Anda di halaman 1dari 15

D

OLEH :

NAMA : MELISA SIPAYUNG

NIM :1694032

PRODI : AKPER II A

AKPER-AKBID INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM

T.A 2017/2018
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Ginjal merupakan merupakan kehilangan kemampuan untuk mempertahankan volume dan


komposisi cairan tubuh dalam keadaan normal.

Gagal ginjal terbagi 2 yaitu :

1. Gagal ginjal akut, dan


2. Gagal ginjal kronis

Pada gagal ginjal akut terjadi penurunan funsi secara tiba-tiba dalam waktu beberapa hari dan
dan beberaapa minggu, , ditandai dengan hasil pemeriksaan ginjal (ureum dan kreatinin darah) dan
kadar urea nitrogen dalam darah yang meningkat. Sedangkan,

Gagal ginjal Kronis penurunan fungsi ginjal terjadi secara perlahan-lahan sehingga biasanya
diketahui setelah jatuh dalam kondisi parah. Gagal ginjal kronik tidak dapat disembuhkan, dan
biasanya penderita gagal ginjal kronik kemungkinan terjadi kematian sebesar 85 %.

Fungsi primer ginjal adalah mempertahankan volume dan komposisi cairan ekstra sel dalam
batas-batas normal. Komposisi dan volume cairan ekstrasel ini dikontrol oleh filtrasi glomerulus,
reabsorbsi dan sekresi tubulus.
 

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Gagal Ginjal Kronik

Gagal ginjal kronik merupakan kegagalan fungsi ginjal (unit nefron) yang berlangsung perlahan-
lahan karena penyebab berlangsung lama dan menetap yang mengakibatkan penumpukan sisa
metabolit (toksin uremik) sehingga ginjal tidak dapat memenuhi kebutuhan biasa lagi dan
menimbulkan gejala sakit (Hudak & Gallo, 1996). Gagal ginjal kronik tidak dapat disembuhkan,
dan biasanya penderita gagal ginjal kronik kemungkinan terjadi kematian sebesar 85 %.

Gagal ginjal kronik merupakan penurunan faal ginjal yang menahun yang umumnya 

B. Etiologi Gagal Ginjal Kronik

Umumnya gagal ginjal kronik disebabkan penyakit ginjal intrinsic difus dan menahun. Tetapi
hampir semua nefropati bilateral dan progresif akan berakhir dengan gagal ginjal kronik.
Umumnya penyakit diluar ginjal, missal nefropati obstruktif dapat menyebabkan kelainan ginjal
intrinsic dan berakhir dengan gagal ginjal kronik.

Seperti diketahui,nefritis interstisial menunjukkan kelainan histopatologi berupa fibrosis dan


reaksi inflamasi atau radang dari jaringan interstisial dengan etiologi yang banyak. Kadang
dijumpai juga kelainan-kelainan mengenai glomerulus dan pembuluh darah, vaskuler. Nefropati
asam urat menempati urutan pertama dari etiolgi nefrotis interstisial.

C. Perjalanan klinis

Perjalanan umum gagal ginjal progresif dapat dibagi menjadi 3 stadium:

Stadium I

Penurunan cadangan ginjal (faal ginjal antar 40 % – 75 %). Tahap inilah yang paling ringan,
dimana faal ginjal masih baik. Pada tahap ini penderita ini belum merasasakan gejala gejala dan
pemeriksaan laboratorium faal ginjal masih dalam masih dalam batas normal. yang teliti.
Stadium II
Insufiensi ginjal (faal ginjal antar 20 % – 50 %). Pada tahap ini penderita dapat melakukan tugas
tugas seperti biasa padahal daya dan konsentrasi ginjal menurun.

D. Gejala Klinik Gagal Ginjal Kronik

Pada gagal ginjal kronis, gejala-gejalanya berkembang secara perlahan. Pada awalnya tidak ada
gejala sama sekali, kelainan fungsi ginjal hanya dapat diketahui dari pemeriksaan
laboratorium.Pada gagal ginjal kronis ringan sampai sedang, gejalanya ringan meskipun terdapat
peningkatan urea dalam darah. Pada stadium ini terdapat nokturia dan hipertensi. Sejalan dengan
perkembangan penyakit, maka lama kelamaan akan terjadi peningkatan kadar ureum darah
semakin tinggi.Pada stadium ini, penderita menunjukkan gejala-gejala: letih, mudahlelah,
sulitkonsentrasi,nafsumakanturun, mual muntah, cegukan, tungkai lemah, parastesi, keramotot-
otot, insomia, nokturai, oliguria,sesaknafas, sembab, batuk, nyeri perikardial,malnutrisi,
penurunan berat badan letih. 

2. Gastritis erosif, ulkus peptik, dan kolitis uremik.

a. Sistem Integumen

-Kulit berwarna pucat akibat anemia. Gatal dengan ekskoriasi akibat toksin uremik.
-Ekimosis akibat gangguan hematologis
-Urea frost akibat kristalisasi urea
-Bekas-bekas garukan karena gatal.

– Kulit kering bersisik

– Kuku tipis dan rapuh

– Rambut tipis dan kasar.

b. Sistem Hematologi

-Anemia
-Gangguan fungsi trombosit dan trombositopenia
-Gangguan fungsi leukosit.

c. Sistem saraf dan otot

-Restles leg syndrome


-Burning feet syndrome
-Ensefalopati metabolic
-Miopati

d. Sistem Kardiovaskuler
-Hipertensi
-Akibat penimbunan cairan dan garam.
-Nyeri dada dan sesak nafas
-Gangguan irama jantung
-Edema akibat penimbunan cairan.

e. Sistem Endokrin

-Gangguan seksual: libido, fertilitas dan ereksi menurun pada laki-laki.


-Gangguan metabolisme glukosa, resistensi insulin, dan gangguan sekresi insulin.
-Gangguan metabolisme lemak.

-Gangguan metabolisme vitamin D.

E. Pendekatan Diagnosis Gagal Ginjal Kronik

Sasarannya yaitu :

1. Memastikan adanya penurunan faal ginjal (LFG)


2. Mengejar etiologi GGK yang mungkin dapat di koreksi
3. Mengidentifikasi semua factor pemburuk faal ginjal (reversible factors)
4. Menentukan strategi terapi rasional
5. Meramalkan prognosis

1. Pemeriksaan fisik diagnosis

F. Peranan diet

Terapi diet rendah protein (DRP). Terapi diet rendah protein menguntungkan untuk mencegah
atau mengurangi toksik azotemia tetapi untuk jangka lama dapat merugikan terutama gangguan
keseimbangan negatif nitrogen

Tujuan program diet rendah protein(DRE)


a. mempertahankan kkeadaan nutrisi optimal
b. mengurangi atau mencegah akumulasi toksin azotemia
c. mencegah menbruknyafaal ginjal (LFG) akibat proses glomerulosklerosis

Pasien kelompok GGK dengan LFG ≤ 5 ml per hari dan sindrom nefrotik dapat diberikan
diuretika untuk memperlancar diuresis, misal furosemide. Takaran furosemide 40-80 mg per
hari, dapat dinaikkan 40 mg per hari (interval 2 hari) sampai jumlah takaran maksimal 3 gram
per hari.

 Diet Rendah Protein untuk Penyakit Ginjal Kronik:


Selain faktor keturunan, diabetes, hipertensi, infeksi, batu ginjal, gaya hidup dan pola makan
juga sangat berpengaruh kejadian penyakit ginjal kronik yang berakibat pada gagal ginjal. Agar
kondisi ginjal tidak semakin parah, perlu dilakukan diet khusus bagi pederita penyakit ginjal
kronik.

 Contoh kasus :

Klien diantar ke rumah sakit karena pucat, mual, muntah, dan lemas yang sudah
di alami selama seminggu, sebelum masuk ke rumah sakit dan hanya di beri obat dari
warung saja. Sebelum nya os. mengatakan memiliki riwayat penyakit DM selama 4 tahun.

Pada tanggal 2 oktober 2017 os. di bawa kerumah sakit karena klien Mengeluh kaki
kanannya bengkak dan sulit untuk digerakkan, setelah di priksa oleh dokter klien
dianjurkan untuk mendapat perawatan lebih lanjut.

PENGKAJIAN

IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. M

Umur : 41 Thn

Jenis Kelamin : Lk

Tgl. Lahir : 24-08-1973

Status : Menikah

Pendidikan : SMA

Agama : Kristen

Suku : Batak

Alamat : Jln. Thamrin , Lubuk Pakam

Alasan pasien masuk RS : Pasien merasa pusing, lemas, mual, dan anoreksia.

Tanggal Masuk : 2 oktober 2017

Ruang/kelas : Ns. 2S/263

Penanggung jawab

Nama : Ny. J

Umur : 40 Thn
Pendidikan : SMA

Agama : Kristen

Hubungan dengan pasien : Istri

Alamat :Jln. Thamrin, Lubuk Pakam

RIWAYAT KESEHATAN :

1. Keluhan Utama

Os. Mengatakan pusing dan mual.

2. Riwayat Penyakit Sekarang

Klien diantar ke rumah sait karena pucat, mual, muntah, dan lemas yang sudah di
alami selama seminggu, sebelum masuk ke umah sakit dan hanya di beri obat dari warung
saja.

Pada tanggal 2 oktober 2017 os. di bawa kerumah sakit karena klien Mengeluh kaki
kanannya bengkak dan sulit untuk digerakkan, setelah di priksa oleh dokter klien
dianjurkan untuk mendapat perawatan lebih lanjut.

3. Riwayat penyakit dahulu

Pasisen mengatakan belum pernah mengalami penyakit yang sama. Namun, klien
mengatakan sudah 4 tahun menderita penyakit diabetes milletus, klien sudah 9 kali masuk
keruah sakit karena DM.

4. Riwayat penyakit keluarga

Dari keluarga pasien tidak ada yang mempunyai penyakit yang sama dengan
pasien. Keluarga pasien tidak ada yangpernah masuk rumah sakit sebelumnya. Dari
keluarga pasien juga tidak ada yang mempunyai penyakit keturunan baik diabetes,
hipertensi, maupun gagal ginjal (CKD).

ANALISIS DATA

TGL/HARI DATA PENDUKUNG ETIOLOGI MASALAH


(DATA SUBJEKTIF & (PROBLEM
OBJEKTIF
Senin, 2 DS : keluarga klien Edema Kelebihan volume
oktober mengatakan klien cairan
2017 mengalami bengkak di
kaki kanan sejak 1 hari
sebelum masuk rumah
sakit

DO :

Jumlah urine yang


keluar perharinya 600
cc, warna kuning keruh

- Edema pada
kedua
ekstrimitas
inferior dextra
- Total protein :
5,5 mg/dl
- Albumin : 3,2 mg

SENIN, 2 DS : Mual, muntah Nutrisi kurang dari


OKTOBER kebutuhan tubuh.
2017 Klien mengatakan
badan terasa lemah.

DO :

Klien tampak hanya


berbaring di tempat
tidur.

-semua aktivitas klien


tampak dibantu oleh
perawat dan keluarga

-klien tampak lemah

SENIN, 2 DS: Mual, muntah Nutrisi kurang dari


OKTOBER kebutuhan tubuh.
2017 Klien mengeluh mual
dan muntah

-pasien mengatakan
tidak nafsu makan

- Klien mengeluh
badan terasa
lemah

DO :

Porsi makan tidak


dihabiskan, hanya 2
sendok makan

- Satu kali muntah


- Hb = 8,3 %

DIAGNOSA

N DIAGNOSA TANGGAL TANGGAL TANDA


KEPERAWATAN DITEMUKAN TERATASI TANGAN/
O. NAMA
Data Pendukung

( DO / DS )

1. Kelebihan volume cairan b/d 2/10/2017


edema

2. Intoleransi aktivitas b/d 2/10/2017


kelemahan fisik

3. Perubahan nutrisi kurang dari 2/10/2017


kebutuhan tubuh b/d Mual,
muntah dan anoreksia
INTERVENSI

NO. TGL/JAM NO DX PERENCANAAN


TUJUAN & INTERVENSI RASIONALISASI
KH

1. 2/10/2017 1. Setelah di - pantau KU untuk mengetahui


lakukan pasien secara keadaan umum
13.05 tindakan berkala pasien
asuhan
keperawatan -kaji tanda- -Untuk
selama 3 x 24 tanda vital mengetahui TTV
jam di pasien
harapkan -Batasi intake
volume cairan pasien -untuk
cairan klien mengetahui
tidak   jumlah cairan
berlebihan yang keluar dari
dengan -monitor pasien
criteria output cairan
hasil : pasien -untuk
meningkatkan
- pasien   kadar albumin
tidak pasien menjadi
mengalami   normal
edema
-kolaborasi
- Kadar dengan dokter
protein dan dalam
albumin pemberian
dalam batas transfusi
normal albumin

2. 2/10/2017 2. Setelah di -Pantau KU -Untuk


lakukan klien mengetahui
13.20 tindakan keadaan umum
asuhan -Ajarkan pasien untuk
keperawatan ROM aktif melatih
3 x 24 jam di pergerakan sendi-
harapkan -Kolaborasi sendi yang kaku
pasien dengan
toleran keluarga agar pasien dapat
terhadap
aktivitasnya dalam memenuhi ADL
dengan memenuhi
criteria ADL pasien
hasil :

- Pasien
dapat
melakukan
ADL
(Aktivity
Daily) secara
mandiri

3. 2/10/2017 3. Setelah Observasi untuk mengetahui


dilakukan keadaan keadaan umum
13.25 tindakan umum pasien pasien dan ttv
keperawatan -Kolaborasi pasien
selama 3x24 pemberian
jam obat anti  
diharapan emetic
tidak -Untuk mengatasi
mengalami mual muntah
kekurangan -Kolaborasi pasien
nutrisi dengan ahli
dengan gizi dalam
kriteria hasil pemberian
: diet bubur
rendah
-Mual protein
berkurang rendah garam

-Nafsu
makan
meningkat

-Pasien tidak
mengalami
muntah

-Hb pasien
dalam batas
normal
IMPLEMENTASI

TGL JAM IMPLEMENTASI


3/10/2017 14.05 Mengkaji pola
makan klien

14.30 -mengkaji aktivitas


klien

- Melibatkan
keluarga klien dalam
pelaksanaan
tindakan.

15.30 -mengkaji tanda-


tanda vital

- Pada pemberian
terapi obat
4/10/2017 16.00 - Mengobservasi
tanda-tanda
dehidrasi

16.30 - Menganjurkan
klien untuk
membatasi minum
dan mencatat berapa
banyak klien sudah
minum
17.00 Pemberian obat
antiseptic.
5/10/2017 - Mengkaji status
giji klien
EVALUASI

TANGGAL EVALUASI
5/10/2017 S: - klien mengatakan masi mual

- Klien mengatakan nafsu makan


menurun

O:

- Klien mengatakan menghabiskan


makan ½ porsi
- -BB : 65 kg
- TB : 170 cm

A:

- Masalah belum teratasi

P:

- Intervensi dipertahankan
- -menganjurkan klien makan sedikit

6/10/2017 S:

- Klien mengakatakan sudah mengerti


tentang penyakit GGK

O:

- Klien dapat menjawab semua


pertanyaan yang dianjurkan dengan
benar

A:

- Masalah teratasi

P:

- Intervensi dipertahankan
7/10/2017 S:

- Klien mengatakan masi terasa lemas

O:

- Aktivitas dibantu oleh perawat dan


keluarga

A:

- Masalah belum teratasi

P:

- Intervensi dilanjutkan
- Dorong klien melakukan aktivitas
sesuai dengan kemampuan
BAB III

KESIMPULAN

Penyebab gagak ginjal kronik cukup banyak tetapi untuk keperluan klinis dapat dibagi dalam 2
kelompok:
1. Penyakit parenkim ginjal
Penyakit ginjal primer : Glomerulonefritis, Mielonefritis, Ginjal polikistik, Tbc ginjal
Penyakit ginjal sekunder : Nefritis lupus, Nefropati, Amilordosis ginjal, Poliarteritis nodasa,
Sclerosis sistemik progresif, Gout, Dm.
2. Penyakit ginjal obstruktif : pembesaran prostat,Batu saluran kemih, Refluks ureter,
Secara garis besar penyebab gagal ginjal dapat dikategorikan Infeksi yang berulang dan nefron
yang memburuk Obstruksi saluran kemih, Destruksi pembuluh darah akibat diabetes dan
hipertensi yang lama

Anda mungkin juga menyukai