Anda di halaman 1dari 5

RUMAH SAKIT UMUM MITRA SEHAT RM 49 RM 01

JL. Sei Merah No.300 Dusun II Desa Kerawang Tanjung Morawa


Telp. 085270253369 Email: rs.mitrasehat@yahoo.com Deli Serdang - SUMUT

FORM EDUKASI ANASTESI SEDASI DAN PEMAKAIAN


ANALGESI PASCA ANASTESI

No RM : ………………………………….
Nama : ………………………………….
Tgl Lahir / Umur : ………………………………….
Jenis Kelamin : p Laki p Perempuan
Ruangan :

1. ANESTESIA UMUM (AU)


AU adalah teknik pembiusan dengan bius total dimana pasien tidak sadar, tidak dapat
dirangsang dan tidak merasakan sakit. Obat bius untuk AU berupa obat yang disuntikkan kedalam
pembuluh darah atau zat anestesi yang dapat dihirup/dihisap, terutama pada bayi/anak. Lama kerja
obat disesuaikan dengan lama operasi. Sesuai dengan kebutuhan operasi dan kondisi pasien, teknik
ini akan mempengaruhi kemampuan untuk mempertahankan patensi jalan nafas, terjadi depresi
fungsi pernafasan spontan atau depresi fungsi otot. Sehingga pasien sering memerlukan pemasangan
alat pernafasan untuk mempertahakan patensi jalan napas dan pemberian nafas bantu.
KELEBIHAN TEKNIK AU :
 Dari awal pembiusan pasien sudah tidak sadar, tidak merasakan nyeri, teknik dan lama
pembiusan bisa disesuaikan dengan lama operasI
KEKURANGAN TEKNIK AU :
 Pasca bedah pasien harus sadar penuh sebelum bisa diberi minum
 Obat bius yang diberikan dapat memiliki efek keseluruh tubuh termasuk ke aliran pembuluh janin
dalam kandungan.
KOMPLlKASl/EFEK SAMPING :
 Efek samping pasca bedah berupa mual Imuntah, menggigil, pusing, mengantuk, sakit
tenggorokan yang bisa diatasi dengan obat-obatan
 Beresiko pada pasien yang tidak puasa,bisa terjadi aspirasi yaitu masuknya isi lambung
kejalan nafas/paru.
 Kesulitan pemasangan alat/pipa pemafasan yang tidak terduga sebelumnya
 Alergi/hipersensitif terhadap obat (sangat jarang), mulai derajat ringan hingga berat/fatal.
PEMAKAIAN ANALGESI PADA TINDAKAN INI
 Dapat diberikan injeksi ketorolac 30 mg tiap 8 jam
 Dapat diberikan drip tramadol 50 mg dan bolus 50 sesuai berat badan
 Dapat diberikan injeksi petidin atau morfin sesuai berat badab dan indikasi
 Dapat diberikan analgesi lain sesuai dengan kondisi pasien dan pertimbangan dokter anestesi
2. ANESTESIASPINAL/EPIDURAL
Anestesia spinal/epidural adalah pembiusan yang hanya meliputi daerah perut ke bawah (perut
sampai ujung kaki) dengan pasien tetap sadar tanpa merasakan nyeri. Bila pasien menginginkan
untuk tidur maka dokter dapat rnemberi obat tidur/penenang melalui suntikan. Obat bius yang
dipakai adalah obat bius lokal ( Anestesi Lokal) dan bisa ditambah dengan obat lain yang bisa
menambah kekuatan obat maupun rnenambah lama kerja obat bius lokal. Untuk anestesia spinal,
obat bius lokal tersebut disuntikkan dengan jarum yang sangat kecil di celah tulang belakang di
daerah punggung.
Untuk anestesia epidural didaerah punggung penyuntikan didahului dengan pemberian obat bius
lokal dan melalui jarum epidural yang disuntikan di celah tulang belakang akan dimasukkan selang
kecil kearah pinggiran tulang belakang, yang berfungsi untuk menyalurkan obat ke sekitar saraf yang
ada dipinggiran tulang belakang.
Pada kedua teknik diatas, penyuntikan dilakukan pada pasien dalam keadaan posisi duduk
membungkuk atau miring kesalah satu sisi dengan kedua tungkai dilipat ke perut dan kepala
menunduk. Pada waktu penyuntikan obat, akan terasa hangat dipunggung. Setelah obat masuk ke
tulang belakang, pada awalnya akan merasakan kesemutan pada tungkai, lama kelamaan akan terasa
berat pada kedua tungkai dan pada akhirnya kedua tungkai tidak dapat digerakkan, seolah-olah
tungkainya hilang. Pada awalnya dibagian perut pasien masih bisa merasakan sentuhan, gosokan, dan
tarikan, tapi lama kelamaan akan tidak merasakan apa-apa lagi. Hilang rasa ini bisa berlangsung kira-
kira 2 sampai 3 jam sesuai jenis obat anestesi lokal yang digunakan.
KELEBIHAN TEKNIK ANESTESIA SPINAL /EPIDURAL :
 Jumlah obat yang diberikan sedikit sekali (untuk epidural jumlah obat lebih banyak)
 Obat bius tidak masuk ke dalam sirkulasi ari-ari/rahim sehingga baik untuk operasi besar
 Obat bius tidak mempengaruhi organ lain dalam tubuh
 Bisa ditambahkan obat penghilang rasa sakit yang bisa bertahan hingga 24 jam pasca bedah
(untuk epidural bisa ditambah terus obat anti sakit sesuai kebutuhan)
 Bila tidak mual/muntah pasca bedah bisa langsung minum tanpa harus menunggu flatus (buang
angin)
 Lebih aman untuk pasien yang tidak puasa/operasi darurat
KELEMAHAN SPINAL /EPIDURAL:
 Pasca bedah harus berbaring, tidak boleh duduk/bangun selama 6 jam
 KOMPLIKASI / EFEK SAMPING :
 Efek samping pasca bedah yang sering adalah mual/muntah, gatal-gatal terutama di daerah
wajah, semua bisa diatasi dengan obat-obatan.
 Efek samping yang jarang adalah sakit kepala dibagian depan atau belakang kepala pada hari ke-
2/
 ke-3 terutama pada waktu mengangkat kepala dan menghilang 5 sampai 7 hari. Bila tidak
menghilang maka akan dilakukan tindakan khusus berupa pemberian darah pasien pada tempat
suntikan semula.
 Efek samping lain berupa kesulitan buang air kecil.
 Alergi hipersensitif terhadap obat (sangat jarang), mulai derajat ringan hingga berat/fatal.
 Gangguan pernafasan mulai dari ringan (terasa pernafasannya agak berat) sampai berat (henti
nafas)
 Kelumpuhan atau kesemutan/rasa baal ditungkai yang memanjang, bersifat sementara dan bisa
sembuh kembali.
 Untuk epidural bisa terjadi kejang bila obat masuk kedalam pembuluh darah (jarang terjadi) dan
dapat ditangani sesuai prosedur tanpa gejala sisa.

PEMAKAIAN ANALGESI PADA TINDAKAN INI


 Dapat diberikan injeksi ketorolac 30 mg tiap 8 jam
 Dapat diberikan drip tramadol 50 mg dan bolus 50mg
 Dapat diberikan injeksi petidin atau morfin sesuai berat badan dan indikasi
 Dapat diberikan analgesi lain sesuai dengan kondisi pasien dan pertimbangan dokter anestesi

3. BLOK PERIFER
Blok Perifer adalah teknik pembiusan yang hanya melibatkan sebagian tubuh saja (misalnya Iengan
atas atau bawah, tangan, tungkai, kaki dan sebagainya). Teknik ini dilakukan dengan menyuntikkan
obat bius lokal didaerah sekitar saraf yang mensyarafi bagian tubuh yang akan dioperasi. Pada saat
mencari lokasi syaraf yang akan disuntik mungkin akan merasakan sedikit nyeri. Kadang bila syaraf
sudah terkena maka akan terasa seperti kesetrum dibagian rubuh yang akan dioperasi. Demikian juga
pada saat penyuntikkan obat bius lokal akan terasa nyeri, tapi lama kelamaan bagian tubuh yang
dioperasi akan terasa kesemutan dan akhimya teras a berat sampai tidak bisa digerakkan. Efek bius
berlangsung antara 2- 4jam tergantung jenis obat yang dipakai.
KOMPLIKASI EFEK SAMPING :
 Rasa kesemutan dan atau gangguan bergerak (motorik) yang berkepanjangan tetapi bersifat
sementara
 Pendarahan dibawah kulit (hematom)
 Tertusuknya lapisan paru
 Pembiusan yang tidak kompli (sebagian tubuh terbius)
 Reaksi alergi atau hipersensitif yang ringan hingga berat (fatal)
 Kejang bila obat masuk ke dalam pembuluh darah yang dapat ditangani sesuai prosedur tanpa
gcjala sisa.
PEMAKAIAN ANALGESI PADA TINDAKAN INI
 Dapat diberikan injeksi ketorolac 30 mg tiap 8 jam
 Dapat diberikan drip tramadol 50 mg dan bolus 50mg
 Dapat diberikan injeksi petidin atau morfin sesuai berat badan dan indikasi
 Dapat diberikan analgesi lain sesuai dengan kondisi pasien dan pertimbangan dokter anestesi
4. SEDASI
 Sedasi Ringan
Teknik pembiusan dengan penyuntikkan obat yang dapat menyebabkan pasien mengantuk, tetapi
masih memiliki respon normal terhadap rangsangan verbal dan tetap dapat mempertahankan
patensi dari jalan nafasnya, sedang fungsi pernafasan dan kerja jantung serta pembuluh darah
tidak dipengaruhi.
 Sedasi Sedang.
Teknik pembiusan dengan penyuntikkan obat yang dapat menyebabkan pasien mengantuk, tetapi
masih memiliki respon terhadap rangsangan verbal, dapat diikuti atau tidak diikuti oleh
rangsangan tekan yang ringan dan pasien masih dapat menjaga patensi jalan nafasnya sendiri.
Pada sedasi moderat terjadi perubahan ringan dari respon pernafasan namun fungsi kerja jantung
serta pembuluh darah masih tetap dipertahankan dalam keadaan normal. Pada sedasi moderat
dapat diikuti gangguan orientasi lingkungan serta gangguan fungsi motorik ringan sampai
sedang.
 Sedasi Dalam
Teknik pembiusan dengan penyuntikkan obat yang dapat menyebabkan pasien mengantuk, tidur,
serta tidak mudah dibangunkan tetapi masih memberikan respon terhadap rangsangan berulang atau
rangsangan nyeri. Respon pernafasan sudah mulai terganggu dimana nafas spontan sudah mulai tidak
adekuat dan pasien tidak dapat mempertahankan patensi dari jalan nafasnya (mengakibatkan
hilangnya sebagian atau seluruh refleks protektif jalan nafas). Sedasi dalam dapat berpengaruh
terhadap fungsi kerja jantung dan pembuluh darah terutama pada pasien sakit berat, sehingga
tindakan sedasi dalam membutuhkan alat monitoring yang lebih lengkap dari sedasi ringan maupun
sedasi moderat.

KELEBIHAN TEKNIK SEDASI :


 Obat diberikan secara bertahap
 Selama tindakan pasien dalam keadaan mengantuk dan tidur.
 Obat yang diberikan dapat memiliki efek amnesia.

KELEMAHAN TEKNIK SEDASI :


 Pasca sedasi pasien harus sadar penuh sebelum bisa diberi minum
 Sampai 24 jam pasca sedasi pasien tidak diperbolehkan mengendarai mobil, mengoperasikan
mesin dan menandatangani dokumen penting yang bersifat legal.
KOMPLIKASI SEDASI :
 Oleh karena tindakan sedasi merupakan rangkaian proses dinamik dan dapat berubah, maka
sedasi ringan ataupun moderat bisa bergeser menjadi sedasi dalam
 Efek samping pasca sedasi dapat berupa: mual Imuntah, menggigil, pusing, mengantuk, yang bisa
diatasi dengan obat-obatan
 Alergi/hipersensitif terhadap obat (sangat jarang), mulai derajat ringan hingga berat/fatal.
 Beresiko pada pasien yang tidak puasa,bisa terjadi aspirasi yaitu masuknya isi lambung ke jalan
nafas/paru.
 Pada sedasi dalam terdapat kemungkinan pemasangan alat atau pipa pernafasan
PEMAKAIAN ANALGESI PADA TINDAKAN INI
 Saya yang bertanda tangan di bawah ini telah membaca atau dibacakan keterangan diatas dan
telah dijelaskan terkait dengan prosedur anestesia dan sedasi yang akan dilakukan terhadap diri
saya sendiri/istri/suami/ anak/ayah/ibu dan keluarga lainnya. Dengan ini menyatakan bahwa saya
telah menerima informasi dan Dapat diberikan injeksi ketorolac 30 mg tiap 8 jam
 Dapat diberikan drip tramadol 50 mg dan bolus 50mg
 Dapat diberikan injeksi petidin atau morfin sesuai berat badan dan indikasi
 Dapat diberikan analgesi lain sesuai dengan kondisi pasien dan pertimbangan dokter anestesi
saya telah memahaminya.

 •Rencana Tindakan : .....................


 •Jenis Anestesia : .......................
Malang, tanggal :………………………

Dokter yang menjelaskan Pihak yang dijelaskan,

( ............................ ..............) ( ........................... ..................... )

Anda mungkin juga menyukai