Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN

“Mitigasi Bencana Tanah Longsor”

DOSEN PENGAMPU :

Ns. Made Martini, S.Kep., M.Kep

DISUSUN OLEH :

1. Putu Anita Eka Putri (19089014005)


2. Komang Karang Adnyani (19089014028)
3. Ni Luh Putu Mira Damayanti (19089014030)
4. Kadek Yona Ariska (19089014057)
5. Arya Pangestu Putra Astawa (19089014058)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG
2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Mitigasi Bencana Tanah Longsor

Topik : Mitigasi Bencana Tanah Longsor


Sub Pokok :
Bahasan : Mahasiswa
Sasaran :
Target :
Hari / Tanggal :
Waktu :
Tempat :
Penyuluh

A. LATAR BELAKANG
Menurut Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007, bencana adalah
peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor
alam atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan
timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda
dan dampak psikologis.
Tanah Longsor adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa
batuan, bahan rombakan, tanah, atau material campuran tersebut, bergerak ke
bawah atau keluar lereng. Proses terjadinya tanah longsor dapat diterangkan
sebagai berikut: air yang meresap ke dalam tanah akan menambah bobot
tanah. Jika air tersebut menembus sampai tanah kedap air yang berperan
sebagai bidang gelincir, maka tanah menjadi licin dan tanah pelapukan di
atasnya akan bergerak mengikuti lereng dan keluar lereng.
Indonesia merupakan negara yang mempunyai keunikan dan keistimewaan
yang khas di dunia. Dengan jumlah pulau lebih dari 17.000 buah dan panjang
garis pantai lebih dari 80.000 km merupakan jumlah pulau terbesar dan garis
pantai terpanjang di dunia. dari segi kegunungapian Indonesia merupakan
negara dengan lokasi gunung api yang paling aktif di dunia dan merupakan
pertemuan lempeng tektonik di dunia yang berpotensi menimbulkan bencana
letusan vulkanik, gempa, dan tsunami. Pada posisi yang demikian Indonesia
merupakan wilayah dengan predikat dilalui sabuk api atau ring of fire.
Mitigasi bencana sangat penting dilakukan untuk keselamatan seluruh
warga. Walaupun nantinya suatu bencana tersebut datangnya tidak terduga
tetapi jika mitigasi bencana dilakukan dengan maksimal maka dampak yang
ditimbulkan bisa ditekan dengan seminimal mungkin.
B. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)
Setelah diberikan penyuluhan mengenai Mitigasi Bencana Tanah Longsor
diharapkan sasaran dapat mengerti dan siap mengahadapi terjadinya bencana.
C. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)
Setelah diberikan penyuluhan, diharapkan sasaran dapat :
1. Dapat menjelaskan Pengertian Bencana dengan baik dan benar.

2. Dapat menjelaskan Pengertian Tanah Longsor dengan baik dan benar.

3. Dapat menyebutkan Prinsip Pencegahan dan Mitigasi Bencana.

4. Dapat menyebutkan Jenis-Jenis Tanah Longsor.

5. Dapat memahami dan mengerti Cara Meminimalisir Kerugian Akibat

Tanah Longsor.

6. Dapat menyebutkan dan melaksanakan Cara Pencegahan Tanah Longsor.

D. MATERI PENYULUHAN
1. Pengertian bencana
2. Pengertian tanah longsor
3. Prinsip pencegahan dan mitigasi bencana
4. Jenis-jenis tanah longsor
5. Cara meminimalisir kerugian akibat tanah longsor
6. Pencegahan tanah longsor
E. METODE
Ceramah, Diskusi, Demonstrasi
F. MEDIA
Powerpoint, Leaflet, Booklet, dan Video Demonstrasi
G. EVALUASI
a. Evaluasi Struktur

Secara keseluruhan, persiapan penyuluhan mulai media, dan materi

sudah dipersiapkan sejak Selasa, 27 September 2022 dengan rincian

sebagai berikut :

1. Persiapan Media

Media yang digunakan dalam penyuluhan semuanya lengkap dan

bisa digunakan. Media yang digunakan Powerpoint, Leaflet,

Booklet, laptop dan Aplikasi Zoom Meeting.

2. Persiapan Materi

Materi yang diberikan dalam penyuluhan tentang Mitigasi Bencana

Tanah Longsor semuanya lengkap dan siap digunakan, dan

disebarluaskan dalam bentuk leaflet yang berisi gambar maupun

tulisan tentang Mitigasi Bencana Tanah Longsor.

3. Peserta Penyuluhan

Peserta penyuluhan akan direkrut menggunakan Google Formulir,

yang dimana pesertanya merupakan mahasiswa.

b. Evaluasi Proses

1. Kehadiran minimal 85% karena mengingat pentingnya penyuluhan


mengenai mitigasi bencana tanah longsor ini, dan berharap dengan
dilaksanakannya penyuluhan tentang mitigasi bencana tanah
longsor ini tentunya untuk keselamatan seluruh warga. Walaupun
nantinya suatu bencana tersebut datangnya tidak terduga tetapi jika
mitigasi bencana dilakukan dengan maksimal maka dampak yang
ditimbulkan bisa ditekan dengan seminimal mungkin
2. Minimal sasaran menyimak dan mendengarkan materi penyuluhan

sebesar 80%.

3. Dalam proses penyuluhan kesehatan ini berharap sasaran dapat

merespon dengan baik dan mendapat feedback yang baik.

4. Dalam proses penyuluhan diharapkan sasaran (peserta) aktif,

dimana bisa melakukan tanya jawab serangkaian tentang mitigasi

bencana tanah longsor yang masih belum dimengerti.

5. Peserta yang hadir mengikuti penyuluhan via ZOOM diharapkan

tidak meninggalkan room penyuluhan selama penyuluhan

berlangsung

6. Peserta yang hadir diharapkan bisa berinteraksi dengan baik

sehingga menciptakan suasana yang kondusif

c. Evaluasi Akhir

1. Jangka Pendek

a. Sasaran mengerti 80% dari materi yang disampaikan.

b. Sasaran mau memahami materi yang telah disampaikan dan

tidak mengobrol/ bermain HP ketika pemaparan materi sudah

dimulai.

c. Sasaran tidak ada yang meninggalkan room zoom penyuluhan

sebelum kegiatan selesai.

2. Jangka Panjang

Meningkatkan pengetahuan sasaran mengenai mitigasi bencana

tanah longsor sehingga dapat meminimalisir dampak jika bencana

tersebut terjadi. Pengorganisasian penyelenggaraan peneyuluhan


dilakukan sebelum dan saat evaluasi yang diberikan berupa

pertanyaan terbuka antara lain:

1. Apa pengertian Bencana?

2. Apa pengertian Tanah Longsor?

3. Bagaimana Prinsip Pencegahan dan Mitigasi Bencana?

4. Apa saja jenis-jenis Tanah Longsor?

5. Bagaimana cara Meminimalisir Kerugian Akibat Tanah

Longsor?

6. Bagaimana cara Pencegahan Tanah Longsor?

H. PENGORGANISASIAN & URAIAN TUGAS


1. Protokol / Pembawa Acara
Uraian Tugas
a. Membuka acara penyuluhan, memperkenalkan diri dan tim kepada
peserta
b. Menutup acara penyuluhan
2. Penyuluh / Pengajar
Uraian tugas:
Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan dengan Bahasa yang
muda dipahami oleh peserta
a. Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan memperhatikan proses
penyuluhan
b. Memotivasi peserta untuk bertanya
3. Fasilitator
Uraian tugas:
a. Ikut bergabung dan duduk bersama diantara peserta
b. Mengevaluasi peserta tentang kejalasan materi penyuluhan
c. Memotivasi peserta untuk bertanya materi yang belum jelas
d. Menginterupsi penyuluh tentang istilah/hal-hal yang dirasa kurang
jelas bagi peserta
4. Observer
Uraian tugas:
a. Mencatat nama, alamat dan jumlah peserta, serta menempatkan diri
sehingga memungkinan dapat mengamankan jalannya proses
penyuluhan
b. Mencatat pertanyaan yang diajukan peserta
c. Mengamati perilaku verbal dan non verbal peserta selama proses
penyuluhan
d. Mengevaluasi hasil penyuluhan dengan rencana penyuluhan
e. Menyampaikan evaluasi langsung kepada penyuluh yang dirasa tidak
sesuai dengan rencana penyuluhan
I. PROSES PELAKSANAAN
NO Waktu KEGIATAN KEGIATAN PESERTA
PENYULUHAN
1. 10 Pembukaan :
menit a. Memberi Salam a. Membalas salam
b. Memperkenalkan b. Mendengarkan
diri c. Mendengarkan
c. Sambutan Dosen
Pembimbing d. Menjawab pertanyaan
d. Menggali
pengetahuan
masyarakat tentang e. Mendengarkan
Tanah Longsor f. Menyetujui kontrak waktu
e. Menjelaskan Tujuan
f. Membuat kontrak
waktu
2. 25 Pelaksanaan :
menit 1. Menjelaskan materi
secara detail mengenai:
a. Menjelaskan a. Menyimak dengan baik
pengertian Bencana
dengan benar b. Menyimak dengan baik
b. Menjelaskan
pengertian Tanah
Longsor dengan c. Menyimak dengan baik
benar
c. Menjelaskan
prinsip pencegahan d. Menyimak dengan baik
dan mitigasi
bencana dengan
benar
d. Menyebutkan jenis-
jenis tanah longsor e. Menyimak dengan baik
dengan benar
e. Menjelaskan cara
meminimalisir
kerugian akibat
tanah longsor f. Menyimak dengan baik
dengan benar
f. Menjelaskan cara-
cara untuk
mencegah
terjadinya tanah
longsor dengan
benar
g. Mendemonstrasikan
Mitigasi Bencana
Tanah Longsor.
3. 10 Terminasi : a. Aktif bertanya
menit a. Memberikan
kesempatan untuk b. Mendengarkan jawaban yang
bertanya diberikan penyuluh
b. Menjawab
pertanyaan yang
diberikan audiens
4. 5 Evaluasi :
menit c. Menyimpulkan a. Mendengarkan dengan baik
materi yang
diberikan penyuluh b. Memberikan pesan dan kesan
d. Meminta/memberi
kesan dan pesan c. Menerima Hadiah
e. Memberikan hadiah
bagi audiens yang d. Menjawab salam
bertanya
f. Salam penutup

J. EVALUASI
1. Evaluasi struktur
Semua peserta hadir / ikut dalam kegiatan penyuluhan
Penyelengaraan penyuluhan dilakukan di balai desa
Perorganisaian penyuluah dilkaukan hati sebelumnya
2. Evaluasi proses
Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
Peserta tidak meninggalkan tempat sebelum kegiatan selesai
Peserta terlibat aktif dalam kegiatan penyuluhan
3. Evaluasi hasil
Peserta mengerti tentang materi penyuluhan, dapat menyebutkan
penyertian, pencegahan bencana, dan jenis-jenis tanah longsor.
Menyebutkan daerah yang rawan terjadinya bencana.
Menyebutkan upaya untuk mencegah terjadinya bencana tanah longsor
K. PENGORGANISASIAN
Pembawa Acara : Putu Anita Eka Putri
Pembicara : Arya Pangestu Putra Astawa
Observer : Kadek Yona Ariska
Fasilitator : Ni Luh Putu Mira Damayanti
Pembimbing : Ns. Made Martini, S.Kep., M.Kep
L. SUMBER
Suwaryo, P. A. W., & Yuwono, P. (2017). Faktor-faktor yang mempengaruhi
tingkat pengetahuan masyarakat dalam mitigasi bencana alam tanah longsor.
URECOL, 305-314.

Sulistyo, B. (2016). Peranan sistem informasi geografis dalam mitigasi


bencana tanah longsor. In Presntasi Seminar Nasional Mitigasi Bencana
Dalam Perencanaan Pengembangan Wilayah, Maret Bengkulu.

Hamida, F. N., & Widyasamratri, H. (2019). Risiko kawasan longsor dalam


upaya mitigasi bencana menggunakan sistem informasi geografis. Pondasi,
24(1), 67-89.

Nurjanah, S., & Mursalin, E. (2022). Pentingya Mitigasi Bencana Alam


Longsor Lahan: Studi Persepsi Mahasiswa. Jurnal Basicedu, 6(1), 515-523.

BPBD Wonogiri. 2019. Upaya Penanggulangan Bencana longsor. BPBD


Wonogiri. (Terdapat di https://bpbd.wonogirikab.go.id/2019/02/22/upaya-
penanggulangan-bencana-longsor/ )

BPBD Prov. Jogja. 2018. Mitigasi Bencana Tanah Longsor. BPBD Prov.
Jogja (Terdapat di http://bpbd.jogjaprov.go.id/berita/mitigasi-bencana-tanah-
longsor-1)

M. MATERI
A. Pengertian Bencana
Bencana merupakan suatu proses alam atau bukan alam yang
menyebabkan korban jiwa, harta dan mengganggu tatanan kehidupan.
Banyaknya peristiwa bencana yang terjadi di Indonesia dan menimbulkan
korban jiwa serta kerugian harta benda yang besar membutuhkan manajemen
bencana yang baik. Berdasarkan data statistik di Indonesia sampai dengan Juli
2017, korban jiwa mencapai 1.481 orang meninggal akibat bencana.
Manajemen bencana perlu dilakukan dan dipahami oleh semua kalangan
meliputi pemerintah, masyarakat dan tenaga kesehatan. Manajemen bencana
terdiri dari Pra Bencana, Saat Bencana dan Pasca Bencana. Mitigasi
merupakan bagian dari pra bencana yang memiliki peran dalam pengurangan
resiko bencana, mencegah dan mengurangi jumlah korban ketika bencana
terjadi.
B. Pengertian Tanah Longsor
Tanah longsor merupakan bencana alam geologi yang diakibatkan oleh
gejala alam geologi maupun tindakan manusia dalam mengelola lahan.
Dampak dari bencana ini sangat merugikan, baik dari segi lingkungan
maupun sosial ekonomi (BNPB, 2008). Tanah longsor terjadi karena adanya
gerakan tanah sebagai akibat dari bergeraknya masa tanah atau batuan yang
bergerak di sepanjang lereng atau diluar lereng karena faktor gravitasi.
Kekuatan gravitasi yang dipaksakan pada tanah-tanah miring melebihi
kekuatan memecah kesamping yang mempertahankan tanah-tanah tersebut
pada posisinya.
C. Prinsip Pencegahan dan Mitigasi Bencana
Prinsip-prinsip penanggulangan bencana menurut UU No. 24 tahun 2007
adalah cepat dan tepat; prioritas; koordinasi dan keterpaduan; berdaya guna
dan berhasil guna; transparansi dan akuntabilitas; kemitraan; pemberdayaan;
nondiskriminatif; dan nonproletisi.
D. Jenis-Jenis Tanah Longsor
Tanah longsor sendiri di bedakan menjadi 6 jenis, yaitu:
1. Longsoran Translasi: Longsoran translasi adalah ber-geraknya massa
tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk rata
ataumenggelombang landai.
2. Longsoran Rotasi: Longsoran rotasi adalah bergerak-nya massa tanah
dan batuan pada bidang gelincir berbentuk cekung.
3. Pergerakan Blok: Pergerakan blok adalah perpindahan batuan yang
bergerak pada bidang gelincir berbentuk rata. Longsoran ini disebut
juga longsoran translasi blok batu.
4. Runtuhan Batu: Runtuhan batu terjadi ketika sejum-lah besar batuan
atau material lain bergerak ke bawah dengan cara jatuh bebas.
Umumnya terjadi pada lereng yang terjal hingga meng-gantung
terutama di daerah pantai. Batu-batu besar yang jatuh dapat
menyebabkan kerusakan yang parah.
5. Rayapan Tanah: Rayapan Tanah adalah jenis tanah longsor yang
bergerak lambat. Jenis tanahnya berupa butiran kasar dan halus. Jenis
tanah longsor ini hampir tidak dapat dikenali. Setelah waktu yang
cukup lama longsor jenis rayapan ini bisa menyebabkan tiang-tiang
telepon, pohon, atau rumah miring ke bawah.
6. Aliran Bahan Rombakan: Jenis tanah longsor ini terjadi ketika massa
tanah bergerak didorong oleh air. Kecepatan aliran tergantung pada
kemiringan lereng, volume dan tekanan air, dan jenis materialnya.
Gerakannya terjadi di sepanjang lembah dan mampu mencapai ratusan
meter jauhnya. Di beberapa tempat bisa sampai ribuan meter seperti di
daerah aliran sungai di sekitar gunungapi. Aliran tanah ini dapat
menelan korban cukup banyak.
E. Cara Meminimalisir Kerugian Akibat Tanah Longsor
1. Rencanakan pengembangan system peringatan dini di daerah rawan
bencana
2. Penyebarluasan informasi bencana Gerakan tanah melalui berbagai
media dan cara sehingga bisa diterima masyarakat, baik secara formal
maupun non formal
3. Hindari melakukan penggalian pada daerah bawah lereng terjal yang
akan mengganggu kestabilan lereng sehingga mudah longsor
4. Hindari membuat pencetakan sawah baru atau kolam pada lereng yang
terjal sehingga mengakibatkan tanah mudah bergerak
5. Budidayakan tanaman pertanian, shingga perkebunan yang sesuai
dengan azas pelestarian lingkungan dan kestabilan lereng
6. Hindari bermukim atau mendirikan bangunan di tepi sungai
F. Pencegahan Tanah Longsor
Kejadian tanah longsor seringkali terjadi di beberapa daerah di Indonesia
dan tak sedikit korban yang tewas karenanya. Badan Penanggulangan Bencana
sudah sering melakukan upaya penanggulangan tanah longsor, namun kita
tidak tahu kapan bencana itu akan terjadi. Indonesia mempunyai rekor
masalah bencana longsor salah satu yang terbesar adalah longsor di
Banjarnegara pada 2015 kemarin. Inilah sebabnya perlu dilakukan upaya dan
strategi penanggulangan tanah longsor antara lain adalah dengan:
1. Menghindari pembangunan pemukiman di daerah dibawah lereng
yang rawan terjadi tanah longsor.
2. Mengurangi tingkat keterjangan lereng dengan pengolahan lahan
terasering di kawasan lereng
3. Menjaga drainese lereng yang baik untuk menghindarkan air mengalir
dari dalam lereng keluar lereng
4. Pembuatan bangunan penahan supaya tidak terjadi pergerakan tanah
penyebab longsor
5. Penanaman pohon yang mempunyai perakaran yang dalam dan jarak
tanam yang tidak terlalu rapat diantaranya di seling-selingi tanaman
pendek yang bisa menjaga drainase air.
6. Relokasi daerah rawan longsor, meskipun butuh dana besar ini adalah
upaya penting yang harus dilakukan pemerintah ketika ancaman
bencana bisa merenggut nyawa dan kerugian yang besar.
7. Warning system atau teknologi peringatan bencana longsor dengan
menciptkan alat-alat pendeteksi pergerakan tanah yang berisiko akan
longsor di daerah-dareh longsor. Peringatan sebelum longsor bisa
dilakukan kepada warga untuk melakukan tindakan mitigasi bencana.
N. LEMBAR SOAL
1. Ada berapa jenis tanah longsor? Dan sebutkan jenisnya
Jawaban:
Ada 6. Longsoran translasi, longsoran rotasi, pergerakan blok, runtuhan
batu, rayapan tanah, aliran bahan rombakan
2. Bagaimana pencegahan tanah longsor? Minimal 3.
Jawaban:
Penanaman pohon, warning system, menghindari pembangunan
pemukiman di daerah longsor

Anda mungkin juga menyukai