, seperti jerami dan sejenisnya.
Sebagian besar sampah yang dihasilkan selama musim panen dibakar atau dimanfaatkan
untuk pupuk. Untuk sampah bahan kimia seperti pestisida dan pupuk buatan perlu perlakuan
khusus agar tidak mencemari lungkungan. Sampah pertanian lainnya adalah lembaran plastik
penutup tempat tumbuh-tumbuhan yang berfungsi untuk mengurangi penguapan dan
penghambat pertumbuhan gulma, namun plastik ini bisa didaur ulang.
3) Sampah dari Perdagangan dan Perkantoran
Sampah yang berasal dari daerah perdagangan seperti: toko, pasar tradisional, warung,
pasar swalayan ini terdiri dari kardus, pembungkus, kertas, dan bahan organik termasuk
sampah makanan dan restoran. Sampah yang berasal dari lembaga pendidikan, kantor
pemerintah dan swasta biasanya terdiri dari kertas, alat tulis-menulis (bolpoint, pensil, spidol,
dll), toner foto copy, pita printer, kotak tinta printer, baterai, bahan kimia dari laboratorium,
pita mesin ketik, klise film, komputer rusak, dan lain-lain. Baterai bekas dan limbah bahan
kimia harus dikumpulkan secara terpisah dan harus memperoleh perlakuan khusus karena
berbahaya dan beracun.
4) Sampah dari Industri
Sampah ini berasal dari seluruh rangkaian proses produksi (bahan-bahan kimia
serpihan/potongan bahan), perlakuan dan pengemasan produk (kertas, kayu, plastik, kain/lap
yang jenuh dengan pelarut untuk pembersihan). Sampah industri berupa bahan kimia yang
seringkali beracun memerlukan perlakuan khusus sebelum dibuang.
5) Sampah dari Sisa Bangunan dan Konstruksi Gedung
Sampah yang berasal dari kegiatan pembangunan dan pemugaran gedung ini bisa berupa
bahan organik maupun anorganik. Sampah Organik, misalnya: kayu, bambu, triplek. Sampah
Anorganik, misalnya: semen, pasir, spesi, batu bata, ubin, besi dan baja, kaca, dan kaleng.
6) Sampah dari Industri
Sampah ini berasal dari seluruh rangkaian proses produksi (bahan-bahan kimia
serpihan/potongan bahan), perlakuan dan pengemasan produk (kertas, kayu, plastik, kain/lap
yang jenuh dengan pelarut untuk pembersihan). Sampah industri berupa bahan kimia yang
seringkali beracun memerlukan perlakuan khusus sebelum dibuang.
7) Sampah dari Sisa Bangunan dan Konstruksi Gedung
Sampah yang berasal dari kegiatan pembangunan dan pemugaran gedung ini bisa berupa
bahan organik maupun anorganik. Sampah Organik, misalnya: kayu, bambu, triplek. Sampah
Anorganik, misalnya: semen, pasir, spesi, batu bata, ubin, besi dan baja, kaca, dan kaleng.
8) Sampah yang berasal dari jalan raya
Sampah ini berasal dari pembersihan jalan yang umumnya terdiri dari kertas kertas, kardus-
kardus, debu, batu-batuan, pasir, sobekan ban, onderdil-onderdil kendaraan yang jatuh, daun-
daunan, plastik dan sebagainya.
9) Sampah yang berasal dari pertambangan
Sampah ini berasal dari daerah pertambangan dan jenisnya tergantung dari jenis usaha
pertambangan itu sendiri misalnya batu-batuan, tanah cadas, pasir, sisa-sisa pembakaran
(arang), dan sebagainya.

Faktor-Faktor Penyebab Penumpukan Sampah

1) Volume sampah sangat besar dan tidak diimbangi oleh daya tampung TPA sehingga
melebihi kapasitasnya.
2) Lahan TPA semakin menyempit akibat tergusur untuk penggunaan lain
3) Jarak TPA dan pusat sampah relatif jauh hingga waktu untuk mengangkut sampah
kurang efektif.
4) Fasilitas pengangkutan sampah terbatas dan tidak mampu mengangkut seluruh
sampah. Sisa sampah di TPS berpotensi menjadi tumpukan sampah.
5) Teknologi pengolahan sampah tidak optimal sehingga lambat membusuk.
6) Sampah yang telah matang dan berubah menjadi kompos tidak segera di keluarkan
dari tempat penampungan sehingga semakin menggunung.
7) Tidak semua lingkungan memiliki lokasi penampungan sampah. Masyarakat sering
membuang sampah di sembarangan tempat sebagai jalan pintas.
8) Kurangnya sosialisasi dan dukungan pemerintah mengenai pengelolaan dan
pengolahan sampah serta produknya.
9) Minimnya edukasi dan manajemen diri yang baik mengenai pengolahan sampah
secara tepat.
10) Manajemen sampah tidak efektif. hal ini dapat menimbulkan kesalahpahaman,
terutama bagi masyarakat sekitar.

Upaya Penanggulangan Kerusakan Tanah

1) Melakukan daur ulang sampah anorganik, seperti plastik, logam, kaca, karet, dan
lain-lain.

2) Tidak membuang sampah deterjen ke tanah atau saluran air. Sebaiknya, limbah
deterjen ditampung dalam bak penampungan untuk dilakukan pengendapan,
penyaringan, dan penjernihan.

3) Menjaga kelestarian tanaman untuk mengurangi pengikisan lapisan humus tanah oleh
air hujan.

4) Melakukan remediasi, yaitu kegiatan membersihkan permukaan yang sudah


tercemar. Ada dua cara yang bisa dilakukan, yakni on-site dengan pembersihan di
lokasi dan off-site dengan menggali tanah yang tercemar dan membawanya ke daerah
yang aman untuk dibersihkan dari zat pencemar.

5) Melakukan bioremediasi, yakni proses pembersihan pencemaran menggunakan


mikroorganisme, seperti jamur, bakteri, dna lain-lain. Bioremediasi dilakukan dengan
tujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang
beracun atau tidak beracun.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Tanah (Bahasa Yunani: pedon; Bahasa latin: solum) merupakan bidang kerak bumi yang
tersusun dari bahan mineral dan bahan organik. Tanah sangat vital peranannya bagi semua
kehidupan di bumi karena tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara
dan cairan sekaligus sebagai penopang akar. Warna tanah merupakan definisi yang paling
gampang diingat orang. Warna tanah sangat bervariasi, mulai dari hitam kelam, coklat, merah
bata, jingga, kuning, hingga putih. Selain itu, tanah bisa memiliki lapisan-lapisan dengan
perbedaan warna yang kontras sebagai dampak bagian kimia (pengasaman) atau pencucian
(leaching).

Jenis-jenis tanah yang terdapat di Indonesia, yaitu tanah aluvial, tanah andoson, tanah
entisol, tanah grumusol, tanah humus, tanah inceptisol, tanah laterit, tanah liat, tanah
podzolik, tanah podsol, tanah pasir, tanah padas, tanah oxisol, tanah organosol, tanah mergel,
tanah latosol, dan tanah litosol.

Tanah merupakan wujud alam yang terbentuk dari campuran hasil pelapuan batuan
anorganik, organik, air, dan udara yang menempati bagian paling atas dari litosfer. Ada
beberapa bentuk-bentuk kerusakan tanah, yaitu erosi tanah, abrasi, lahan keritis, dan
pencemaran tanah. Penyebab pencemaran tanah, yaitu bencana alam, kebakaran hutan,
limbah anorganik, limbah organik, limbah industri, limbah rumah tangga, limbah
pertambangan dan limbah pertanian.

Tanah sangat perlu dijaga, dan dicegah dari kerusakan-kerusakan yang akan terjadi
dengan cara metode mekanik, terracering (pentersan lahan miring atau lereng), cekdam
(bendungan kecil), guludan atau pematang, dan contour tillage (pengelolahan tanah sejajar
dengan garis contour).

3.2 Saran

Sebaiknya sebagai manusia kita janganlah sampai menyalahgunakan yang ada di


alam, dan sebaiknya sebagai manusia kita harus bisa menjaga apa-apa yang ada dialam
agar tidak akan terjadi kerusakan lahan yang akan berdampak lagi terhadap kehidupan
manusia sendiri
DAFTAR PUSTAKA

PP No. 150 Tahun 2000 tentang Pengendalian Kerusakan Tanah Untuk Produksi
Biomassa.

Artikel Lingkungan, Pencemaran, Oleh : Webmaster

Dinas Lingkungan Hidup, KLU, Oleh : Tahir

Heru Prasetyo, Mochamad Thohiron Indonesian Journal of Environment and Sustainable


Development 4 (1), 2013

Tatan Sukwika, Irman Firmansyah Jurnal Pendidikan Geografi 25 (2), 114-127, 2020

Anda mungkin juga menyukai